UAS FISIKA MODEREN

HASBULLAH | 2008041018

1. Sumur Potensial tak hingga

𝐿 𝐿
𝑼(𝒙) = 𝟎 − ≥𝑥≥
2 2

𝐿 𝐿
𝑼(𝒙) = ∞ 𝑥<− , 𝑥>
2 2

𝑳 𝑳
𝒙=− 𝒙=
𝟐 𝟐
a. Fungsi gelombang
𝐿 𝐿
Fungsi gelombang pada batas − ≥ 𝑥 ≥ adalah:
2 2

𝜓(𝑥) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛𝑘𝑥 + 𝐵 𝑐𝑜𝑠𝑘𝑥

Dengan persamaan scrodinger, U=0

Diperoleh;

2𝑚𝐸
𝑘=√ 2
ℏ
𝐿 𝐿
Syarat 𝜓(𝑥) = 0 pada 𝑥 = − 2 dan 𝑥 = 2

𝐿
𝑥=
2
𝐿 𝐿 𝐿
𝜓 ( ) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 (𝑘 ) + 𝐵 𝑐𝑜𝑠 (𝑘 ) = 0
2 2 2
𝐿
𝐴 𝑠𝑖𝑛 (𝑘 ) = 0
2
𝐿
𝑠𝑖𝑛 (𝑘 ) = 0
2
𝐿
Maka 𝑘 = 𝑛𝜋, atau 𝑘𝐿 = 𝑛(2𝜋) dengan n=1, 2, 3,
2

𝐿
𝜓(𝑥) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 (𝑘 )
2

b. Normalisasi Fungsi Gelombang

𝐿
2

𝑃(𝑥) = ∫|𝜓(𝑥)|2 𝑑𝑥 = 1
𝐿
−
2
UAS FISIKA MODEREN
HASBULLAH | 2008041018
c. Grafik fungsi gelombang pada n=1 dan 3

Grafik fungsi gelombang pada n=1

Grafik fungsi gelombang pada n=3

d. Grafik Rapat Probabilitas pada n=1 dan 4

Grafik Rapat Probabilitas pada n=1

Grafik Rapat Probabilitas pada n=4

e. Makna grafik poin (d) pada L=2

Peluang ditemukannya partikel ada di bawah kurva grafik probabilitas
Sumber Belajar:
https://elearning.uad.ac.id/pluginfile.php/245092/mod_resource/content/1/The%20Sch
rodinger%20Equation.pdf
UAS FISIKA MODEREN
HASBULLAH | 2008041018

2. Efek Zeeman
a. Pergeseran energi (dalam satuan eV) pada peristiwa Efek Zeeman normal bila
menggunakan medan magnet sebesar 0,1 Tesla adalah:
𝑒ℎ ℎ 𝑒 (6,626. 10−34 J. s)
𝝁𝑩 = = ( )= (1,758. 1011 C. Kg −1 ) = 9,27. 10−24 Am2
4𝜋𝑚 4𝜋 𝑚 4(3,14)

Δ𝐸 = 𝑈 = 𝝁𝑩 𝑩 = (9,27. 10−24 Am2 )(𝟎, 𝟏 𝐓) = 𝟗, 𝟐𝟕. 10−25 J = 𝟓, 𝟕𝟖. 10−6 eV

b. Perubahan Panjang gelombang (dalam satuan nm) adalah: 434

𝜆2 (4,34. 10−7 m)2
Δ𝜆 = Δ𝐸 = (𝟗, 𝟐𝟕. 10−25 J) = 8,78. 10−13 m = 8,78. 10−4 nm
ℎ𝑐 (6,626. 10−34 J. s)(3. 108 )

c. Bila resolusi spektrometer hanya mampu mengukur minimal perubahan sebesar 0,01
nm, maka medan magnet yang seharusnya digunakan agar perubahan dapat terukur
adalah:

Δ𝜆𝑚𝑖𝑛 = 0,01 nm = 1. 10−11 m

ℎ𝑐 (6,626. 10−34 J. s)(3. 108 )

Δ𝐸 = (Δ𝜆) = (1. 10−11 ) = 1,06. 10−23 J
𝜆2 (4,34. 10−7 m)2
Δ𝐸 1,06. 10−23 J
𝐵= = = 1,14 T
𝝁𝑩 9,27. 10−24 Am2

d. Gambar Skema pemisahan tingkat energi akibat Efek Zeeman pada tingkat energi 3d dan
2p adalah;
𝒎𝒍 = +𝟐
𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = +𝟏
𝟑𝒅 𝝁𝑩 𝑩
𝒍 = 𝟐, ∆𝒎𝒍 = 𝟎, ±𝟏, ±𝟐
𝒎𝒍 = 𝟎
𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏
𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟐

𝒎𝒍 = +𝟏
𝝁𝑩 𝑩
𝟐𝒑 𝒍 = 𝟏, ∆𝒎𝒍 = 𝟎, ±𝟏
𝒎𝒍 = 𝟎
𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏
UAS FISIKA MODEREN
HASBULLAH | 2008041018

e. Tabel energi yang diemisikan pada transisi elektron untuk 3d ke 2p sesuai dengan syarat
∆𝑚𝑙 pada Efek Zeeman:

3d 2p (∆𝒎𝒍 = 𝟎, ±𝟏) E
𝒎𝒍 = +𝟏 𝑬 + 𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = +𝟐 𝒎𝒍 = 𝟎 𝑬 + 𝟐𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏 𝑬 + 𝟑𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = +𝟏 𝑬
𝒎𝒍 = +𝟏 𝒎𝒍 = 𝟎 𝑬 + 𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏 𝑬 + 𝟐𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = +𝟏 𝑬 − 𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = 𝟎 𝒎𝒍 = 𝟎 𝑬
𝒎𝒍 = −𝟏 𝑬 + 𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = +𝟏 𝑬 − 𝟐𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏 𝒎𝒍 = 𝟎 𝑬 − 𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏 𝑬
𝒎𝒍 = +𝟏 𝑬 − 𝟑𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟐 𝒎𝒍 = 𝟎 𝑬 − 𝟐𝝁𝑩 𝑩
𝒎𝒍 = −𝟏 𝑬 − 𝝁𝑩 𝑩

Sumber belajar:
• https://elearning.uad.ac.id/pluginfile.php/245231/mod_resource/content/1/Hydrogen
%20Atom.pdf
• https://elearning.uad.ac.id/pluginfile.php/246745/mod_resource/content/1/many%20
electron%20atoms.pdf
• http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195912311985031-
JAJA_KUSTIJA/MODUL_I_Model-model_Atom.pdf
• http://profmikra.org/?p=4240
• https://www.youtube.com/watch?v=h05Me4xAZ6w

3. Eksperimen Stern-Gerlach

Perilaku momen dipol magnet pada eksperimen Stern-Gerlach bila berada pada medan
magnet homogen dibandingkan dengan nonhomogen:
Bila partikel tersebut bergerak dalam medan tidak homogen, maka gaya pada salah satu
ujung dipol akan lebih besar daripada gaya terhadap ujung lain, sehingga ada gaya netto
yang membelokkan lintasan partikel. Medan magnet non homogen akan bertindak
sebagai filter yang yang akan memaksa ujung dipol untuk berputar dan bergerak secara
acak.
Bila partikel tersebut bergerak melalui medan magnet homogen, torsi akibat medan
magnet yang dikenakan terhadap ujung-ujung dipol akan saling melenyapkan, dan
lintasan partikel tersebut tidak terpengaruh.
Sumber belajar:
• https://elearning.uad.ac.id/pluginfile.php/245231/mod_resource/content/1/Hydrogen
%20Atom.pdf
• https://www.youtube.com/watch?v=iiVr6F_-m1M
• https://www.youtube.com/watch?v=PH1FbkLVJU4