MATERNITAS”
Kelas : 2A
c. Alat-alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat mempersiapkan alat untuk
pemeriksaan inspeksi
b. Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan menggganjal bantal di bagian
c. Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uterus berada di tengah
abdomen
d. Setelah fundus uteri diposisikan tepat ditengah abdomen tangan kiri menahan fundus
uteri tangan kanan menempelkan meteran yang terbalik tepat ditengah, mulai dari fundus
uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis
f. Menggulung pita meteran dengan rapi dan menempelkan pada tempatnya
2. Bounding Attachment
2) Bounding (keterikatan)
3) Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain
Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015) yaitu sebagai
berikut:
c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membrane mukosa
d. mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 kali sehari
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut:
a. Infeksi
b. Komplikasi
c. Kematian ibu postpartum
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke
dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Retna Ambarwati & Wulandari,
2010).
4.Perawatan Payudara
Merawat payudara ketika memberikan ASI membuat aktivitas menyusui bisa dilakukan
dengan nyaman, lancar, dan tanpa rasa sakit. Ketahui cara merawat payudara terutama pada
masa nifas agar Busui (ibu menyusui) terhindar dari beragam keluhan yang dapat muncul
ketika menyusui. Perawatan payudara (BREAST CARE) terdiri atas breast massage (pijat
payudara), merawat payudara ketika menyusui, dan merawat payudara usai menyusui.
Kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak selama 3-5 menit
Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting susu
Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara kedua payudara
Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, kea rah sisi kiri, telapak
tangan kanan kearah sisi kanan
Diteruskan kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut kedepan
kemudian dilepas dari kedua payudara.
Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari tangan kanan sisi
kelingking mengurut payudara kearah putting susu
Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya memegang dan
mengurut payudara dari arah pangkal kearah putting susu.
Selain melakukan perawatan saat menyusui, Ibu dapat melanjutkan perawatan usai
menyusui dengan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan ketika Si Kecil
sedang tidur, antara lain:
Bersihkan puting dengan lembut tanpa menggunakan sabun atau sampo hingga bersih.
Jangan oleskan alkohol, lotion, atau parfum pada puting. Gunakan salep antibakteri
untuk mengatasi puting pecah-pecah.
Biarkan puting kering dengan sendirinya tanpa perlu dilap.
Oleskan salep pelembap yang mengandung lanolin pada puting setiap kali selesai
menyusui. Ini akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mencegah puting mengering
dan pecah-pecah.
Sering-seringlah mengganti bantalan payudara (breast pad).
Jika payudara sakit ketika menyusui, berhenti menyusui secara langsung dan gunakan
pompa ASI selama beberapa hari.
Jika merasa putting Ibu datar atau masuk ke dalam, segera periksakan ke dokter.
Setiap selesai menyusui, oleskan beberapa tetes ASI pada puting Anda dan biarkan
hingga kering. ASI melembapkan dan melindungi puting dari infeksi.
Selalu memegang payudara dengan tangan yang bersih.
Segera konsultasi ke dokter jika pada puting atau payudara muncul tanda-tanda
infeksi, seperti demam, muncul bisul atau benjolan merah pada payudara yang terasa
nyeri, keseluruhan payudara bengkak, dan puting payudara bernanah atau berdarah.
5. Pijat Oksitosin
1. Posisikan tubuh dalam posisi duduk, bersandar ke depan sambil memeluk bantal. Jaga
posisi senyaman mungkin. Jika dibutuhkan, taruh meja di depan tubuh sebagai tempat
bersandar.
2. Pijat kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan kepalan tangan dengan ibu jari
menunjuk ke depan.
ke tulang belikat.
6. Pijatan oksitosin ini bisa dilakukan oleh orang terkasih, terutama suami. Atau, bisa
dibilang pijat ini baik sekali jika dilakukan dengan penuh kasih sayang. Dengan begitu
7. Konsultasikan dengan konselor laktasi agar ibu mengerti tentang gerakan pijat, sehingga
hasilnya maksimal.
Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman
Posisi menyusui yang baik adalah posisi di mana kepala bayi harus lebih tinggi
dibandingkan tubuhnya, hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu
dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian,
tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi membuka
mulutnya.
Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke
payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah
bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membimbing bayi dengan dengan
menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu ibu.
Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya menempel pada
puting, namun pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin. Perlekatan ini
merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui dengan benar. Tanda
bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi
menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat
bayi menelan ASI.
Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke dalam
mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya berhenti
menyusu sementara Anda bisa menyesuaikan posisi bayi. Kemudian, coba lagi untuk
perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat
menyusu dengan baik.
Waktu menyusu
Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya. Untuk bayi yang
baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam dengan dengan waktu
menyusu 15 – 20 menit setiap kalinya. Umumnya dibutuhkan beberapa waktu untuk
adaptasi ibu dan bayi, agar proses menyusui berjalan lancar.
Taruh ASI ke dalam wadah yang sudah disterilisasi. Pastikan semuanya bersih untuk menghindari
pertumbuhan bakteri di dalam ASI yang akan Ibu simpan. Jangan memasukkan ASI ke dalam gelas
plastik minuman kemasan ataupun plastik styrofoam.
Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam kulkas selama semalam, baru masukkan ke freezer.
Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan (+3-6 bulan).
Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke dalam kulkas malam sebelumnya, kemudian besok
baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas.