D
CA RECTUM DI RUANG PERAWATAN BEDAH
DI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
Kelompok Aries
Mata Kuliah :
Keperawatan Medikal Bedah II
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
4. Patofisiologi
Kanker Rektum terutama (95%) adenokarisinoma (muncul dari
lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas
dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar kebagian
tubuh yang lain (paling sering ke hati) (Oliver, 2013).
Karsinogen adalah substansi yang mengakibatkan perubahan pada
struktur dan fungsi sel menjadi bersifat maligna. Maligna merupakan peroses
perubahan sel normal menjadi sel kanker. Transformasi maligna diduga
mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses seluler yaitu inisiasi merupakan
perubahan dalam bahan genetika yang memicu sel menjadi ganas, promosi
yaitu perubahan sel menjadi ganas dan progresi yaitu tahap akhir terbentuknya
sel kanker (Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheever, 2010).
5. Manifestasi Klinis
Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari
bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan
defekasi atau perdarahan rektum. Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker,
tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala yang
paling menonjol adalah (Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheever, 2010):
a. Perubahan kebiasaan defekasi
b. Terdapat darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua
c. Gejala anemia tanpa diketahui penyebabnya
d. Anoreksia
e. Penurunan berat badan tanpa alasan
f. Keletihan
g. Mual dan muntah-muntah
h. Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya setelah BAB
i. Feses menjadi lebih sempit (seperti pita)
j. Perut sering terasa kembung atau keram perut
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian (umumnya
konstipasi), serta feses berdarah. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat
mengenai radiks saraf, pembuluh limfe, atau vena menimbulkan gejala gejala
pada tungkai atau perineum, hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah,
keinginan defekasi, atau sering berkemih dapat
timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Semua karsinoma
kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi bila membesar
atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional, terkadang
bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses peritoneum (Fauziyyah, 2015).
7. Pemeriksaan penunjang
a. Fecal occulat blood test
Pemeriksaan darah samar pada feses di bawah mikroskop
b. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan
dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan
kolonoskopi total.
c. Biopsi
Tindakan pembedahan untuk pengambilan sel atau jaringan abnormal .
d. Ultrasonogrsfi(USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada rektum, tetapi USG
digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker kekelenjar getah
bening di abdomen dan hati.
e. Laboratorium
Pemeriksaan kimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin dapat
meninggi, indikasi telah mengenai hepar.
8. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindak bedah.
Tujuan utama ialah memperlancar saluran cerna, baik bersifat kuratif
maupun nonkuratif. Tindak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer
dan kelenjar limf regional. Bila sudah terjadi metastasis jauh, tumor primer
akan di reseksi juga dengan maksud mencegah obstruksi, perdarahan,
anemia, inkontinensia, fistel, dan nyeri (Sjamsuhidayat & de Jong, 2011).
b. Kolostomi
Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen
dari usus besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah bila jalan ke
anus tidak bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon
karena gangguan fungsi anus (Suratun & Lusianah, 2010)
c. Radiasi
Terapi radiasi merupakan penanganan karsinoma dengan
menggunakan x-ray berenergi tinggi untuk membunuh sel karsinoma.
Terdapat 2 cara pemberian terapi radiasi, yaitu dengan radiasi eksternal dan
radiasi internal. Radiasi eksternal (external beam radiation therapy)
merupakan penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan
pada sel karsinoma. Terapi radiasi tidak menyakitkan dan pemberian radiasi
hanya berlangsung menit (American Cancer Society, 2013).
d. Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker kolorektal dapat dilakukan sebagai terapi
ajuvan, neoaduvan atau paliatif. Terapi ajuvan direkomendasikan untuk
kanker rektum stadium II dan stadium III yang memiliki risiko tinggi
(Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).
9. Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon dan rektum yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi
dan mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan atau sepsis dapat
menimbulkan syok (Smeltzer dan Bare, 2002) (Nursalam, 2016).
7) Hubungan peran
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetangga, teman-
teman sekitar
e. Pemeriksaan dada
1) Inspeksi: Bentuk simetris kanan kiri, inspirasi dan ekspirasi
pernapasan, irama,
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah
kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan .
Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukanasuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai kesehatan yang
optimal (PPNI, 2016):
Pre kemoterapi
a. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan Intra kemoterpi
a. Risiko gangguan integritas kulit b.d bahan kimia iritatif
b. Risiko Infeksi d.d efek prosedur invasive Post kemoterapi
a. Nausea b.d efek agen farmakologis ( kemoterapi )
b. Gangguan citra tubuh d.d efek tindakan/pengobatan
c. Risiko deficit nutrisi d.d factor psikologis ( keengganan untuk makan )
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan
pasien individu, keluarga, dan komunitas (PPNI, 2018).
Tabel 2.1 Intervensi pre kemoterapi
EVIDANCE BASED
Judul : Bahan Alami Penyembuh Luka
Tabel 2. Bahan alami yang sudah terbukti memiliki aktivitas penyembuh luka
Bagian yang
No Nama Jenis Nama Kandungan kimia Pustaka
Lokal digunakan
1 Aloe vera L. Lidah buaya Gel mengandung Saponin, fenol, Rohmawati,
25% tanin, 2008; Wijaya,
ekstrak etanol 2013
daun lidah;
Krim mengandung
10-
15% ekstrak gel
lidah buaya
2 Anthocleista topikal 0,2 ml dari Chah et al
djalonensis 20 2006
mg/ml ekstrak
3 Anredera Binahong Salep ekstrak daun saponin Handayani, 2009;
cordifolia binahong Vilegas et
(Ten.) konsentrasi 5%; al., 1997
Steenis Ekstrak air hasil
Infusa
4 Ageratum Babadotan topikal 0,2 ml dari Chah et al
conyzoides, 20 2006
mg/ml ekstrak
5 Areca Pinang Ekstrak Etanol Biji alkaloid, tanin, Rairisti, 2014
catechu 2% saponin,
L. dan flavonoid
6 Carica Papaya Gel ekstrak etanol papain, Septiningsih, 2008
papaya L. daun pepaya
alkaloid
konsentrasi 1-
5% karpain,
pseudo
karpain,
glikosida, karposid,
dan saponin
7 Catharanthus Tapak dara ekstrak daun 50% alkaloid, Putri, 2017
Roseus
flavonoid,
tanin, polifenol dan
steroid
8 Centella Pegagan Campuran 3 asiaticoside, Maquart et al.,
Asiatica triterpen: 1997; Amaliya,
asiatic
asiatic acid 30% 2013
acid and madecassic
(b/b), madecassic
acid
acid 30% (b/b) and
asiaticoside 40%
(b/b); ekstrak
daun pegagan 25%
9 Colocasia Talas Ekstrak Etanol saponin, Wijayadkk., 2014
esculenta [L] Tangkai Daun
flavonoid, tanin,
alkaloid, steroid
dan terpenoid
10 Coleus Iler Hasil tumbuk 10 Flavonoid Tari dkk., 2013
atropurpureus lembar daun iler
[L.] Benth. muda
Bagian yang
N Nama Jenis Nama Kandungan kimia Pustaka
o Lokal digunakan
11 Curcuma Kunyit Dosis kurkumin kurkumin, Jagetia, 2004;
60-
desmetok--
longa Lin 66% per oral sikurkumin,dan Khan et al
n
atau Curcuma Dosis kurkumi Bisdesmetoksikurku 2018; Julianto
10% min
domestica nanofiber; , minyak asiri, pati, dkk, 2016;
Val. zat
Hidrokoloid pahit, resin, selulosa, Wientarsih,
mengandung dan mineral 2012
ekstrak
1%;
gel fraksi etil asetat
Topikal
12 Euphorbia patah tulang Salep batang glikosida, Qomariah, 2014
Tirucalli ekstrak
sapogenin
dosis 10%
dan asam elagat
13 Gynura Daun Dewa Lumatan daun saponin, flavonoi Setyoadi dan
25 Piper betle daun sirih gel ekstrak etanol minyak atsiri (hidroksi Wardani, 2009
daun kavikol, kavibetol,
estragol, eugenol,
tileugenol, karvakrol,
terpinen, seskuiterpen)
fenilpropan, tanin
26 Psidium Jambu Biji Ekstrak methanol Psidial A-C Barbalho, 2012;
Guajava daun; gel ekstrak Aponno, 2014; Fu et
etanol daun al., 2010
1%, 5%, dan 7%
27 Turbinaria Alga coklat Ekstrak non polar saponin, alkaloid, Deepak et al.,
Ornata seluruh bagian, dosis kuinon, amino acid, 2017; Pati et al., 201
100 dan 200 asam lemak, senyawa Rajkumar d
mg/kgBB fenolik (yaitu tanin dan Bhavan,
flavonoid), protein, 2017; Senthil d
neophytediene; 2- Murugan, 2013.
hexadecen-1-
ol,3,7,11,15-tetra
methyl-,[R-[R*,R*-
(E)];17- pentatria
contene; 4,8,12,16-
octadecatetraen -1-
ol,4,9,13,17-tetra
methyl; dan squalene
Hasil penelusuran pustaka ada sekitar tujuh tanaman yang memenuhi kriteria efikasi
sebagai tanaman berkhasiat penyembuh luka berdasarkan penggunaan tradisional dan hasil
pembuktian aktivitas. Tanaman yang dimaksud yaitu papaya (carica papaya) yang digunakan
etnik jawa di Dataran Tinggi Dieng, babadotan (Ageratum conyzoides) yang digunakan etnik
Sunda Suku Baduy, daun telingan bengket atau pegagan (Centela asiatica)dan daun jarak
(Jatropa curcas) yang digunakan oleh etnik sasak, rimpang kunyit (Curcuma domestica) yang
digunakan oleh etnik samawa, serta singkong (Manihot esculenta) dan pisang (Musa
paradisiaca) yang digunakan oleh etnik Bali. Namun masih perlu pengembangan lebih lanjut
mengenai kualitas bahan dan keamanan jika akan dikembangkan menjadi obat tradisional
Jamu atau Obat Herbal terstandar.
BAB II
LAPORAN KASUS
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan BAB disertai darah dan nyeri
P : semakin terasa saat BAB
Q : tajam dan perih
R : bagian bawah pusat hingga rectum
S:6
T : 30-45 menit
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Pada saat pengkajian klien mengatakan nyeri, badan terasa lemah, tidak nafsu makan.
- P : saat bergerak dan ditekan
- Q : tajam
- R : bagian bawah pusat sampai ke rectum
- S:5
- T : nyeri terasa saat banyak bergerak.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat yang diderita sebelum dirawat. Tidak ada perlukaan, tidak
pernah dirawat di RS, dan tidak memiliki riwayat alergi obat
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan ada riwayat penyakit kanker dari bibik klien, tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit kronis seperti hipertensi dan DM.
Genogram
Ket:
: laki- laki
: perempuan
: pasien
Oksigenasi
Inspeksi
Pasien bernapas dengan normal RR 20 x/ mnt, simetris kiri dan kanan, taktil fremitus normal .
Perkusi
Perkusi normal terdengar suara sonor diseluruh interkosta
Auskultasi
Vesikuler di costa dan intercosta 2 dan 3
Sirkulasi
Tekanan darah 110/70 mmHg, HR 89x/mnt, membrane Dengan irama regular, konjungtiva
anemis, mukosa bibir pucat tidak sianosis, CRT <2 detik ( detik), dan bunyi jantung satu diikuti
bunyi jantung dua dan tidak ada bunyi tambahan.
Nutrisi
Klien mengatakan tidak nafsu lunak makan, jenis makanan yang dikonsumsi karbohidrat, protein,
lemak. TB : 156 cm BB 50 kg, IMT : 20,5 (Normal). Kebutuhan kalori klien : 1597 kalori/hari
Abdomen normal di seluruh quadran , perkusi tympani diseluruh quadran, palpasi lunak diseluruh
quadran.
Eliminasi
Klien mengatakan frekuensi BAK sebelum sakit 3-4 x/hari dan sesudah sakit sama 3-4x/hari ,
jumlah urin sebelum sakit 700 cc berwarna kuning jernih dan assat sakit 500 cc berwarna kuning
pekat.
Klien BAB sebelum sakit 1x/hari, saat sakit klien BAB 2 hari sekali.
Aktivitas fisik
Dengan
No. Kegiatan Mandiri
Bantuan
1. Makan 5 5
2. Aktivitas toilet 5 5
3. Berpindah tempat dari
10 10
kursi ke tempat tidur
4. Membersihkan diri (Lap,
muka, sisir rambut, sikat 0 0
gigi)
5. Mandi 0 0
6. Mobilisasi atau berjalan 10 10
7. Naik turun tangga 5 5
8. Berpakaian 5 5
9. Mengontrol defekasi 5 5
10. Mengontrol berkemih 5 5
Total 50 50
Keterangan :
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat
62-90 : Ketergantungan sedang
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Klien ketergantungan berat. Klien membutuhkan alat dan bantuan orang lain saat melakukan
aktivitas.
Klien mampu melakukan rentang gerak. Kekuatan otot tangan kanan kiri 4 otot kaki kanan kiri 4,
klien tidur dari jam 23.00 sampai 05.00.
4444 4444
4444 4444
Pemeriksaan lab
Pemeriksaan Hasil Normal Kesan
Hemoglobin 13,5 g/dl 13,0-17,0 g/dl Normal
Hematocrit 40,5 % 40-50 % Normal
MCHC 32,9 32-36 Normal
Trombosit 200 150-400 Normal
Leukosit 6,32 5.0-10 Normal
Natrium darah 132 132-147 Normal
Kalium darah 3.66 3.30-5.40 Normal
Fungsi neurologi
Fungsi normal , gcs : E4, M6, V5 :15 : composmentis
Endokrin
Fungsi endokrin normal
Terapi
IVFD RL 20 tts/menit
Omeprazole 2x1
Keterolax 2x1
Metronidazole 500x2
Cefriaxone 2x1
ANALISA DATA
DO :
- Klien tampak lemah
- Tampak telah terpasang
kolostomi pada abdomen klien
- Diameter luka 3cm
- TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 91 x/i
RR : 20 x/i
S : 36.8
- Leukosit dalam jumlah normal
(6000 mcL)
3. DS : Efek Tindakan Gangguan citra tubuh
- Klien mengatakan merasa malu
untuk memperlihatkan bagian
abdomennya yang terpasang
kolostomi
- Klien mengatakan tidak percaya
diri karena harus BAB dari
kolostomi
DO :
- Klien tampak segan membuka
bagian abdomen saat dikaji
- Klien tampak menghindari
kontak mata saat diajak
berbicara