Anda di halaman 1dari 11

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume IX No. 1, Januari 2018


Page : 99-109

DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA DALAM


PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR
DUA VARIABEL BERDASARKAN LEVEL
TAKSONOMI SOLO

Rian Ika Pesona1)


Tri Nova Hasti Yunianta2)

1)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
50711, email: 202014041@student.uksw.edu
2)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

50711, email: trinova.yunianta@staff.uksw.edu

ABSTRAK: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan matematika siswa dalam pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan level
taksonomi SOLO. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 siswa SMP Negeri 2 Mojosongo yang terdiri dari satu
siswa berkemampuan matematika tinggi (SKT), satu siswa berkemampuan matematika sedang (SKS) dan satu
siswa berkemampuan matematika rendah (SKR) yang telah mempelajari sistem persamaan linear dua variabel.
Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis dan dilanjutkan wawancara secara individual untuk memperoleh
data yang valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berkemampuan matematika tinggi (SKT) mampu
memenuhi indikator yang ada pada level tertinggi dalam taksonomi SOLO yaitu, level extended abstrak, siswa
berkemampuan matematika sedang (SKS) mampu memenuhi indikator yang ada pada level multistruktural dan
siswa berkemampuan matematika rendah (SKR) mampu memenuhi indikator yang ada pada level unistruktural.

Kata Kunci: Kemampuan Matematika, Pemecahan Masalah, SPLDV, Taksonomi SOLO

PENDAHULUAN memungkinkan siswa untuk menghubungkan


Menurut Rahman (2017: 27), konsep-konsep dalam pembangunan. Jadi,
pemecahan masalah merupakan bagian dari pemecahan masalah merupakan bagian dari
kurikulum matematika yang penting, karena kurikulum yang mencakup aspek-aspek
didalamnya tercantum kegiatan-kegiatan yang kemampuan matematika dan melibatkan siswa
mencakup aspek-aspek kemampuan dalam berbagai aktivitas kognitif dalam
matematika yang penting seperti penerapan menghubungkan konsep.
aturan matematika pada penyelesaian masalah Azizah (2015: 10) mengatakan bahwa
tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, kemampuan matematika siswa dalam
komunikasi matematika, dan lain-lain yang memecahkan masalah adalah kesanggupan atau
dapat dikembangkan secara lebih baik. kecakapan seorang siswa dalam menguasai
Pemecahan masalah menurut Mora dan suatu keahlian dan digunakan untuk
Rodriguez (Subanji dkk, 2016: 2118) mengerjakan atau memecahkan berbagai
merupakan aktivitas yang melibatkan macam permasalahan dalam permasalahan
konseptualisasi dan mendorong keterlibatan matematika. Menurut Luvia (2013: 2),
siswa dalam berbagai aktivitas kognitif yang kemampuan matematika siswa dalam

99
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

memecahkan masalah adalah kecakapan Menurut Herliani (2016: 233),


kognitif siswa dalam menyelesaikan soal yang taksonomi SOLO (Structure of Observed
dilihat dari penyelesaian/jawaban yang Learning Outcomes) mengelompokkan tingkat
diberikan siswa. kemampuan siswa pada lima level berbeda dan
Kemampuan matematika siswa dalam bersifat hirarkis, yaitu level 0: prastruktural
pemecahan masalah selain harus diukur juga (prestructural), level 1: unistruktural (uni-
ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan, structural), level 2: multistruktural (multi-
hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan structural), level 3: relasional (relational), dan
oleh Tarigan (2012: 1) mengatakan bahwa level 4: extended abstract. Biggs & Collis
untuk meningkatkan kemampuan dalam (1982) mendeskripsikan setiap level tersebut
memecahkan masalah matematika, perlu sebagai berikut: siswa yang tidak menggunakan
dikembangkan keterampilan memahami data yang terkait dalam menyelesaikan suatu
masalah, membuat model matematika, tugas, atau tidak menggunakan data yang tidak
menyelesaikan masalah dan menafsirkan terkait yang diberikan secara lengkap
solusinya. dikategorikan pada level prastruktural; siswa
Safitri (2016: 1) mengatakan bahwa yang dapat menggunakan satu penggal
dengan adanya kriteria tingkatan taksonomi informasi dalam merespons suatu tugas
SOLO dalam soal tes dapat membantu guru (membentuk suatu data tunggal) dikategorikan
untuk mengetahui bagaimana siswa dalam pada unistruktural; siswa yang dapat
menyelesaikan soal pemecahan masalah menggunakan beberapa penggal informasi
matematika dan guru dapat mengetahui tetapi tidak dapat menghubungkannya secara
tingkatan kemampuan pemecahan masalah bersama-sama dikategorikan pada level
matematika siswa. Sejalan dengan hal tersebut multistruktural; siswa yang dapat memadukan
Napfiah (2016: 172) mengatakan bahwa penggalan-penggalan informasi yang terpisah
kemampuan siswa dalam menyelesaikan untuk menghasilkan penyelesaian dari suatu
masalah dapat dilihat dari respons mereka tugas dikategorikan pada level relasional; siswa
ketika berhadapan dengan masalah matematika. yang dapat menghasilkan prinsip umum dari
Menurut Azizah (2015: 2), taksonomi solo data terpadu yang dapat diterapkan untuk situasi
merupakan alat evaluasi yang paling praktis baru (mempelajari konsep tingkat tinggi) dapat
untuk mengukur kualitas respon atau jawaban dikategorikan pada level extended abstract.
siswa terhadap suatu masalah berdasar pada Sebagaimana yang terdapat pada gambar 1
kompleksitas pemahaman atau jawaban siswa masing-masing level pada taksonomi SOLO
terhadap masalah yang diberikan. beserta penjelasannya menurut John Biggs
(2011) dapat dilihat pada Gambar 1.

100
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

Sumber : Diadaptasi dari John Biggs (2011)


Gambar 1. Level Taksonomi SOLO

Salah satu pokok bahasan yang dapat dilihat pemecahan masalah siswa yang
digunakan dalam tes pemecahan masalah berawal dari membuat model matematika
adalah sistem persamaan linear dua variabel. sampai ke dalam penyelesaian masalah serta
Dipilihnya materi sistem persamaan linear dua menafsirkan solusinya. Adapun contoh dalam
variabel ini dikarenakan pada materi ini pembelajaran matematika dengan
terdapat berbagai persoalan yang berupa menggunakan level taksonomi SOLO yaitu:
pemecahan masalah, misalnya pada soal cerita

Tabel 1. Penggunaan Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Matematika


No Level Pada Keterangan
Taksonomi SOLO
1 Prastruktural Siswa hanya memperoleh potongan-potongan dari informasi yang terlepas
sama lain, yang tidak terorganisasi dan tidak ada artinya.
2 Unistruktural Pertanyaan sederhana tentang unistruktural (satu ide) menyatakan stimulasi
respon berdasarkan satu aspek dengan memberikan data.
3 Multistruktural Menyatakan dua atau lebih ide yang dismpaikan secara luas atau berurutan.
4 Relasional Untuk menyatakan pemikiran yang dalam, Guru membutuhkan kerangka
pertanyaan tentang menemukan hubungan memberi materi, lebih tepatnya
dengan menghitung atau menggambar dan menghitung.
5 Abstrak Diperluas Abstrak yang diperluas dengan daerah aljabar adalah dilakukan dengan eksplisit
yang lebih memperhatikan aturan umum yang diterapkan pada semua kasus,
seperti perintah mengungkapkan dengan kata-kata atau istilah-istilah.
Sumber : Diadaptasi dari John Hattie (2004)

Kemampuan siswa dalam pemecahan level Unistruktural sampai level Relasional,


masalah berbeda-beda, hal ini di dukung oleh siswa berkemampuan sedang mampu mencapai
temuan penelitian Luvia, dkk (2013: 8) dan level Unistruktural sampai level
Yuslanti (2016: 25) berdasarkan level pada Multistruktural, dan siswa berkemampuan
taksonomi SOLO bahwa siswa berkemampuan rendah tidak ada yang sesuai pada level
matematika tinggi hanya mampu mencapai taksonomi SOLO, namun menurut Luvia, dkk
101
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

(2013) siswa berkemampuan rendah hanya matematika siswa yang diukur berdasarkan nilai
dapat mencapai level Unistruktural. tes kemampuan matematika karena peneliti
Perbedaan hasil-hasil penelitian yang ingin menggambarkan bagaimana siswa yang
mengatakan bahwa siswa yang berkemampuan berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah pada level taksonomi SOLO rendah dapat menyelesaiakan soal yang
menguatkan penelitian ini agar tetap diberikan berdasarkan level taksonomi SOLO.
dilaksanakan selain itu menurut Subyantoro Tujuan penelitian ini adalah untuk
(2014: 68), taksonomi SOLO dipandang mendeskripsikan kemampuan matematika
menarik untuk diaplikasikan dalam menilai siswa dalam pemecahan masalah sistem
hasil belajar di sekolah, khususnya sebagai persamaan linear dua variabel berdasarkan level
alternatif lain dalam evaluasi hasil belajar taksonomi SOLO. Hasil pnelitian ini
karena di samping bersifat hierarkis juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
menuntut kemampuan peserta didik pengetahuan dan wawasan kepada pembaca
memberikan beberapa alternatif jawaban atau khususnya bagi guru ataupun calon guru
penyelesaian serta mampu mengaitkan tentang kemampuan matematika siswa dalam
beberapa jawaban atau penyelesaian tersebut. memecahkan masalah sistem persamaan linear
Komponen berpikir materi persamaan linear dua variabel berdasarkan level taksonomi
dua variabel pada penelitian ini difokuskan SOLO.
pada komponen variabel. Indikator yang
Manfaat Penelitian
digunakan yaitu meningkatkan kemampuan
Bagi guru dan sekolah penelitian ini
dalam memecahkan masalah matematika terkait
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
keterampilan memahami masalah, membuat
dalam membuat suatu kebijakan untuk
model matematika, menyelesaikan masalah dan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas
menafsirkan solusinya. Kesimpulannya
pembelajaran matematika disekolah serta dapat
perbedaan hasil penelitian, taksonomi SOLO
memberikan kontribusi pengetahuan dan
yang di pandang menarik dan mengetahui level
wawasan tentang kemampuan matematika
kemampuan siswa berdasarkan taksonomi
siswa dalam memecahkan masalah dan
SOLO dalam mencapai indikator dari materi
memberikan pembelajaran atau latihan soal
persamaan linear dua variabel merupakan latar
matematika yang disusun sesuai dengan
belakang pentingnya penelitian ini.
kemampuan matematika siswa. Bagi Siswa
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
memfokuskan kemampuan matematika siswa
kemampuan siswa dalam menyelesaiakan
dalam memecahkan masalah dengan
sebuah permasalahan, serta meningkatkan
mempertimbangkan perbedaan kemampuan
kemampuan berpikir siswa dalam hal
102
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

menanggapi masalah atau soal matematika yang Penelitian ini dilaksanakan di SMP
disusun sesuai kemampuannya. Sedangkan bagi Negeri 2 Mojosongo kelas IX tahun ajaran
peneliti Menambah pengetahuan dan 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam
pengalaman serta untuk memenuhi mata kuliah tiga tahap, antara lain: 1) Tahap persiapan
Tugas Akhir. Bagi Pembaca Penelitian ini meliputi kegiatan permohonan pembimbing,
diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan pengajuan proposal, penelitian, permohonan
bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih ijin penelitian yang dilaksanakan pada bulan
lanjut. Januari 2017 sampai dengan April 2017 dan
penyusunan instrumen penelitian dilaksanakan
METODE PENELITIAN pada bulan Mei 2017 sampai Agustus 2017. 2)
Penelitian ini menggunakan pendekatan Tahap pelaksanaan yaitu, peneliti melakukan
kualitatif dengan metode deskriptif ditinjau dari kegiatan pengambilan data yang dilaksanakan
datanya. Melalui metode ini, peneliti pada bulan Desember 2017. 3) Tahap
menggambarkan dan menganalisis secara detail penyelesaian dilakukan pengolahan data,
mengenai kemampuan matematika siswa dalam penyusunan laporan, dan konsultasi dengan
pemecahan masalah menyelesaikan soal pembimbing yang dilaksanakan pada bulan
persamaan linear dua variabel berdasarkan level Januari 2018 sampai selesai.
taksonomi SOLO. Instrumen yang digunakan dalam
Subjek penelitian dalam penelitian ini penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai
siswa kelas IX SMP Negeri 2 Mojosongo yang instrumen utama dan instrumen pendukung
sebelumnya telah mempelajari materi berupa soal tes tertulis dan pedoman
Persamaan Linear Dua Variabel pada kelas wawancara. Lembar tes sudah di validasi oleh
VIII. Cara pengambilan subjek dilakukan ekspert dan praktisi kemudian dilakukan pilot
dengan memberikan lembar tes matematika untuk menguji lembar tes tersebut sebelum soal
tentang SPLDV kepada semua siswa SMP kelas tersebut digunakan sebagai penelitian. Data
IX yang berjumlah 34 siswa. Kemudian dari 34 penelitian berupa hasil jawaban tes siswa yang
siswa tadi dipilah kembali untuk dikategorikan diteliti berdasarkan cara siswa mengerjakan
berdasarkan tinggi, sedang, dan rendah dimana soal tersebut. Data penelitian yang berupa hasil
pengkategorian tersebut didasarkan pada hasil jawaban siswa tadi dianalisis berdasarkan level-
UTS dan kemudian dibuat rentang nilai dengan level pada taksonomi SOLO. Wawancara
kriteria tinggi (≥76), sedang (60-75), dan rendah dilakukan kepada siswa yang memenuhi kriteria
(<59). Peneliti mengambil tiga subjek dimana dalam penelitian ini.
satu subjek kategori tinggi, satu subjek kategori Analisis data yang digunakan dalam
sedang, dan satu subjek kategori rendah. penelitian ini yaitu menurut Miles & Huberman

103
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

(Sugiyono, 2014: 337) yang terdiri dari tiga alur keabsahan data dengan metode yang digunakan
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: yaitu tes dan wawancara. Misalnya ada data
reduksi data, penyajian data, penarikan yang tidak muncul pada tes akan tetapi ada
kesimpulan/ verifikasi. Reduksi data dalam dalam wawancara maka perlu dilakukan
penelitian ini yaitu, proses pemilihan data, triangulasi untuk mencocokan data (Azizah,
pemusatan perhatian pada penyerderhanaan 2015: 31).
data kasar yang muncul dari pengamatan di Penarikan kesimpulan (verification)
lapangan. Berkenaan dengan tahap reduksi data, digunakan ialah dengan menginterpretasi data,
peneliti mentranskrip hasil wawancara yang yaitu menemukan makna data yang telah
diperoleh secara tertulis. diperoleh, dijelaskan dan dimaknai dalam
Peneliti melakukan pengkodean untuk bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta
memudahkan transkripsi yang memuat inisial yang ada di lapangan, kemudian diambil
dari subjek penelitian siswa kemampuan tinggi intisarinya sehingga dapat dibuat menjadi suatu
(SKT), siswa kemampuan sedang (SKS), dan kesimpulan dari hasil penelitian.
siswa kemampuan rendah (SKR). Penyajian
HASIL PENELITIAN
data dalam penelitian ini dilakukan dalam
Instrumen yang digunakan untuk
bentuk teks naratif. Penyajian datanya juga
pemilihan subjek penelitian adalah Tes
dapat berbentuk tabel dan gambar yang telah
kemampuan matematika yang ditinjau dari hasil
diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti akan
UTS. Hasil tes tersebut dianalisis untuk
menyajikan data penelitian dalam bentuk
mengelompokkan subjek berkemampuan
deskripsi kemampuan matematika siswa dalam
matematika tinggi, sedang, dan rendah. Subjek
pemecahan masalah sistem persamaan linear
penelitian dipilih sebanyak 3 siswa untuk
dua variabel berdasarkan Taksonomi SOLO.
diberikan tes pemecahan masalah beserta
Selanjutnya, data yang telah
klasifikasinya menurut level taksonomi SOLO.
dikumpulkan dicek kebsahannya untuk dikenali
Adapun ketiga subjek tersebut yaitu, SKT (EY),
validitasnya. Pengecekan data untuk menjamin
SKS (WD), dan SKR (YU) dengan nilai sebagai
keabsahan data pada penelitian kualitatif
berikut:
dilakukan dengan salah satu teknik yaitu,
Tabel 2. Nama Subjek Penelitian
melalui triangulasi. Triangulasi yang dilakukan
INISIAL Kategori Nilai UTS
pada penelitian ini yatu triangulasi metode. EY Tinggi 100
Metode yang digunakan dalam penelitian ini WD Sedang 75
YU Rendah 58
adalah metode tes dan wawancara sehingga
triangulasi metode yang dimaksud dalam Analisis Subjek Kemampuan Tinggi
penelitian ini adalah untuk mengecek

104
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

Perwakilan subjek berkemampuan tenang dan percaya diri. Berdasarkan


matematika tinggi yaitu, subjek yang pengerjaan siswa kemampuan tinggi dan
berinisial EY. Subjek EY merupakan siswa hasil wawancara yang telah dilakukan
perempuan yang memiliki karakteristik diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Siswa dengan Kemampuan Matematika Tinggi


Level Taksonomi
Deskripsi
SOLO
Subjek EY mampu menjawab dan menjelaskan mengenai apa itu sistem persamaan
Prastruktural
linear dua variabel, variabel, koefisien, dan konstanta.
Subjek EY mampu menentukan variabel yang ada pada suatu pernyataan dan juga EY
Unistruktural
mampu menunjukkan variabel, koefisien dan konstanta dalam suatu persamaan.
Subjek EY mampu menuliskan persamaan dengan benar dari suatu persamaan serta
Multistruktural
menambahkan pemisalan variabel-variabelnya.
Subjek EY mampu menjawab pertanyaan dengan benar meskipun dengan langkah yang
Relasional berbeda-beda karena subjek EY mampu menyesuaikan langkah-langkah pengerjaan
dengan tipe soal yang berbeda.
Subjek EY sebelum menjawab soal bagian d, ia melengkapi informasi yang dibutuhkan
terlebih dahulu dengan mencari harga yang belum diketahui dan langkah yang digunakan
Extended Abstrak
untuk mencari harga tersebut disesuaikan dengan tipe soal setelah itu ia baru mengira-
ngira dan memisalkan jawabanyang tepat.

Analisis Subjek Kemampuan Sedang pemalu. Berdasarkan pengerjaan siswa


Perwakilan subjek berkemampuan kemampuan sedang dan hasil wawancara yang
matematika sedang yaitu, subjek yang berinisial telah dilakukan diperoleh hasil seperti pada
WD. Subjek WD merupakan siswa perempuan Tabel 4.
yang memiliki karakteristik periang dan sedikit

Tabel 4. Hasil Analisis Siswa dengan Kemampuan Matematika Sedang


Level Taksonomi
Deskripsi
SOLO
Subjek WD mampu menjawab dan menjelaskan mengenai apa itu sistem persamaan
Prastruktural
linear dua variabel, variabel, koefisien, dan konstanta.
Subjek WD mampu menjawab pertanyaan a dengan benar meskipun ada keraguan yang
Unistruktural dikarenakan perbedaan tipe soal serta mampu menunjukkan variabel, koefisien dan
konstanta dari suatu persamaan.
Subjek WD kebingungan dengan istilah model/bentuk matematika dengan tipe soal yang
berbeda serta kesulitan memahami dan menggunakan informasi yang berbeda tipe
Multistruktural
sehingga ia hanya menuliskan pemisalan variabel tanpa menuliskan persamaan
sedangkan persamaan ia tuliskan pada jawaban c.
Subjek WD mampu menjawab pertanyaan dengan benar namun langkah-langkah yang
ia gunakan dalam mengerjakan berbeda, ia menggunakan langkah eliminasi untuk
Relasional
mengerjakan tipe soal nomor 1 dan 3 sedangkan untuk mengerjakan tipe soal nomor 2
hanya mengira-ngira saja.
Subjek WD memang mampu menjawab pertanyaan dengan benar namun ia masih
Extended Abstrak terlihat kesulitan dalam mengolah dan menggunakan beberapa informasi yang berbeda
tipe.
105
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

Analisis Subjek Kemampuan Rendah pendiam. Berdasarkan pengerjaan siswa


Perwakilan subjek berkemampuan kemampuan sedang dan hasil wawancara yang
matematika rendah yaitu, subjek yang berinisial telah dilakukan diperoleh hasil seperti pada
YU. Subjek YU merupakan siswa perempuan Tabel 5.
yang memiliki karakteristik pemalu dan

Tabel 5. Hasil Analisis Siswa dengan Kemampuan Matematika Rendah


Level Taksonomi
Deskripsi
SOLO
Subjek YU mampu menjawab dan menjelaskan mengenai apa itu sistem persamaan
Prastruktural
linear dua variabel, variabel, koefisien, dan konstanta.
Subjek YU mampu menentukan variabel yang ada pada suatu pernyataan dan juga YU
Unistruktural
mampu menunjukkan variabel, koefisien dan konstanta dalam suatu persamaan.
Subjek YU mampu menuliskan persamaan dari suatu pernyataan namun tidak semua
Multistruktural pernyataan ia dapat menuliskan persamaannya karena pada tipe soal nomor 2 YU hanya
dapat menuliskan satu persamaan saja.
Subjek YU tidak mampu menjawab pertanyaan soal c dengan benar bahkan pada tipe
Relasional soal nomor 2 subjek YU tidak menjawabnya karena ia lupa dengan langkah-langkah
yang diajarkan dan perbedaan tipe soal.
Subjek YU tidak mampu menjawab pertanyaan soal 1.d dengan benar bahkan pada tipe
soal nomor 2 subjek YU tidak menjawabnya namun pada soal 3.d YU dapat
menjawabnya dengan benar. Meskipun YU dapat menjawab dengan benar soal 3.d, YU
Extended Abstrak
belum bisa dikatakan mampu memahami dan menggunakan informasi yang ada, karena
YU tidak dapat menjelaskan jawaban itu diperoleh dan dengan tipe soal yang sama YU
menjawabnya dengan salah.

PEMBAHASAN Level yang kedua pada taksonomi


Level pertama yang ada pada SOLO adalah level unistruktural. Pada level
taksonomi SOLO adalah level prastruktural. unistruktural siswa dapat menggunakan satu
Pada level ini siswa tidak menggunakan data penggal informasi dalam merespons suatu tugas
yang terkait dalam menyelesaikan suatu tugas, (membentuk suatu data tunggal). Ketiga subjek
atau tidak menggunakan data yang tidak terkait dengan kemampuan matematika yang berbeda
yang diberikan secara lengkap. Ketiga subjek juga mampu memenuhi level unistruktural, hal
dengan kemampuan matematika yang berbeda ini terbukti bahwa masing-masing subjek
mampu mencapai level prastruktural, hal ini mampu menentukan variabel, koefisien, dan
dibuktikan bahwa setelah mengerjakan soal- konstanta pada suatu pernyataan yang
soal sistem persamaan linear dua variabel, diberikan.
ketiga subjek mampu menjawab pertanyaan Level yang ketiga adalah level
tentang definisi sistem persamaan linear dua multistruktural. Pada level multistruktural siswa
variabel, variabel, koefisien, dan konstanta dapat menggunakan beberapa penggal
menurut masing-masing subjek. informasi tetapi tidak dapat
menghubungkannya secara bersama-sama.
106
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

Subjek dengan kemampuan matematika tinggi Siswa berkemampuan matematika


dan sedang yang mampu memenuhi level tinggi dapat mencapai level tertinggi dalam
multistruktural, karena subjek mampu taksonomi SOLO yaitu, level extended abstrak,
memberikan informasi lain berupa pemisalan siswa berkemampuan matematika sedang
variabel-variabel sebelum menuliskan suatu mampu mencapai level multistruktural dan
persamaan dari. siswa berkemampuan matematika rendah hanya
Level keempat pada taksonomi SOLO mampu mencapai level unistruktural. Penelitian
adalah level Relasional. Pada level relasional ini sejalan dengan penelitian Luvia, karena
siswa dapat memadukan penggalan-penggalan siswa berkemampuan matematika sedang
informasi yang terpisah untuk menghasilkan mampu mencapai level multistruktural dan
penyelesaian dari suatu tugas. Hanya subjek siswa berkemampuan rendah mampu mencapai
dengan kemampuan matematika tinggi yang level Unistruktural. Sedangkan untuk siswa
mampu menyelesaikan soal yang diberikan berkemampuan tinggi pada penelitian ini
dengan benar dan tepat, karena selain jawaban mampu mencapai level tertinggi pada level
yang benar siswa dengan kemampuan taksonomi SOLO yaitu, level extended abstrak.
matematika tinggi mampu memilih langkah-
langkah yang digunakan sesuai dengan tipe soal PENUTUP
sehingga dapat mempermudah dan Berdasarkan hasil dan pembahasan
mempercepat dalam pengerjaan. dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
Level kelima dalam taksonomi SOLO kemampuan matematika tinggi, mampu
adalah level extended abstrak. Pada level mengerjakan dengan benar soal-soal SPLDV
extended abstrak siswa dapat menghasilkan dengan tipe yang berbeda sehingga dilihat dari
prinsip umum dari data terpadu yang dapat pengerjannya siswa mampu mengerjakan pada
diterapkan untuk situasi baru (mempelajari level extended abstrak. Siswa dengan
konsep tingkat tinggi). Hanya subjek dengan kemampuan matematika sedang, dia
kemampuan matematika tinggi mampu mengerjakan semua soal-soal yang ada dengan
menyelesaikan soal yang diberikan dengan benar namun mengalami kesulitan mengolah
benar dan tepat, karena sebelum menjawab soal, dan menggunakan informasi sehingga dapat
subjek dengan kemampuan matematika tinggi disimpulkan dari pengerjaan dan wawancara
melengkapi informasi/harga yang dapat ia bahwa subjek ini hanya mampu mencapai level
gunakan untuk mengira-ngira dan memisalkan multistruktural. Siswa dengan kemampuan
jawaban yang benar. matematika rendah, dia hanya mengerjakan
sebagian besar pertanyaan dalam soal yang
TEMUAN diberikan. Jawaban YU dalam mengerjakan

107
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

soal hanya memenuhi indikator level


Hattie, J.A.C., & Brown, G.T.L. 2004.
unistruktural sehingga menyebabkan sebagian
Cognitive processes in asTTle: The
besar jawabannya tidak sesuai dengan yang SOLO taxonomy. asTTle Technical
Report, University of
diharapkan.
Auckland/Ministry of Education.
Dari pembahasan dan kesimpulan,
Herliani. 2016. Penggunaan Taksonomi SOLO
maka dapat diberikan saran, yaitu: 1) masih
(Structure of Observed Learning
kurangnya kemampuan siswa dalam memahami Outcomes) pada Pembelajaran
Kooperatif Truth and Dare dengan
pernyataan pada tipe soal yang berbeda,
Quick on the Draw untuk
disarankan kepada guru agar lebih Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Siswa pada Biologi SMA.
mengembangkan bentuk soal pemecahan
Proceeding. Universitas
masalah yang bervariasi yang berhubungan Mulawarman. Vol.13(1). ISSN: 2528-
5742.
dengan sistem persamaan linear dua variabel
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/
agar dapat meningkatkan kemampuan bernalar prosbio/article/view/9590. Akses
pada tanggal 27 Februari 2017 pukul
yaitu berpikir sistematis, logis dan kritis. 2)
21.07
Bagi peneliti lain yang akan melakukan Luvia, dkk. 2013. Identifikasi Kemampuan
Matematika Siswa Dalam
penelitian sejenis, agar mengembangkan variasi
Memecahkan Masalah Aljabar Di
bentuk pemecahan masalah dalam materi lain Kelas VIII Berasarkan Taksonomi
SOLO. Jurnal Unesa. Surabaya:
pada soal taksonomi SOLO.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/
mathedunesa/article/view/. Akses
pada tanggal 3 Februari 2017 pukul
DAFTAR PUSTAKA
10.37
Azizah, F. 2015. Anlisis kemampuan
Napfiah, Siti. 2016. Berpikir Aljabar
pemecahan masalah matematika
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan
berdasarkan taksonomi SOLO pada
Masalah Berdasarkan Taksonomi
sub pokok bahasan balok siswa kelas
SOLO Ditinjau Dari Kemampuan
VIII-H SMP Negeri 7 Jember. Skripsi.
Matematika. Jurnal Pendidikan
UniversitasJember:http://repository.u
Matematika. IKIP Budi Utomo
nej.ac.id/handle/123456789/66523.
Malang. Vol.1, No2, November 2016.
Akses pada tanggal 9 Februari 2017
http://kalamatika.matematika-
pukul 13.29.
uhamka.com/index.php/kmk/article/v
iew/14. Akses pada tanggal 24
Biggs, J. & Collis, K.F. 1982. Evaluating the
Februari 2017 pukul 10.46.
qualityof learning: The SOLO
taxonomy. NewYork:Academic Press
Rahman, Arief Aulia. 2017. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Berbasis
Biggs, John. 2011. SOLO taksonomi. eTime
pendekatan Realistik untuk
Profesional Development:
Meningkatkan Kemampuan
https://www.researchgate.net/file.Pos
Pemecahan Masalah Matematis Siswa
tFileLoader.html?id=58456a085b495
SMP N 3 Langsa. MAJU : Jurnal
217c13d8ca4&assetKey=AS%3A435
Ilmiah Pendidikan Matematika. 4(1),
925458132993%401480944136825.
26-37.
Akses 3 Maret 2017 pukul 09.30
108
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 1, Januari 2018
Page : 99-109

wnload/28538/NjAyNTU=/Analisis-
Rahman, Arief Aulia. 2017. Penerapan Kemampuan-Pemecahan-Masalah-
Pendekatan Realistic Mathematic Matematika-Berdasarkan-Langkah-
Education (RME) Pada Materi Langkah-Polya-pada-Materi-Sistem-
Statistika Untuk Meningkatkan Persamaan-Linear-Dua-Variabel-
Pemahaman Konsep Dan Prestasi Bagi-Siswa-Kelas-VIII-SMP-Negeri-
Belajar Siswa. GENTA MULIA: 9Surakarta-Ditinjau-dari
Jurnal Ilmiah Pendidikan. 8(2), 1-12. Kemampuan-Penalaran-Siswa-
Abstrak.pdf. Akses pada tanggal 25
Safitri, Elita. 2016. Analisis Kemampuan Februari 2017 pukul 13.32
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Berdasarkan Taksonomi Yuslanti, Ilmi. 2016. Deskripsi Pemecahan
SOLO. Publikasi Ilmiah. Surakarta. Masalah Persamaan Linear Dua
http://eprints.ums.ac.id/44764/. Akses Variabel Oleh Siswa SMP
pada tanggal 24 Februari 2017 pukul Berdasarkan Kemampuan
10.20 Matematika Ditinjau Dari Taksonomi
SOLO. Jurnal. Universitas Kristen
Subanji dkk. 2016. Proses Metakognisi Siswa Satya Wacana:
Dalam Pemecahan Masalah Aljabar http://eprints.uad.ac.id/3822/. Akses
Berdasarkan Taksonomi SOLO. pada tanggal 9 Februari 2017 pukul
Jurnal Pendidikan. Universitas 15.57
Negeri Malang. Vol.1, No.11,
Hal.2118-2125, November 2016.
EISSN: 2502-471X.
http://journal.ums.ac.id/index.php/jpt
pp/article/view/7962. Akses pada
tanggal 17 Februari 2017 pukul 10.08

Subyantoro. 2014. Pegembangan Evaluasi


Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berbasis Taksonomi Structure
Observed Learning Outcome.
LITERA. Semarang. Vol.13, No.1,
April 2014.
http://journal.uny.ac.id/index.php/lite
ra/article/view/1880. Akses pada
tanggal 24 Februari 2017 pukul 10.50

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian


Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Tarigan, Devy Eganinta. 2012. Analisis


Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah-
Langkah Polya Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Bagi
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9
Surakarta Ditinjau Dari Kemampuan
Penalaran Siswa. Tesis. Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/do

109

Anda mungkin juga menyukai