Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2


KAMSATUL NAHYA RAMADHANI (20190003)

RAHMI RAMADHANI PUTRI (20190013)

FEBBY FEBIOLA NOVIRA (20190025)

NURUL ADHIYATI (20190035)

NABILLA SALSA GHINA (10190045)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT


KATA PENGANTAR

            
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dalam waktu yang sangat baik dan relative
singkat. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah  dan pembaca pada umumnya
untuk menambah wawasan tentang “ Pelayanan Gizi Rumah Sakit”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan yang mungkin kurang sesuai dengan keinginan pembaca. Olehnya itu, penulis sangat
terbuka untuk menerima semua saran dan kritikan yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Dan juga bertambahnya pengawasan dan wawasan penulis dalam
pembuatan makalah berikutnya.
           
                                                                                                                       
Bukittinggi, 25 0ktober, 2021

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................................
B. Rumusan masalah .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelayanan gizi..........................................................................................................
B. Sistem Dan Alur Pel. Gizi RS.................................................................................
C. Perorganisasian Pelayanan Gizi RS...............................................................
BAB III PENUTUP
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek, di
perlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang tinggi agar mampu bersaing dengan negara
lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karna secara langsung erpengaruh
terhadap kualitas SDM suatu negara yang di gambarkan melalui kualitas ekonomi, usia
harapan hidup, dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat
dicapaioleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya
perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi
kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit
(RS)

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pelayanan gizi rumah sakit
2. Sistem pelayanan gizi rumah sakit
3. Perorganisasian pelayanan gizi rs

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pelayanan gizi rumah sakit

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan suatu upaya memperbaiki atau meningkatkan
gizi/makanan dan dietetik masyarakat/kelompok/individu melalui rangkaian kegiatan penilaian,
diagnosis, intervensi, dan evaluasi gizi dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam
kondisi sakit maupun sehat.

Tujuan pelayanan secara menyeluruh dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,


memperpendek hari perawatan, dan menghemat biaya perawatan.

Instalasi gizi RSJ Sambang Lihum menyediakan pelayanan gizi untuk pasien rawat inap, rawat
jalan, keluarga, dan masyarakat umum yang meliputi:

1. Jalan Asuhan Gizi Rawat

Dilakukan melalui Konseling gizi untuk pasien dan keluarga serta Penyuluhan gizi untuk
kelompok masyarakat.

2. Asuhan Gizi Rawat Inap

Dilakukan melalui Skrining gizi dan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) untuk pasien dan
keluarga.

3. Penyelenggaraan makanan

dimulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran
belanja, pengadaan bahan makanan, pendistribusian dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.

4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan

dilakukan melalui upaya peningkatan kemampuan menghadapi tantangan dan masalah gizi yang
kompleks, dengan mencapai kualitas pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan
berhasil guna sesuai kemampuan rumah sakit.

 
Secara garis besar, ada 13 pesan dasar gizi seimbang, yang perlu diperhatikan masyarakat, yaitu:

 Makanlah aneka makanan


 Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
 Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
 Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
 Gunakan garam beryodium
 Makanlah makanan sumber zat besi
 Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan
 Biasakan makan pagi
 Minumlah air bersih, aman dan cukup banyak
 lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
 minuman minuman beralkohol
 Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
 Bacalah label pada makanan yang dikemas

B. Sistem dan alur pelayanan gizi

1. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan


Pengertian dari Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai deari perencanaan diet, pelaksanaan konseling diet hingga
evaluasi rencana diet kepada klien/pasien rewat jalan

Tujuannya adalah memberikan pelayanan gizi kepada klien/pasien rawat jala agar memperoleh
asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Kegiatannya meliputi:

 Pengkajian status gizi


1. Antropometri
Dilakukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Bila pasien
tidak dapat dilakukan pengukuran tersebut, dapat dilakukan pengukuran lingkar lengan
atas (LiLa) maupun tinggi lutut.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi  adanya kelainan klinis yang
berhubungan dengan gangguan gizi atau untuk menentukan hubunhan sebab akibat
antara status gizi dengan kesehatan, serta menentukan terapi obat dan diet. Pemeriksaan
fisik meliputi: tanda-tanda klinis kurang gizi (sangat kurus, pucat, atau bengkak) atau
gizi lebih (gemuk atau sangat gemuk/obesitas); sistem kardiovaskuler; sistem
pernapasan, sistem gastrointestinal; sistem metabolik/endokrin dan sistem
neurologik/psikiatrik.
3. Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia
dalam rangka mendukung  diagnosa penyakit serta menegakkan masalah gizi
klien/pasien. Pemeriksaan ini dilakukan juga untuk menentukan intervensi gizi dan
memonitor/mengevaluasi terapi gizi.
 Riwayat gizi
Anamnesis riwayat gizi pasien ada dua macam, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
Anamnesis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan
sehari-hari berdasarkan frekuensi penggunaan bahan makanan, sedangkan anamnesis
kuantitatif dilakukan utnuk mendapat gambaran   asupan zat gizi sehari, dengan
menggunakan recall 24 jam yang diukur dengan food model. Analisis asupan gizi
menggunakan Daftar Penukar Bahan Makanan, maupun menggunakan software tertentu.
 Penentuan kebutuhan    gizi    sesuai    dengan    status    gizi    dan penyakitnya
Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada klien/pasien atas dasar status gizi, pemeriksaan
klinis, dan data laboratorium. Selain itu perlu juga memperhatikan kebutuhan untuk
penggantia zat gizi, kebutuhan harian, kebutuhan tambahan karena kehilangan serta
tambahan untuk pemulihan jaringan atau organ yang sedang sakit.
 Menentukan macam atau jenis diet sesuai dengan status gizi dan penyakitnya serta cara
pemberian makanan
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit yang diderita serta kemampuan pasien
untuk menerima makanan dengan memperhatikan Prinsip Menu Seimbang (energi, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat) dan kebiasaan/pola makan.
 Konseling gizi
Sebelum melaksanakan kegiatan konseling gizi, terlebih dahulu dibuat rencana konseling,
yang mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode, penilaian, dan tindak
lanjut. Tujuan konseling gizi adalah membuat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
makan, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien. Hal ini akan terlihat dari
seberapa jauh kepatuhan untuk melaksanakan diet yang telah ditentukan dan pemecahan
masalah yang timbul dalam melaksanakan rencana diet tersebut.
 Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi (kunjungan ulang/kunjungan
rumah bila diperlukan)
Evaluasi terhadap pelayanan asuhan gizi rawat jalan diperoleh melalui kunjungan ulang
pasien ke Poli Gizi. Evaluasi tersebut mencangkup    rencana    diet    yang    diberikan    dan
kepatuhan menjalankan rencana diet, klinis dan laboratorium, dan status gizi. Tindak lanjut
yang dibutuhkan tergantung hasil evaluasi pelayanan gizi yang diperoleh dirumah, bila perlu
dilakukan perubahan rencana diet atau kunjungan rumah.
 

6. Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap


Pengertian dari asuhan gizi pasien rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet pasien di
ruang rawat inap. Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat inao agar
memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan. Rangkaian kegiatannya:

 Pengkajian status gizi


1. Antropometri
Setiap pasien diukur data antropometri, berupa tinggi badan atau panjang badan dan berat badan.
Bila tidak memungkinkan pasien diukur tinggi badan atau panjang badan dan berat badan, dapat
dilakukan pengukuran lingkar lengan atas (LiLa) dan tinggi lutut.

1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi  adanya kelainan klinis yang berhubungan dengan
gangguan gizi atau untuk menentukan hubunhan sebab akibat antara status gizi dengan
kesehatan, serta menentukan terapi obat dan diet. Pemeriksaan fisik meliputi: tanda-tanda klinis
kurang gizi (sangat kurus, pucat, atau bengkak) atau gizi lebih (gemuk atau sangat
gemuk/obesitas); sistem kardiovaskuler; sistem pernapasan, sistem gastrointestinal; sistem
metabolik/endokrin dan sistem neurologik/psikiatrik

1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan    biokimia    dalam   
rangka    mendukung   diagnosa

penyakit serta menegakkan masalah gizi klien/pasien. Pemeriksaan ini dilakukan juga untuk
menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi

 Riwayat gizi
Setiap pasien rawat inap dianalisis kebiasaan makan sebelum dirawat yang meliputi asupan zat
gizi, pola makan, bentuk dan frekuensi makan, serta pantangan makan. Asupan zat gizi diukur
dan selanjutnya dianalisis zat gizinya dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar.
Analisis asupan gizi memberikan informasi perbandingan antara asupan dengan kebutuhan gizi
dalam sehari. Setiap pasien rawat inap akan dianamnesus untuk mengetahui asupan makanan
sebelum dirawat yang meliputi asupan zat gizi, pola makan, bentuk dan frekuensi makan, serta
pantangan makan. Semua data antropometri, klinis dan biokimia yang didapat dicatat dalam
formulir pencatatan gizi. Kajian riwayat gizi hasilnya akan dibandingkan dengan perhitungan
kebutuhan gizi dan saran diet sesuai kondisi pada saat melakukan konseling.

 Penentuan kebutuhan gizi


Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada klien/pasien atas dasar status gizi, pemeriksaan
klinis, dan data laboratorium. Selain itu perlu juga memperhatikan kebutuhan untuk penggantian
zat gizi, kebutuhan harian, kebutuhan tambahan karena kehilangan serta tambahan untuk
pemulihan jaringan atau organ yang sedang sakit.

 Penentuan macam dan jenis diet


Setelah dokter menentukan diet pasien, ahli gizi akan mempelajari dan menyusun rencana diet
dan bila sudah sesuai, selanjutnya akan menterjemahkan ke dalam menu dan porsi makanan serta
frekuensi makan yang akan diberikan. Makanan diberikan dalam berbagai bentuk,/ konsistensi
(biasa, lunak, maupun cair) sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan zat gizi yang
dibutuhkan serta macam dan jumlah bahan makanan yang digunakan. Apabila    dari
 

rencana diet tersebut diperlukan penyesuaian, maka ahli gizi akan mengkonsultasikan kepada
dokter.

 Konseling dan Penyuluhan gizi


Sebelum melakukan kegiatan konseling gizi, terlebih dauhu dibuat rencana konseling yang
mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode, penilaian, dan tindak lanjut.
Tujuan konseling gizi adalah membuat perubahan perilaku makan pasien. Hal ini diwujudkan
melalui penjelasan diet yang perlu dijalankan oleh pasien, yang diperlukan untuk proses
penyembuhan, kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet yang ditentukan, dan pemecahan
masalah yang timbul dalam melaksanakan diet  tersebut.

 Pemantauan, Evaluasi dan Tindak lanjut


Aktivitas utama dari proses evaluasi pelayanan gizi pasien adalah memantau pemberian makanan
secara berkesinambungan untuk menilai proses penyembuhan dan status gizi pasien. Pemantauan
tersebut mencangkup antara lain perubahan diet, bentuk makanan, asupan makanan, toleransi
terhadap makanan yang diberikan, mual, muntah, keadaan klinis defekasi, hasil laboratorium,
dan lain-lain.

Tindak lanjut yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan hasil evaluasi pelayanan
gizi antara lain perubahan diet, yang dilakukan dengan mengubah perskripsi diet sesuai kondisi
pasien. Apabila perlu, dilakukan kunjungan ulang atau kunjungan rumah. Untuk pasien yang
dirawat walaupun tidak memerlukan diet khusus tetapi tetap perlu mendapatkan perhatian agar
tidak terjadi ”Hospital Malnutrition” terutama pada pasien-pasien yang mempunyai masalah
dalam asupan makanannya seperti adanya mual, muntah dan penurunan nafsu makan.
C. Perorganisasian pelayanan gizi RS

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=struktur+organisasi+instalasi+gizi+rumah+sakit&tbm=isch&hl=id&sa=X&ved=2a
hUKEwj9ue7O7P7zAhUzGbcAHVGdAHMQrNwCKAB6BQgBEOQB&biw=1349
&bih=657#imgrc=R5jA7QFqpagitM
https://www.google.com/search?
sxsrf=AOaemvLUz8p1l1smk6fqRCl954XpCo8sbA:1636031104449&q=Makalah+pe
layanan+gizi+rumah+sakit&sa=X&sqi=2&ved=2ahUKEwjMo8nm4v7zAhXJR_ED
HXAZB3QQ1QJ6BAgtEAE&biw=1034&bih=640&dpr=1

Anda mungkin juga menyukai