Pembeli: “Halo. Selamat siang, Pak. Apa kabar?” (Pernyataan)
Penjual: “Baik, Pak. Bagaimana dengan Bapak?” (Pernyataan) Pembeli: “Syukur, baik juga. Begini, melanjutkan pembicaraan tempo lalu, apa tanah yang di Lembang masih ada, Pak?” (Pernyataan) Penjual: “Oh, masih, Pak. Beberapa ada yang nawar, tapi belum cocok.” (Pernyataan) Pembeli: “Setelah saya berdiskusi dengan istri, saya berminat beli tanah Bapak di Lembang. Lokasinya juga cocok untuk usaha agrobisnis. Harga pasnya berapa, Pak?” (Pernyataan) Penjual: “Saya jual Rp3,5 miliar, Pak. Luas tanah 3.000 meter persegi, sudah cukup terjangkau.” (Pernyataan) Pembeli: “Kira-kira masih bisa turun lagi tidak, ya? Kalau Rp3,2 miliar bagaimana?” (Penawaran) Penjual: “Wah, masih jauh, Pak. Ini statusnya juga sudah Sertifikat Hak Milik. Paling minta naik sedikit lagi.” (Penawaraan) Pembeli: “Kalau Rp3,2 miliar bagaimana? Jujur, saya adanya segitu, Pak.” (Penawaran) Penjual: “Begini saja, Pak. Saya minta Rp3,3 miliar, tapi sisanya boleh lah menyusul sesuai kesepakatan. Nanti, kita bicarakan soal teknisnya seperti apa.” (Penawaran) Pembeli: “Alhamdulillah. Setuju kalau begitu, Pak. Nanti malam saya ke rumah Bapak buat setorkan tanda jadi.” (Persetujuan) Penjual: “Terima kasih, Pak.” (Pernyataan)