Anda di halaman 1dari 28

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN REHABILITASI INSTALASI LISTRIK


DAN JARINGANNYA DI RSD. AERAMO

RUMAH SAKIT DAERAH AERAMO


KABUPATEN NAGEKEO
2021
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

DAFTAR ISI

PERSYARATAN TEKNIS UMUM.....................................................................................3

1.1. UMUM.....................................................................................................................3

1.2. PERATURAN DAN ACUAN..............................................................................3

1.3. GAMBAR – GAMBAR........................................................................................ 4

1.4. KOORDINASI.......................................................................................................5

1.5. PERALATAN DAN MATERIAL...................................................................... 5

1.6. IJIN – IJIN............................................................................................................ 6

1.7. PELAKSANAAN PEMASANGAN....................................................................7

1.8. PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI..........9

1.9. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN.........................10

1.10. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN................................................. 10

1.11. PENGAWASAN.................................................................................................. 10

1.12. LAPORAN – LAPORAN.................................................................................. 11

1.13. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS.................................................... 12

1.14. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG


12

1.15. TESTING DAN COMMISSIONING............................................................. 13

1.16. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN........15

SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI LISTRIK...........................................................19

2.1. LINGKUP PEKERJAAN................................................................................. 19

2.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN................................................21

2.3. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN..................................... 24

2.4. PENGUJIAN....................................................................................................... 27

2.5. PRODUK............................................................................................................. 28
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1.1. UMUM

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini.Apabila


ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan
teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut
dan bukan berarti menghilangkan klausul klausul lainnya dari syarat-syarat
umum.

1.2. PERATURAN DAN ACUAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau


mengacu kepada Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri,
Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang
terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan baik
standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan
Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai,
tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan


berlaku secara Nasional :

UU No. 18/1999 tentang “Jasa Konstruksi” serta PP terkait.

UU No. 28/2002 tentang “ Bangunan Gedung” serta PP terkait.

b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang


Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran.

c. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 26/KPTS/2008,


tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

d. Standar Nasional Indonesia, pedoman Teknik, dan ketentuan dari


instansi yang berwenangmengenai jenis Instalasi yang dirancang.

e. SNI No. 04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik


(PUIL 2011).
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

f. SNI No. 03-7015 Tahun 2004 Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
Gedung

g. SNI No. 03-6197 Tahun 2000 Tentang Konservasi Energi Sistem


Pencahayaan pada Bangunan Gedung.

h. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal–hal yang


belum diatur dalam standar/peraturan diatas.

1.3. GAMBAR – GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan


suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. Jika
terdapat perbedaan antara gambar dan persyaratan teknik, dan tidak
ada klarifikasi pada dokumen setelahnya, maka yang berlaku adalah
pada ketentuan pada persyaratan teknik.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/ Sipil harus dipakai sebagai


referensi untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar


kerja dan gambar detail kepada Manajemen Konstruksi untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

5. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi


terpasang (AS Built Drawing) yang disertai dengan operating dan
Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi sebelum penyerahan pertama, dijilid serta dilengkapi
dengan daftar isi dan data notasi.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

6. Kontraktor wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau


instalasi yang sudah terpasang perbagian pekerjaan, kompilasi
gambar as-built drawing dilakukan setelah semua system instalasi
sudah terpasang dengan lengkap dan benar. Kompilasi gambar
tersebut sebagai dasar acuan untuk pembuatan final as-built drawing.

1.4. KOORDINASI

1. Kontraktor instalasi ini dapat bekerja sama dengan kontraktor


instalasi lainnya, agar seluruhpekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik dapat ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasiyang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain,


maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.

4. Wakil Pelaksana Pekerjaan harus selalu hadir dalam setiap rapat


koordinasi proyek yang diatur oleh Konsultan Pengawas. Peserta
rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan
serta bisa memberi keputusan terhadap sebagian masalah.

1.5. PERALATAN DAN MATERIAL


1. Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur
yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan,
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk
yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

2. Selama memungkinkan, semua peralatan/ material tetap dalam


packaging asli tanpa dibuka dari pabrik. Jika tidak memungkinkan
harus dibungkus dengan bahan penutup yang dapat menjaga dari
kerusakan. Peralatan/ material tersebut harus diangkat, dibawa,
diturunkan dan disimpan dengan baik untuk menjaga agar
terhindar dari kerusakan.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

3. Peralatan/ material tersebut harus disimpan ditempat yang bersih


dan kering dan terlindung dari kerusakan. Jika peralatan/ material
rusak, jangan dipasang, tetapi harus dilakukan pengecekan
secepatnya untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan.
Semua perbaikan harusmendapatkan review dan persetujuan dari
Pemberi Tugas.

4. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah


memenuhi spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender
kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi
spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah
ditunjuk sebagai Pelaksana Pekerjaan pelaksana pekerjaan.
5. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi,
karena suatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti,
maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik
( equal or better ) yang disetujui.
6. Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu
betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut
pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
1.6. IJIN – IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini


serta seluruh biaya yangdiperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor
meliputi :

a. Pengurusan dan biaya yang timbul untuk instalasi bangunan yang


dikeluarkan oleh PLN dan Depnaker

b. Pengurusan dan biaya yang timbul untuk High-pot-test peralatan


tegangan menengah yangdikeluarkan oleh PLN.

c. Biaya dan pengurusan ijin penangkal petir.

d. Biaya dan pengurusan terminasi kabel TM pada cubicle gardu PLN.


Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

1.7. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana


Pekerjaan harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada
Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang
dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan,
jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak
pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris
yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak menolak gambar kerja
yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.

2. Gambar pelaksanaan/shop drawing yang digunakan di lokasi


proyek mutlak harus yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas/
Manajemen Konstruksi.

3. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas


segala ukuran / kapasitas peralatan (equipment) yang akan
dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pelaksana
Pekerjaan harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk
berkonsultasi.

4. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang


sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas,
apabila terjadi kekeliruan maka hal Pembangunan tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemilihan
peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas atas rekomendasi Konsultan Perencana.

5. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan


konsultan dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini
harus diganti oleh Pelaksana Pekerjaan sesuai aktual dari
peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung
kembali performanya dari peralatan tersebut dan memintakan
persetujuan kepada Konsultan Pengawas
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

6. Perbaikan atau penggantian harus dilakukan secara rutin terhadap


kerusakan yang disebabkan karena pemotongan dalam pekerjaan
seperti pemotongan channel dan cabinet, pengeboran lantai,
dinding dan ceiling yang diperlukan untuk pemasangan yang baik,
penunjang dan angkurdari raceway, boks atau peralatan lain.
Kerusakan pada gedung, pemipaan, peralatan atau finishing harus
diperbaiki ke kondisi semula. Perbaikan harus dijalankan dengan
material danspesifikasi yang sesuai dengan aslinya.

7. Tidak diperbolehkan adanya akumulasi kotoran, boks, serpihan, dll


dari instalasi ini. Buang setiaphari semua kotoran, boks, serpihan,
dll tersebut ke area yang sudah ditentukan sehingga areainstalasi
dijaga tetap bersih.

8. Semua peralatan dan instalasi setelah penyelesaian proyek harus


dalam keadaan bersih.

9. Semua panel listrik, jalur kabel, dll sudah harus terpasang dengan
baik dan benar sebelummengaktifkan peralatan,pastikan semua
panel listrik, jalur kabel dan terminasi kabel sudah harusterpasang
dengan baik dan benar berdasarkan test merger sebelum
mengaktifkan panel.

10. Sediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara


dengan ukuran yang cukupuntuk peralatan yang ada termasuk
ukuran kabel feeder yang cukup untuk mengatasi
penurunantegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk
pembayaran kepihak lain jika diperlukan.

11. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi


secara baik dengan kontraktor lain yang terkait untuk mencapai
hasil pekerjaan yang sempurna bagi semua pihak. Jika terjadi
resiko ketidaksempurnaan pekerjaan, bongkar pasang pekerjaan,
penggantian material,pembobokan, dan sebagainya yang
disebabkan oleh kurangnya koordinasi, maka resiko tersebut
merupakan tanggung jawab pihak yang kurang berkoordinasi. Jika
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

penanggung jawab di antara para kontraktor yang terkait tersebut


tidak dicapai kesepakatan, maka Pemberi Tugas atau Manajemen
Konstruksi dengan pertimbangannya sendiri dapat menetapkan
penanggungjawabnya. Penyelesaian atau perbaikan atas resiko
tersebut harus dilaksanakan secepat mungkin dengan waktu yang
disetujui oleh Pemberi Tugas atau Manajemen Konstruksi yang
mana dalam hal ini Pemberi Tugas berhak menunjuk pihak lain
yang melaksanakannya dengan biaya yang ditanggung oleh
penanggung jawab yang telah ditetapkan.

13. Kontraktor wajib membuat as-built drawing setiap kali suatu


bagian pekerjaan selesai dipasang, kemudian secara bertahap
disusun terintegrasi, sehinga pada akhir pekerjaan dicapai as built
drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi dan benar. Bagian-
bagian as built drawing yang dibuat tersebut harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas atau Manajemen Konstruksi setiap bulan,
atau waktu lain yang di tentukan kemudian berdasarkan kemajuan
pekerjaan, dalam keadaan sudah diperiksa dan benar. Jika terjadi
keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan as builtdrawing
tersebut, maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian, dan
atau penundaan pembayaran pekerjaan.

1.8. PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang


disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat
persetujuan tertulis dahulu dari pihak Pemberi Tugas dan
Manajemen Konstruksi.

2. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar


perubahan yang ada kepada pihak Pemberi Tugas/ Manajemen
Konstruksi.

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh


Kontraktor kepada ManajemenKonstruksi secara tertulis dan
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui


olehManajemen Konstruksi secara tertulis

1.9. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang


diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta
mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan
instalasi ini.

2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan


dari pihak Manajemen Konstruksi secara tertulis.

1.10. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


1. Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu
berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis
dan yang bertanggungjawab penuh dalam menerima segala
instruksi yang akan diberikan oleh pihak Manajemen Konstruksi.
2. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada di tempat
pekerjaan pada saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak
Manajemen Konstruksi.
1.11. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana
Pekerjaan harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam
kerja ( 08.00 sampai dengan 16.00 ), dan hari libur maka segala
biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Pelaksana
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

Pekerjaan yang perhitungannya disesuaikan dengan Peraturan


Pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut
harus dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
5. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-
petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan dapat dilaksanakan
atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan
Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta
cermat.
1.12. LAPORAN – LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan


yang memberikangambaranmengenai:

a. Kegiatan fisik

b. Catatan dan perintah Pemberi Tugas yang disampaikan


secara lisan maupun secara tertulis.

c. Jumlah material masuk/ditolak

d. Jumlah tenaga kerja

e. Keadaan cuaca, dan

f. Pekerjaan tambah/kurang

g. Prestasi rencana dan yang terpasang

2. Laporan Pengetesan

Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pemberi


Tugas/Manajemen Konstruksilaporan tertulis mengenai hal-hal
sebagai berikut:

a. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

b. Foto-foto hasil pengetesan termasuk tanggal pengetesan.

c. Hasil pengetesan peralatan


Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

d. Hasil pengetesan kabel

e. Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan,


tekanan, dll.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus


disaksikan oleh pihakPemberi Tugas, Manajemen Konstruksi,
disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana.

1.13. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan khusus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini,


apabila ada permintaan dari pihak Pemberi Tugas dan atau bila
ada gangguan dalam instalasi ini.

2. Pemberi Tugas atau pihak lain yang ditugaskan dapat melakukan


audit proyek dan untuk itu kontraktor harus memberi ijin dan
keleluasaan memberikan informasi dan dokumen, bersedia
melakukan pengetesan dan pengukuran termasuk peralatan yang
diperlukan, membantu pemeriksaan, dan sebagainya untuk
kelancaran proses audit.

3. Kontraktor berkewajiban segera memperbaiki cacat-cacat (defects),


penyimpangan-penyimpangan, pengerjaan yang buruk, melakukan
penyetelan, penyesuaian-penyesuaian atas temuan audit sesuai
lingkup tugas dan ketentuan yang berlaku.

4. Kewajiban kontraktor melakukan test-lab indenpenden terhadap


material & produk yang akan digunakan di proyek dengan
mengacu state standard code seluruh material & produk.

1.14. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG


1. Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat kantor, gudang
dan los kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan
pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang /
bahan serta peralatan kerja dan sebagai area / tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi
berlangsung.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

2. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan


bila terlebih dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas /
Konsultan Pengawas.
3. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik
serta terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan,
peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja
(gudang lapangan )
4. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
5. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los
kerja dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus
selalu dalam keadaan bersih.
6. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik
dalam gudang maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian
rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
7. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan
oleh Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.
1.15. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan


commissioning untuk mengetahui dan membuktikan apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.

2. Testing dan commissioning harus benar-benar dilakukan secara


lengkap sesuai dengan metoda dan prosedur yang benar,
disaksikan oleh Pemberi Tugas atau pihak yang ditugaskan,
Manajemen Konstruksi, disaksikan dan disetujui oleh Konsultan
Perencana.

3. Sebelum melakukan testing dan commissioning, kontraktor wajib


menyusun dan menyerahkan metode dan prosedur testing dan
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

commissioning yang sudah benar dan disetujui oleh Konsultan


Perencana dan Manajemen Konstruksi.

4. Kontraktor dalam rangka melakukan testing dan commissioning


wajib berkoordinasi dengan kontraktor dan pihak lain yang terkait.
Semua kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan
testing dan commissioning merupakan tanggung jawab kontraktor.

5. Semua bahan dan perlengkapannya termasuk bahan bakar, tenaga


listrik dan air yang diperlukan serta tenaga kerja untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

6. Pemberi Tugas berhak meminta kontraktor untuk melakukan


pengujian terhadap material/peralatan yang diragukan
kesesuaian/keasliannya ke badan independen, tanpa ada biaya
tambahan.

7. Kontraktor berkewajiban mengajukan jadwal testing dan


commissioning, sesuai dengan item pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi, sebelum
dilaksanakan dilapangan.

8. Bila pada keadaan tertentu sehingga pengujian dan commissioning


secara keseluruhan system tidak mungkin dilaksanakan secara
serempak, maka pada kesempatan pertama berikutnya Kontraktor
wajib mengulang pekerjaan tersebut diatas.

9. Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dicommissioning


secara terpisah, maka pada saat tahap akhir penyelesaian
pekerjaan Kontraktor wajib membuktikan bahwa bagian pekerjaan
tersebut dapat berfungsi dengan baik secara terus menerus,
dimana hal ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
kontrak.

10. Di dalam jadwal pelaksanaan secara keseluruhan bila ada bagian


pekerjaan yang telah diserah terimakan dan Pemberi Tugas/
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

Manajemen Konstruksi yang ditunjuk memandang perlu untuk


dilaksanakan pengujian dan commissioning ulang maka Kontraktor
wajib melaksanakannya. Untuk hal ini Kontraktor wajib menaruh
perhatianyang cukup sehingga pelaksanaan pengujian dan
commissioning bagian pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan
membahayakan aktivitas Pemberi Tugas bila bekerja pada lokasi
tersebut.

11. Bilamana pengujian sistem gagal, padahal peralatan dan


perlengkapannya yang terpasang telah berfungsi, maka Kontraktor
wajib segera memeriksa apakah bagian yang tidak berfungsi
tersebut merupakan kesalahan Sub Kontraktor Pemasok peralatan
sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.

1.16. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Serah Terima Pertama

a. Serah terima pekerjaan pertama kali dapat dilakukan setelah


pekerjaan selesai 100%, setelahdilakukan testing dan
commissioning, dokumen-dokumen yang benar dan lengkap
telahdiserahkan. Termasuk training operator dan teknisi yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas.

b. Dokumen-dokumen teknis yang harus diserahkan terlebih dahulu


adalah meliputi:

i. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Izin


Pemakaian dari Instansi Pemerintah yangberwenang,
misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga
instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.

ii. As Built Drawing yang benar, lengkap dan terintegrasi.

iii. Berita acara testing dan commissioning yang


ditandatangani bersama oleh Kontraktor,Manajemen
Konstruksi, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

iv. Surat Keaslian Barang dari Pabrikan dengan


menyebutkan serial number yang sesuai dan dapat
diverifikasi kebenarannya.

v. Berita acara kesesuaian dengan spesifikasi yang


ditandatangani oleh Konsultan Pengawas, PemberiTugas,
dan Kontraktor yang bersangkutan.

2. Masa Pemeliharaan

a. Peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugas


pekerjaan ini harus digaransi minimumselama tiga bulan
terhitung sejak saat penyerahan pertama atau sesuai perjanjian
owner dengankontraktor. Penggunaan peralatan gedung untuk
sementara dan testing tidak merupakan awal dari masa garansi.

b. Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah selama tiga bulan


terhitung sejak saatpenyerahan pertama.

c. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan


mengatasi segala kerusakan yangakan terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.

d. Kontraktor wajib melaksanakan perawatan rutin minimum satu


kali dalam satu bulan terhadapinstalasi yang termasuk dalam
lingkup tugasnya, termasuk penyetelan, pemeriksaan, perbaikan,
penggantian material untukmemastikan seluruh sistem dari
pekerjaan ini bekerja sempurna dengan pemakaian daya
danenergi yang paling efisien.

e. Kontraktor harus membuat catatan-catatan tentang penyetelan


dankondisi instalasi dan disampaikan secara baik dan teratur
kepada Pemberi Tugas.Perawatan yang dimaksud harus bersifat
preventif maintenance dan kontraktor wajib melaporkankepada
Pemberi Tugas mengenai hal-hal yang perlu diantisipasi untuk
mencegah terjadinyapermasalahan seluruh akibat yang
disebabkan oleh ketidaksempurnaan pekerjaan sepertikebocoran,
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

hubung singkat listrik, beban listrik berlebih (overload), tekanan


berlebih, tekanankurang, kebanjiran dan lain-lain merupakan
tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini.

f. Dalam haldiperlukan tindakan perawatan maka kontraktor harus


menghadirkan teknisi yang menguasai danterampil pada
bidangnya beserta peralatan yang memadai dan setidaknya
material yangdiperlukan untuk tindakan pertama dalam waktu
paling lambat 1 (satu) hari sejak diberitahukan olehPemberi Tugas
atau pihak yang ditugaskan untuk itu.

g. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai


dilaksanakan masih merupakantanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

h. Selama masa pemeliharaan, apabila Kontraktor instalasi ini tidak


melaksanakan tugas perawatan/perbaikan/ penggantian/
penyetelan/ lain-lain yang diperlukan, maka Pemberi Tugas
berhakmenyerahkan pekerjaan tersebut kepada pihak lain atas
biaya Kontraktor instalasi ini.

i. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini harus melatih


petugas-petugas yang ditunjukoleh Pemberi Tugas sehingga dapat
mengenali sistim instalasi dan dapat
melaksanakanpemeliharaannya.

j. Setiap kegiatan dalam masa pemeliharaan harus dibuatkan berita


acaranya.

3. Serah Terima Kedua


a. Serah terima kedua atau terakhir kali dapat dilakukan setelah
seluruh pekerjaan dalam masapemeliharaan dilaksanakan dengan
baik dengan melampirkan bukti-buktipelaksanaan pekerjaanyang
sah dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
b. Jika serah terima kedua belum dapatdilaksanakan karena adanya
pekerjaan atau kewajiban kontraktor yang belum terlaksana,
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

makamasa pemeliharaan tetap berlaku sampai dengan


dilakukannya serah terima kedua.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI LISTRIK

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera
dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya
2. Uraian Lingkup Pekerjaan

Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana,


Kontraktor pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan
yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel ATS/AMF.

b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel Kapasitor


Bank.

c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel MDP.

d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel penerangan,


kotak kontak dan kotak kontak jaringan AC pada masing-
masing ruang sesuai gambar rencana.

e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian jaringan


penerangan, kotak kontak, jaringan AC dan 3 phase pada
masing-masing ruang sebagaimana tercamtum dalam
dokumen rencana.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian jaringan kabel


feeder.

g. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.

h. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).

i. Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan


penerangan dalam bangunan sertaperalatan bantunya.

j. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak Pemberi


Tugas.

3. Gambar Kerja

Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan


lapangan, harus menyerahkan gambarkerja antara lain sebagai
berikut:

a. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan


utama, perlengkapan dan fixtures.

b. Detail denah perkabelan yang terkoordinasi dengan instalasi


atau pekerjaan yang lain.

c. Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai,


atap, tembok dll.

d. Gambar koordinasi instalasi yang terkait dengan instalasi


kontraktor lain dalam bentuk gambar tumpang tindih
terpadu (composite drawing) pada area-area instalasi
bersama, dengan cara berkoordinasi dan bekerja sama
dengan kontraktor terkait, sehingga dicapai instalasi yang
rapi,benar, dan terkoordinasi secara baik. Pemberi Tugas
atau Manajemen Konstruksi berhak menentukan kontraktor
yang mengkoordinir penggambaran tersebut.

e. Detail lain yang diminta oleh Manajemen Konstruksi/


Pemberi Tugas.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

4. Gambar Instalasi Terpasang

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus


memberi tanda sesuai jalur terpasangpada gambar tender maupun
gambar kerja, atau cara lain yang memadai sehingga padaakhir
penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang
sesuai dengan keadaansebenarnya.

2.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


1. Syarat-syarat Dasar

a. Semua bahan dan peralatan harus baru dalam arti bukan barang
bekas atau hasil perbaikan.

b. Bahan atau material harus memiliki kapasitas atau rating yang


cukup dan dalam pemilihannya harus efisien/ekonomis serta tidak
berlebihan.

c. Harus sesuai dengan spesifikasi teknik atau gambar.

d. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar maupun spesifikasi


teknik merupakan kapasitas minimum. Penyesuaian dalam
pemilihan boleh dilakukan kontraktor dengan syarat sebagai
berikut:

 Tidak menyebabkan pertambahan peralatan.

 Sistem tidak menjadi lebih sulit.

 Tidak meminta pertambahan ruang.

 Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan


pemeliharaan.

 Tidak menurunkan mutu.

2. Panel-panel

a. Panel ATS/AMS, Kapasitor Bank, MDP dan Panel SDP harus


mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL dan mengikuti
standard VDE/DIN.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

b. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja anti karat


(stainless steel) serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-
pintu harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci.

c. Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang


masing- masing mempunyai satu ukuran standard yang sama
serta mudah untuk dapat disatukan dengan lainnya. Ukuran
maximum dari masing-masing unit adalah : tinggi, lebar,
kedalaman sesuai dengan standard suatu product yang dipakai.

d. Panel-panel tersebut harus diperiksa oleh Pemberi


Tugas/Manajemen Konstruksi sebelum dipasang.

3. Kabel-kabel

a. Kabel-kabel yang dipakai harus sesuai peraturan KHA pada


dengan PUIL 2011.

b. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus


dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Manajemen
Konstruksi.

c. Penampang kabel harus sesuai dengan dokumen perencanaan.

4. Kotak-Kontak dan Saklar

a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding


tembok bata adalah type pemasangan inbow.

b. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 16A


dan mengikuti standard VDE.

c. Inbow dus untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push


button harus dipakai dari jenis bahan PVC. Bila dipasang inbow,
maka inbow dus tersebut terbuat dari metal dengan ketebalan
1mm.

d. Kotak-kontak dan saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai


atau sesuai gambar.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

e. Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat


persetujuan dariPemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi

5. Grounding

a. Kawat grounding yang dipergunakan adalah kawat tembaga BC


150 mm2, kecuali untuk penangkal petir menggunakan kawat
high voltage shielded dengan ukuran dan jenis sesuai dengan
rekomendasi dari supplier penangkal petir.

b. Pada bak kontrol terdapat terminal grounding yang terbuat dari


bahan tembaga untuk menghubungkan antara grounding bagian
atas dan bagian bawah. Untuk terminasi kabel pada terminal
grounding pada bak kontrol, kawat grounding ujungnya diberi
cable shoe kemudian dibaut pada terminal grounding tersebut.

c. Untuk grounding dipergunakan kabel BC 150 mm2 dalam Pipa


Galvanis diameter 1 inch dan padaujungnya dipasang Massive
Copper Rod dengan diameter minimum 5/8” sebagai
electrodepentanahan sepanjang ½ meter. Grounding tersebut
ditanam dalam tanah minimal 4 m.

6. Kabel Tray/ Kabel Ladder

a. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton


dengan besi beton (iron roddiameter 10 mm). Kabel tray/ ladder
dipasang dengan konstruksi tinggi 10 cm.

b. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat


sedemikian rupa sehinggabelokan kabel sesuai dengan bending
yang diperkenankan.

c. Kabel tray harus difinishing dengan hot dip galvanized.

d. Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang


satu dengan bagian yang satudengan bagian yang lain, harus
terhubung satu dengan lainnya dengan menggunakan BC
kabelatau NYA 1 x 2,5 mm2 dan konstruksi harus memakai kabel
sepatu pada kedua ujungnya.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

e. Cable tray yang dipasang pada dinding kabel menggunakan


support terbuat daribahan UNP-10 dan dipasang setiap jarak 1
(satu) meter.Dilengkapi dengan klem-klem kabel.

f. Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan


klem-klem kabel (pengikat/ kabel tie) anti ultra violet.

2.3. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN


1. Panel-panel

a. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik


pembuatnya dan harus rata(horisontal).

b. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi


dengan gland, dan diberi lapisan sealdari karet untuk menutupi
bagian bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup
yangrapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

c. Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel)


type Free Standing diberi kakidengan jarak minimal 50 cm dengan
permukaan tanah dilengkapi dengan pondasi cor.

d. Semua panel harus ditanahkan.

2. Kabel-Kabel

a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel


mark yang jelas dan tidakmudah lepas untuk
mengindentifikasikan arah beban.

b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna


untuk mengindentifikasikanphasanya sesuai dengan PUIL 2000.

- Grounding = Hijau – Kuning

c. Kabel daya yang dipasang di dinding harus dipasang pada tangga


kabel, diklem dan disusun yang rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan,dimana terminasi sambungan
dilakukan pada termination/ junction box.5. Untuk kabel dengan
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu


kabel untukterminasinya. Material sepatu kabel harus sesuai
dengan material konduktor kabel, jikamenggunakan kabel
aluminium dan busbar tembaga maka sepatu kabel harus
menggunakan tipebimetal (Al-Cu lug).
e. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih
harus mempergunakan alat preshidraulis yang kemudian disolder
dengan timah pateri.
f. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm
minimum, dimana sebelum kabelditanam ditempatkan lapisan
pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu
batasebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm
dan kedalaman minimum 80 cm yangdisesuaikan dengan jumlah
kabel.
g. Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus
mengikuti ketentuan yang disyaratkanoleh pabrik untuk masing-
masing diameter kabel.
h. Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus
menggunakan handslip.

i. Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus


diletakkan/disusun dalam kabel ladder(Fabricated, hot deep
galvanized) kabel ladder harus disupport setiap jarak 100 cm.

j. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus


mempergunakan kabel ladder.

k. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada


tanda arah jalannya kabel dandilengkapi dengan Cable Mark.

l. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan


instalasi lainnya harus ditanam lebihdalam dari 60 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis medium dengan diameter
minimum 2-1/2kali penampang kabel.
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

m. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan


pada suatu trunking kabel.

n. Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak


menggunakan PVC High Impact. Setiapkabel yang keluar dari
Cable Tray harus dipasang dalam PVC High Impact. Pada
bagianpertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang Joining
Coupling.

o. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton


harus dibuatkan sleeve dari pipagalvanis medium dengan
diameter minimum 2-1/2 kali penampang kabel.

p. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotakkontak harus


didalam kotak terminal yangterbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuktutupnya
dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.

q. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang


lebih 1m disetiap ujungnya.

r. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak


saling menyilang.

s. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus


didalam kotak penyambungandan memakai alat penyambungan
berupa las– dop.

t. Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah,


yang menuju kabel ladder harusdilengkapi/dilindungi dengan GIP
Medium sepanjang lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50
cmbagian yang berada di bawah permukaan tanah sampai 50 cm
dari permukaan tanah.

3. Kotak-kontak dan Saklar

a. Kotakkontak dan saklar yang akan dipakai adalah inbow pada


dalamdinding dan dipasang pada ketinggian 150cm dari
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

permukaan lantai untuk kotak-kontakdan 150 mm untuk saklar


atau sesuai gambar detil.

b. Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus


meminta persetujuan dari pihak Manajemen Konstruksi (MK)
danpihak Interior atau Arsitektur.

4. Lampu Penerangan

a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan


rencana plafond dari Arsitek dandisetujui oleh Pemberi
Tugas/Manajemen Konstruksi.

b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka


plafond yang terbuat dari bahan aluminium.

c. Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan


PVC High Impact Conduit.

5. Grounding

a. Semua bagian dari sistim listrik harus digrounding.

b. Elektrode grounding harus ditanam sedalam minimum 4 m dan


mencapai permukaan air tanah.

c. Jarak minimum dari elektrode grounding adalah 10 m dan


disesuaikan dengan sifat tanahnya

2.4. PENGUJIAN
1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individualparsial (Partial Test). Peralatan tersebut
baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikatpengujian
yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi
lain yangberwenang. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secaramenyeluruh dari sistim, untuk menjamin
bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untukmendapatkan
Rehabilitasi Instalasi Listrik dan Jaringannya di RSD Aeramo

sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu


disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
2. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
2.5. PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor harus


mengajukan salah satu merk yang tercantum dalam spesifikasi teknis dan
akan mengikat dalam pelaksanaan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas.

Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam uraian ini, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang
sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor
atas petunjuk Konsultan Pengawas dan menejemen proyek yang didasari
atas gambar rencana serta Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Rencana kerja dan syarat-syarat / Spesifikasi Teknis ini menjadi


pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan
ini.

Mbay, 17 Februari 2021.

Pejabat Pembuat Komitmen

Florentina Bupu, ST
Nip. 19880810 201903 2 009

Anda mungkin juga menyukai