BAB 1
PENDAHULUAN
hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka
terjadilah hubungan sosial. Manusia adalah makhluk sosial, diantara satu dan
Communicate” yang berarti: “Kita Tidak Bisa Tidak Berkomunikasi”. Sejak lahir
Dalam keluarga, komunikasi juga menjadi hal penting yang dapat menjadi
Akan tetapi, komunikasi antarpribadi dapat juga terjadi relatif tanpa tujuan
atau maksud tertentu yang jelas, misalnya ketika seseorang sedang bertemu
dengan kawannya dan mereka lalu saling bercakap-cakap dan bercanda. Konsep
antarpribadi.
instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena
kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk
pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang
sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar,
1
http://rizhacommunication.blogspot.com/2010_03_01_archive.html (diakses pada tanggal 21
Desember 2011 pukul 23:07)
Komunikasi antara orang tua (suami dan istri) pada dasarnya harus terbuka.
Hal tersebut karena suami-istri telah merupakan suatu kesatuan.
Komunikasi yang terbuka diharapkan dapat menghindari kesalahpamahan.
Dalam batas-batas tertentu sifat keterbukaan dalam komunikasi juga
dilaksanakan dengan anak-anak, yaitu apabila anak-anak telah dapat
berpikir secara baik, anak telah dapat mempertimbangkan secara baik
mengenai hal-hal yang dihadapinya. Dengan demikian akan menimbulkan
saling pengertian di antara seluruh anggota keluarga, dan dengan demikian
akan terbina dan tercipta tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Orang
tua kiranya tetap menjaga alur komunikasi yang baik dengan anak, agar
keharmonisan dapat terjadi, antar orang tua dan anak.2
belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari prestasi yang diraih oleh pelajar Indonesia
Risk and Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan
pada keikutsertaan pertamakali yaitu pada tahun 1999, Indonesia berada pada
peringkat 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 34
dari 46 negara. Dan ranking Indonesia pada TIMSS tahun 2007 turun menjadi
yang memiliki peran terbesar dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang.
2
http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/19/peranan-komunikasi-dalam-keluarga-untuk-
pembentukan-sikap-sosial-siswa/ (diakses pada 21 Desember 2011 pukul 23:11)
3
http://mathheny.blogspot.com/2011/12/trends-international-mathematics-and.html (diakses pada
3 Januari 2012 pada pukul 23:27 WIB)
Ketika sebuah keluarga terbentuk, komunitas baru karena hubungan darah pun
terbentuk pula. Interaksi sosial yang berlangsung dalam keluarga tidak terjadi
dengan sendirinya, tetapi karena ada tujuan dan kebutuhan bersama antara ibu,
ayah dan anak. Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai atau kebutuhan yang
tersebut tidak terlepas dari kegiatan komunikasi orang tua dan anak.
Komunikasi yang buruk antara ayah, ibu, dan anak sering kali
beragam. Solusi semua konflik adalah komunikasi yang baik, penuh pengertian
Pendidikan Anak di Sekolah Universitas Terbuka, bahwa orang tua yang kurang
terlibat dan kurang membimbing, serta terlalu mengontrol dan sibuk menanyakan
orang tua dan anak mengenai satu tujuan yang diharapkan. Keluarga yang
antara ayah dan ibu, ayah dan anak, serta antara ibu dan anak. (Satrio, 2010: 3)
mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita
hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang
berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut. (Satrio, 2010: 4)
sikap positif. Dari aspek-aspek ini kita kemudian dapat menurunkan perilaku
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau
terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri tiap individu terdapat dorongan
motif-motifnya dapat aktif dengan dirangsang dari luar. Dorongan dari luar ini
(Sardiman, 2008:89)
dijelaskan melalui dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
internal individu atau kelompok itu sendiri, sedangkan atribusi eksternal melihat
bahwa perilaku lebih disebabkan oleh faktor luar. Teori atribusi merupakan teori
tertentu.4
4
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/about-author (diakses pada 11 desember 2011 pada
pukul 23 : 17)
pendorong usaha untuk belajar dan pencapaian prestasi. Untuk itu, dipilihlah salah
satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di kota Bandung sebagai objek
penelitian. Dikota Bandung terdapat 54 Sekolah Menengah Pertama (52 SMP dan
2 MTS), berdasarkan daftar SMP kota Bandung yang terdapat di Pikiran Rakyat
Online. Karena disetiap SMP terdapat elemen-elemen yang sama terutama yang
berkaitan dengan penelitian ini yaitu siswa dan orang tua siswa, maka ke-54
sekolah ini punya kesempatan yang sama untuk diteliti. Untuk itu digunakan
teknik sampling acak klaster banyak tahap (multistage) untuk menemukan satu
SMP yang akan dijadikan objek penelitian. Alasan peneliti menggunakan teknik
ini adalah karena setiap elemen sifat dari populasi yaitu SMP tersebar secara
geografis diseluruh kota Bandung yang terbagi atas beberapa region yaitu
Bandung Utara, Timur, Tenggara, Selatan, dan Barat. Selain itu populasi secara
keseluruhan jumlahnya terlalu besar dan akan terlalu memakan banyak biaya dan
klaster banyak tahap yang dimulai dari pembagian antara Bandung Utara, Timur,
Tenggara, Selatan dan Barat, maka terpilihlah satu SMP, yaitu SMPN 14 kota
Bandung yang merupakan perwakilan objek dari Bandung Utara dan dianggap
mewakili seluruh elemen populasi dari populasi keseluruhan yaitu seluruh SMP di
salah satu sekolah standar nasional di kota Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini juga
merupakan salah satu sekolah favorit di kota Bandung dengan passing grade yang
menembus angka 27.00 pada tahun 2011. Pada tahun tersebut juga SMP Negeri
jumlah penerimaan murid baru menjadi sepuluh kelas yang awalnya hanya tujuh
kelas.
Inggris sebagai bahasa pengantar. Selain itu, sekolah ini juga memiliki banyak
prestasi sepanjang tahun 2003 hingga 2011, baik di bidang akademik maupun
Bandung pada tahun 2011. Sekolah yang berakreditasi A oleh BAN-PT ini juga
resmi SMP Negeri 14. SMP dengan deretan prestasi ini menunjukkan indikasi
hal tersebut.
keluarga yang berbeda-beda. Dengan usia yang berkisar antara 12-14 tahun dan
menciptakan berbagai macam motivasi dan pola komunikasi yang berbeda pula.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara komunikasi antarpribadi dalam keluarga dengan motivasi para siswa SMP
Negeri 14 Bandung.
komunikasi.
mengenai komunikasi.
Teori atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain itu
yang ada dibalik perilaku orang lain. Attribution theory (teori sifat) merupakan
posisi tanpa perlu disadari pada saat melakukan sesuatu menyebabkan orang-
orang yang sedang menjalani sejumlah tes bisa memastikan apakah perkataan-
Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa orang berusaha menentukan
penyebab dari perilaku ketika dalam keraguan, mencari informasi yang akan
dilakukan oleh Frizt Heider. Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya
adalah seseorang ilmuwan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti
potongan informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal
tentang sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain
seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab mengapa seseorang berbuat
pencurian. Sebagai manusia kita ingin mengetahui penyebab kenapa dia sampai
berbuat demikian.
sesuatu di dalam diri atau sesuatu di luar diri. Apakah orang tersebut melakukan
pencurian karena sifat dirinya yang memang suka mencuri, ataukah karena faktor
di luar dirinya, dia mencuri karena dipaksa situasi, misalnya karena dia harus
punya uang untuk membiayai pengobatan anaknya yang sakit keras. Bila kita
internal (internal attribution). Tetapi jika kita melihat atau menyimpulkan bahwa
tindakan yang dilakukan oleh seseorang dikarenakan oleh tekanan situasi tertentu
(misalnya mencuri untuk membeli obat) maka kita melakukan atribusi eksternal
(external attribution).
Proses atribusi telah menarik perhatian para pakar psikologi sosial dan
telah menjadi objek penelitian yang cukup intensif dalam beberapa dekade
terakhir. Cikal bakal teori atribusi berkembang dari tulisan Fritz Heider yang
meramalkan tingkah laku seseorang. Dalam kerangka kerja ini, konsep intensional
(seperti keyakinan, hasrat, niat, keinginan untuk mencoba dan tujuan) memainkan
peran penting.
Menurut Heider ada dua sumber atribusi tingkah laku: (1). Atribusi
internal atau atribusi disposisional (2). Atribusi eksternal atau atribusi lingkungan.
tingkah laku). Pada atribusi eksternal kita menyimpulkan bahwa tingkah laku
seseorang disebabkan oleh situasi tempat atau lingkungan orang itu berada.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel pertama adalah komunikasi
mempunyai hubungan yang mantap dan jelas (Joseph DeVito, 1997: 231). Agar
terjadinya komunikasi yang seimbang dibutuhkan pengertian oleh orang tua dan
anak mengenai satu tujuan yang diharapkan. Keluarga yang seimbang adalah
keluarga yang ditandai oleh keharmonisan hubungan (relasi) antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, serta antara ibu dan anak. (Satrio, 2010: 3)
Ada tiga cara bagaimana orang tua melakukan komunikasi yang efektif
dengan anak-anaknya. Pertama, orang tua harus mencintai anak tanpa pamrih dan
sepenuh hati. Kedua, orang tua harus memahami sifat dan perkembangan anak
dan mau mendengarkan mereka. Ketiga, berlakulah kreatif dengan anak-anak dan
Maka, agar tercipta komunikasi efektif antara orang tua dan anak, agar
efektivitas ini dilihat dari tiga sudut pandang, salah satunya adalah sudut pandang
1. Keterbukaan (Openness)
komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang
berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka
diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui
pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala
sesuatu yang dikatakannya. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa
Terbuka maksudnya adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang kita
lontarkan memang berasal dari diri kita sendiri. (Joseph DeVito 1997:260)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. Dalam mengkomunikasikan sikap positif terdapat dua cara, yaitu (1)
menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi
3. Kesetaraan (Equality)
efektif bila suasananya setara, artinya harus ada pengakuan bahwa kedua pihak
sama-sama bernilai dan berharga, serta memiliki sesuatu yang penting untuk
1997: 263)
4. Empati (Empathy)
dirinya seperti apa yang dialami orang lain, pada saat tertentu, dari sudut pandang
orang itu. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Langkah pertama untuk
sebagainya, akan semakin membuat anda mampu untuk melihat apa yang dilihat
orang itu dan merasakan seperti apa yang dirasakannya. Jika anda mengalami
carilah kejelasan, dan doronglah orang itu untuk berbicara. Ketiga, cobalah
merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya.
Mainkanlah peran orang lain itu dalam pikiran anda. Ini dapat membantu anda
melihat lebih dekat apa yang dilihat orang itu. (Joseph DeVito 1997: 260)
empatik tidak akan dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita
menilai atau evaluatif yang mampu membuat lawan bicara menjadi bersikap
defensif, (2) spontan, yaitu bersikap terus terang dan terbuka serta mengutarakan
bicara bersifat defensif, dan (3) provisional, yaitu berpikiran terbuka serta
keliru, dan dengan kesediaan mengubah sikap dan pendapat, akan menghindari
Variabel kedua dalam penelitian ini adalah motivasi belajar anak. Motivasi
berasal dari kata “motif”. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang
daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
kondisi-kondisi tertentu, sehingga sesorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan
bila ia tak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
Motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Apabila dilihat dari
a. Motivasi Intrinsik
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya adalah
memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, dan yang ahli
dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin
dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak
mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik
adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, seehingga akan
dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi, yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau
mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik
dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin
komponen komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang
90)
keluarga dengan motivasi belajar anak terdiri dari dua variabel, yaitu:
dibutuhkan sebuah siklus komunikasi antarpribadi yang yang efektif antara orang
Online). Pada penelitian ini, keterbukaan juga berarti adanya kemauan untuk
membuka diri pada hal-hal tertentu, agar anak mampu mengetahui pendapat,
kemauan untuk menanggapi anak secara jujur dan terus terang terhadap apa
maksudnya adalah orang tua dan anak bersedia membuka diri dan
pembukaan diri ini patut atau layak. (Joseph DeVito 1997: 259)
1997: 260)
kita dan kita bertanggung jawab atasnya. (Joseph DeVito 1997: 260)
2. Sikap Positif (Positiveness) adalah sikap yang pasti, tegas, tentu, yakin
(KBBI Online). Bagaimana orang tua dapat berperilaku positif seperti berpikir
positif terhadap dirinya sebagai orang tua maupun terhadap anaknya sendiri.
Sikap positif dalam penelitian ini antara lain bagaimana orang tua dapat
penghargaan, dan terdiri atas perilaku yang biasa kita harapkan, kita
pribadi kita dan membuat kita merasa lebih baik. (Joseph DeVito 1997:
263)
Artinya, harus ada sesuatu untuk saling disumbangkan antara kedua belah
pihak. (Joseph DeVito 1997: 263) Bagaimana orang tua dapat menerapkan
konsep kesamaan perilaku, kesukaan, sikap, pengalaman antara orang tua dan
anak. Tentu saja masih dalam batasan yang hanya pantas diterima oleh anak
dengan kisaran umur 11-14 tahun. Indikator dari sikap kesetaraan antara lain:
merasakan hal yang dirasakan oleh orang lain (KBBI Online), baik secara
bagaimana orang tua dapat merasakan dan mengerti kondisi fisik anak, serta
memahami kondisi psikis anak dalam setiap situasi. Indikator dari sikap
1997: 260)
menunjang (KBBI Online). Dengan kata lain adanya sikap saling mendukung
antar orang tua dan anak dalam tujuan agar pesan keduanya dapat
tersampaikan dengan baik. Dalam penelitian ini, maksudnya adalah orang tua
selalu menanyakan secara lebih dalam setiap isyarat kecil dari anak serta
hal ini biasanya ditanggapi lawan bicara dengan sikap yang sama, yaitu
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti dorongan atau
belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena didalam setiap diri
memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu
yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di
masa mendatang. Dalam penelitian ini indikator dari motivasi intrinsik ini
adalah:
sekolahnya
depannya
belajar. ( resides in some factors outside the learning situation). Anak didik
belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang
yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa
dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Dalam penelitian ini
Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa orang berusaha menentukan
penyebab dari perilaku ketika dalam keraguan, mencari informasi
yang akan membantunya mendapatkan jawaban. (Sarwono, 1984:
73)
(DeVito, 1997)
modifikasi penulis
1.7 Hipotesis
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, peneliti akan merumuskan sebuah
hipotesis umum yang kemudian akan dijabarkan dalam beberapa sub hipotesis,
dan kemudian akan diuji kebenaranya secara empiris. Dalam penelitian ini
digunakan hipotesis kerja (H1) dan hipotesis nol (H0). H1 menyatakan adanya
Variabel X Variabel Y
X1
X2 Y1
X3
X4
Y2
X5
yang berfokus pada penaksiran pada kovariasi di antara variabel yang muncul
dengan teknik korelasi atau teknik statistik yang lebih canggih. Metode
Octojaya Abriyoso - Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Keluarga...
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://pustaka.unpad.ac.id
Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (IV-2012)
32
dalam keluarga dengan motivasi belajar anak di sekolah di SMP Negeri 14 kota
variabel Y.
hubungan kausal. Menurut Rakhmat (2005:27), jika kedua variabel saja yang kita
variabel bebas
1. Angket
secara tertulis dan disebarkan untuk mengetahui serta mendapatkan data primer
dari responden. Hasil angket digunakan sebagai sumber membuat analisa data dan
2. Wawancara
3. Studi Kepustakaan
cetak, khsusnya buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian.
1.8.3.1 Populasi
Populasi merupakan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya. Populasi penelitian ini adalah seluruh SMP yang terdapat di kota
“sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari
sample. Sampel merupakan proses penarikan objek yang ada pada populasi,
maka teknik sampling membutuhkan perhatian yang seksama agar didapat hasil
Menurut data yang peneliti dapatkan dari Pikiran Rakyat Online, jumlah
tersebar di seluruh region kota Bandung yang terdiri dari 5 bagian yaitu Bandung
1.8.3.2 Sampel
dari suatu populasi, maka butuh perhatian yang seksama dalam menentukan
teknik sampling agar didapat hasil yang representatif. Dalam penelitian ini teknik
menggunakan teknik ini adalah karena objek penelitian yang tidak diketahui
yang terdapat di kota Bandung yaitu Bandung Utara, Timur, Tenggara, Selatan
dan Barat, dipilihlah secara random dari kelima region tersebut dan didapatkan
region Bandung Utara yang terdiri dari 9 SMP. Berikut adalah daftarnya:
Wilayah
No Nama Sekolah Alamat Sekolah Rayon DT
1 SMP NEGERI 2 Jl. Sumatra No. 36 Bandung Utara 216
2 SMP NEGERI 5 Jl. Sumatra No. 40 Bandung Utara 180
3 SMP NEGERI 14 Jl. Lap. Supratman No. 8 Bandung Utara 251
4 SMP NEGERI 16 Jl. PPH Mustopa No. 53 Bandung Utara 353
5 SMP NEGERI 27 Jl. Yudawastu Pramuka l Bandung Utara 310
6 SMP NEGERI 44 Jl. Cimanuk l Bandung Utara 248
7 SMP NEGERI 22 Jl. Supratman No. 24 Bandung Utara 282
8 SMP NEGERI 19 Jl. Sadang Luhur No. 11 Bandung Utara 248
9 SMP NEGERI 35 Jl. Dago Pojok No. 756 Bandung Utara 320
tersebut, dipilihlah satu SMP secara acak untuk menentukan sampel yang
representatif untuk mewakili seluruh unsur dalam populasi. Maka terpilihlah SMP
peneliti melakukan pra-riset, didapatkan data bahwa SMP Negeri 14 memiliki 998
siswa yang tinggal bersama orang tua mereka yang terdiri dari ayah dan ibu untuk
Penggunaan rumus Yamane ini dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini
waktu, tenaga, dan dana. Formulasi Yamane dalam penentuan jumlah sampel
n= N / ( 1 + Ne 2 )
n= jumlah sampel
N= total populasi
sebanyak 988 orang . Maka kita tentukan ukuran sampelnya dengan menggunakan
formulasi Yamane. Formulasi ini digunakan karena populasi yang akan diteliti
n= 988/ (1 + 9, 88)
n= 988/ 10, 88
n= 90, 80
n= 90 orang
maka selanjutnya menentukan siapa yang akan menjadi responden dari seluruh
sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi mempunyai kesempatan yang
telah disusun secara sistematis oleh peneliti untuk kemudian dijawab oleh
responden. Petanyaan terdiri dari dua jenis yaitu pertanyaan terbuka yang terdiri
dari pertanyaan dasar untuk meneliti data responden, dan pernyataan tertutup yang
jawaban: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat setuju. Pembobotan
untuk setiap jawaban responden pada masing-masing variabel yang diteliti, yaitu
sebagai berikut:
menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang
ingin diukur, untuk mentukan kevalidan dari item kuesioner dengan skala
item ke-i:
N
6 di 2 (Riduwan, 2004:132)
rs 1 i 1
n n
3
n = Jumlah sampel
Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar, atau terdapat
data kembar tetapi sedikit. Apabila terdapat data kembar, maka rumus yang
dgunakan adalah:
rs
x y di
2 2
(Riduwan, 2004:132) 2 x y
2 2
Dengan:
n3 n
y2 12
Tx (Riduwan, 2004:132)
n3 n
x 2
12
Tx
N = Jumlah Sampel
membanding nilai kekayaan (r) suatu instrumen dengan nilai r kritis yang
ditetapkan.
adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap
butir pernyataan yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefesien yang
psikologi, digunakan harga koefesien korelasi yang minimal sama dengan 0,30
Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan pada instrumen turunan dari
Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan pada instrumen turunan
dari variabel Y:
Keterangan f
Valid 26
Tidak Valid 4
Total Pertanyaan 30
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi lebih dari
dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut menunjukkan hasil yang konsisten,
sehingga instrumen ini dapat digunakan dengan aman karena dapat bekerja
dengan baik pada waktu dan kondisi yang berbeda (Singarimbun dan Effendi,
2006:159).
r sb = 2x r ix
1+ rix
(Singarimbun dan Effendi, 2006:263)
Dimana:
Jika ri positif, serta r besar dari sama dengan 0,70 maka variabel tersebut
reliabel. Jika ri negatif, serta r kecil dari sama dengan 0,70 maka variabel tersebut
tidak reliabel.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada instrumen turunan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
data kuantitatif dengan menghitung sebuah nilai statistik. Salah satu fungsi
menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Teknik
analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis
inferensial.
2006:250).
pengolahan data penelitian ini adalah analisis deskriptif dalam bentuk distribusi
frekuensi yang disajikan ke dalam bentuk tabel sederhana. Data yang diperoleh
melalui angket akan diolah dengan teknik presentase. Tujuannya adalah untuk
bebas dan terikat diperlukan sebagai prosedur statistik. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala ordinal, maka uji statistik yang digunakan adalah korelasi
N
6 di 2
rs 1 i 1
n n
3
n = jumlah sampel
t3 t
T=
1
rs :
rs
x y di
2 2
2 x y 2 2
Dimana :
n3 n
x2 12
Tx
n3 n
y 2
12
Tx
d i X 1 Y1
Keterangan :
n = jumlah
Tx = jumlah koreksi X
Ty = Jumlah koreksi Y
n2
t = rs
1 rs
2
7. Hipotesis pengujian :
H1 : 0 (Ada korelasi)
Kriteria pengujian:
a. Jika t hitung t / 2,n2 atau nilai signifikasi (Sig.) < (0,01) maka H0
yang diteliti
b. Jika t / 2,n2 < t hitung < t1 / 2,n2 atau nilai siginfikasi (Sig.) > (0.01)
yang diteliti.
Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 14 kota Bandung Provinsi Jawa
Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada November 2011 sampai selesai,