Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

FUNGSI PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Di susun oleh:

RITA ANRYANI
14420211059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana


informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.

Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting


and relating of fact, the making and using of assumption, regarding the future in
the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to
achieve desired result”. Dengan pengertian ini disimpulkan antara lain:

a. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan
keterangan kongkret.
b. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan
pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
c. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan
tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu
kelancaran usaha
BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP MANAJEMEN

A. Definisi Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut Liang Lie, manajemen adalah suatu ilmu dan seni
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengontrol dari benda dan manusia
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Liang Lie, 2008 dalam
Nursalam, 2011).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Didalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf,
sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999
dalam Nursalam, 2011).

B. Fungsi Manajemen
Manajemen berasal dari Manage, yaitu mengatur. Dimana dalam hal
mengatur ada beberapa pertanyaan; mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan
tersebut diadakan. Manajemen merupakan usaha dari orang-orang untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan (Visi dan Misi) sehingga akan ada hubungan
antara administrasi, manajemen, dan organisasi. Manajemen dibutuhkan oleh semua
organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian
tujuan  akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen:

a. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi


b. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-
sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak berkepentingan
dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,
konsumen, supplier, serikat kerja,  asosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan
efektivitas.
 Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning), perencanaan merupakan:
1. Gambaran apa yang akan dicapai
2. Persiapan pencapaian tujuan
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4. Persiapan tindakan-tindakan
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis
6. Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (Organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,


mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja,
alat-alat keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (Actuating) Menggerakkan orang-orang agar mau/suka bekerja.


Ciptakan suasana bekerja   bukan hanya karena perintah tetapi harus dengan
kesadaran sendiri dan termotivasi.

d. Pengendalian/pengawasan (Controlling) merupakan fungsi pengawasan agar


tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana. Pengendalian juga berfungsi agar
kesalahan dapat segera diperbaiki.

e. Penilaian (Evaluasi) Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil


pekerjaan yang seharusnya dicapai.
KONSEP PERENCENAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai suatu proses koordinasi dan


integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai perawatan, tujuan pelayanan dan obejektif (Huber, 2006).

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat (Suyanto, 2008).

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama


yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Kepegawaian), 
Directing (Pengarahan), Controlling (Pengendalian/Evaluasi).

Perencanaan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain


lingicungan (external change), keputusan , organisasi yang dapat berbentuk pensiun,
pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kematian. Perencaan ketenagaan merupakan suatu
proses yang kompleks, yang memerlukan ketelitian dalam menerapkan jumlah tenaga
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi.

A. Definisi Perencanaan
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan merupakan landasan
dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan
tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan
dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planningadalah
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang
melakukannya.
B. Prinsip perencanaan
Menurut siagian (1998), perencaan yang baik harus memiliki prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik yaitu:
 Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana
merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang akan
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.
 Dibuat oleh orang-orang yang mengerti organisasi
 Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik perencaan
 Adanya suatu perencanaan yang teliti,yang berarti rencana harus di ikuti
oleh program kegiatan terinci
 Tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksanaan, artinya harus
tergambar bagaimana rencana tersebut dilaksanakan.
 Bersifat sederhana, yang berarti disusun secara sistematis dan
prioritasnya jelas terlihat.
 Bersifat luwes, yang berarti bisa diadakan penyesuaian bila ada
perubahan
 Terdapat tempat pengambilan risiko karena tidak  ada seorangpun yang
mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan dating
 Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi
organisasi
 Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang terjadi.

b. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang


harus dijawab dengan memuaskan menggunakan pendekatan 5W1H
 What > kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah disepakati?
 Where > dimana kegiatan akan dilakukan?
 When > kapan kegiatan tersebut akan dilakukan?
 Who > siapa yang harus melaksanakan kegiatan tersebut?
 Why > mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?
 How > bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut kearah
pencapaian tujuan?
c. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus
diselesaikan dengan menggunakan teknik ilmiah, artinya harus disusun
dengan cara sistematis dan didasarkan pada langkah sebagai berikut:
 Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi
 Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana
 Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul
 Menetapkan data alternatif pemecahan masalah
 Melaksanakan rencana yang telah tersusun
 Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
 Menilai hasil yang telah dicapai
 
C. Tipe-tipe perencanaan
a. Berdasarkan luasnya
1. Strategic; rencana yang berlaku bagi organisasi secara
keseluruhan, menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha
menetapkan organisasi tersebut kedalam lingkungannya
2. Operasional; rencana yang memerinci detail cara mencapai
sasaran menyeluruh

b. Berdasarkan karangka waktu


1. Jangka panjang
2. Jangka pendek

c. Berdasarkan kehususan
1. Pengarahan; rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum
2. Pemerinci;  rencana yang mendefenisikan dengan jelas dan tidak
memberuang untuk penafsiran

d. Berdasarkan frekuensi
1. Sekali pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang yang secara
kusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik
2. Terus menerus; rencana yang berkesinambungan yang menjadi
pedoman bagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
D. Tujuan perencanaan
1. Standar pengawasan
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan yang
sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
4. Meminimalkan kehgiatan yang tidak produktif
5. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
6. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
7. Mengarahkan pada pencapaian tujuan

E. Manfaat perencanaan
a. Standar pelaksanaan dan pengawasan
b. Pemilihan alternatif terbaik
c. Penyusunan skala perioritas
d. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
e. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
f. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
g. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN

Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang
pemimpin organisasi,termasuk organisasi keperawatan. Keberhasilan suatu organisasi
salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Hal ini berhubungan erat
dengan bagaimana seorang pimpinan merencanakan ketenangan di unit kerjanya.

A. Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Drucicter dan Gillies(1994)


meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang diberikan
2. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan
3. Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang dibutuhkan
4. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
5. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shif
6. Melakukan seleksi calon-calon yang ada
7. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan

Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan


tenaga keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya dalam perencanaan tenaga
keperawatn, maka pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam
organisasinya,seperti:

1. Rasio antara perawat dan klien di dalam perawatan intensif adalah 1:1 atau 1:2;
2. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah, kebidanan, anak
dan psikiatri adalah 2:1 atau 3:1
3. Rasio antara perawat dan klien san shif pagi atau sore adalah 1:5 untuk malam
hari di ruang rawat dan lain-lain 1:10

Jumlah tenaga terapil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien. Menurut


Abdullah & Levine (1965) dalam Gillies (1994), seharusnya dalam suatu unit ada 55%
tenaga ahli dan 45% tenaga terampil.

B. Perkiraan kebutuhan tenaga


Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang
akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien disetiap unit.

C. Kategori perawatan klien:


1. Perawatan mandiri (self cae), yaitu klien memerlukan bantuan  minimal
dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan.
2. Perawat sebagai (partial care), yaitu klien memerlukan bantuan sebagai
dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu.
3. Perawatan total (total care), yaitu klien memerlukan bantuan secara
penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi secara ketat.
4. Perawatan intensif (intensive care), yaitu klien memerlukan observasi
dan tindakan keperawatan yang terus menerus.
D. Cara menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit sebagai
berikut:
1. Rasio perawat klien disesuaikan dengan standar perkiraan jumlah klien
sesuai data sensus.
2. Pendekatan teknik industri, yaitu identitas tugas perawat dengan
menganalisis alur kerja perawat atau work flow rata-rata frekuensi dan
waktu kerja ditentukan dngan data sensus klien, dihitung untuk
menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan.
3. System  approach staffing atau pendekatan sistem ketenangan dapat
menentukan jumlah optimal yang sesuai dengan kategori perawat untuk
setiap unit serta mempertimbangkan komponen input-proses-outpon-
umpan balik.

PERENCANAAN LOGISTIK

Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam pemberian


pelayanan kesehata yang berfokus bukan pada masalah pelayanan medik tetapi
menyangkut pada masalah pelayanan non medik, karena rumah sakit merupakan suatu
organisasi yang padat akan modal, padat karya dan padat akan masalah. Demi untuk
menunjang pelayanan yang bermutu bagi pasien di rumah sakit, maka rumah sakit
memerlukan suatu sarana dan prasarana yang lengkap untuk mencapai suatu tujuan.
Sarana dan prasarana tersebut harus dikelola oleh suatu organisasi, sehingga proses
perencanaan sampai pendistribusian alat dapat dikelola dengan baik dan benar. Oleh
karena itu rumah sakit harus memiliki suatu unit yaitu bidang logistik, yang bertujuan
memenuhi kebutuhan akan alat-alat/barangbarang dalam mendukung pemberian
pelayanan kepada pasien di rumah sakit (Tristyana, 2012). Untuk mendukung pemberian
pelayanan yang bermutu dan berkualitas, Rumah sakit dalam hal pengelolaan alat-
alat/barang-barang harus dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga alat-alat medik
dan non medik saat diperlukan dapat diperoleh dengan cepat dengan jumlah yang cukup
dan mutu yang baik (Ria, 2012) .

Bidang logistik di suatu rumah sakit merupakan unit penunjang yang sangat
penting karena bidang logistik memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan akan
alat-alat/barang-barang yang dibutuhkan oleh setiap ruang perawatan dirumah sakit,
untuk itu bidang logistik harus selalu menyediakan alat-alat/barang±barang yang
dibutuhkan oleh user atau pasien (Tristyana, 2012). Sebagai seorang manajer
keperawatan kepala ruangan bertugas melaksanakan fungsi perencanaan yaitu
merencanakan jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan. Kepala ruangan juga bertugas
mengelola dan melaksanakan penyusunan permintaan rutin ruangan akan kebutuhan alat
dan bahan untu mendukung proses penyembuhan pasien, mengatur dan
mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan bersih dan siap
pakai, serta bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi peralatan yang ada di
ruangan, dan sebagai pengawas dan pengendalian peralatan secara efektif dan efisien
(Depkes RI,1994)

Manajer berfungsi mengelola bidang logistik dimana fungsinya mengidentifikasi,


merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem
pengelolaan logistik secara efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dapat
memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga dapat memberikan dampak yang baik
dan bermutu . Manajer logistik harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
umum rumah sakit. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau
meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat yang dapat
memberikan dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit. Bahan
atau alat yang disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara
lain: obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan
logistik umum dan teknik (Massie, 2010).
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin
fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan
akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Maria H Bakri. (2017). Manajemen Keperawatan Konsep Dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Pustaka Baru Press.

Nurmalia, D., & Nivalinda, D. (2016). Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Aplikasi
Mentoring Budaya Keselamatan Pasien. Media Medika Muda, 1(3), 203–208.

Pelatihan, P., Penerapan, D. A. N., Kepala, O., & Terhadap, R. (2018). Jurnal Ilmiah
Keperawatan Imelda
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN Vol. 4, No. 2,
September 2018. 4(2), 99–110.

Anda mungkin juga menyukai