Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KEBIJAKAN DANA DESA


TAHUN 2021
DAN KEWAJIBAN PELAPORAN STUNTING

7 Desember 2020
Kerangka Konseptual Intervensi Pencegahan Stunting
Terintegrasi

INTERVENSI INTERMEDIATE
KONVERGENSI INTERVENSI OUTPUT DAMPAK
OUTCOME

PILAR 1 : ▪ Tablet Tambah Darah (bumil dan Peningkatan cakupan


Komitmen dan Visi remaja) intervensi pada sasaran Perbaikan
Kepemimpinan ▪ Promosi dan konseling menyusui 1.000 HPK
▪ Promosi dan konseling PMBA Asupan Gizi
PILAR 2 :
▪ Suplemen gizi makro (PMT) Konsumsi STUNTING
▪ Tata Laksana Gizi Buruk • Anemia
Kampanye Nasional ▪ Pemantauan dan promosi Gizi • BBLR
dan Perubahan pertumbuhan
▪ Suplementasi kalsium
• ASI Eksklusif
Perilaku • Diare
▪ Suplementasi vitamin A Pola Asuh
▪ Suplementasi Zinc untuk diare • Kecacingan
PILAR 3 : ▪ Pemeriksaan kehamilan • Gizi Buruk
Konvergensi Program ▪ imunisasi
Pusat, Daerah, dan ▪ Suplemen gizi mikro (Taburia) Pelayanan
Desa ▪ Manajemen Terpadu Balita Sakit Kesehatan
▪ Pemberian obat cacing Penurunan
PILAR 4 :
▪ Air bersih dan sanitasi Infeksi
Ketahanan Pangan dan
▪ Bantuan Pangan Non-Tunai
Gizi ▪ Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
▪ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kesehatan
PILAR 5 : ▪ Program Keluarga Harapan (PKH)
▪ Bina Keluarga Balita (BKB) Lingkungan Sumber : Strategi Nasional Percepatan
Pemantauan dan ▪ Kawasan Rumah Pangan Lestari
Evaluasi (KRPL) Penanganan Stunting Periode 2018-2024
▪ Fortifikasi Pangan
Integrasi Pendanaan Intervensi Pencegahan Stunting

AKSI INTEGRASI/KONVERGENSI dibiayai dengan


(APBN, APBD dan/ atau APB-Desa) BOK STUNTING

Dana Desa +
APBN DAK Nonfisik DAK Fisik
DID

BOP
BOK
PAUD* LH* Air Minum Kesehatan Sanitasi
Pangan &
Dilaksanakan BOKB Pertanian* Dilaksanakan melalui
melalui Anggaran Kegiatan Intervensi Gizi
Kementerian/Lem Spesifik dan Intervensi
baga Gizi Sensitif mengacu
Perubahan bidang disepakati bersama oleh Kementerian pada pedoman yang
Keuangan, Bappenas dan K/L Teknis ditetapkan oleh
KemendesaPDTT
Penggunaan dana mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
*) Jenis/Bidang/Subbidang baru di TA 2021
Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2021
“Peningkatan quality control anggaran TKDD dan mendorong pemerintah daerah dalam pemulihan ekonomi,
pendidikan dan kesehatan dalam rangka mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi nasional”

ARAH KEBIJAKAN TKDD PERKEMBANGAN ALOKASI TKDD, 2015-2021 (triliun rupiah)

Mendukung upaya pemulihan ekonomi sejalan dengan prioritas nasional,


8.60% 14%
melalui: 4.50% 2.10% 7.30% 6% 4.20%
a. Pembangunan aksesibilitas dan konektivitas kawasan sentra
pertumbuhan ekonomi.
b. Dukungan insentif kepada daerah untuk menarik investasi, perbaikan
sistem pelayanan investasi, dan dukungan terhadap UMKM.
813 796.3
Mensinergikan TKDD dan Belanja K/L dalam pembangunan human capital 710.3 742 757.8 763.9
623.4
(Pendidikan dan Kesehatan).
Mendorong belanja Infrastruktur daerah melalui creative financing seperti
pinjaman daerah, KPBU daerah, serta kerjasama antardaerah untuk
mendukung pencapaian target RPJMN. 2015 2016 2017 2018 2019 Perpres APBN
72/2020 2021
Redesain pengelolaan TKDD, terutama DTU dan DTK dengan
TKDD Tumbuh
penganggaran berbasis kinerja dan peningkatan akuntabilitas.
Meningkatkan kinerja anggaran TKDD dan melakukan reformasi APBD
melalui implementasi Standar Harga Satuan Regional (SHSR) dan Dukungan Pemerintah kepada daerah selain melalui TKDD juga
Penyusunan Bagan Akun Standar (BAS). dilakukan melalui hibah daerah dan pinjaman daerah
PERKEMBANGAN TKDD TA 2017-2021
(triliun Rupiah)
2017 2018 2019 2020 2021
URAIAN
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Outlook % Anggaran
>Transfer ke Daerah 706,3 682,2 96,6% 706,2 697,9 98,8% 756,8 743,2 98,2% 692,7 692,4 99,9% 723,5
I. Dana Perimbangan 678,6 654,5 96,4% 676,6 668,6 98,8% 724,6 711,3 98,2% 653,4 653,0 99,9% 688,7
A. Dana Transfer Umum 494,0 486,8 98,6% 490,7 495,2 100,9% 524,2 524,9 100,1% 470,8 475,8 101,1% 492,3
1. Dana Bagi Hasil 95,4 88,2 92,5% 89,2 93,7 105,0% 106,4 104,0 97,8% 86,4 93,9 108,7% 102,0
a. Pajak 58,1 56,6 97,4% 56,7 48,6 85,8% 52,4 42,3 80,7% 44,9 29,3 65,4% 46,3
b. Sumber Daya Alam 37,3 31,6 84,9% 32,5 45,1 138,6% 53,9 61,7 114,4% 29,0 25,0 86,1% 35,6
c. Kurang Bayar DBH - - - - 12,5 39,6 316,4% 20,0
2. Dana Alokasi Umum 398,6 398,6 100,0% 401,5 401,5 100,0% 417,9 420,9 100,7% 384,4 381,9 99,3% 390,3
a. DAU Formula 398,6 375,3 94,2% 401,5 401,5 100,0% 414,9 414,9 100,0% 377,8 377,8 100,0% 384,4
b. DAU Tambahan 23,3 - 3,0 6,0 201,2% 6,6 4,1 61,9% 5,9
B. Dana Transfer Khusus 184,6 167,7 90,8% 185,9 173,4 93,3% 200,4 186,4 93,0% 182,6 177,2 97,1% 196,4
1. Dana Alokasi Khusus Fisik 69,5 62,1 89,3% 62,4 58,1 93,1% 69,3 64,2 92,6% 53,8 50,2 93,3% 65,2
2. Dana Alokasi Khusus Nonfisik 115,1 105,6 91,7% 123,5 115,3 93,4% 131,0 122,2 93,3% 128,8 127,0 98,7% 131,2
II. Dana Insentif Daerah 7,5 7,5 100,0% 8,5 8,2 96,8% 10,0 9,7 96,9% 18,5 18,5 100,0% 13,5
III. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan D.I.Y 20,2 20,2 100,0% 21,1 21,1 100,0% 22,2 22,2 100,0% 20,9 20,9 100,0% 21,3
A.Dana Otonomi Khusus 19,4 19,4 100,0% 20,1 20,1 100,0% 21,0 21,0 100,0% 15,1 15,1 100,0% 20,0
B.Dana Tambahan Infrastruktur Terkait Otsus 3,5 3,5 100,0% 4,0 4,0 100,0% 4,3 4,3 100,0% 4,4 4,4 100,0% 4,4
C.Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,8 0,8 100,0% 1,0 1,0 100,0% 1,2 1,2 100,0% 1,3 1,3 100,0% 1,3
>Dana Desa 60,0 59,8 99,6% 60,0 59,9 99,8% 70,0 69,8 99,7% 71,2 71,1 99,9% 72,0
Total Transfer ke Daerah dan Dana Desa 766,3 742,0 96,8% 766,2 757,8 98,9% 826,8 813,0 98,3% 763,9 763,5 99,9% 795,5
Porsi TKDD dalam APBD 62,5% 61,6% 61,2% 72,1%
Dasar Hukum
PMK No. 61/PMK.07/2019
Pedoman Penggunaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk Mendukung
Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pencegahan Stunting Terintegrasi

PMK No. PMK No. 48/PMK.07/2019 PMK No. 205/PMK.07/2019


130/PMK.07/2019 dan PMK 167/PMK.07/2020

Pengelolaan Dana Alokasi Pengelolaan Dana Alokasi Pengelolaan Dana Desa


Khusus Fisik Khusus Nonfisik dan DID

Petunjuk Teknis DAK Fisik • Kewajiban penyampaian


Petunjuk Operasional DAK
Laporan Konvergensi
TA 2020* Nonfisik TA 2020* Pencegahan Stunting
Perpres No. 88 Tahun 2019 Peraturan Menteri Kesehatan melalui aplikasi OMSPAN
No. 86 Tahun 2019 • Kinerja penanganan
Petunjuk Operasional DAK Stunting dalam penilaian
Fisik TA 2020* *) Juknis/Jukop diatur setiap tahun DID
Peraturan Menteri Kesehatan **) Direlaksasi dengan PMK 156/2020 utk
mendukung pelaksanaan BLT Desa
No. 85 Tahun 2019
TKDD UNTUK PENCEGAHAN STUNTING

KENDALA DAN TANTANGAN RENCANA 2020 UNTUK TA 2021

1. Kurangnya koordinasi lintas sektor di pemerintah pusat


dan daerah 1. Melakukan koordinasi dengan Bappenas dan
2. Daerah lokus belum mengetahui menu-menu DAK Fisik KL terkait potensi bidang-bidang yg dapat
terkait stunting mendukung penanggulangan stunting dalam
3. Kurangnya pemahaman daerah atas stunting DAK Fisik
4. Penyusunan laporan pelaksanaan penanganan sunting 2. Mengevaluasi menu stunting DAK Fisik 2021
di desa 3. Sosialisasi menu stunting kepada daerah
lokus
4. Merumuskan kebijakan insentif atas kinerja
MEKANISME MONITORING daerah untuk menanggulangi stunting
5. Penyusunan Perpres Stranas
1. Memantau proses usulan daerah DAK Fisik (untuk Penanggulangan Stunting
melihat daerah-daerah lokus yang belum mengusulkan) 6. Penyempurnaan mekanisme pemantauan
2. Memantau usulan daerah DAK Fisik (menu, jenis
usulan, dan unit cost)
penggunaan BOK dan BOKB
3. Memantau kinerja pelaksanaan di daerah (penyaluran, 7. Sosialisasi kewajiban pelaporan stunting
penyerapan dan pelaporan) sebagai syarat penyaluran Dana Desa
DANA DESA TAHUN 2021
Meningkatkan kinerja pelaksanaan serta mendukung pemulihan ekonomi dan sektor prioritas

ARAH KEBIJAKAN DANA DESA 2021 :


Reformulasi Pengalokasian dan Penyaluran Dana Desa:
• Peningkatan porsi Alokasi Formula guna memperbaiki proporsi
alokasi Dana Desa per desa agar sesuai dengan karakteristik desa
dan perbaikan metode perhitungan AD, AF dan AA.
• Penguatan alokasi kinerja (AK) untuk mendorong kinerja desa dalam
meningkatkan produktivitas dan transformasi ekonomi desa.
• Pemberian reward kepada Desa yang berstatus mandiri berupa
penyaluran dana desa dalam 2 (dua) tahap

Mendukung Pengembangan Sektor Prioritas :


Mendukung Pemulihan Perekonomian Desa :
• Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui
• Penguatan Program padat karya tunai dan jaring pengaman pengembangan Desa Digital;
sosial berupa Bantuan Langsung Tunai; • Program Ketahanan Pangan dan Ketahanan Hewani sesuai dengan
• Pemberdayaan UKM, dan sektor usaha pertanian di Desa; karakteristik desa melalui pengembangan usaha budidaya pertanian,
• Peningkatan produktifitas dan transformasi ekonomi desa melalui perikanan, dan peternakan di desa, termasuk peternakan sapi;
desa digital • Pengembangan pariwisata melalui pembangunan dan pengembangan desa wisata;
• Pengembangan potensi, antara lain pengembangan potensi desa • Peningkatan infrastruktur dan konektivitas melalui pengembangan infrastruktur Desa
wisata, produk unggulan desa, pengembangan kawasan yang pelaksanaannya diprioritaskan dengan padat karya tunai;
• Program kesehatan nasional melalui perbaikan fasilitas poskesdes dan polindes,
perdesaan melalui peningkatan peran BUMDes.
pencegahan penyakit menular, peningkatan gizi masyarakat dan penurunan stunting di
Desa.
PENYEMPURNAAN FORMULA DANA DESA TAHUN 2021

“Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat”

Penyempurnaan bobot Alokasi Formula untuk lebih mencerminkan


DD 2020 DD 2021 AD keseimbangan antara penduduk dan kewilayahan

AF AD AF 65% Alokasi Formula


28% 69% 31% Indikator 2020 2021

Jumlah Penduduk (JP) 10% 10%


AK
Jumlah Penduduk Msikin (JPM) 50% 40%
1.5% AK
Luas wilayah (LW) 15% 20%
AA 3%
Indeks Kesulitan Geografis (IKG) 25% 30%
1.5% AA
Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal yang mendapat
1% Alokasi Afirmasi adalah Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Alokasi Dasar dibagi secara merata kepada setiap desa berdasarkan klaster Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak
(AD): jumlah penduduk yang berada pada kelompok desa pada desil ke 8, 9, dan 10
Alokasi Formula dibagi berdasarkan jumlah penduduk desa, angka kemiskinan • Alokasi Kinerja diberikan kepada Desa dengan Kinerja Baik
(AF): desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa sebanyak 10% dari total jumlah desa.
dibagi secara proporsional kepada Desa Tertinggal dan Desa • Penilaian kinerja berdasarkan kriteria utama dan kriteria
Alokasi Afirmasi kinerja antara lain: (1) pengelolaan keuangan desa; (2)
Sangat Tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin
(AA):
tinggi. pengelolaan Dana Desa; (3) capaian keluaran (output) Dana
Desa; dan (4) capaian hasil (outcome) pembangunan desa.
Alokasi Kinerja
dibagi kepada desa yang memiliki kinerja terbaik
(AK):
RINGKASAN PENGALOKASIAN DANA DESA TAHUN 2021

RINGKASAN 2020 2021


Dana Desa Kab/Kota tidak ada yang turun (hold harmless) Pagu Dana Desa Rp71,19 triliun Rp72 triliun
• Dialokasikan kepada 74.961 desa berdasarkan data Kemendagri
• Rasio ketimpangan distribusi (0,467) < tahun 2020 (0,476) Dialokasikan berdasarkan: AD, AA,AK dan AF AD, AA,AK dan AF
• Rata-rata per desa (Rp961 juta) > tahun 2020 (Rp950 juta) Dengan Bobot (%) 69:1,5:1,5:28 65:1:3:31
• AD dihitung berdasarkan cluster Jumlah Penduduk Desa. merata untuk seluruh Desa Merata berdasarkan cluster Jumlah
• AK per Desa Rp288,2 juta (7.496 Desa) > tahun 2020 Rp144,1 juta Alokasi Dasar (AD)
Rp651 juta Penduduk
(7.495 Desa) DT dan DST dengan penduduk miskin DT dan DST dengan penduduk miskin
• AF lebih mencerminkan keseimbangan penduduk dan wilayah. tinggi tinggi
Alokasi Afirmasi (AA)
• Apabila pembulatan alokasi Dana Desa per kab/kota terdapat sisa AA DT = 181,6 juta AA DT =171,6 juta
pagu, maka sisa pagu dimaksud akan dialokasikan kepada AA DST = 363,2 juta AA DST = 343,2 juta
kabupaten/kota yang mempunyai alokasi Dana Desa terkecil. Total Pagu: Rp1,08 triliun Total Pagu: Rp2,16 triliun
Alokasi Kinerja (AK) Jumlah Desa Penerima: 7.495 Jumlah Desa Penerima: 7.496
CLUSTER ALOKASI DASAR (AD) Pagu Per Desa: Rp144,1 juta Pagu Per Desa: Rp288,2 juta
(Berdasarkan Jumlah Penduduk Desa) Alokasi Formula (AF): JP:JPM:LW:IKK JP:JPM:LW:IKK
Dengan Bobot (%) 10:50:15:25 10:40:20:30
Range JP Alokasi (Per Desa) Jml Desa Rasio Ketimpangan Distribusi
0,476 0,467
<=100 481.573.000 863 Dana Desa
101 1.000 561.574.000 26.350 Dana Desa Rata-Rata: Rp950 juta Rata-Rata: Rp961 juta
1.001 5.000 641.574.000 37.751 Dana Desa di Desa dengan JPM
Rp27,30 triliun Rp27,42 triliun
5.001 10.000 721.575.000 8.081 Tinggi
>10.000 801.576.000 1.916 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Dana Desa diatur
JUMLAH 74.961 dengan Peraturan Menteri Keuangan
Dalam hal terdapat permasalahan Desa yang mendapat alokasi Dana Desa pada tahun 2021, Menteri Keuangan dapat melakukan
penundaan dan/atau penghentian penyaluran Dana Desa.
DANA DESA UNTUK MENDUKUNG PENCEGAHAN STUNTING
TAHUN 2020

Realisasi Penyerapan Dana Desa 2015-2020: Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas
Penyerapan Dana Desa diatas 99% Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, harus memberikan manfaat sebesar-
Pagu Realisasi besarnya bagi masyarakat Desa berupa:
Tahun % a. peningkatan kualitas hidup;
b. peningkatan kesejahteraan;
(Rp triliun) (Rp triliun) Antara lain diutamakan untuk:
c. penanggulangan kemiskinan; dan Pencegahan Kekurangan Gizi
Kronis (Stunting)
2015 20,76 20,76 100,0% d. peningkatan pelayanan publik.

1. Pelayanan Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu berupa kegiatan: a. penyediaan makanan bergizi untuk ibu
2016 46,98 46,68 99,4% hamil; b. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan; dan c. penyediaan makanan
bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan; dan d. penyediaan makanan bergizi untuk balita.
2. menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih;
2017 60,00 59,76 99,6% 3. menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi (jamban keluarga);
4. penyuluhan konsumsi masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi,
5. menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB);
6. penyuluhan pentingnya pengasuhan anak kepada pada orang tua;
2018 60,00 59,86 99,8% 7. penyuluhan pendidikan gizi masyarakat;
8. memberikan pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi kepada remaja;
9. meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di Desa;
10. pelayanan kesehatan lingkungan (seperti penataan air limbah, dll)
2019 70,00 69,81 99,7% 11. bantuan biaya perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas dan menyusui, keluarganya
dalam merawat anak dan lansia;
12. penyuluhan pasca persalinan, kunjungan nifas, dan kunjungan neonatal;
2020 71,19 66,23* 93,04% 13. penyuluhan pemberian imunisasi, stimulasi perkembangan anak, peran ayah dalam pengasuhan, dll;
14. kampanye kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga;
15. pelatihan kader kesehatan masyarakat untuk gizi, kesehatan, air bersih, sanitasi, pengasuhan anak, stimulasi,
pola konsumsi dan lainnya;
*) data per 4 Desember 2020 16. pelatihan kader untuk melakukan pendampingan dalam memberi ASI, pembuatan makanan pendamping ASI,
stimulasi anak, cara menggosok gigi, dan cuci tangan pakai sabun untuk 1000 hari pertama kehidupan;
DANA DESA UNTUK MENDUKUNG PENCEGAHAN STUNTING
TAHUN 2021

Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2021
Prioritas Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Desa melalui:
a. pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa;
Antara lain:
b. program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa; dan Pencegahan stunting di Desa
c. adaptasi kebiasaan baru Desa. sbb:

1. pengelolaan advokasi 3. tindakan promotif dan


konvergensi pencegahan stunting preventif untuk pencegahan
di Desa dengan menggunakan stunting melalui rumah Desa
aplikasi digital electronic-Human sehat
Development Worker (e-HDW);

5. gizi dan pengasuhan anak melalui kegiatan:


a. kesehatan ibu dan anak;
b. konseling gizi;
c. air bersih dan sanitasi;
d. perlindungan sosial untuk peningkatan askes
ibu hamil dan menyusui serta balita terhadap
2. pemberian insentif untuk Kader 4. memberikan layanan jaminan kesehatan dan administrasi
kependudukan;
Pembangunan Manusia peningkatan layanan e. pendidikan tentang pengasuhan anak melalui
(KPM),kader posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
kesehatan, peningkatan f. pengasuhan anak di keluarga termasuk
pendidik Pendidikan Anak Usia pencegahan perkawinan anak; dan
g. pendayagunaan lahan pekarangan keluarga
Dini (PAUD); dan tanah kas Desa untuk pembangunan
Kandang, Kolam dan Kebun (3K) dalam
rangka penyediaan makanan yang sehat dan
bergizi untuk ibu hamil, balita dan anak
sekolah.
KEWAJIBAN PELAPORAN KONVERGENSI STUNTING
DALAM PENYALURAN DANA DESA 2021

“Penguatan kebijakan untuk mendukung pelaksanaan FORMAT LAPORAN


pencegahan stunting”
(PMK tentang Pengelolaan Dana Desa)

Sejak dana desa tahun 2019

Berlaku Wajib pada tahun 2021


Penambahan persyaratan dalam
penyaluran Dana Desa Tahap III,
berupa: laporan konvergensi
pencegahan stunting tahun
anggaran sebelumnya*
12.032 desa dari 48.530 desa (24,79%) di 251 Kab/Kota
prioritas stunting yang menyampaikan laporan
konvergensi stunting
*) Data OMSPAN per 4 Desember 2020:
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Jalan Dr. Wahidin no. 1 Gedung Radius Prawiro


Jakarta Pusat 10710

Anda mungkin juga menyukai