Anda di halaman 1dari 34

Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang ikut menentukan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pemanfaatan keuangan daerah yang mampu menunjang penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat dilakukan dengan pengelolaan keuangan
daerah yang efektif, efisien, ekonomis, adil, bermanfaat, wajar, tertib, taat peraturan
perundang-undangan, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengelolaan
Keuangan Daerah merupakan sub-sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara
dan juga merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pengelolaan keuangan yang baik adalah pengelolaan yang bisa mengoptimalkan
potensi-potensi pembangunan suatu daerah, sehingga dapat tercapai target-target
dalam peningkatan kualitas pembangunan. Pengelolaan keuangan daerah dengan
kewenangan yang didasarkan pada otonomi daerah melahirkan tantangan tersendiri
dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Dalam hal ini penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi
tahapan yang krusial dalam mengawali dan melaksanakan pembangunan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mewujudkan pelayanan serta kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik. Untuk meningkatkan capaian pembangunan yang
berkualitas juga perlu didukung fungsi perencanaan, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi pembangunan yang komprehensif.

Dokumen RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023 3-1


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu


Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan
pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan
yang menjadi tanggungjawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan
Pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur atau dalam rangka tugas
pembantuan.
Keuangan Daerah merupakan komponen daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menyatu dalam kerangka APBD. APBD
hakikatnya merupakan salah satu instrument kebijakan untuk meningkatkan
pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai bentuk
penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok
dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah. APBD disusun dalam suatu struktur yang
menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai,
tugas-tugas pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di
masyarakat untuk tahun tertentu.
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan
pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam : (1) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; (2) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan; (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; (5) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Sistim Akuntansi; (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah dan; (7) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 07 Tahun 2009
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bertujuan
untuk penyelarasan sumber dana yang tersedia sesuai kebijakan dan program

Dokumen RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023 3-2


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

pemerintah untuk mengatasi kondisi pelaksaanaan anggaran secara efektif dan


efesien. Pada prinsipnya pengelolaan keuangan publik oleh pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Pengelolaan keuangan publik sebagaimana dimaksud adalah mencakup keseluruhan
kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban. Kinerja keuangan APBD dianalisis dari sisi kinerja pengelolaan
pendapatan daerah, pengelolaan belanja daerah, analisis proporsi pemenuhan
belanja aparatur, pengelolaan belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan wajib
dan mengikat serta prioritas utama, proyeksi belanja dan pembiayaan daerah.
Dalam sub-bab ini diuraikan mengenai kondisi keuangan Kabupaten Lombok
Timur selama periode 2013 – 2017 melalui analisis keuangan daerah. Analisis
pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan
gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai
penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan
daerah diwujudkan dalam APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah
dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan pada umumnya.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD


Kabupaten Lombok Timur dalam melakukan pengelolaan keuangannya
dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat sesuai dengan azas umum
pengelolaan keuangan daerah. Hal ini merupakan komitmen pemerintah kabupaten
guna mewujudkan suatu sistem pengelolaan APBD yang terintegrasi yang setiap
tahunnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pada sub bab ini akan diuraikan perkembangan pendapatan dan belanja,
proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan dan gambaran
realisasi belanja daerah dari tahun 2013 sampai dengan 2017.

A. Pendapatan Daerah

Dokumen RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023 3-3


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Pendapatan daerah adalah semua penerimaan yang melalui rekening kas


umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah
adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Pendapatan daerah dibagi kedalam tiga komponen yaitu Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Realisasi pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Lombok Timur terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang
Sah. Pendapatan Asli Daerah bersumber pada pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan dan pendapatan lainnya. Sedangkan
Dana Perimbangan berasal dari bagi hasil pajak/ bagi hasil bukan pajak, dana
alokasi umum dan dana alokasi khusus. Untuk lain-lain pendapatan daerah yang sah
berasal dari hibah, dana bagi hasil, dana penyesuaian dan otonomi khusus serta
bantuan keuangan dari provinsi.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lombok Timur semakin meningkat
setiap tahunnya, namun secara umum jumlahnya belum terlalu besar. Pendapatan
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur masih tergantung dari Dana Perimbangan
yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bagi hasil pajak dan
bukan pajak serta dana perimbangan lainnya. Hal inilah yang menjadi persoalan
yang penting bagi penerimaan daerah.
Berikut merupakan realisasi dan rata-rata pertumbuhan pendapatan, belanja
dan pembiayaan daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2013-2017.

Dokumen RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023 3-4


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Tabel 3.1
Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Tahun 2013 s.d 2017 Kabupaten Lombok Timur

Rata-Rata
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
No. Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 PENDAPATAN 1,434,649,857,357.09 1,693,781,530,409.20 2,007,874,626,135.60 2,223,806,974,772.61 2,546,025,461,403.31 15.46

1.1. Pendapatan Asli Daerah 97,249,109,229.85 180,308,182,148.09 218,906,903,995.09 236,147,475,250.90 398,088,460,541.31 45.82
1.1.1. Pendapatan Pajak daerah 15,095,125,584.00 26,037,346,711.00 33,035,050,805.00 48,156,909,752.96 61,020,187,603.00 42.96
1.1.2. Hasil Retribusi daerah 32,928,046,119.00 24,999,408,079.00 35,141,369,080.00 32,032,656,104.00 37,555,558,782.00 6.22
Hasil pengelolaan keuangan daerah
1.1.3. 10,635,467,128.00 10,984,286,963.00 15,293,360,765.00 19,614,770,095.00 22,012,623,128.00 20.75
yang dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 38,590,470,398.85 118,287,140,395.09 135,437,123,345.09 136,343,139,298.94 277,500,091,028.31 81.30
1.2. Dana Perimbangan 1,129,526,736,770.00 1,243,781,004,411.00 1,335,017,555,497.00 1,749,586,151,438.00 1,799,863,950,121.00 12.84
Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan
1.2.1. 87,872,750,362.00 74,945,700,505.00 71,349,372,497.00 121,039,826,186.00 72,059,726,206.00 2.42
pajak (1%)
1.2.2. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 2,201,691,408.00 5,953,631,906.00 - - 38,859,762,067.00
1.2.3. Dana alokasi umum 932,462,555,000.00 1,039,124,622,000.00 1,079,810,803,000.00 1,162,763,206,000.00 1,142,337,196,000.00 5.32
1.2.4. Dana alokasi khusus 106,989,740,000.00 123,757,050,000.00 183,857,380,000.00 465,783,119,252.00 546,607,265,848.00 58.73
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 207,874,011,357.24 269,692,343,850.11 453,950,166,643.51 238,073,348,083.71 348,073,050,741.00 24.18
1.3.1 Pendapatan Hibah 637,469,500.00 8,034,030,650.00 8,221,077,300.00 6,215,131,150.00 11,755,500,800.00 306.84
1.3.2 Dana Darurat - - - - -
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
1.3.3 22,140,141,857.24 41,500,217,200.11 47,693,426,343.51 67,094,041,635.71 83,800,689,913.00 41.99
Pemerintah Daerah lainnya ***)
Dana penyesuaian dan otonomi
1.3.4 - 220,158,096,000.00 398,035,663,000.00 164,030,934,210.00 252,516,860,028.00 25.32
khusus****)
Dana Penyesuaian dari provinsi atau
1.3.5 185,096,400,000.00 - - 733,241,088.00 -
Pemerintah Daerah lainnya
1.3.6 Dana Tunjangan Pendidikan - - - - -
1.3.7 Dana Percepatan Infrastruktur - - - - -
1.3.8 Pendapatan dari UPT Kelistrikan Daerah - - - - -

2 BELANJA 1,356,878,394,703.06 1,624,283,486,025.19 1,938,495,969,979.20 2,198,829,143,490.67 2,434,255,556,547.47 15.80

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-5


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Rata-Rata
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
No. Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
2.1 Belanja Tidak Langsung 975,313,652,685.06 1,177,600,144,339.19 1,281,923,449,186.20 1,451,262,880,883.67 1,401,867,257,532.64 9.85
2.1.1 Belanja Pegawai 844,942,256,556.00 973,975,153,783.00 1,026,216,963,516.00 1,095,085,568,100.00 977,583,141,040.00 4.15
2.1.2 Belanja Bunga 1,852,882,913.06 2,551,234,957.19 1,868,973,046.20 994,598,030.67 225,847,915.60 (28.28)
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 32,967,743,600.00 60,671,080,315.00 32,630,106,550.00 36,631,760,344.00 56,378,262,325.00 26.00
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 30,135,917,200.00 58,264,741,853.00 25,309,949,587.00 20,686,299,225.00 18,285,114,802.04 1.73
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/
2.1.6 Kabupaten /kota dan pemerintahan - - 3,054,066,354.00 4,058,861,859.00 8,585,662,600.00 72.21
desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
2.1.7 Provinsi/ Kabupaten/kota dan 60,163,253,416.00 77,907,789,431.00 187,745,282,633.00 291,450,417,907.00 337,658,127,600.00 60.39
pemerintahan desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 5,251,599,000.00 4,230,144,000.00 5,098,107,500.00 2,355,375,418.00 3,151,101,250.00 (4.74)
2.2 Belanja Langsung 381,564,742,018.00 446,683,341,686.00 656,572,520,793.00 747,566,262,607.00 1,032,388,299,014.83 29.00
2.2.1 Belanja Pegawai 24,966,120,259.00 27,381,871,975.00 28,516,624,048.00 36,488,566,930.00 43,635,210,760.00 15.34
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 136,208,490,640.00 192,207,864,236.00 266,773,163,904.00 289,279,408,652.00 518,851,994,357.25 41.93
2.2.3 Belanja Modal 220,390,131,119.00 227,093,605,475.00 361,282,732,841.00 421,798,287,025.00 469,901,093,897.58 22.57

Total Belanja 1,356,878,394,703.06 1,624,283,486,025.19 1,938,495,969,979.20 2,198,829,143,490.67 2,434,255,556,547.47 15.80

SURPLUS / (DEFISIT) 77,771,462,654.03 69,498,044,384.01 69,378,656,156.40 24,977,831,281.94 111,769,904,855.84 68.17

3. PEMBIAYAAN          
3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah          
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
3.1.1 8,997,634,518.55 3,946,239,782.35 42,225,506,783.60 70,804,953,231.07 42,768,341,350.01 235.49
Anggaran Sebelumnya (SILPA)
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - - -
-
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
3.1.3 - - - - -
Dipisahkan

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 29,416,741,200.00 28,980,000.00 - - - (99.95)


Penerimaan Kembali Pemberian
3.1.5 - - - 44,610,000.00 200,000,000.00 87.08
Pinjaman

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-6


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Rata-Rata
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
No. Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 10,846,265,870.77 19,185,027,903.24 13,278,937,791.07 - - (17.97)
3.1.7 Pengembalian Dana Bergulir 11,232,000.00 - - - - -
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 49,271,873,589.32 23,160,247,685.59 55,504,444,574.67 70,849,563,231.07 42,968,341,350.01 18.74
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah           -

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan -


- - - - -
Penyertaan Modal (Investasi)
3.2.2 7,500,000,000.00 42,209,000,000.00 40,356,140,000.00 34,187,901,000.00 20,000,000,000.00 100.40
Pemerintah Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 115,597,096,461.00 8,060,000,000.00 13,722,007,500.00 18,871,152,163.00 9,219,560,214.00 4.92
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -
  JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 123,097,096,461.00 50,269,000,000.00 54,078,147,500.00 53,059,053,163.00 29,219,560,214.00 (24.60)
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (73,825,222,871.68) (27,108,752,314.41) 1,426,297,074.67 17,790,510,068.07 13,748,781,136.01 239.02
SiLPA Tahun Berkenaan 3,946,239,782.35 42,389,292,069.60 70,804,953,231.07 42,768,341,350.01 125,518,685,991.85 298.77

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Lombok Timur, 2018

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-7


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Realisasi pendapatan Kabupaten Lombok Timur dari tahun 2013 sampai dengan
2016 menunjukkan prosentase rata-rata pertumbuhan 14,38 %. Proporsi realisasi
dari masing-masing sumber pendapatan daerah tersebut dapat digambarkan melalui
grafik berikut:

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-8


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Grafik 3.1
Realisasi Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2013 – 2017

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Lombok Timur Tahun 2013-2018

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-3


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lombok Timur dari 2013 sampai


dengan 2017 menunjukkan peningkatan, akan tetapi apabila dianalisis sumber
pendapatan paling besar disumbang oleh dana perimbangan. Hal ini menunjukkan
bahwa ketergantungan Kabupaten Lombok Timur terhadap pemerintah pusat dari
segi pendapatan masih sangat besar. Berdasarkan proporsi dari struktur pendapatan
daerah dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 3.2
Prosentase Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2013-2017

Struktur
Jenis Pendapatan
No. Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Daerah
2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan Asli
1 6.78% 10.65% 10.90% 10.62% 15.64%
Daerah
2 Dana Perimbangan 78.73% 73.43% 66.49% 78.68% 70.69%
Lain-Lain Pendapatan
3 14.49% 15.92% 22.61% 10.71% 13.67%
Daerah yang Sah

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-1


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Lombok Timur, 2018

B. Belanja Daerah
Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka
mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Belanja
Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dan didasarkan atas pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta mempercepat efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
Disamping pendapatan dalam tabel 3.1 juga diuraikan tentang belanja
daerah. Secara umum belanja daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Dalam tabel 3.1 dijelaskan bahwa prosentase rata-rata pertumbuhan
realisasi belanja daerah sebesar 15,80 %. Dengan kapasitas fiskal yang dimiliki,
realisasi anggaran belanja daerah tahun 2013-2017 (kurun waktu lima tahun)
mengalami kenaikan sebesar 79,40%, yaitu dari Rp. 1,356,878,394,703.06 pada
tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 2,434,255,556,547.47 pada tahun 2017.

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-8

Grafik 3.2
Perkembangan Kekuatan Belanja Daerah Tahun 2013-2017
Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Lombok Timur 2013-2018

Dari kurva diatas jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya realisasi


belanja daerah dari tahun 2013 sampai dengan 2017 cenderung meningkat seiring
dengan peningkatan pendapatan daerah dan kebijakan pendanaan dalam
pemenuhan kebutuhan belanja daerah Kabupaten Lombok Timur.
Tabel 3.3
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Lombok Timur
Tahun Anggaran 2013-2017

No. Tahun Target Realisasi Selisih Persentase

1 2013 1,590,493,439,284.55 1,356,878,394,703.06 -233,615,044,581.49 85.31

2 2014 1,807,801,103,405.00 1,624,283,486,025.19 -183,517,617,379.81 89.85

3 2015 2,137,980,476,234.00 1,938,495,969,979.20 -199,484,506,254.80 90.67

4 2016 2,490,818,019,418.00 2,198,829,143,490.67 -291,988,875,927.33 88.28

5 2017 2,590,510,916,046.00 2,434,255,556,547.47 -156,255,359,498.53 93.97

Rata-rata Prosentase Realisasi Belanja Daerah 89.62

Adapun ditinjau dari tingkat capaian kinerja, maka realisasi belanja daerah
selama periode tahun 2013-2017 dapat digambarkan dengan grafik berikut:

Grafik 3.3
Tingkat Capaian Kinerja Realisasi Belanja Daerah
Tahun 2013-2017

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-9


Bab III – Gambaran Keuangan Daerah

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Lombok Timur 2013-2018

DOKUMEN RPJMD KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018-2023 3-10


Berdasar grafik tersebut menunjukkan bahwa realisasi belanja daerah setiap
tahun tidak memenuhi target/rencana, hal ini disebabkan beberapa faktor yang
menjadi kendala dalam pelaksanaan penyerapan anggaran, diantaranya terbitnya
UU No. 23 tahun 2014 dimana pada pasal 298 ayat 5 menyebutkan ketentuan syarat
penerima Bansos harus memiliki SK, sehingga menyebabkan banyak dana bantuan
sosial yang tidak bisa direalisasikan, perubahan peraturan dan Juknis serta Juklak
dari pusat terkait dengan pelaksanaan penyerapan DAU, DAK dan DBHCHT,
perubahan OPD baru yang menyebabkan banyaknya peralihan kewenangan dari
daerah ke pusat.
Tabel 3.4
Rasio Realisasi Pendapatan Dengan Realisasi Belanja Dalam Tahun Berjalan
Tahun Anggaran 2013-2017

No URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Pendapatan
1 1,434,649,857,357.09 1,693,781,530,409.20 2,007,874,626,135.60 2,223,806,974,772.61 2,546,025,461,403.31
Daerah
Belanja
2 1,356,878,394,703.06 1,624,283,486,025.19 1,938,495,969,979.20 2,198,829,143,490.67 2,434,255,556,547.47
Daerah
Persentase 105.73 104.28 103.58 101.14 104.59

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa prosentase terbesar antara


pendapatan daerah dengan belanja daerah terjadi pada tahun 2013 dan 2017.

C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan Daerah
merupakan transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran,
yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan
surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman
dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan
untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain
dan penyertaan modal oleh pemerintah. Berdasarkan Tabel 3.1. Realisasi
pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2013-2017 menunjukkan peningkatan dan
penurunan. Realisasi pengeluaran pembiayaan terbesar terjadi pada tahun 2013
yaitu Rp. 123,097,096,461.00.
3.1.2. Neraca Daerah
Neraca daerah adalah laporan keuangan yang menyajikan kondisi aset,
kewajiban dan ekuitas suatu daerah pada waktu tertentu. Posisi neraca daerah akan
menggambarkan informasi mengenai kondisi keuangan suatu daerah, sehingga
menjadi salah satu faktor penentuan asumsi-asumsi dalam perumusan kebijakan
daerah. Perkembangan neraca daerah Kabupaten Lombok Timur dan rata-rata
pertumbuhannya dari tahun 2013 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.5
Perkembangan dan Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2013 s.d 2017
Rata-Rata
Jumlah
No Uraian Pertumbuhan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 ASET            
11 ASET LANCAR            
612,212,227.5
11101 Kas di Kas Daerah 16,798,998,613.51 31,085,119,395.96 15,844,900,233.39 102,133,330,522.48 806.14
6
626,302,017.0
11102 Kas di Bendahara Pengeluaran 850,568,702.00 822,062,720.00 566,224,028.00 120,359,447.00 (19.35)
0
11103 Kas di Bantuan Operasional Sekolah         5,789,524,122.75 -
2,789,279,018.
11104 Kas di BLUD RSU 13,953,724,900.09 20,858,161,604.11 11,352,942,432.62 7,741,575,208.62 93.09
79
11105 Kas di BPJS (Kapitasi) - 10,840,866,389.00 18,660,542,335.00 20,558,002,307.00 9,752,339,811.00 7.43
11106 Kas Lainnya     14,253,047,997.00 11,552,054,351.38 1,963,253,445.00 (25.49)
46,410,637.3
11107 Kas di Bendahara Penerimaan 99,302,851.00 52,646,235.00 1,232,962,047.00 1,177,708,000.00 576.12
7
844,279,045.0
11108 Piutang Pajak 4,793,582,129.00 8,532,484,699.21 20,717,924,560.32 22,741,583,312.71 174.59
0
168,796,517.0
11109 Piutang Retribusi 1,237,558,552.00 2,276,941,417.74 164,486,800.00 1,203,105,850.00 313.95
0
11110 Piutang Lain-lain 34,734,044,451.27 38,851,460,960.76 35,103,604,267.30 32,610,701,963.00 24,082,042,608.00 (7.76)
11111 Persediaan 10,202,108,778.50 12,911,125,823.89 16,218,710,497.58 21,774,036,754.55 27,962,913,712.34 28.71
 JUMLAH ASET LANCAR 50,023,432,692.49 100,337,188,921.25 147,863,321,168.90 136,374,235,477.26 204,667,736,039.90 47.56
12 INVESTASI JANGKA PANJANG           -
7,043,715,160.
121 Investasi Non Permanen - - - - -
00
122 Investasi Permanen 92,512,846,994.52 138,660,575,152.14 177,653,428,780.49 207,817,301,606.58 225,379,528,751.48 25.86
 JUMLAH INVESTASI JANGKA
99,556,562,154.52 138,660,575,152.14 177,653,428,780.49 207,817,301,606.58 225,379,528,751.48 23.21
PANJANG
13 ASET TETAP          
13101 Tanah 279,315,854,415.00 255,842,241,645.00 266,084,656,590.00 326,591,773,183.00 356,449,290,468.00 6.87
13201 Peralatan dan Mesin 330,596,109,372.51 361,336,528,593.51 429,642,436,660.19 361,145,035,625.14 400,686,199,033.73 5.80
13301 Gedung dan Bangunan 907,007,547,311.80 952,787,983,395.80 1,057,089,050,372.89 1,232,461,101,825.29 1,256,272,391,964.17 8.63
13401 Jalan, Irigasi dan Jaringan 753,959,247,795.02 814,750,145,121.02 919,174,681,421.00 986,257,200,208.90 1,345,834,739,059.15 16.16
Rata-Rata
Jumlah
No Uraian Pertumbuhan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
13501 Aset Tetap Lainnya 47,549,101,513.98 49,565,388,135.98 37,417,458,974.00 41,082,748,334.00 43,948,593,629.70 (0.87)
4,816,266,350.
13601 Konstruksi dalam Pengerjaan 35,375,675,170.00 101,183,940,491.00 141,600,876,315.00 6,505,487,163.00 191.27
00
13701 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0.00 0.00 (964,986,974,361.83) (947,772,499,857.40) (946,679,161,134.74) (0.95)
JUMLAH ASET TETAP  2,323,244,126,758.31 2,469,657,962,061.31 1,845,605,250,147.25 2,141,366,235,633.93 2,463,017,540,183.01 3.02
14 DANA CADANGAN           -
14101 Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
 JUMLAH DANA CADANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
15 ASET LAINNYA          
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
15301 - - 4,915,611,525.56 4,832,508,394.60 9,457,925,859.04 47.01
Daerah
527,100,000.0
15500 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 527,100,000.00 527,100,000.00 527,100,000.00 527,100,000.00 0.00
0
15898 Aset Lain-lain 12,690,420,000.00 12,690,420,000.00 31,194,424,172.00 104,348,469,655.14 67,416,945,215.47 86.23
JUMLAH ASET LAINNYA  13,217,520,000.00 13,217,520,000.00 36,637,135,697.56 109,708,078,049.74 77,401,971,074.51 86.80
JUMLAH ASET  2,486,041,641,605.32 2,721,873,246,134.70 2,207,759,135,794.20 2,595,265,850,767.51 2,970,466,776,048.90 5.65
2 KEWAJIBAN          
21 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK          
21101 Utang Kepada Fihak Ketiga 57,839,431,057.00 718,636,626.00 16,802,456,046.00 55,682,336,062.83 8,426,386,305.00 571.47
229,238,541.6
21102 Utang Bunga 178,786,041.67 111,516,041.67 88,492,083.34   (45.07)
7
21103 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 81,553,481.00 54,866,535.00 620,932,824.00 5,553,727,651.00 18,443,120.00 423.44
21104 Utang Pemotongan Pajak Pusat 8,810,000,000.00 10,680,000,000.00 10,680,000,000.00 0.00   5.31
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
21105 - - - - 3,452,746,952.00 -
Lainnya
Bagian Lancar Utang Jangka Pendek
21106 - 391,500,000.00 1,263,133,427.58 10,140,421,169.00 - 275.15
Lainnya
21107 Pendapatan Diterima Dimuka       1,471,748,618.41 1,943,043,436.43 32.02
21108 Utang Jangka Pendek Lainnya 33,729,229,961.00 34,527,469,503.00 34,527,469,503.00 -   (48.82)
21109 Utang Beban     1,089,249,699.00 2,643,136,557.00 9,016,707,893.00 191.90
 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA
100,689,453,040.67 46,551,258,705.67 65,094,757,541.25 75,579,862,141.58 22,857,327,706.43 (16.90)
PENDEK
22 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG          
22105 Utang Jangka Panjang Lainnya 28,047,674,217.00 17,367,674,217.00 6,687,674,217.00 27,621,975,599.00 24,169,228,647.00 50.24
 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA 28,047,674,217.00 17,367,674,217.00 6,687,674,217.00 27,621,975,599.00 24,169,228,647.00 50.24
Rata-Rata
Jumlah
No Uraian Pertumbuhan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
PANJANG
 JUMLAH KEWAJIBAN 128,737,127,257.67 63,918,932,922.67 71,782,431,758.25 103,201,837,740.58 47,026,556,353.43 (12.18)
3 EKUITAS DANA          
JUMLAH EKUITAS DANA  2,357,304,514,347.66 2,657,954,313,212.03 2,135,976,704,035.94 2,492,064,013,026.93 2,923,440,219,695.47 6.77
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2,486,041,641,605.33 2,721,873,246,134.70 2,207,759,135,794.19 2,595,265,850,767.51 2,970,466,776,048.90 5.65

Gambaran umum pertumbuhan neraca daerah pada periode tahun 2013-2017, sebagai berikut:
 Rata-rata pertumbuhan Aset Daerah mencapai 5,65%, kenaikan signifikan terjadi pada Aset Lancar sebesar 47,56%; Investasi
Jangka Panjang sebesar 23,21%; Aset Tetap sebesar 3,02%; dan Aset Lainnya sebesar 86,80%. Adanya perkembangan
signifikan pada pertumbuhan asset lancar ini menunjukkan bahwa kondisi asset Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
berada pada kondisi sehat.
 Rata-rata pertumbuhan Kewajiban dan Ekuitas Dana mencapai 5,65 %, Peningkatan terjadi pada Equitas Dana sebesar
6,77%; Sedangkan rata-rata pertumbuhan kewajiban -12,18%.
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio
aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan
daerah. Analisis data neraca daerah Kabupaten Lombok Timur dapat diketahui
dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
1) Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jenis rasio likuiditas yang
digunakan antara lain :
a. Rasio lancar = aktiva lancar : kewajiban jangka pendek
b. Rasio quick = ( aktiva lancar – persediaan ) : kewajiban jangka pendek
2) Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Jenis rasio
solvabilitas yang digunakan antara lain:
a. Rasio total hutang terhadap total aset = total hutang : total aset
b. Rasio hutang terhadap modal = total hutang : total ekuitas
3) Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada
kegiatan pelayanan Pemerintah Daerah.
a. Rata-rata umur piutang, yaitu rasio untuk melihat berapa lama, hari yang
diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas),
dihitung dengan formula sebagai berikut.
Rata-rata umur piutang = 365 : perputaran piutang
Dimana :
Perputaran piutang = pendapatan daerah/rata-rata piutang pendapatan
daerah.
Sedangkan, rata-rata piutang pendapatan daerah = (saldo awal piutang +
saldo akhir piutang) : 2
b. Rata-rata umur persediaan, yaitu rasio untuk melihat berapa lama dana
tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk
memberi pelayanan publik), dihitung dengan formula sebagai berikut.
Rata-rata umur persediaan = 365 : perputaran persediaan
Dimana :
Perputaran persediaan = nilai persediaan yang digunakan dalam satu
tahun: rata-rata nilai persediaan.
Sedangkan, rata-rata nilai persediaan = (saldo awal persediaan + saldo
akhir persediaan) : 2.

Analisis terhadap neraca keuangan daerah pada tahun 2013-2017 yang


meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas disajikan dalam table
berikut:
Tabel 3.6
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2013 s.d 2017

Rasio 2013 2014 2015 2016 2017


Rasio Rasio Lancar 0.04 0.91 1.32 0.81 5.63
Likuiditas Rasio Quick 0.40 1.88 2.02 1.52 7.73
Rasio Total Hutang terhadap
Rasio 0.0518 0.0235 0.0325 0.0398 0.0158
Total Aset
Solvabilitas
Rasio Hutang terhadap Modal 0.0546 0.0240 0.0336 0.0414 0.0161
Rasio Rata-Rata Umur Piutang 10.66 10.01 8.54 8.33 6.89
Aktivitas Rata-Rata Umur Persediaan 22,21 26,03 18,85 16,54 17,76

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat rasio likuiditas masih dalam posisi
yang sehat dalam artian bahwa setiap hutang lancar yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur masih dapat dijamin dengan baik oleh aset lancar.
Sedangkan untuk rasio solvabilitas menunjukkan trend positif, dimana pengadaan
aset yang dibiayai oleh hutang mengalami penurunan sepanjang tahun disamping
itu rasio hutang terhadap modal setiap tahun mengalami peningkatan, yang berarti
setiap tahun ada peningkatan kemampuan dari ekuitas atau modal sendiri dari
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk membayar kewajiban atau hutang.
Rasio aktivitas menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang pada tahun 2013 dan
2017 menunjukkan pada kisaran 6,8 dan 10,66, ini berarti bahwa piutang berputar
selama 6-10 hari. Sedangkan tingkat efektifitas manajemen dalam pengelolaan
persediaan mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya rata-
rata umur persediaan yang berarti semakin kecil umur persediaan maka semakin
besar tingkat penggunaan persediaan, sehingga semakin besar aktivitas pelayanan
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
APBD merupakan instrumen yang akan menjamin terciptanya disiplin dalam
pengambilan keputusan baik terkait pendapatan maupun belanja daerah dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan umum dalam satu tahun anggaran dengan
menggunakan basis atau pendekatan kinerja, dimana setiap alokasi biaya yang
direncanakan harus dikaitkan dengan pencapaian tingkat pelayanan atau hasil yang
diharapkan sesuai dengan target yang ditetapkan. Program dan kegiatan yang
dilaksanakan dengan pembiayaan dari APBD harus memiliki tujuan, sasaran yang
jelas, mampu memberikan manfaat yang besar dan dampak yang terukur pada
kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu Kabupaten Lombok Timur secara
umum bisa dilihat pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan dan pembiayaan
APBD.

a. Kebijakan Pendapatan Daerah


Efektifitas penyelenggaraan pemerintah yang tidak terlepas dari kapasitas
keuangan yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Kebijakan
pembangunan daerah akan mempertimbangkan kapasitas fiskal yang dimiliki.
Arah kebijakan keuangan daerah dalam rangka peningkatan penerimaan
pendapatan daerah Kabupaten Lombok Timur antara lain :
1. Optimalisasi pendapatan daerah dengan Intensifikasi dan Ekstensifikasi sesuai
peraturan perundangan yang berlaku;
2. Meningkatkan manajemen pendapatan asli daerah;
3. Meningkatkan sosialisasi kepada wajib pajak dan wajib pajak retribusi;
4. Meningkatkan koordinasi internal dan antar instansi pengelola pendapatan;
5. Meningkatkan akurasi data SDA sebagai dasar perhitungan bagi Hasil;
6. Peningkatan kemampuan aparat pengelola pendapatan daerah dengan
mengikuti pendidikan, kursus-kursus singkat atau pelatihan teknis;
7. Memperluas jangkauan dan menambah jenis pelayanan publik serta
mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pelayanan yang terkait dengan pajak
daerah, retribusi serta pendapatan lainnya;
8. Mengadakan evaluasi dan peninjauan kembali kontrak kerja dengan pihak
ketiga yang mengelola retribusi daerah serta menekankan kepada pihak
ketiga untuk membayar retribusi daerah dengan kontrak kerja baik jumlah
dan waktu pembayaran;
9. Memantapkan Kelambagaan, kemudahan dalam pelayanan serta
Penyederhanaan Sistem dan Prosedur Administrasi Pemungutan Pajak dan
Retribusi Daerah.

b. Kebijakan Belanja Daerah


Dalam rangka pelaksanaan urusan wajib, kebijakan belanja tertuang pada
RPJMD Kabupaten Lombok Timur tahun 2013-2018, adapun kebijakan belanja
tersebut adalah
1. Mengalokasikan anggaran yang memadai agar tercapainya target-target
indikator kinerja yang tercantum pada RPJMD kabupaten Lombok Timur
Tahun 2013-2018.
2. Menjamin tersedianya pemenuhan pelayanan dasar, ketahanan pangan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas, khususnya sektor
pendidikan dan kesehatan;
3. Menjamin tercapainya penurunan angka kemiskinan;
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran yaitu mengendalikan tingkat efisiensi dan
efektifitas anggaran yang telah ditetapkan secara jelas tujuan, sasaran, hasil
dan manfaat serta indikator prestasi kerja. Selain itu penetapan harga satuan
yang rasional sesuai dengan pendekatan prestasi kerja yang digunakan dalam
penyusunan APBD, setiap alokasi biaya yang direncanakan harus diikuti
dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai.
5. Transparansi dan akuntabilitas anggaran yaitu menyajikan informasi secara
terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi : tujuan, sasaran,
kebijakan, program, fungsi dan sumber pendanaan serta korelasi antara
besaran anggaran dengan hasil dan manfaat yang ingin dicapai dari suatu
kegiatan, sehingga penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran dilakukan secara transparansi dan akuntabel.
6. Disiplin anggaran yaitu Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi
pengeluaran belanja. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan
adanya kepastian penerimaan. Semua penerimaan dan pengelauaran daerah
harus dianggarkan dalam APBD melalui rekening Kas Umum Daerah.
7. Keadilan anggaran yaitu tidak adanya diskriminasi penetapan tarif dalam
pungutan yang diberlakukan pada masayarakat, sedangkan dalam konteks
belanja harus mengalokasikan belanja daerah secara adil dan merata tanpa
diskriminasi.
8. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat sebagai perwujudan dari
Lombok Timur yang beriman;

c. Kebijakan Pembiayaan
Kebijakan pemerintah daerah terkait dengan pembiayaan sebagai berikut:
1. Peningkatan manajemen pembiayaan daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,
efektifitas dan profitabilitas;
2. Mengoptimalkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang bersumber
dari pelampauan penerimaan pendapatan daerah maupun sisa penghematan;
3. Alokasi pengeluaran pembiayaan diprioritaskan untuk pembayaran utang
pokok yang jatuh tempo.
4. Apabila APBD diperkirakan surplus, maka kebijakan pembiayaan dalam rangka
pemanfaatan surplus anggaran diarahkan untuk:
a) Pembentukan dana cadangan;
b) Pembayaran Pokok utang;
c) Penyertaan modal (investasi daerah dengan memilih instrument investasi
yang bebas resiko dan menguntungkan secara ekonomi dan sosial;
5. Apabila APBD diperkirakan defisit, maka kebijakan pembiayaan untuk
menutup defisit anggaran antara lain:
a) Pengunaan SiLPA tahun anggaran yang lalu;
b) Pencairan dana cadangan;
c) Divestasi, yaitu menjual kembali investasi pemenrintah daerah/kekayaan
daerah yang dipisahkan;
d) Melakukan pinjaman kepada pemerintah/lembaga keuangan bank/bukan
bank maupun pihak lainnya;
e) Penerimaan kembali pemberian pinjaman dari pihak lain/ masyarakat.
Dalam implementasinya, APBD Kabupaten Lombok Timur mulai anggaran
Tahun 2013-2017, penyusunannya telah mengacu Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011. Secara
berkesinambungan, sistem evaluasi dan pelaporan juga telah mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
kepada DPRD dan informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat dan Pasal 71 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran


Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui sistem yang terintegrasi
dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
pelaksanaannya dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/
pemeriksaan sampai dengan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berdasarkan pada anggaran kinerja
(performance budget), yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil
atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
publik, yang berarti belanja daerah harus berorientasi pada kepentingan publik.
Gambaran proporsi realisasi belanja daerah Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
selama kurun waktu 2013 sampai dengan 2017 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.7
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah
Tahun 2013 – 2017

PROPORSI REALISASI BELANJA TERHADAP PROPORSI


BELANJA DAERAH ANGGARAN BELANJA DAERAH RATA-
2013 2014 2015 2016 2017 RATA
BELANJA TIDAK LANGSUNG 71.88 72.50 66.13 66.00 57.59 66.82
BELANJA PEGAWAI 86.63 82.71 80.05 75.46 69.73 78.92
BELANJA BUNGA 0.19 0.22 0.15 0.07 0.02 0.13
BELANJA SUBSIDI - - - - - 0.00
BELANJA HIBAH 3.38 5.15 2.55 2.52 4.02 3.52
BELANJA BANTUAN SOSIAL 3.09 4.95 1.97 1.43 1.30 2.55
PROPORSI REALISASI BELANJA TERHADAP PROPORSI
BELANJA DAERAH ANGGARAN BELANJA DAERAH RATA-
2013 2014 2015 2016 2017 RATA
BELANJA BAGI HASIL KEPADA
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA DAN - - 0.24 0.28 0.61 0.23
PEMERINTAHAN DESA
BELANJA BANTUAN KEUANGAN
KEPADA PEMERINTAH DAERAH DAN 6.17 6.62 14.65 20.08 24.09 14.32
PEMERINTAH DESA
BELANJA TIDAK TERDUGA 0.54 0.36 0.40 0.16 0.22 0.34
BELANJA LANGSUNG 28.12 27.50 33.87 34.00 42.41 33.18
BELANJA PEGAWAI 6.54 6.13 4.34 4.88 4.23 5.22
BELANJA BARANG DAN JASA 35.70 43.03 40.63 38.70 50.26 41.66
BELANJA MODAL 57.76 50.84 55.03 56.42 45.52 53.11
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Lombok Timur, 2018

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2013 – 2017
tahun proporsi rata-rata penggunaan anggaran belanja tidak langsung terhadap
jumlah anggaran belanja sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai dengan
proporsi rata-rata 78,92%, sedangkan belanja langsung terbesar digunakan untuk
belanja modal 53,11%, belanja barang dan jasa 41,66% dan belanja pegawai
5,22%.
Adapun analisis proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur mulai tahun
2013 sampai dengan 2017 dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.8
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013 – 2017
TOTAL
TOTAL BELANJA
PENGELUARAN
PEMENUHAN
(BELANJA + PROSENTASE
NO. URAIAN KEBUTUHAN
PEMBIAYAAN
APARATUR (Rp)
PENGELUARAN) (Rp)
A B (a/b)x100%
1. TA. 2013 869,908,376,815.00 1,479,975,491,164.06 58.78

2. TA. 2013 1,001,357,025,758.00 1,674,552,486,025.19 59.80

3. TA. 2015 1,054,733,587,564.00 1,992,574,117,479.20 52.93

4. TA. 2016 1,131,574,135,030.00 2,251,888,196,653.67 50.25

5. TA. 2017 1,021,218,351,800.00 2,463,475,116,761.47 41.45


Hal ini menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Lombok Timur masih relatif baik dari sisi belanja, karena proporsi penggunaan
anggaran untuk belanja aparatur agak tinggi terhadap pengeluaran dalam APBD. Prosentase terbesar penggunaan anggaran
belanja adalah pada tahun 2013 dan 2014, yang hampir mencapai 60%.

3.2.2. Analisis Pembiayaan


Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan
belanja daerah ketika terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
tahun lalu, penerimaan pinjaman, obligasi, transfer dari dana cadangan, maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan itu sendiri adalah anggaran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan.
Gambaran pembiayaan riil daerah Kabupaten Lombok Timur dari tahun 2013 sampai dengan 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9
Defisit Riil dan Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013 – 2017

No. Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp)

Realisasi Pendapatan
1. 1,434,649,857,357.09 1,693,781,530,409.20 2,007,874,626,135.60 2,223,806,974,772.61 2,546,025,461,403.31
Daerah
Dikurangi Realisasi:

2. Belanja Daerah 1,356,878,394,703.06 1,624,283,486,025.19 1,938,495,969,979.20 2,198,829,143,490.67 2,434,255,556,547.47


3. Pengeluaran Pembiayaan
123,097,096,461.00 50,269,000,000.00 54,078,147,500.00 53,059,053,163.00 29,219,560,214.00
Daerah

A Defisit Riil (45,325,633,806.97) 19,229,044,384.01 15,300,508,656.40 (28,081,221,881.06) 82,550,344,641.84


No. Uraian 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp)

Ditutup oleh realisasi


penerimaan pembiayaan:
4 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) tahun 8,997,634,518.55 3,946,239,782.35 42,225,506,783.60 70,804,953,231.07 42,768,341,350.01
anggaran sebelumnya
5 Pencairan dana cadangan 0 0 0 0 0
Hasil penjualan kekayaan
6 0 0 0 0 0
daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman
7 29,416,741,200.00 28,980,000.00
daerah - - -
Penerimaan kembali
8 44,610,000.00 200,000,000.00
pemberian pinjaman daerah - - -
9 Penerimaan piutang daerah 10,846,265,870.77 19,185,027,903.24 13,278,937,791.07
- -
Pengembalian Dana
10 11,232,000.00
Bergulir - - - -
Total realisasi
B penerimaan pembiayaan 49,271,873,589.32 23,160,247,685.59 55,504,444,574.67 70,849,563,231.07 42,968,341,350.01
daerah
Sisa lebih pembiayaan
A-B anggaran tahun 3,946,239,782.35 42,389,292,069.60 70,804,953,231.07 42,768,341,350.01 125,518,685,991.85
berkenaan

Pada tahun 2013 dan 2016 terjadi defisit anggaran, sehingga diperlukan anggaran penutup defisit. Untuk menutup defisit ini
menggunakan SiLPA tahun sebelumnya, sehingga penerimaan pembiayaan pada tahun berkenaan berkurang sebesar defisit pada
masing-masing tahun.
3.3 Kerangka Pendanaan
Kerangka Pendanaan adalah bagian dari kerangka keuangan yang mempunyai keterkaitan dengan kemampuan untuk
membiayai belanja Pemerintah. Penyusunan kerangka pendanaan ini dimaksudkan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas
proses penyusunan rencana kinerja daerah dalam suatu periode, yaitu terdapat sinkronisasi dan keselarasan antara target
pembangunan daerah yang ingin dicapai dan kemampuan pemerintah untuk membiayai. Analisis kerangka pendanaan bertujuan
untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka
menengah daerah selama lima tahun ke depan.

Kebijakan anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja Pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan
operasional anggaran dan alokasi sumber daya, sementara kebijakan keuangan daerah diarahkan pada kebijakan penyusunan
program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Kemampuan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam kurun waktu 5 tahun kedepan untuk membiayai
pembangunan dan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara optimal, dirumuskan dengan mempertimbangkan data
realisasi penerimaan pendapatan daerah tahun sebelumnya.
Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Lombok Timur tahun 2018-2023 dirumuskan dengan mendasarkan
pada evaluasi penerimaan pendapatan daerah tahun 2013-2017, serta mempertimbangkan komponen pos penerimaan pendapatan
yang bersumber dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pendapatan daerah Kabupaten
Lombok Timur tahun 2013 sampai dengan 2017 sebesar 15,46% dengan rincian rata-rata pertumbuhan pos pendapatan sebagai
berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 45,82%
b. Dana perimbangan 12,84%
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah 24,18%

Selanjutnya terkait dengan analisis proyeksi belanja daerah perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi
belanja daerah Kabupaten Lombok Timur dalam kurun waktu 5 tahun kedepan guna membiayai belanja langsung dan tidak
langsung program-program RPJMD. Proyeksi belanja ini dirumuskan berdasarkan trend pertumbuhan historis realisasi belanja
tahun 2013-2017 dan prioritas pembangunan. Pencapaian realisasi tersebut disamping karena adanya kebijakan keuangan yang
sumbernya adalan penerimaan daerah termasuk pendapatan daerah. Sedangkan proyeksi pendapatan daerah 2018-2023 sebesar 6
- 7% diasumsikan tidak adanya perubahan signifkan terhadap kebijakan keuangan daerah Kabupaten Lombok Timur sehingga
berdampak terhadap penerimaan daerah. Maka proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2018-2023 Kabupaten Lombok
Timur sebagai berikut:
Tabel 3.10
Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Tahun 2018 s.d 2023 Kabupaten Lombok Timur
PROYEKSI
No. Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 PENDAPATAN 2,584,072,786,924.00 2.748.122.829.484,00 2.899.269.585.105,00 3.052.930.873.115,00 3.217.789.140.263,00 3.394.767.542.977,00

1.1. Pendapatan Asli Daerah 292,533,796,711.00 294.930.638.246,00 311.151.823.349,00 327.642.869.986,00 345.335.584.965,00 364.329.042.138,00

1.1.1. Pendapatan Pajak daerah 61,322,344,080.00 64.322.344.080,00 67.860.073.004,00 71.456.656.873,00 75.315.316.344,00 79.457.658.742,00
1.1.2. Hasil Retribusi daerah 54,041,352,240.00 48.925.990.087,00 51.616.919.541,00 54.352.616.276,00 57.287.657.554,00 60.438.478.719,00
PROYEKSI
No. Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang
18,964,941,238.00 22.436.841.912,00 23.670.868.217,00 24.925.424.232,00 26.271.397.140,00 27.716.323.982,00
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 158,205,159,153.00 159.245.462.167,00 168.003.962.586,00 176.908.172.603,00 186.461.213.923,00 196.716.580.688,00
1,770,686,727,618.00
1.2. Dana Perimbangan 1.907.390.895.692,00 2.012.297.394.955,00 2.118.949.156.887,00 2.233.372.411.358,00 2.356.207.893.982,00

Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan


1.2.1. 98,199,143,254.00 110.848.281.692,00 116.944.937.185,00 123.143.018.855,00 129.792.741.873,00 136.931.342.676,00
pajak (1%)
1.2.2. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam            
1.2.3. Dana alokasi umum 1,147,731,584,000.00 1.189.314.927.000,00 1.254.727.247.985,00 1.321.227.972.128,00 1.392.574.272.902,00 1.469.165.857.911,00
1.2.4. Dana alokasi khusus 524,756,000,364.00 607.227.687.000,00 640.625.209.785,00 674.578.345.903,00 711.005.576.581,00 750.110.883.292,00

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 520,852,262,595.00 545.801.295.546,00 575.820.366.801,00 606.338.846.241,00 639.081.143.938,00 674.230.606.854,00

1.3.1 Pendapatan Hibah 132,277,026,000.00 137.941.297.000,00 145.528.068.335,00 153.241.055.956,00 161.516.072.977,00 170.399.456.990,00


1.3.2 Dana Darurat - - - - - -

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan


1.3.3 90,113,534,595.00 91.056.510.546,00 96.064.618.626,00 101.156.043.413,00 106.618.469.757,00 112.482.485.593,00
Pemerintah Daerah lainnya ***)

Dana penyesuaian dan otonomi


1.3.4 288,461,702,000.00 316.803.488.000,00 334.227.679.840,00 351.941.746.871,00 370.946.601.202,00 391.348.664.268,00
khusus****)
Dana Penyesuaian dari provinsi atau
1.3.5 - -  -  -  -  - 
Pemerintah Daerah lainnya
1.3.6 Dana Tunjangan Pendidikan  - - - - - -
1.3.7 Dana Percepatan Infrastruktur - - - - - -
1.3.8 Pendapatan dari UPT Kelistrikan Daerah - - - - - -

2 BELANJA 2,692,091,472,916 2.775.117.284.484,00 2.927.748.735.130,00 3.082.919.418.091,00 3.249.397.066.667,00 3.428.113.905.333,00

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,618,780,727,576 1.597.717.800.989,00 1.685.592.280.043,00 1.774.928.670.885,00 1.870.774.819.112,00 1.973.667.434.163,00

2.1.1 Belanja Pegawai 1,062,802,343,879 1.055.349.562.503,00 1.113.393.788.440,00 1.172.403.659.227,00 1.235.713.456.825,00 1.303.677.696.950,00


2.1.2 Belanja Bunga - - - - - -
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 99,004,457,100.00 57.404.900.000,00 60.562.169.500,00 63.771.964.483,00 67.215.650.565,00 70.912.511.346,00
PROYEKSI
No. Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 59,756,240,000.00 29.936.200.000,00 31.582.691.000,00 33.256.573.623,00 35.052.428.598,00 36.980.312.170,00
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/
11,510,776,292 11.324.833.417,00 11.947.699.254,00 12.580.927.314,00 13.260.297.388,00 13.989.613.744,00
Kabupaten /kota dan pemerintahan desa
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/ Kabupaten/kota dan 378,806,910,305 438.702.305.069,00 462.830.931.847,00 487.360.971.234,00 513.678.463.680.00 541.930.779.182,00
pemerintahan desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 6,900,000,000.00 5.000.000.000.,00 5.275.000.000.,00 5.554.575.000,00 5.854.522.050,00 6.176.520.762,00

2.2 Belanja Langsung 1,073,310,745,339.37 1.177.399.483.495,00 1.242.156.455.087,00 1.307.990.747.206,00 1.378.622.247.555,00 1.454.446.471.170,00

2.2.1 Belanja Pegawai 81.640.121.920,00 86.130.328.625,00 90.695.236.042,00 95.592.778.788,00 100.850.381.621,00


2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 612.560.177.733,00 646.250.987.508,00 680.502.289.845,00 717.249.413.496,00 756.698.131.238,00
2.2.3 Belanja Modal 483.199.183.842,00 509.775.138.953,00 536.793.221.317,00 565.780.055.268,00 596.897.958.307,00

SURPLUS / (DEFISIT) (108.018.685.992,00) (26.994.455.000,00) (28.479.150.025,00) (29.988.544.976,00) (31.607.926.404,00) (33.346.362.356,00)


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Lombok Timur 2018-2023
mengalami peningkatan yang cukup signifkan. Nilai proyeksi pendapatan belanja daerah Kabupaten Lombok Timur meliputi 3 hal
yaitu pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Pendapatan tahun 2018 sebesar Rp. 2,584,072,786,924.00
Tahun 2019 sebesar Rp. 2.748.122.829.484,00Tahun 2020 sebesar Rp.2.899.269.585.105,00 Tahun 2021 sebesar Rp.
3.052.930.873.115,00 Tahun 2022 sebesar Rp. 3.217.789.140.263,00 dan pada Tahun 2023 sebesar Rp. 3.394.767.542.977,00
Sedangkan Proyeksi Belanja Kabupaten Lombok Timur tahun 2018 adalah sebesar Rp. 2,692,091,472,916,00 tahun 2019 sebesar
Rp 2.775.117.284.484,00 tahun 2020 sebesar Rp. 2.927.748.735.130,00 tahun 2021 sebesar Rp. 3.082.919.418.091,00 tahun
2022 sebesar Rp. 3.249.397.066.667,00 dan pada tahun 2023 Rp 3.428.113.905.333,00

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan


Perhitungan analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan
dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun kedepan. Langkah awal
yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah dan ke pos-pos mana mana saja sumber penerimaan
tersebut akan dialokasikan.
Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja
dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.11
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Timur
Proyeksi
No. Uraian
2018 2019 2020 2021 2022 2023

1. Pendapatan 2,584,072,786,924.00 2.748.122.829.484,00 2.899.269.585.105,00 3.052.930.873.115,00 3.217.789.140.263,00 3.394.767.542.977,00

2. Pencairan dana
cadangan
(sesuai Perda) - - - - - -

3. Sisa lebih riil


perhitungan
anggaran - - - - - -

TOTAL
PENERIMAA 2,584,072,786,924.00 2.748.122.829.484,00 2.899.269.585.105,00 3.052.930.873.115,00 3.217.789.140.263,00 3.394.767.542.977,00
N

Dikurangi:
4. Belanja tidak
langsung 1,618,780,727,576,00 1.597.717.800.989,00 1.685.592.280.043,00 1.774.928.670.885,00 1.870.774.819.112,00 1.973.667.434.163,00

5. Pengeluaran
pembiayaan - - - - - -

KAPASITAS
RIIL
965.292.059.348,00 1.150.405.028.495,00 1.213.677.305.062,00 1.278.002.202.230,00 1.347.014.321.151,00 1.421.100.108.814,00
KEMAMPUAN
KEUANGAN

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Lombok
Timur tahun 2018 – 2023 adalah sebesar Rp. 965.292.059.348,00 pada tahun 2018. Selanjutnya pada tahun 2019 sebesar
Rp.1.150.405.028.495,00 tahun 2020 sebesar Rp. 1.213.677.305.062,00 tahun 2021 sebesar Rp. 1.278.002.202.230,00 tahun
2022 sebesar Rp. 1.347.014.321.151,00 dan pada tahun 2023 adalah sebesar Rp. 1.421.100.108.814,00 Dari proyeksi kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah selama 5 tahun kedepan di atas, dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas
pembangunan daerah.

Anda mungkin juga menyukai