Anda di halaman 1dari 10

”TUGAS PRAKTEK”

MATERNITAS”

Nama Dosen : Dr. Nur Elly,S.Kp.,M.Kes

Nama : Bellah Aprita

Kelas : 2A

Nim : P0 5120219 007

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Cara Pemeriksaan TFU

1.      Menyiapkan alat

a.    Alat ukur yang tidak elastis

b.    Kalender kehamilan

c.    Alat-alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat mempersiapkan alat untuk

pemeriksaan inspeksi

d.   Status ibu

2.      Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan inspeksi)

a.    Menjelaskan tujuan pemeriksaan

b.    Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan menggganjal bantal di bagian

punggung bawah untuk kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan

3.      Melaksanakan pemeriksaan

a.    Pemeriksaan berdiri disebelah kanan ibu

b.    Meteran didekatkan sehingga mudah mengambil waktu pemeriksaan

c.    Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uterus berada di tengah

abdomen

d.   Setelah fundus uteri diposisikan tepat ditengah abdomen tangan kiri menahan  fundus

uteri tangan kanan menempelkan meteran yang terbalik tepat ditengah, mulai dari fundus
uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis

samapai fundus uteri

e.    Mengangkat meteran dan membalik, kemudian membaca hasil pengukuran

f.     Menggulung pita meteran dengan rapi dan menempelkan pada tempatnya

g.    Mencari hasil pemeriksaan pada status ibu.

2. Bounding Attachment

Tahap-tahap bounding attachment

Tiga tahap dalam bonding attachment (Rini & Kumala, 2016) :

1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan


mengeksplorasi segera sesudah mengenal bayinya. Menurut Klaus (1982), bagian penting
dari ikatan adalah perkenalan

2) Bounding (keterikatan)

3) Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain

3. Perawatan luka perinium


Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis,
sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Hidayat, 2004). Perinium
adalah bagian permukaan pintu bawah panggul yang terletak di antara vulva dan anus.
Perinium terdiri atas otot fascia urogenitalis serta diafragma pelvis (Wiknjosastro, 2007).
Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan
caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara lubang dubur dan bagian alat
kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi (Kumalasari,
2015).

2. Tujuan perawatan luka perinium

Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015) yaitu sebagai
berikut:

a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan

b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu

c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membrane mukosa

d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan

e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan

f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris

g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat

3. Perawatan luka perinium menurut APN

a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering

b. Menghindari pemberian obat tradisional

c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam

d. mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 kali sehari

e. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan


luka

4. Dampak perawatan luka perinium

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut:

a. Infeksi

b. Komplikasi
c. Kematian ibu postpartum

5. Pengertian infeksi masa nifas

Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke
dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Retna Ambarwati & Wulandari,
2010).

4.Perawatan Payudara

Merawat payudara ketika memberikan ASI membuat aktivitas menyusui bisa dilakukan
dengan nyaman, lancar, dan tanpa rasa sakit. Ketahui cara merawat payudara terutama pada
masa nifas agar Busui (ibu menyusui) terhindar dari beragam keluhan yang dapat muncul
ketika menyusui. Perawatan payudara (BREAST CARE) terdiri atas breast massage (pijat
payudara), merawat payudara ketika menyusui, dan merawat payudara usai menyusui.

 Kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak selama 3-5 menit
 Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
 Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting susu
 Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara kedua payudara
 Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, kea rah sisi kiri, telapak
tangan kanan kearah sisi kanan
 Diteruskan kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut kedepan
kemudian dilepas dari kedua payudara.
 Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari tangan kanan sisi
kelingking mengurut payudara kearah putting susu
 Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya memegang dan
mengurut payudara dari arah pangkal kearah putting susu.

MERAWAT PAYUDARA KETIKA MENYUSUI

 Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar ketika


menyusui. Pastikan mulut Si Kecil mencakup sebagian besar areola (area gelap di
sekitar puting) ibu, jangan hanya puting. Jika posisi mulut Si Kecil benar, ibu pun
akan merasa nyaman dan tidak pegal. Posisi mulut yang tepat juga membantu
mencegah puting terasa sakit dan melancarkan proses menyusui.
 Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang dapat ibu
coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan Si Kecil. Minta saran dokter atau bidan
tentang cara menggendong dan menyusui bayi dengan benar.
 Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi pada bayi
mungkin sedang mulai tumbuh. Untuk mencegah agar puting tidak digigit, hentikan
isapan ASI setelah Si Kecil selesai menyusui atau ketika tertidur. Untuk
menghentikan isapan ASI, selipkan jari Anda ke sisi mulut Si Kecil.
 Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Ibu mungkin perlu membangunkan
Si Kecil pada malam hari untuk memberinya ASI. Bayi harus menyusu dari kedua
payudara sama banyaknya selama sehari. Jika pada jam 8 Si Kecil menyusu dari
payudara kanan, maka pada jam 10 tawarkan payudara kiri ibu.
 Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberi pijatan payudara atau
kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar ASI. Untuk
nyeri pada payudara, berikan kompres hangat dan dingin secara bergantian untuk
mengurangi nyeri.

MERAWAT PAYUDARA USAI MENYUSUI

 Selain melakukan perawatan saat menyusui, Ibu dapat melanjutkan perawatan usai
menyusui dengan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan ketika Si Kecil
sedang tidur, antara lain:
 Bersihkan puting dengan lembut tanpa menggunakan sabun atau sampo hingga bersih.
Jangan oleskan alkohol, lotion, atau parfum pada puting. Gunakan salep antibakteri
untuk mengatasi puting pecah-pecah.
 Biarkan puting kering dengan sendirinya tanpa perlu dilap.
 Oleskan salep pelembap yang mengandung lanolin pada puting setiap kali selesai
menyusui. Ini akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mencegah puting mengering
dan pecah-pecah.
 Sering-seringlah mengganti bantalan payudara (breast pad).
 Jika payudara sakit ketika menyusui, berhenti menyusui secara langsung dan gunakan
pompa ASI selama beberapa hari.
 Jika merasa putting Ibu datar atau masuk ke dalam, segera periksakan ke dokter.
 Setiap selesai menyusui, oleskan beberapa tetes ASI pada puting Anda dan biarkan
hingga kering. ASI melembapkan dan melindungi puting dari infeksi.
 Selalu memegang payudara dengan tangan yang bersih.
 Segera konsultasi ke dokter jika pada puting atau payudara muncul tanda-tanda
infeksi, seperti demam, muncul bisul atau benjolan merah pada payudara yang terasa
nyeri, keseluruhan payudara bengkak, dan puting payudara bernanah atau berdarah.

5. Pijat Oksitosin

1. Posisikan tubuh dalam posisi duduk, bersandar ke depan sambil memeluk bantal. Jaga

posisi senyaman mungkin. Jika dibutuhkan, taruh meja di depan tubuh sebagai tempat

bersandar.

2. Pijat kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan kepalan tangan dengan ibu jari

menunjuk ke depan.

3. Pijat kuat dengan gerakan melingkar.


4. Kemudian pijat sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatas dada, dari leher sampai

ke tulang belikat.

5. Lakukan pijatan ini selama 2 sampai 3 menit.

6. Pijatan oksitosin ini bisa dilakukan oleh orang terkasih, terutama suami. Atau, bisa

dibilang pijat ini baik sekali jika dilakukan dengan penuh kasih sayang. Dengan begitu

produkasi ASI akan jauh lebih lancar.

7. Konsultasikan dengan konselor laktasi agar ibu mengerti tentang gerakan pijat, sehingga

hasilnya maksimal.

6.Cara Pemberian ASI Yang Benar

 Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman

Posisi menyusui yang baik adalah posisi di mana kepala bayi harus lebih tinggi
dibandingkan tubuhnya, hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu
dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian,
tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi membuka
mulutnya.

 Mendekatkan bayi ke payudara

Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke
payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah
bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membimbing bayi dengan dengan
menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu ibu.

 Perlekatan yang benar

Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya menempel pada
puting, namun pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin. Perlekatan ini
merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui dengan benar. Tanda
bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi
menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat
bayi menelan ASI.

 Membetulkan posisi bayi

Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke dalam
mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya berhenti
menyusu sementara Anda bisa menyesuaikan posisi bayi. Kemudian, coba lagi untuk
perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat
menyusu dengan baik.

 Waktu menyusu

Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya. Untuk bayi yang
baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam dengan dengan waktu
menyusu 15 – 20 menit setiap kalinya. Umumnya dibutuhkan beberapa waktu untuk
adaptasi ibu dan bayi, agar proses menyusui berjalan lancar.

7.Cara Menyimpan ASI

 Taruh ASI ke dalam wadah yang sudah disterilisasi. Pastikan semuanya bersih untuk menghindari
pertumbuhan bakteri di dalam ASI yang akan Ibu simpan. Jangan memasukkan ASI ke dalam gelas
plastik minuman kemasan ataupun plastik styrofoam.
 Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
 Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
 Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam kulkas selama semalam, baru masukkan ke freezer.
Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan (+3-6 bulan).
 Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke dalam kulkas malam sebelumnya, kemudian besok
baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas.

Anda mungkin juga menyukai