Anda di halaman 1dari 5

1. Apa masalah yang melatarbelakangi munculnya inovasi ini?

Penyebab AKI di Indonesia adalah perdarahan (34%), hipertensi dalam


kehamilan (27%), infeksi (5%) dan lain – lain (34%) seperti anemia, tuberculosis,
malaria, penyakit jantung, dan lain – lain.
Penyebab terbesar AKI yaitu perdarahan dan salah satu penyebab perdarahan
adalah anemia yang juga merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu
terutama dalam kehamilan (Dinkes,2012)
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil
disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan
anak). Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan terdepan (Manuaba, 2007).
Diwilayah Uptd puskesmas Koto Baru Tahun 2018 dari 120 ibu hamil baru
yang diukur kadar Hbnya yang mengalami anemia 90 atau 75 %. Pada pengamatan
lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat
adalah kekurangan zat besi. selain itu banyak dijumpai ibu hamil dengan
ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet Fe, cara mengolah makanan yang tidak benar.
Peraturan pemerintah PERMENKES nomor 88 tahun 2014 tentang standar
tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil pasal 1 – 5. Tablet
penambah darah kepada ibu hamil ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan ibu
hamil dan mencegah terjadinya anemia serta telah tersedia dan didistribusikan ke
seluruh provinsi kemudian diberikan melalui Puskesmas, puskesmas pembantu,
posyandu, atau Bidan Desa untuk ibu hamil mengonsumsi tablet penambah darah
sebanyak 90 tablet minimal 90 hari. Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk mendeteksi
anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar Hb ibu hamil. Pemeriksaan
dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan dan minggu ke 28. Bila
kadar Hb kurang dari 11gr% pada kehamilan dinyatakan anemia dan harus diberi
suplemen tablet zat besi (fe) secara teratur 1 tablet/ hari selama 90 hari.

2. Siapa inisiator inovasi ini dan bagaimana inovasi berhasil memecahkan


masalah yang dihadapi?
Inovasi “Pengawas OTT” (Keluarga sebagai Pengawas minum obat tablet
tambah darah ( Fe) pada ibu hamil). merupakan salah satu strategi yang
bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada ibu hamil dan mengurangi
resiko tinggi pada kehamilan. Dengan meminum tablet tambah darah (Fe)
secara teratur 1 tablet/ hari selama 90 hari.
Inovasi ini diinisiasi oeh bidan di Puskesmas Koto Baru Kota Sungai Penuh
dengan bekerja sama dengan seluruh tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas Koto Baru. Inovasi ini bertujuan untuk mendorong upaya
menyelesaikan permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak yaitu.
a. Menurunkan angka kejadian anemia pada kehamilan
b. dan menurunkan AKI yang disebabkan perdarahan pada persalinan
3. Apa saja aspek kreatif dan inovatif dari inovasi ini?

4. Bagaimana inovasi ini dilaksanakan?


inovasi Telolet Bumil Resti ini dibangun melalui kerja sama dengan Kader
kesehatan, Ketua RT dan tokoh masyarakat untuk melakukan pendataan
khususnya ibu hamil, baik warga kecamatan Koto Baru atau pendatang. Dari
Data Ibu Hamil tersebut dilakukan screening khusus Ibu Hamil dengan
kategori resiko tinggi yang kemudian petugas atau bidan desa mencatat
rencana pemeriksaan/kunjungan ulang dan perkiraan kelahiran pada Aplikasi
Alarm di HP Petugas.
Catatan Ibu Hamil resti pada aplikasi alarm ini menjadi tanda  atau pengingat
petugas untuk melakukan pemantauan / mendeteksi jadwal kontrol dan
jadwal persalinan mereka. Juga mudah untuk menyiapkan sarana yang
mendukung proses persalinan seperti mobil ambulans, dan donor darah yang
tertuang dalam P4K.
Kader dan bidan desa juga mempunyai catatan jadwal kontrol dan  persalinan
yang telah diinput dipengingat hape mereka, sehingga memudahkan petugas
dalam memantau ibu hamil pada saat kontrol ulang dan yang mendekati
proses persalinan.

5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?


Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi ini adalah:
a. Dinas Kesehatan 
Dukungan yang diberikan berupa dukungan program dan kegiatan
baik fisik maupun non fisik untuk perbaikan pelayanan.
b. Puskesmas beserta seluruh jejaringnya.
Semua karyawan puskesmas memiliki komitmen yang kuat
terhadap pelaksanaan inovasi ini.
c. Pemerintah Desa.
Pemerintah desa berperan dalam penggerakan massa dan
menerbitkan peraturan desa tentang hamil pinter.
d. Kader posyandu

6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini
dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? 
Untuk melaksanakan inovasi ini, sumber daya yang digunakan yaitu:
a. Anggaran
Anggaran yang digunakan adalah Dana Operasional Kegiatan di
Puskesmas Koto Baru Kota Sungai Penuh khususnya Program
Kesehatan Ibu dan Anak Tahun Anggaran 2019.
b. Sumber daya manusia
Tenaga yang terlibat dalam inovasi ini adalah
- Kepala Puskesmas
- Dokter Puskesmas
- Bidan Puskesmas
- Bidan Penanggung Jawab Desa
- Kepala Desa
- Kader Posyandu di Desa
c. Aplikasi yang digunakan adalah Alarm Pengingat di Handphone
Masing-masing petugas.

7. Apa saja output/keluaran yang dihasilkan oleh inovasi ini?


Keluaran konkret yang diharapkan bisa dicapai dari inovasi ini adalah:
a. Adanya perbaikan pelayanan petugas medis dan meningkatnya
kualitas layanan ante-natal care bagi semua ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Koto Baru
b. Meningkatkan statistik kunjungan di layanan KIA.
c. Deteksi dini kasus resiko ibu hamil lebih cepat ditemukan sehingga
dapat dilakukan rujukan terencana.
d. Jumlah kematian ibu dan bayi menurun signifikan, bahkan mencapai
angka nol kematian
e. Telolet Telolet Bumil Resti dilaksanakan dengan dukungan multi pihak

8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan


mengevaluasi kegiatan dalam inovasi ini?
Untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai secara teratur
maka dilakukan melalui:
a. Evaluasi program dilakukan setiap satu bulan sekali oleh penanggung
jawab inovasi sebelum dilaksanakan evaluasi di minilokakarya
bulanan.
b. Minilokakarya bulanan untuk evaluasi inovasi ini di tingkat Puskesmas
c. Rapat Lintas Sektor untuk evaluasi di Tingkatan Wilayah Kerja
Puskesmas Koto Baru terkait peran lintas sector yang terlibat

9. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan dari inovasi ini?


Dampak yang diharapkan terhadap kualitas layanan :
a. Perbaikan layanan turut membantu menurunkan angka kematian ibu
dan bayi di wilayah Puskesmas.
b. Meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya,
sehingga resiko tinggi dapat dideteksi lebih awal
c. Jumlah kematian ibu menurun signifikan, bahkan mencapai nol
d. Deteksi dini dan penanganan komplikasi maupun penyulit kehamilan
dapat dilakukan sedini mungkin. Demikian pula rujukan dapat dilakukan
dengan lebih terencana untuk menurunkan resiko atau komplikasi
selama persalinan yang membahayakan bagi ibu maupun bayi
e. Meningkatnya kepercayaan bidan jejaring pada Puskesmas, kerjasama
antara tenaga medis bidan khususnya semakin solid, demikian juga
kerjasama lintas program. 
f. Adanya komitmen kuat dari masing-masing petugas untuk
melaksanakan inisiatif ini 
Dampak yang diharapkan terhadap akses ke Pelayanan Kesehatan
a. Hamil Pinter terbukti sangat penting dalam mendorong ibu hamil untuk
menjalani pemeriksaan ANC secara berkualitas dan terpadu di
puskesmas.
b. Meningkatkan peran rujukan dari bidan jejaring puskesmas sehingga
meningkatkan akses ibu hamil di Puskesmas
c. Ibu hamil sekarang dapat mengakses pelayanan kesehatan yang lebih
profesional dan berkualitas dan mendapatkan informasi tentang
kehamilan lebih maksimal

Anda mungkin juga menyukai