Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang


majemuk.Pancasila juga jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi,
dan alat pemersatu bangsa Indonesia Mengapa begitu besar pengaruh
Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Hal ini dikarena bangsa
Indonesia memilki keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat
istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi
hal -hal atau perbedaan di atas harus dipersatukan.
Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia.
Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai
sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur
di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak
mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila.
Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak
akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Mungkin kita masih
ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta
DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah
negara Islam. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah
pemberontakan tentara GAM.
Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama.
Masalah pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi
pancasila dan juga kesalahan merekadalam menafsirkan pelajaran pelajaran
atau ilmu agama yang mereka dapatkan. atau mungkin juga mereka mudah di
pengaruhi dan di hasut dengan alasan agama atau kebebasan.dengandemikian
sangat mudah bagi orang orang yang ingin menghancurkan negri ini
memanfaatkan mereka.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AGAMA DAN PANCASILA


2.1.1 Pengertian Agama
Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan
Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dengan manusia serta  lingkungan.

2.1.2 Pengertian Pancasila


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila adalah pedoman luhur yang wajib di ta’ati
dan dijalankan oleh setiap warga negara Indonesia untuk menuju kehidupan yang
sejahtera tentram,adil,aman,sentosa.

2.2 HUBUNGAN AGAMA DENGAN PANCASILA


Hubungan  negara  dengan agama  menurut  NKRI  yang  berdasarkan 

Pancasila adalah sebagai berikut:

(Kaelan, 2012: 215-216):

a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berKetuhanan yang Maha Esa.
Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

1
c. Tidak ada tempat bagi atheism dan sekularisme karena hakikat manusia
berkedukan kodrat sebagai mahluk Tuhan.

d. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter
pemeluk agama serta antar pemeluk agama.

e. Tidak ada tempat lagi bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil
paksaan bagi siapapun juga.

f. Memberikan tolenransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam


negara.

g. Segala aspek dalam melaksanakan dan meyelenggarakan negara sesuai dengan


nial-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma Hukum positif
maupun norma moral baik moral agama maupun moral para penyelenggara
negara.

h. Negara pada hakikatnya adalah merupan “...berkat rahmat Allah yang Maha
Esa”.

Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009: 58), dijelaskan


bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Religiusitas bangsa
Indonesia ini, secara filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan
eksistensi negara Indonesia sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar kerohanian bangsa dan
menjadi penopang utama bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
menjamin keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin hubungan selaras dan
harmonis antara agama dan negara, maka negara sesuai dengan Dasar Negara
Pancasila wajib memberikan perlindungan kepada agama-agama di Indonesia.

3
MENJIWAI SILA 2,3,4,5

Tujuan manusia sebagai makhluk


sebagai Tuhan yang Maha Esa.
KETUHAHAN
YANG MAHA ESA

Menolak Sekulerisme,
komunisme maupun atheisme.

2.3 PENTINGNYA ARTI PANCASILA


Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila
hanya akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul
chaos (kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya
Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan
suku. Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga
hukum-hukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan.
Sejarah Indonesia yang awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis
agama dan suku memperkuat kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang
diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap
mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku.

PANCASILA

SUMBER NILAI ETIK DAN


DARI MENGANDUNG MORAL
SEGALA NILAI – NILAI BERDASARKAN
SUMBER UNIVERSAL NILAI – NILAI
HUKUM YANG TRADISI DAN
DIAJARKAN NILAI – NILAI
SEMUA AGAMA AGAMA
DI INDONESIA
3
2.4 KONTROVERSI AGAMA DAN PANCASILA
Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam,
maka Pancasila  sendiri  sebagai  dasar  negara  Indonesia  tidak  bisa  lepas  dari
pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan
yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai
Piagam Jakarta.
Namun  ada dua  ormas  Islam  terbesar  saat  itu  yang  menentang  bunyi  sila
pertama  tersebut, karena  dua  ormas  Islam  tersebut  menyadari  bahwa  jika  sya
riat Islam  diterapkan maka  secara  tidak  langsung  akan  menjadikan
Indonesia  sebagai negara  Islam  yang  utuh.

maka  hal  tersebut  dapat  memojokkan umat  beragama lainnya.  Yang
lebih  buruk lagi  adalah  akan memecah  belah  bangsa ini  khususnya
bagi  provinsi-provinsi  yang sebagian  besar  penduduknya nonmuslim.  Karena
itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”
yang
berarti  bahwa  Pancasila  mengakui  dan  menyakralkan  keberadaan Agama,  tida
k hanya  Islam  namun  termasuk  juga  Kristen,  Katolik,  Budha,
khonhucu  dan  Hindu sebagai agama resmi negara pada saat itu.

2.5 MAKNA SILA PANCASILA DALAM AGAMA


1. Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi faktor penting untuk mempererat
persatuan dan persaudaraan, karena sejarah bangsa Indonesia penuh dnegan
penghormatan terhadap nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam pancasila semua manusia atau
semua rakyat Indonesia di tuntut untuk bersikap adil, sesuai dengan ajaran
agama yang di anut oleh setiap insan.

3. Persatuan Indonesia, seluruh elemen rakyat yang ada di Indonesia yang


terdiri dari berbagai macam agama, suku, dan adat bersatu dan membentuk

3
kesatuan dalam wadah bangsa Indonesia. Kaitannya dengan itu, persatuan
terbentuk ketika jurang pemisah sudah tidak ada lagi di masyarakat.

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan, adalah kekuasaan rakyat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan amanat negara yakni dari rakyat,
oleh rakyat, untuk rakyat.

5. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indionesia, pemerintah yang ada di


indonesia harus adil dalam bersikap atau bertindak, tidak memihak kepada satu
agama dan satu suku. Jadi jika masyarakat sudah merasakan keadilan, maka
semua akan rukun hidup bersama-sama.

2.6 LANDASAN HUKUM AGAMA


1.   Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha
Esa).

2. Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29  ayat 1:


"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa". Dan Pasal 29 ayat 2:
"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu".

3. Landasan Strategis, yaitu Ketatapan MPR No.IV tahun 1999 tentang  Garis-
Garis Besar Haluan Negara. Dalam GBHN dan Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS) tahun 2000, dinyatakan bahwa sasaran pembangunan
bidang agama adalah terciptanya suasana  kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan
ketaqwaan, penuh kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, secara bersama-sama makin
memperkuat landasan spiritual., moral dan etika bagi pembangunan nasional,
yang tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis, serta dalam

3
kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa selaras dengan penghayatan dan
pengamalan Pancasila.

4.    Landasan Operasional

a. UU No. 1/PNPS/l 965 tentang larangan dan pencegahan penodaan dan


penghinaan agama.

b. Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI.


No.01/Ber/Mdn/1969 tentang pelaksanaan aparat pemerintah Pendidikan
Agama Islam – Hal 2 yang menjamin ketertiban dan kelancaran
pelaksanaan dan pengembangan ibadah pemeluk agama oleh pemeluknya.

c.   SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No.01/1979 tentang
tata cara pelaksanaan pensyiaran agama dan bantuan luar negeri kepada
lembaga-lembaga keagamaan swasta di Indonesia.

d. Surat edaran Menteri Agama RI. No.MA/432.1981 tentang


penyelenggaraan peringatan hari besar keagamaan.

2.7 KASUS YANG TERJADI SAAT INI

2.7.1 Kasus Penistaan Agama yang dilakukan Ahok dalam


Pidatonya di Kepulauan Seribu.

Sejumlah kalangan sudah menentang Ahok sejak sangat awal, namun


mereka sepertinya menemukan momentum setelah Ahok menyinggung
penggunaan surat Al Maidah dalam suatu pidato kepada warga di Pulau
Seribu.

Berikut, peristiwa-peristiwanya, sejak peristiwa Pulau Seribu itu.

27 September: Pidato Ahok saat melakukan kunjungan kerja di Pulau


Pramuka, Kepulauan Seribu, yang lalu dianggap menghina agama.

3
Ahok datang untuk meninjau program pemberdayaan budi daya kerapu.
Menurutnya, program itu akan tetap dilanjutkan meski dia nanti tak
terpilih lagi menjadi gubernur di pilgub Februari 2017, sehingga warga tak
harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program itu terus
dilanjutkan.

"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena
dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak
Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk
neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi
Bapak Ibu," katanya.

"Program ini (pemberian modal bagi budi daya kerapu) jalan saja. Jadi
Bapak Ibu nggak usah merasa nggak enak karena nuraninya nggak bisa
pilih Ahok," tambahnya.

6 Oktober: Buni Yani mengunggah video rekaman pidato itu di akun


Facebooknya, berjudul 'Penistaan terhadap Agama?' dengan transkripsi
pidato Ahok namun memotong kata 'pakai'.

Ia menuliskan 'karena dibohongi Surat Al Maidah 51' dan bukan "karena


dibohongi pakai Surat Al Maidah 51', sebagaimana aslinya.

Tak lama kemudian Front Pembela Islam, FPI, dan Majelis Ulama
Indonesia, MUI, Sumatera Selatan melaporkan Ahok kepada polisi.
Sejumlah organisasi lain menyusul melakukan laporan kepada polisi.

10 Oktober: Ahok meminta maaf pada umat Islam, terkait ucapannya soal
surat Al Maidah ayat 51.

14 Oktober: Ribuan orang dari berbagai ormas Islam berunjuk rasa di


depan Balai Kota Jakarta. Massa menuntut Ahok segera dihukum. Unjuk
rasa sempat berlangsung ricuh.

3
24 Oktober : Ahok mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk memberikan
klarifikasi terkait ucapannya.

4 November: Unjuk rasa anti-Ahok kembali terjadi. Perkiraan kasar


sekitar 75.000 hingga 100.000 orang -melibatkan pendiri FPI, Rizieq
Shihab, dan sejumlah anggota DPR seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon-
turun ke jalan menuntut agar Ahok diipidanakan dan dipenjarakan.

Mereka juga menuntut bertemu Presiden Jokowi yang sedang tak berada di
Istana. Perwakilan pengunjuk rasa akhirnya ditemui Wapres Jusuf Kalla
yang menjanjikan untuk menuntaskan kasus ini dalam dua pekan.

Unjuk rasa yang semula berlangsung tertib hingga sore, kemudian berubah
ricuh saat memasuki malam. Massa di depan Istana Merdeka terlibat
bentrokan dengan polisi dan di beberapa sudut kota terjadi kerusuhan,
yang segera bisa diatasi.

Pukul 00:00, 5 November: Presiden Jokowi mengatakan ada aktor politik


bermain dalam unjuk rasa sehingga berbuah kerusuhan. Ia memerintahkan
penuntasan segera kasus ini, setransparan mungkin dan jika perlu dengan
membuat gelar perkara terbuka.

7 November: Ahok diperiksa untuk kedua kalinya oleh polisi, kali ini
berdasarkan panggilan. Ahok diperiksa selama sembilan jam dengan 22
pertanyaan.

8 November: Presiden Joko WIdodo mengunjungi Nahdlatul Ulama dan


keesokan harinya dilanjutkan dengan ke Muhammadyah. Kunjungan
tersebut diikuti pertemuan dengan berbagai lembaga dan organisasi Islam
lain.

3
Ia berulangkali mengatakan tidak akan melindungi Ahok namun tak bisa
melakkan intervensi. Presiden juga tidak memenuhi seruan beberapa orang
agar menemui pendiri FPI, Rizieq Shihab.

10 November: Presiden Joko Widodo mengunjungi Markas Kopasus dan


disusul kunjungannya ke berbagai satuan khusus lain: Paskhas, Marinir,
Brimob, maupun Kostrad.

15 November: Kepolisian Republik Indonesia melakukan gelar perkara


secara terbuka terbatas -karena secara hukum tak dimungkinkan
membuatnya terbuka pada publik- untuk menentukan status hukum Ahok.

16 November: Polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka dalam kasus


dugaan penistaan agama. Ahok menyatakan menerima keputusan polisi
dan akan mengikuti proses hukum dengan keyakinan tak bersalah. Ahok
juga menegaskan tidak akan mundur dari pemililah gubernur Jakarta,
Februari 2017.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam agama,
suku, ras dan bahasa Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk
diterapkan di negara Indonesia. Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh
ideologi yang berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi
rakyat yang memeluk agama di luar agama yang dijadikan ideologi negara
tersebut.Dengan tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila sebagai dasar
negara, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan sejahtera
pasti akan tercapai.

3.2 SARAN
Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya
dengan agama, harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita
juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia
yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya serta
selalu rukun antar umat beragam dengan cara saling menghormati dan
menghargai.

1
DAFTAR PUSTAKA

http://suraya-atika.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-dan-agama.html
http://unikpol.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-pancasila-dengan-agama-di.html
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-37996601

Anda mungkin juga menyukai