Telaah SMA (MATRIKS)
Telaah SMA (MATRIKS)
Dosen pengampu
Oleh:
Kelas/Semester : A/V
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
MATRIKS
Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun secara baris dan kolom dan ditempatkan
pada kurung biasa atau kurung siku.
A. Operasi Matriks
Sebelum memasuki kegiatan operasi pada matriks, pastikan siswa telah memahami
tentang konsep matriks dan elemen-elemen pada matriks serta dapat membedakan mana
baris dan mana kolom. Selain itu pastikan siswa telah memahami tentang konsep operasi
pada bilangan positif dan negatif.
1. Bentuk dan Sifat Operasi Matriks
a. Penjumlahan Matriks
Penjumlahan matriks dapat di lakukan jika terdapat dua atau lebih matriks
yang ordonya sama. Ordo suatu matriks adalah bilangan yang menunjukkan
banyaknya baris (m) dan banyaknya kolom (n).
Contoh ordo dapat dilihat pada penjelasan berikut:
Elemen-elemen matriks
atau anggota-anggota
dalam matriks.
Entry matriks A di atas dapat dibentuk menjadi:
aij = elemen matriks pada baris ke-I dan kolom ke-j dengan, i = 1,2,3,…,m dan j =
1,2,3,…,n.
m x n = menyatakan ordo matriks A dengan m adalah banyaknya baris dan n
adalah banyaknya kolom.
(Penjumlahan elemen-elemen matriks harus dengan elemen yang sama, misal a 11 berada pada
baris pertama kolom pertama, a 11 hanya dapat di jumlahkan dengan b 11 yang juga berada pada
baris pertama kolom pertama).
1. Diketahui matriks A = [ 21 3 5
4 3 ]
dan B =
1 2 1
[
3 2 7 ]
. Carilah matriks C dimana C = A+B
Jawab:
Matriks A dan matriks B di atas berordo sama yaitu ordo 2x3. Dilihat dari banyaknya
baris yaitu 2 baris dan banyaknya kolom yaitu 3 kolom. Maka kedua matriks ini dapat di
jumlahkan.
C=A+B
=[ 21 34 53 ] + [ 13 22 17]
2+1 3+2 5+1
=[
1+ 3 4+2 3+7 ]
3 5 6
C=[
4 6 10 ]
Jadi, matriks C juga berbentuk matriks dengan ordo 2x3.
6 3 1
[ ]
2. Diketahui matriks T = 5 5 0 . Mari kita tunjukkan bahwa T + O = T dan O + T = T.
1 3 7
Matriks O dalam hal ini adalah matriks nol atau matriks yang elemen-elemennya yaitu 0.
Matriks O berordo 3x3, karena matriks tersebut akan dijumlahkan dengan matriks T yang
berordo 3x3 juga.
6 3 1 0 0 0
-
1 3 7[ ][ ]
T+O= 5 5 0 + 0 0 0
0 0 0
[ ]
= 5+0 5+0 0+0
1+0 3+0 7+0
6 3 1
[ ]
= 5 5 0
1 3 7
0 0 0 6 3 1
-
0 0 0[ ][ ]
O+T= 0 0 0 + 5 5 0
1 3 7
[ ]
= 0+5 0+5 0+0
0+1 0+3 0+7
6 3 1
[ ]
= 5 5 0
1 3 7
Maka benar bahwa penjumlahan matriks T dengan matriks O hasilnya tetap matriks T.
b. Pengurangan Matriks
Mirip dengan penjumlahan matriks, pengurangan dua atau lebih matriks
hanya dapat dilakukan jika ordo matriks-matriks tersebut sama. Pegurangan
matriks dilakukan dengan mengurangkan elemen-elemen yang seletak. Hasil
pengurangan matriks-matriks tersebut adalah sebuah matriks baru yang berordo
sama dengan ordo matriks-matriks sebelum dikurangkan. Konsep pengurangan
matriks mirip dengan penjumlahan matriks yaitu mengurangkan elemen-elemen
yang seletak.
1. Matriks C adalah matriks hasil pengurangan matriks A = [−62 31] dan B = [ 07 109 ]. Jika
C = A – B, maka matriks C = ….
Jawab:
Matriks A dan B sama-sama berordo 2x2 sehingga dapat dilakukan operasi pengurangan
pada kedua matriks tersebut.
C=A–B
[−62 31] - [ 07 109 ]
=
2−0 3−10
=[
−6−7 1−9 ]
2 −7
C=[
−13 −8 ]
2 −7
Jadi, matriks C = [
−13 −8 ]
dimana matriks C berordo 2x2 sama dengan ordo matriks-
3 [] []
2. Jika K = 4 dan L = −3 , maka K – L = ….
5
Jawab:
Matriks K dan L berordo 1x1.
−1 1
K–L=
[ ][ ]
4 - −3
3 5
−1−1 −1−1 −2
[ ][ ][ ]
= 4−(−3) = 4+3 = 7
3−5 3−5 −2
3. Diketahui matriks-matriks X, Y dan Z sebagai berikut.
1 2 0 −1
[ ]
X = 3 −2 , Y =
0 1
3 1
2 6 [ ]
, dan Z = 5 3
1 2 [ ]
Tentukan pengurangan-pengurangan matriks berikut:
a) X – Y b) Y – Z c) X – Z
Jawab:
Matriks X dan Z memiliki ordo yang sama, yaitu ordo 3x2. Sedangkan matriks Y
ordonya 2x2. Berdasarkan syarat bahwa matriks hanya dapat dikurangkan jika memiliki
ordo yang sama, maka hanya obsen c) yang dapat di selesaikan sedangkan obsen a) dan
b) tidak bisa karena ordo matriks X dan Y berbeda begitu juga dengan Y dan Z tidak bisa
diselesaikan karena ordonya berbeda.
Maka:
1 2 0 −1
[ ][
X – Z = 3 −2 - 5 3
0 1 1 2 ]
1−0 2−(−1)
[
= 3−5 −2−3
0−1 1−2 ]
1−0 2+1 1 3
[
= 3−5 −2−3 = −2 −5
0−1 1−2 −1 −1 ][ ] Bilangan real adalah bilanganyang
anggota-anggotanya terdiri dari
bilangan rasional dan irasional
1 3
Jadi, X – Z = −2
[−5
−1 −1 ]
c. Perkalian Skalar Matriks
Dalam aljabar matriks, bilangan rela k sering di sebut sebagai skalar. k
disini adalah suatu bilangan real.
Perkalian bilangan real terhadap matriks juga disebut sebagai perkalian skalar
dengan matriks atau perkalian antara bilangan real dengan matriks. Jika A adalah
sebuah matriks dan k adalah suatu bilangan real maka hasil perkalian scalar dan
matriks yaitu kA. kA adalah matriks baru yang diperoleh dengan mengalikan
setiap elemen pada matriks A dengan k.
Contoh:
3A = 3 [−12 04]
3x 2 3 x 0 6 0
=[ ] =[
3 x −1 3 x 4 −3 12 ]
12 8 −10 1
2. Jika C = [ ] , tentukan hasil dari C = ….
−2 −4 16 2
Jawab:
½ adalah bilangan real. Maka,
1 1 12 8 −10
2
C= x [
2 −2 −4 16 ]
1 1 1
=
1
2
[ 2
x (−2)
x 12
1
2
x (−4)
2
1
2
x8
x (−10)
2
x 16 ]
12 8 −10
=
2
−2
2
[ 2
−4
2
2
16
2
]
6 4 −5
= [ −1 −2 8 ]
6 4 −5
Jadi, hasil dari ½C = [
−1 −2 8 ]
3 2 −2 2
3. Diketahui matriks G = [ ] dan H = [
0 −1 ]
. Jika k = -1, tentukan k.(G + H) = ….
4 −1
Jawab:
Pertama selesaikan dulu operasi matriks yang di dalam kurung yaitu G + H setelah itu
baru di kalikan dengan scalar matriks yaitu k = -1.
b11 b 12
a. Misalkan matriks A =
a11 a 12 a13
a21 a 22 a23 [
dan B = b21 b 22
b31 b 32
] [ ]
Banyak kolom pada matriks A yaitu 3, dan banyak baris pada matriks B yaitu 3 (seperti pada
gambar di atas). Karena banyak kolom matriks A = banyak baris matriks B, maka perkalian
keduanya dapat dilakukan.
b b
AB =
a11 a 12 a13 11 12
[ b b
a21 a 22 a23 21 22
b31 b 32
][ ]
( a 11 x b11 ) + ( a12 x b21 ) +(a13 x b31) ( a11 x b12 ) + ( a12 x b 22) +(a 13 x b 32)
=
[ ( a21 x b11 ) + ( a22 x b21 ) +(a23 x b31 ) ( a 21 x b 12) + ( a22 x b22 ) +(a23 x b32) ]
Perkalian matriks diatas dilakukan dengan:
−3
2. Diketahui matriks G = [ 2 3
−6 1
,H=
4 −1
] [
1 0 ] []
, dan I = 2 . Tentukan perkalian berikut!
0
a) GH b) GI
Jawab:
Hanya obsen a) yang dapat diselesaikan karena banyak kolom pada matriks G sama
dengan banyak baris pada matriks H. Sementara pada matriks I memiliki 3 baris.
Berdasarkan syarat perkalian matriks, hanya obsen a) yang memenuhi syarat.
e. Transpos Matriks
Misalkan ada perubahan pada posisi elemen-elemen matriks seperti
elemen baris ke-1 pada matriks A menjadi elemen kolom ke-1 pada matriks A t,
setiap elemen baris ke-2 pada matriks menjadi elemen kolom ke-2 pada matriks
At, demikian seterusnya, hingga semua elemen baris pada matriks A menjadi
elemen kolom pada matriks At. Hal inilah yang menjadi aturan menentukan
transpos matriks pada suatu matriks. Transpos suatu matriks dinotasikan dengan
At atau AT (t/T disini menunjukkan transpos matriks).
Transpos dari matriks A berorodo m x n adalah matriks yang diperoleh
dari matriks A dengan menukar elemen baris menjadi elemen kolom dan
sebaliknya, sehingga berordo n x m. Notasi transpos matriks Am x n adalah Atm x n.
a11 a21
Misal matriks D =
a11 a 12 a13
[
a21 a 22 a23 ] [ ]
, transpos matriks D yaitu D = a12 a22 .
t
a13 a 23
Baris ke-1 pada matriks D diatas menjadi kolom ke-1 pada matriks D t, demikian
pula dengan baris ke-2 matriks D menjadi kolom ke-2 matriks D t. Matriks D yang
semula berordo 2x3 menjadi ordo 3x2 pada matriks Dt.
[]
1. Jika U = 0 , maka Ut = [ 3 0 −5 ]
−5
4 1
[ ]
2. Jika S = 2 −2 , maka transpos matriks S yaitu St =
0 −3
4 2
[ 0
1 −2 −3 ]
B. Determinan dan Invers Matriks
Sebelum memasuki materi determinan dan invers matriks, pastikan siswa telah
memahami konsep matriks, elemen-elemen matriks, dan operasi matriks sebagai
prasyarat agar lebih mudah memahami determinan dan invers matriks.
1. Determinan Matriks
Determinan adalah sebuah nilai yang dapat dihitung dari elemen-elemen suatu
matriks bujur sangkar (matriks persegi). Matriks bujur sangkar atau matriks persegi
adalah matriks yang memiliki ordo n x n atau banyaknya baris sama dengan
banyaknya kolom. Dinamakan matriks persegi karena bentuk dari matriks tersebut
seperti persegi.
Dalam konsep matriks, nilai (a1.b2 – a2.b1) disebut sebagai determinan dari matriks
a1 a2 a a a a
[ ]
b1 b 2 | |
, dinotasikan dengan 1 2 atau det A, dimana matriks A = 1 2 .
b 1 b2 b1 b 2 [ ]
Notasi determinan matriks diberi seperti tanda mutlak.
Jika Y = [ 30 −21 ], maka det (A) = |30 −21 | = 3.(-2) – 1.0 = -6 – 0 = -6.
b. Determinan Matriks Berordo 3 x 3
Pada determinan matriks ordo 3 x 3, cara determinannya tidak sama
seperti pada matriks ordo 2 x 2.
Ada beberapa cara untuk menentukan determinan matriks 3 x 3, pada
umumnya murid di ajarkan dengan metode sarrus.
Determinan matriks 3 x 3 dengan metode sarrus yaitu:
a b c
[ ]
Misalkan B = d e f , maka determinan dari matriks B yaitu:
g h i
a b ca b
| |
|B| = d e f d e
g h i g h
Untuk menentukan elemen yang berada dalam lingkaran merah, itu tinggal mengikuti elemen
yang berada dalam lingkaran ungu.
2 1 0
[ ]
Jika N = 6 −2 4 , tentukan det B.
1 5 0
Jawab:
2 1 0 2 1
|
det B = |B| = 6 −2 4 6 −2
1 5 0 1 5 |
= (2 x (-2) x 0) + (1 x 4 x 1) + (0 x 6 x 5) – (0 x (-2) x 1) – (2 x 4 x 5) – (1 x 6 x 0)
= 0 + 4 + 0 – (-2) – 40 – 0
= 4 + 2 – 40 – 0
= 6 – 40
= -36
Cara kedua untuk menentukan determinan matriks 3 x 3, yaitu menggunakan cara dimana
kita memakai elemen baris pertama sebagai skalar matriks lalu di kalikan dengan determinan
matriks yang di bentuk menjadi matriks 2 x 2.
a b c
| |
Jika A = d e f = a
g h i
e f
h i
-b
d f
g i
+c
d e
| | | | | |
g h
= aei + bfg + cdh – afh – bdi – ceg (kumpulkan yang positif dan
negatif).
Contoh:
2 1 0
[ ]
Jika N = 6 −2 4 , tentukan det B.
1 5 0
Jawab:
2 1 0
|
det B = 6 −2 4 = 2
1 5 0 |
−2 4
5 0
-1
6 4
1 0|+0
6 −2
1 5 | | | | |
= 2(-2.0 – 5.4) – 1(6.0 – 4.1) + 0(6.5 – (-2).1)
= -36
Hasil det B diatas sama dengan hasil det B menggunakkan metode sarrus.
(−cd −b
a )
diseut adjoin matriks A dan dinotasikan dengan Adjoin A.
[
Misalkan matriks A = a21 a 22 a23
a31 a 32 a33 ]
a11 a 12 a13
[ ]
Minor a11 adalah determinan a21 a 22 a23 (hilangkan atau anggap yang dalam
a31 a 32 a33
(
Adj(A) = k 21 k 22 k 23
k 31 k 32 k 33 )
Nilai adj(A) ini yang nantinya digunakan dalam invers matriks. Rumus invers
matriks 3 x 3 sebagai berikut:
a b c
( )
Jika A = d e f maka invers dari matriks A adalah:
g h i
1
A-1 = Adj (A)
det ( A )
dengan
d f +a c −a c
Adj (A) = −|
g i | |g i | |d f |
+|d e| −|a b| +|a b|
g h g h d e
b. D = [ 43x −2 x
7 ]
Jawab:
[ ]
c. G = 1 2 4
3 2 3
2 3 5 2 3
| |
Det G = 1 2 4 1 2
3 2 3 3 2
= (2 x 2 x 3) + (3 x 4 x 3) + (5 x 1 x 2) – (5 x 2 x 3) – (2 x 4 x 2) – (3 x 1 x 3)
= 12 + 36 + 10 – 30 – 16 – 9
=3
2. Diketahui matriks A = ( 4x −1
−2)
dan matriks B = (
−3
2y
3
−1 )
. Determinan matriks A + B
adalah 7. Nilai 2x + 4y = ….
Jawab:
Pertama kita harus menentukan penjumlahan matriks A + B terlebih dahulu.
A+B= ( 4x −1 +
−3
−2) ( 2 y
3
−1 )
1 2
=(
x +2 y −3 )
Setelah itu hasil dari matriks A + B di determinankan, diketahui bahwa hasil dari
det(A+B) = 7, maka:
Det (A + B) = ( x +21 y 2
−3 )
7 = 1.(-3) – 2.(x + 2y)
7 = -3 – 2x - 4y → kedua ruas ditambah 3, maka:
7 + 3 = -3 – 2x – 4y + 3
10 = -2x – 4y → kedua ruas dikali -1, maka:
-10 = 2x + 4y
Jadi, nilai 2x + 4y = -10
−2 6 1
3. Determinan matriks A =
( )
1
2
4 adalah p. Determinan matriks B = 4
−5
−2 −16 (
adalah
)
q. Nilai 2p – q = ….
Jawab:
Pertama, kita mencari nilai determinan matriks A dan nilai determinan matriks B.
−2 6
( ) 1
Det (A) = 1 4 = (-2).4 – 6. = -8 – 3 = -11
2
2
det P = (−31 −1
−3 )
= 1.(-3) – (-1)(-3)
= -3 – 3
= -6
Jadi, det P = -6.
D berikut.
a. C = 2A + B
b. D = A – BT
Jawab:
6. Diketahui P = (12 −14 ), Q = (50 31 ), dan R = (13 14). Determinan matriks (P + Q – 2R)
adalah ….
Jawab:
Pertama cari dulu matriks P + Q – 2R.
4 −2
=
( )
−8
−2
−8
−8
−1
−8
−1 1
=
( )
2
1
4
4
1
8
−1 1
Jadi, invers matriks C yaitu C-1 =
2
1
4
( ) 4
1
8
9. Diketahui matriks P = ( 42 5
x−1 )
. Jika determinan matriks PT adalah -2, tentukan invers
matriks P.
Jawab:
PT = ( 45 2
x−1 )
Det PT = ( 45 2
x−1 )
-2 = 4(x – 1) – 2.5
-2 = 4x - 4 – 10
-2 = 4x – 14
-2 + 14 = 4x
4x = 12
4x 12
=
4 4
x=3
substitusikan x = 3 ke dalam nilai x agar dapat menemukan matriks P.
P= ( 42 5
x−1
=
4 5
) (
2 3−1
=
4 5
2 2) ( )
Det P = ( 42 52)
= 4.2 – 5.2
= 8 – 10
= -2
1 2 −5
−2 (−2 4 )
=
2 −5
( )(
5
=
−2
−2
−2
−2
4
−2
=
−1
2
1 −2 )
5
Jadi, invers matriks P adalah P-1 =
(
−1
1
2
−2)
10. Jika matriks A = (−21 −13 ) dan B = (01 12) maka (AB) -1
– AT adalah ….
Jawab:
Pertama cari dulu matriks AB.
2 −1 4 5 −5 −3
11. Diketahui A = (
0 4 )
,B =(
2 1)
T
, dan C = ( )
. Tentukan:
0 −1
a. Invers dari A + B
b. Invers dari BT – C
Jawab:
5 −1
Jadi, invers dari A + B adalah
25
−1
25
( ) 25
6
25
.
( )(
1 −4
=
2
−2
2
2
9
2
=
−1
9
2 )
1 −4
T
(
Jadi, invers dari B – C adalah
−1
9 .
2 )