OLEH
ANDI ANISA AGUNG
B 111 10 289
Oleh:
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diajukan dalam Ujian Skripsi sebagai
Pembimbing I Pembimbing II
iii
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
diatasi.
Penulis, yakni: Andi Agung Kasim, S.E., dan Ir. Andi Tenri Pada yang
tiada batasnya. Skripsi ini merupakan buah dari hasil didikan beliau
Agung dan Andi Muhammad Afif Ananda Agung beserta keluarga lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Juga tak terlupakan ucapan
Andi Muh. Kasim dan Hj. Andi Rusni Kasim serta H. Andi Yuddin dan Hj.
vi
Andi Yummi. Khususnya teruntuk Petta Mammi yang selalu bersabar
merawat penulis hingga saat ini. Tiada kata yang cukup untuk
ini bukanlah atas usaha dari Penulis sendiri melainkan banyak pihak-pihak
yang terlibat baik secara langsung maupun berkat doa mereka. Penulis
1. Bapak Dr. Anshori Ilyas, S.H., M.H., selaku pembimbing I dan Bapak
2. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus Patturusi, SPBO selaku Rektor Universitas
3. Bapak Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.S., DFM selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin, Bapak Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H.,
M.H. selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Anshori Ilyas, S.H., M.H. selaku
Wakil Dekan II, dan Bapak Romi Librayanto, S.H., M.H., selaku Wakil
4. Bapak Prof. Dr. Achmad Ruslan, S.H., M.H., Bapak Dr. Zulkifli Aspan,
S.H., M.H. Bapak Dr. Muh. Hasrul, S.H., M.H. selaku dosen penguji
vii
5. Prof. Dr. Marwati Riza, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Tata
Negara dan Muh. Zulfan Hakim, S.H., M.H. selaku Sekretaris Bagian
6. Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H., M.H. selaku Penasihat Akademik
perkuliahan.
Sulawesi Selatan.
9. Bapak Kadir Masri (Kepala Sub Bagian Umum BKD Kota Makassar)
Kota Makassar.
Hasanuddin.
viii
13. Juminarto Mirajad Kamaruddin, S.H., dan Aril Surya Ananda S.H.,
15. Sahabat Mon Zahy Muallimat Arasy Padil yang selalu setia menemani
disegala situasi, Navira Araya Tueka yang selalu care dan selalu bisa
diandalkan, Waode Dwi Rahayu M.W yang terlalu sibuk that why I
always miss her , Andi Annisa kembaran dalam segala hal kecuali
Hukum Unhas
18. Sepupu sekaligus Sahabat : Putri, Malik, Dini, Ekky, Riri yang selalu
penulis.
19. Keluarga dan Sahabat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kabupaten Malili,
Luwu Timur tahun 2013: Pakde, Bude, dan seluruh masyarakat Desa
pernah ditemui Penulis selama ini juga salam terhangat buat seluruh
ix
20. Sahabat-Sahabat Magang dan Staf Direktorat Asia Selatan dan
Noldy Pinontoan, Ibu Dir , Pak Dekrit, Pak Leonard, Pak Tri, beserta
berarti.
Jihat, K‟ Eka, K‟ Lastri, Edi, Emi, Dio, Anca, Fahry pengalaman dan
22. Seluruh pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung maupun
dengan doa yang tidak dapat Penulis rincikan dalam intermeso skripsi
mengingatnya.
karakter dan ucapan yang sekiranya tidak berkenan di hati. Penulis pada
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini dapat
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................ v
xi
a. Pengertian Tindakan Pemerintah ................... 29
b. Unsur-unsur Tindakan Pemerintah ................. 34
c. Macam-macam Tindakan Hukum
Pemerintahan................................................... 36
d. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik ................................................................. 44
3. Jenis-jenis Jabatan Pemerintahan ............................. 48
Terbuka ........................................................................... 59
Terbuka ........................................................................... 81
xii
BAB V PENUTUP ................................................................................ 87
A. Kesimpulan ..................................................................... 87
B. Saran .............................................................................. 88
LAMPIRAN ........................................................................................... 92
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakatnya.
Dalam artian bahwa hukum bukanlah sesuatu yang rigid, melainkan terus
1
Ambtenorganisatie secara harfiah berasal dari Bahasa Belanda yang berarti organisasi
jabatan-jabatan. Istilah ini dirumuskan oleh Logemann yang mengartikan hakikat negara yang
merupakan kesatuan dari jabatan-jabatan yang tersusun secara sistematis dan menjalankan
fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan negara itu sendiri.
2
Kata vacuum merupakan bahasa Inggris yang diartikan sebagai pakum, kekosongan,
atau ruang hampa; yang dimaknakan sebagai keadaan statis dari suatu hal.
3
Moh. Mahfud MD, Amanademen Kelima UUD 1945 (Jakarta, 2008) Hal. 19
1
memenuhi rasa keadilan bagi rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi.
dengan maraknya berbagai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga
birokrasi merupakan sebuah agenda utama dalam era egalitarian saat ini
2
dalam pola penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Joko Widodo
daerah. Oleh karena itu, penerapan prinsip otonomi daerah saat ini
responsif.
5
Ibid. Hal. 3
3
perubahan yang berlangsung secara cepat.6 Hal ini dimaksudkan agar
maupun di daerah. Pasal 18 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan
propinsi dan daerah propinsi dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-
6
Ibid.
7
Bad Governance berarti tata kelola pemerintahan yang buruk. Istilah ini merupakan
perlawanan dari istilah Good Governance (tata kelola pemerintahan yang baik), yang diartikan
sebagai praktik penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan tidak sebagaimana mestinya.
4
Berbagai masalah tersebut salah satunya disebabkan oleh
tugas pemerintahan secara optimal tetap akan jauh dari apa yang
prioritas utama bagi rakyat dan pemerintahan Indonesia. Salah satu upaya
8
Ibid. Hal. 2
9
Sri Hartini, dkk. Hukum Kepegawaian di Indonesia (Jakarta, 2010) Hal. 5
5
mengenai jabatan pemerintahan yang dapat mengagregasi secara tepat
orang atau aparatur yang tepat dalam mengisi jabatan dalam struktur
pula.
10
The right man on the right position merupakan istilah yang berasal dari adagium The
right on the right place yang bermakna penempatan orang yang tepat pada tempat atau posisi yang
tepat pula. Istilah ini jika dikaitkan dengan pengisian jabatan diartikan sebagai suatu bentuk
pengisian jabatan secara ideal dan proporsional dengan menempatkan orang-orang dalam suatu
jabatan sesuai dengan kualifikasinya masing-masing.
6
wenang yang tidak lagi sesuai dengan nilai keadilan dalam prinsip negara
hukum.
satu permisalan dari kegagalan prinsip desentralisasi saat ini. Hal inilah
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil
7
pengangkatan PNS dalam jabatan sering dikaitkan dengan praktik
korupsi, kolusi, nepotisme, money politic, sistem yang tertutup, balas jasa,
RB) No. 16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural
11
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, (Jakarta, 2002) Hal. 258
8
Terkhusus di pemerintahan daerah, Walikota atau Bupati sebagai
Daerah Provinsi DKI Jakarta yang saat ini dipimpin oleh Joko Widodo, dan
9
berusaha dipopulerkan dengan istilah „lelang jabatan12‟ yang berdasar dari
mengingat dasar hukum yang ada dan berlaku saat ini dinilai belum
12
Istilah „Lelang Jabatan‟ merupakan istilah tidak baku dari pengisian jabatan secara
terbuka, yang dimaksudkan untuk lebih mempopulerkannya di masyarakat mengingat mekanisme
tersebut dimaksudkan untuk mengutamakan asas keterbukaan bagi masyarakat.
10
Tidak hanya itu, tidak adanya mekanisme baku mengenai sistem
11
Berdasarkan uraian mengenai berbagai kontroversi menyangkut
sebuah karya tulis atau skripsi yang berjudul: Analisis Yuridis Mekanisme
Pemerintahan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
12
2. Untuk mengetahui legitimasi pengisian Jabatan Struktural
D. Kegunaan Penelitian
dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dengan karay tulis ini. Karya
a. Secara akademis
b. Secara praktis
manajemen pegawai.
c. Bagi individu
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Jabatan
Secara etimologi, kata jabatan berasal dari kata dasar „jabat‟ yang
13
Poerwasunata, W.J.S, Kamus Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta : Balai
Pustaka,2003)
14
Logemann, diterjemahkan oleh Makkatutu dan Pangkerego dari judul asli Over de Theori
Van Een Stelling Staatsrecht, Universitaire Pers Leiden, 1948, Tentang Teori Suatu Hukum Tata
Negara Positif, Ikhtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta, 1975, hlm. 124.
15
Ibid hlm. 121.
14
pemangku jabatan.16 Apakah pemangku jabatan berwenang mewakilkan
jabatan kepada orang lain? Logemann menjawabnya bahwa “dalam hal ini
jabatan.
lain.
16
Ibid hlm. 134.
17
Ibid, hlm. 135.
15
7. Peralihan jabatan.
yang melahirkan otoritas dan wewenang, dan jabatan adalah bagian dari
hukum, akan tetapi untuk melakukan tindakan harus melalui “pejabat” atau
“pemangku jabatan”. Dalam hal ini harus ada pemisahan mutlak antara
18
Ibid , hlm. 144.
19
Pudja Pramana KA, 2009, Ilmu Negara, hlm. 285
20
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian
16
pribadi pemangku jabatan selaku “pejabat” dan selaku manusia sebagai
Prive.
bahan kerja menjadi hasil kerja dengan alat kerja dan dalam
organisasi.
21
Budi. 2013. Pengertian Jabatan. Diakses Melalui
http://seoulmate.dagdigdug.com/pengertian-jabatan/ pada tanggal 22 Desember 2013 Pukul 13.22
Wita
22
Utrecht, E, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, cetakan ke empat,
Jakarta, 1957
17
“Jabatan ialah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang diadakan dan
dilakukan guna kepentingan negara (kepentingan umum)”
jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam susunan
jabatan yang ada dala organisasi, seperti Direktur, Sekertaris, dan dapat
dilakukan dalam suatu organisasi seperti juru ketik, peneliti, dan juru
berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan yang lain,
berbagai tempat.24
2. Pengisian Jabatan
adalah the right man on the right place (penempatan orang yang tepat
23
Definisi Pekerjaan Profesi Jabatan dan Karir. Diakses Melalui
http://ilmukritis.wordpress.com/2012/02/28/definisi-pekerjaan-profesi-jabatan-dan-karir/ Pada
Tanggal 24 Desember 2013 Pukul 19.32 Wita
24
Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok
kepegawaian
18
pada tempat yang tepat). Untuk dapat melaksanakan prinsip ini dengan
tugas tetap atau diangkat pada suatu jabatan tertentu. Proses pemilihan
itu berlangsung dengan beragam cara, sehingga hasil akhir pemilihan itu
25
Sri Hartini, dkk. Hukum Kepegawaian di Indonesia. (Jakarta, 2010), 97.
26
C.S.T. Kansil. Sistem Pemerintahan Indonesia (Jakarta, 2005) Hal. 222
19
pun beragam pula kualitasnya. Ada pemilihan yang sangat pendek dan
Namun tentu ada cara dan proses pemilihan yang lebih baik.
secara adil dan terbuka itu akan memberikan umpan balik yang lebih baik.
20
sama terhadap semua yang ikut dalam persaingan sehat itu. Artinya, tidak
memilih itu tidak hanya satu orang. Sebab bagaimanapun, orang itu akan
sebagai manusia biasa. Yang Mahaadil yentu hanya Tuhan, dan manusia
atau hak penuh dari pejabat tertentu untuk menentukan pejabat dalam
pemberian gaji dan beberapa keuntungan lain. Berarti inti dari hubungan
27
Ibid. Hal. 222-223
21
pegawai dalam jabatan tertentu tanpa harus adanya penyesuaian
sebagainya) memerintahkan29.
28
Sri Hartini, dkk. Op.cit. Hal. 7
29
Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, Hukum Pemerintahan Daerah,Pustaka Bani
Quraisy:2005. Hal 63
30
Wikipedia. 2013. Pemerintah. Diakes Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah
pada tanggal 27 Desember 2013 Pukul 18.22 Wita
31
Muhaemin.Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan.Diakses Melalui
http://www.slideshare.net/Muhaemin93/pengertian-pemerintah-dan-pemerintahan pada tanggal 28
Desember 2013 Pukul 20.22 Wita.
22
a) Melakukan pekerjaan menyuruh/ perkataan yang menyuruh
melakukan sesuatu;
termasuk pemerintahan);
menjalankan kekuasaannya.
32
Ibid.
23
alat untuk mencapai tujuan.Dengan demikian, pada umumnya
33
Philipus M. Hadjon, dkk. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.(Yogyakarta
:GajahMada University Press. 2008),6.
24
Terminologi Pemerintah dan Pemerintahan memiliki pengertian
sense), meliputi keseluruhan fungsi yang ada dalam negara. Ditinjau dari
luas yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga kekuasaan yang masing-
34
Titik Triwulan Tutik, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia . (Prestasi Pustaka. 2010),
69.
25
perintah/tugas-tugas. Dengan kata lain, pemerintahan itu “mengabdi” pada
kekuasaan politik35.
penyelenggaraan fungsi eksekutif dari negara yang dalam hal ini dapat
35
Philipus M. Hadjon, dkk. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.Yogyakarta
:GajahMada University Press. 2008. Hal 7
36
Ibid. Hal 70
37
Hestu Cipto dan Y. Theresjanti, Dasar-Dasar Hukum Tata Negara Indonesia,Universitas
Atmajaya Yogyakarta:2000. Hal 45
38
Titik Triwulan Tutik,Op. Cit. Hal 70
26
a. Kegiatan penyelengaraan kesejahteraan umum (bestuur zorg)
c. Kegiatan kepolisian.
d. Kegiatan peradilan.
negara.
39
Ibid.
40
Muhaemin Loc.Cit
27
dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan
rakyat.
pemerintah sebagai:
28
1. Melaksanakan wewenang pemerintahan
2. Sara/sistem pemerintahan
pemerintahadalah :
tinggi negara.
2. Tindakan Pemerintahan
29
konsekuensi atau akibat dari tindakan atau perbuatan yang dilakukannya.
untuk menciptakan hak dan kewajiban ). Istilah tindakan hukum ini semula
orgaan, gericht op het in het leven roepen van een rechtsgevolg op het
41
Aminuddin Ilmar, Op. cit. Hal 144
30
gebeid van administratief recht” (tindakan hukum administrasi merupakan
bidang administrasi). Akibat hukum yang lahir dari tindakan hukum adalah
scheppen van een nieuwe, het wijzigen of het opheffen van een
diantaranya42 :
42
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara. RajaGrafindo Persada, 2006. Hal. 113.
31
Perbuatan-perbuatan administrasi negara dapat digolongkan dalam
pemerintah yakni:
32
ada hubungan langsung dengan kewenangannya dan tidak menimbulkan
hukum administrasi.
pemerintahan;
kepentingan umum;
33
f. Tindakan tersebut berorientasi pada tujuan tertentu berdasarkan
hukum; dan
pemerintah yang bersifat hukum publik yang hanya dapat lahir dari
keperdataan.
bagian yakni:
b. Unsur-UnsurTindakan Pemerintahan
34
terdapat di dalamnya. Muchsan menyebutkan unsur-unsur tindakan
fungsi pemerintahan.
43
Ridwan HR, Op.Cit. Hal. 116
35
administrasi hanya dapat dilakukan dalam hal dan dengan cara yang telah
oleh organ atau badan pemerintah sebagai pelaksanaan fungsi dan tugas
akibat hukum tertentu itu dapat berupa perubahan hak, kewajiban atau
hukum sebagai seorang atau objek yang ada dan yang akan ditetapkan.
kehendak.45
subjek hukum yang mewakili dua intuisi yaitu jabatan pemerintahan dan
badan hukum. Karena mewakili dua intuisi, dikenal ada dua macam
36
“de rechhtsandelingen door de overheid in haar bestuursfunctie,
kunnen worden onderscheiden in privaatrechteijke en
publikrechtelijke rechtshandelingen. Onder publiekrechtelijke
rechtshandelingen worden hier verstaan de rechtshandelingen die
verricht worden op de grondslag van het publiekrecht; onder
privaatrechtelijke rechtshandelingen; rechtshandelingen die verricht
worden op grondslag van het privaatrecht.”
tampil dengan “twee petten” dan diatur dengan dua bidang hukum yang
perbuatan hukum yang terjadi dalam lingkup hukum publik selalu bersifat
tidak ada perbuatan hukum publik yang bersegi dua, tidak ada perjanjian
yang diatur oleh hukum publik. Bila diantara pemerintah dengan seorang
37
perbuatan hukum pemerintah bersegi dua (tweezijdige). Mereka mengakui
menyebutkan bahwa tindakan hukum tata usaha negara itu selalu bersifat
sepihak.
karena dilakukan tidaknya suatu tindakan hukum tata usaha negara yang
sepihak dari badan atau jabatan tata usaha negara yang memiliki
dua pihak dalam hukum publik, harus dianggap sebagai cara pelaksanaan
38
ditentukan bahwa pihak yang bersangkutan harus menyetujui penawaran
seketika.46
macam cara47:
46
Ridwan HR, Op.Cit. Hal. 120
47
Utrecht, E, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, cetakan ke empat,
Jakarta, 1957
39
4. Yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk
subjek hukum lain (atau beberapa subjek hukum lain) yang tidak
40
8. Yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk
(deligasi perundang-undangan)
pada wewenang yang secara jelas dan tegas disebutkan dalam peraturan
41
bebas adalah wewenang yang tidak secara jelas dan tegas disebutkan
penyelenggaraan pemerintahan
49
Aminuddin Ilmar, Op.Cit. Hal 166
42
Gambar 2.1 Skema Tindakan Hukum Pemerintahan
Bestuurshandelingen
Feitelijke Rechtshandelingen
Handelingen
Privaatrechtelijke Publiekrechtelijke
Handelingen Handelingen
Meerzijdige Eenzijdige
Publiekrechtelijke Publiekrechtelijke
Handelingen Handelingen
Besluiten van
Algemene Beschikking
Strekking
Keterangan 50:
keperdataan
50
Ibid. 167
43
7. Eenzijdige Publiekrechtelijke Handelingen : Tindakan/ perbuatan
individual)
lain pasal 8 ayat 1 dibawah WET AROB). ABBB adalah asas-asas hukum
Nederland, ABBB berikut ini telah mendapat tempat yang jelas 51:
a. Asas persamaan
b. Asas kepercayaan
d. Asas kecermatan
wewenang)
51
Philipus M. Hadjon. op.cit.hal.270
44
g. Larangan bertindak sewenang-wenang.
selalu disebut tersendiri (antara lain dalam pasal 8 ayat 1 huruf b Wet
AROB). Ini hanya karena alasan sejarah, suatu keharusan tidak ada sama
sekali. Berikut ini kita akan meninjau arti konkret dari asas-asas tersebut.
dipandang sebagai salah satu asas hukum yang paling mendasar dan
asas persamaan.
dalam rangka itu harus diambil banyak skali KTUN, maka pemerintah
45
Asas kepercayaan juga termasuk di dalam asas-asas hukum yang
Asas kepastian hukum memiliki dua aspek, yang satu lebih bersifat
46
3. Demikian pula penarikan kembali atau perubahan mungkin, bila
diberikan.
47
6.) Asas larangan detournement de pouvoir (penyalah gunaan wewenang)
aturan, bahwa suatu wewenang tidak boleh digunakan untuk tujuan lain
dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan
Struktural.
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
52
Sri Hartini, dkk. Op.Cit. Hlm. 99
48
Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang
fungsional .
tingkat yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a).
49
Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan
Untuk dapat lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna yang
oleh pegawai yang telah ada dalam organisasi itu, tetapi tertutup
53
Penjelasan Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian.
50
Lembaga yang satu ke Departemen/Lembaga yang lain atau dari
berbeda.
1. Landasan Konstitusional
erat dengan hak setiap orang, yang merupakan pengejawantahan dari hak
politik sebagai bagian dari hak asasi manusia yang harus diakui dan
peluang yang setara kepada setiap warga negara untuk mengisi jabatan
51
yang tersedia dalam pemerintahan, termasuk dalam jabatan struktural,
Pasal 28 UUD NRI Tahun 1945 juga secara sistematis telah dijabarkan
52
berdasarkan prinsip profesionalisme.54 Pengangkatan dalam jabatan
54
Pasal 17 ayat 2 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
55
Pasal 19 ayat 2 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
56
Pasal 20 ayat 2 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
57
Pasal 1 poin 4 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil,
58
Pasal 3 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil,
53
Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan
berikut:
Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural yang, belum mengikuti
59
Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negari
Sipil Dalam Jabatan Struktural
54
kepemimpinan selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak yang
bersangkutan dilantik.60
bersangkutan.61
Jabatan Struktural yang menjadi objek kajian dalam hal ini Lurah
dan Camat. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang
adalah proses pemilihan yang diumumkan secara luas melalui media bagi
PNS yang memenuhi syarat untuk diangkat dalam Jabatan Camat atau
60
Pasal 7 Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil Dalam Jabatan Struktural
61
Surat Edaran No. 16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural Yang
Lowong Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah Hlm.2
55
Lurah.62 Seleksi terbuka Camat dan Lurah dilakukan dengan prinsip
62
Pasal 1 poin 12 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi
Terbuka Camat dan Lurah
63
Pasal 4 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka
Camat dan Lurah
64
Pasal 5 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka
Camat dan Lurah
65
Pasal 1 poin 12 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi
Terbuka Camat dan Lurah
66
Pasal 1 poin 13 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi
Terbuka Camat dan Lurah
67
Pasal 1 poin 14 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi
Terbuka Camat dan Lurah
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
(BKD).
B. Jenis Penelitian
aspek, yaitu aspek teori, struktur dan komposisi, lingkup dan materi,
57
b. Bahan sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
penulisan ini.
undangan yang relevan, putusan hakim dan bahan sekunder yaitu, buku
E. Analisis Data
58
BAB IV
PEMBAHASAN
yang efektif, efisien, dan sesuai dengan nilai-nilai tata pemerintahan yang
kepegawaian saat ini yang banyak menuai kritik karena dianggap tidak
sorotan utama saat ini, yakni menyangkut proses rekrutmen pegawai atau
59
di bawahnya. Proses seperti inilah yang banyak ditentukan berdasarkan
kinerja dari instansi pejabat tersebut. Hal ini jelas tidak sesuai dengan
harus ditempatkan pada jabatan yang sesuai (the right man on the right
position).
60
diawali dengan tahap pengumuman informasi jabatan yang kosong.
nama calon pejabat, yang terdiri dari calon yang merupakan usulan dari
pejabat atasan dan calon yang bersifat non-usulan (bukan diusulkan oleh
pejabat atasan).
61
sama. Dengan kata lain, tidak dimungkinkan adanya pengangkatan dari
untuk dilakukan.
62
pelaksanaan tugasnya ternyata ditemukan ketidakcocokan, maka
memiliki potensi kerja yang lebih besar dalam bidang lainnya. Hal inilah
jabatan bisa diperebutkan pegawai negeri sipil tidak hanya dari wilayah
terbuka ini tidak membedakan wilayah kerja asal seorang pegawai untuk
63
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang telah terdaftar sebelumnya,
1. Pengumuman
64
struktural yang lowong tersebut. Dalam hal ini, Kepala Daerah membuat
jabatan struktural.
Perpanjangan Pendaftaran.
dipenuhi yaitu:
65
c. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
yang didaftar.
66
Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan diatas
kepemimpinan Tk. IV
67
Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan diatas
dengan melampirkan :
a) nama jabatan;
b) persyaratan jabatan;
68
2. Pelaksanaan Seleksi Jabatan Struktural
Maros, yakni:
tersebut, yakni :
69
b. Pelaksanaan Seleksi
tahapan, yaitu:
1. Seleksi Administrasi
2. Seleksi Kompetensi.
70
a) Kompetensi Manajerial
tata kelola kerja dalam pelaksanaan suatu fungsi atau program kerja
manajemen kerja.
yakni:
dibawahnya;
71
2) untuk jabatan struktural eselon III, paling kurang menggunakan
presentasi;
b) Kompetensi Bidang
fungsi kerja tertentu yang bersifat spesifik terhadap suatu bidang kerja,
72
b. Standar kompetensi Bidang disusun dan ditetapkan oleh
masing.
tersedia. Panitia seleksi mengolah hasil dari setiap tahapan seleksi dan
sebagai berikut:
Kepegawaian.
ii. Jabatan Struktural Eselon II, nI, IV dan V kepada Ketua Badan
73
tertinggi untuk disampaikan kepada Presiden melalui Tim Penilai Akhir.
Hasil penilaian jabatan struktural eselon II, III, IV dan V, dipilih oleh Badan
Kepegawaian.
Kepegawaian Negara.
Negeri.
74
Tabel 4.1: Daftar Jumlah Peserta Tes Kompetensi Pengisian Jabatan
ESELON III-A 29
ESELON III-B 83
2 9 Januari 2013
ESELON IV-A 12
ESELON IV-B 56
ESELON II-B 15
ESELON III-B 25
ESELON IV-A 28
4 14 Maret 2013
ESELON IV-B 51
ESELON III-A 12
ESELON IV-A 15
ESELON III-A 17
ESELON IV-A 51
75
Adapun daftar hasil pemilihan dari seleksi pengisian jabatan
1 Drs. FERY IRFAN Penata Muda Staf pada Dinas Kasubag Program
029 1-4-2011
Marusu
1-4-2010 Seni
76
Pangkat/ Gol Jabatan yang
No Nama/ NIP Jabatan
Ruang Dipilih
5 ANDI FATIMAH, ST, Penata Muda Staf pada Badan Kasi Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
1-4-2013 Perumahan
Pertaman
77
Pangkat/ Gol Jabatan yang
No Nama/ NIP Jabatan
Ruang Dipilih
Peternakan
Ketahanan Pangan
78
Pangkat/ Gol Jabatan yang
No Nama/ NIP Jabatan
Ruang Dipilih
Camba
Kec. Turikale
seleksi dalam berbagai wilayah kerja dan terjadi penerimaan hasil seleksi
jabatan struktural dari pegawai yang berasal dari wilayah kerja yang
79
jabatan struktural di atas, dapat dilihat adanya upaya untuk menciptakan
right position) yang juga sesuai dengan amanat tata kelola pemerintahann
yang baik.
80
B. Legitimasi Pengisian Jabatan Struktural Secara Terbuka
penjaminan hak bagi setiap warga negara untuk mendaftarkan diri dalam
jabatan itu secara objektif, tanpa membedakan jenis kelami, agama, ras,
suku, golongan, status sosial, ekonomi, serta hal-hal lainnya yang bersifat
politis.
81
Undang-Undang Kepegawaian, Undang-Undang Nomor 43 tahun
jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,
82
diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
sebelumnya.
83
Pemerintah No. 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
tertentu.
84
d. Sistem pembinaan karier yang harus dilaksanakan adalah sistem
bersifat manajerial.
85
Pasal 6 menyatakan bahwa di samping persyaratan sebagaimana
jabatan struktural secara terbuka adalah absah atau legitim, karena telah
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
87
dengan kualifikasi dan profesionalitas kerjanya, dan tetap
B. Saran
88
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Achmad Ali. 2002. Menguak Tabir Hukum. Jakarta: PT. Toko Agung
Sendhikasari, Dewi. Lelang Jabatan Camat Dan Lurah di DKI Jakarta. Info
Singkat Pemerintahan Dalam Negeri Pusat Pengkajian,
Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR
R Vol. V, No. 09/I/P3DI/Mei/2013.
89
Ridwan HR. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: RajaGrafindo
Persada
Titik Triwulan Tutik. 2010. Hukum Tata Usaha Negara Indonesia . Jakarta:
Prestasi Pustaka
Internet
Peraturan Perundang-Undangan
90
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Undang-
91
LAMPIRAN
92