PERILAKU KEKERASAN
OLEH:
Kelompok 7
Nama Anggota:
1. Eko Suprianto (1910012)
2. Gilang Hergi Ramana P (1910017)
Wiji Isro Ajeng Ramadhani (1910032
Makalah ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen pengempu mata kuliah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan
pembuatan makalah dengan tema yang sama dimasa yang akan datang. Penulis juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan penulis dan pembaca.Terima kasih.
, September 2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali
luput dari perhatian dan merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama
di negara-negara maju dan berkembang. Meskipun gangguan jiwa itu tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun
masalah tersebut dapat menyebabkan ketidakmampuan baik secara individu maupun
secara kelompok yang akan menghambat pembangunan karena dianggap tidak
produktif dan tidak efesien (Hawari, 2019).
Meskipun penderita gangguan jiwa belum bisa disembuhkan 100%, tetapi
para penderita gangguan jiwa memiliki hak untuk sembuh dan diperlakukan secara
manusiawi. UU RI No. 18 Tahun 2014 Bab I Pasal 3 Tentang Kesehatan Jiwa telah
dijelaskan bahwa upaya kesehatan jiwa bertujuan menjamin setiap orang dapat
mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat,
bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu
kesehatatan jiwa (Kemenkes, 2014).
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrem dari marah
atau ketakutan/panik. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan dipandang sebagai
rentang dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi
yang lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau
marah. Hal ini akan memengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi
secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena
penggunaan koping yang kurang bagus. Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu
keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh
gelisah yang tak terkontrol (Kusumawati, dkk. 2010).
Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga
penanganannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur
1
jiwa yang manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi dan interjensi. Salah satu
gangguan jiwa tersebut adalah gangguan perilaku kekerasan. Marah adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai suatu responterhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan
konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain
untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami
kecemasan, stress,dan merasa bersalah dan bahkan merusa diri sendiri
(Kusumawati, dkk. 2010 ).
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Perilaku Kekerasan Tahun 2021“.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Konsep dan Asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku
kekerasan?
C. Manfaat
Untuk mengetahui konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku
kekerasan
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
3
Tindakan perawat : lanjutkan intervensi tahap 2 menjaga jarak pribadi,
hangat (tidak mengancam ) konsekuensi, cobalah untuk menjaga
komunikasi.
d. Tahap 4 : Prilaku Merusak
Perasaan : Marah
Perilaku : Menyerang, merusak
Tindakan perawat : lindungi klien,lain, menghindar, melakukan
pengekangan fisik
e. Tahap 5 : Tahap Lanjut
Perasaan : Agresi
Perilaku : Menghentikan perilaku terang-terangan dekstruktif,
pengurangan tingkat gairah.
Tindakan perawat : Tetap waspada karena perilaku kekerasan baru masih
memungkinkan, hindari pembalasan atau balas dendam.
f. Tahap 6 : Tahap Peralihan
Perasaan : Marah
Perilaku : Agitasi, mondar-mandir
Tindakan perawat : Lanjutkan focus mengatasi masalah utama
4
a. Asertif
Perilaku asertif adalah menyampaikan suatu perasaan diri dengan pasti dan
merupakan komunikasi untuk menghormati orang lain (berbicara dengan
jujur dan jelas).
b. Pasif
Individu yang pasif sering mengenyampingkan haknya dari persepsinya
terhadap hak orang lain. Perilaku pasif biasanya bicara pelan, kontak mata
yang sedikit, dan sering dengan cara yang kekanak-kanakan.
c. Frustasi
Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang
kurang realitis atau hambatan dalam mencapai tujuan
d. Agresif
Indivudu yang agresif tidak menghargai orang lain. Seseorang yang agresif
didalam hidupnya selalu mengarah kepada kekerasan fisik dan verbal .
e. Amuk
Amuk atau perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang
kuat yang disertai kehilangan kontrol diri sehingga individu dapat merusak
diri sendiri, orang lain dan lingkungan perilaku kekerasan berfluktuasi dari
tingkat rendah sampai tinggi disebut dengan hirarki perilaku agresif dan
kekerasan
5
5. Pohon Masalah
Menurut Keliat dkk (2015) pohon masalah perilaku kekerasan adalah
sebagai berikut :
6
B. Konsep Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan
1. Daftar Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
Masalah keperawatan : Diagnosis keperawatan NANDA-I rentang
respon neurobiologis, skizofrenia dan gangguan psikotik :
• Anxiety
• Impaired verbal communication
• Confusion, Acute
• Compromised family coping
• Ineffective coping
• Decisional conflict
• Impaired memory
• Noncompliance
• Disturbed personal identity
• Ineffective role performance
• Self care deficit (bathing /hygiene , dressing / grooming )
• Disturbed sensory perception
• Impaired social interaction
• Social isolation
• Risk for suicide
• Ineffective therapeutic regiment management
• Disturbed thought processes
(*Diagnosis keperawatan primer rentang respon neurobiologis,
skizofrenia dan gangguan psikotik )
Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien
dan di dukung dengan hasil observasi.
a. Data Subjektif
1) Ungkapan berupa ancaman
2) Ungkapan kata-kata kasar
3) Ungkapan ingin memukul/melukai
b. Data Objektif
4) Wajah memerah dan tegang
5) Pandangan tajam
6) Mengatupkan rahang dengan kuat
7) Mengepalkan tangan
8) Bicara kasar
9) Suara tinggi, menjerit atau berteriak (Kemenkes RI, 2012)
7
2. Diagnosis Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan
2. Diagnosis Medis : Skizofrenia
SP 2: SP 2:
• Evaluasi kegiatan latihan fisik, • Evaluasi kegiatan keluarga dalam
beri pujian merawat /malatih pasien fisik ,beri
• Latihan cara mengontrol PK pujian
dengan obat (jelaskan 6 benar : • Jelaskan 6 benar cara memberikan
jenis, guna, dosis, frekuensi, obat
cara, kontinuitas minum obat) • Latih memberikan/membimbing
• Masukan pada jadwal kegiatan minum obat
untuk latihan fisik dan minum • Anjurkan membantu pasien sesuai
obat jadwal dan beri pujian
SP 3 SP 3:
• Evaluasi kegiatan latihan fisik • Evaluasi kegiatan keluarga dalam
& obat, beri pujian merawat/melatih pasien fisik dan
• Latihan cara mengontrol PK memberikan obat, beri pujian
secara verbal (3 cara • Latihan cara membimbing : cara
yaitu:mengungkapkan bicara yang baik
,meminta, menolak dengan • Latihan cara membimbing kegiatan
benar) spiritual
• Memasukan pada jadwal • Anjurkan membantu pasien sesuai
kegiatan untuk latihan fisik, jadwal dan memberi pujian
minum obat dan verbal
8
SP 4: SP 4:
• Evaluasi kegiatan latihan fisik • Evaluasi kegiatan keluarga dalam
& obat & verbal, beri pujian merawat / melatih pasien fisik,
• Latihan cara mengontrol memberikan obat ,latihan bicara
spiritual (2 kegiatan) yang baik & kegiatan spiritual, beri
• Masukan pada jadwal kegiatan pujian
untuk fisik, minum obat, verbal • Jelaskan follow up ke RSJ/PKM,
dan spiritual kambuh rujukan
• Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
9
BAB III
KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
YA
TIDAK
2. Pengobatan sebelumnya?
Berhasil Tidak berhasil
Kurang berhasil
3. Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik ........... ........... ........... ...........
Aniaya seksual ........... ........... ........... ...........
Penolakan ........... ........... ........... ...........
Kekerasan dalam 22 tahun tn d keluar Keluar
keluarga ga ga
Tindakan kriminal ........... ........... ........... ...........
10
Hubungan keluarga : tidak ada
Riwayat pengobatan : tidak ada
......................................................................................................................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
TD : 120/80..................... mmHg
HR : 84..................... kali / menit
S : 36,3..................... oC
RR : 21..................... kali / menit
2. Ukur
BB : 55 Kg
TB : 165cm
3. Keluhan fisik
tidak ada
PSIKOSOSIAL
- Os anak ke 3 dari 7 saudara ( anak pertama laki-laki , anak ke 2 perempuan, anak ke 4 dan 5
perempuan, anak ke 6 laki-laki, anak ke 7 perempuan). Anggota keluarga tida ada yang menderita
sakit seperti os.
Konsep Diri:
a. Citra Tubuh :
Klien tidak terlalu memperhatikan penampilan
b. Identitas :
Klien mampu menyebutkan nama,umur,alamat
c. Peran :
Klien berberapan sebagai anak dalam keluarganya,tetapi di RS klien sebagai
pasien.Klien berperan sebagai orang tua dalam keluarganya
d. Ideal Diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh & ingin berkumpul dengan keluarga
e. Harga Diri :
Klien sedih masuk RS lagi
Masalah keperawatan:
1. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang sangat berani dirumah adalah keluarganya
11
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Didalam kegiatan seharinya klien sering berinteraksi dengan temannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien kadang suka menyagil temannya
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Saat dirumah sakit klien tidak pernah sholat 5 waktu Cuma niatnya saja
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, toileting, dan
pemakaian sarana / prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan,
apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan :
OS suara keras dan sulit diarahkan.
3. Aktivitas motorik
Lesu Tik
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Jelaskan :
os masih gelisah, marah-marah saat dimasukkan ke dalam kamar
4. Alam perasaan
Sedih Khawatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa
12
5. Afek
Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
7. Persepsi - Sensorik
Halusinasi / Ilusi ?
Ada / Tidak ?
Pendengaran Pengecapan
Penglihatan Penghidu
Perabaan
Jelaskan
Data Subjektif
Isi Halusinasi : ...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
Frekuensi : ...............................................................................................
Waktu : ...............................................................................................
Situasi saat muncul : ...............................................................................................
Respon pasien : ...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
Data Objektif : ...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
8. Isi pikir
Obsesi Depersonalisasi
Phobia Ide yang terkait
Hipokondria Pikiran magis
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar pikir
Curiga Kontrol pikir
Jelaskan :
Tidak ada tanda dan gejala waham
9. Proses pikir
Circumstansial Flight of idea
Tangensial Blocking
13
Kehilangan asosiasi Pengulangan pembicaraan / perseverasi
Jelaskan :
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka Gangguan daya ingat saat ini
panjang
Gangguan daya ingat jangka Konfabulasi
pendek
Jelaskan :
Klien tingkat kesadarannya bagus
Saat dikaji pasien banyak lupa
14
A. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan Transportasi
Keamanan Tempat tinggal
Perawatan Kesehatan Uang
Pakaian
Jelaskan :
Klien mampu memenuhi kebutuhan sehari hari
Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Ya
Tidak
Frekuensi makan sehari : 3kali
Frekuensi kedapan sehari : 3 kali
Nafsu makan :
Meningkat Berlebihan
Menurun Sedikit – sedikit
Berat badan :
Meningkat
Menurun
BB terendah : 75 Kg BB tertinggi : 168 Kg
Jelaskan :
Klien puas dengan pola makannya
b. Tidur
Apakah ada masalah tidur ? YA / TIDAK
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? YA / TIDAK
Apakah ada kebiasaan tidur siang? YA / TIDAK
Lama tidur siang : 3 Jam
Apa yang menolong tidur ?
Tidur malam jam : 20 WIB , berapa jam : 8
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnambulisme Berbicara saat tidur
Jelaskan :
15
Klien tidak mempunyai masalah tidur
c. Penggunaan Obat
Bantuan minimal Bantuan total
3. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
MEKANISME KOPING
Adaptif: Maladaptif:
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relokasi Berkerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lainnya: Lainnya:
SUMBER KOPING
Kemampuan individu menyelesaikan masalah, uraikan
Klien mampu menyelesaikan masalah
Kemampuan keluarga menyelesaikan masalah pasien, uraikan
Keluarga belum mampu menyelesaikan masalah sehingga pasien masuk
RSJ lagi
Kemampuan finansial keluarga untuk membantu perawatan pasien,
uraikan
Keluarga klien belum dapat membantu merawat pasien
Pengalaman perawatan sebelumnya, uraikan
Klien mengatakan pernah dirawat sebelumnya
16
ASPEK MEDIS
Diagnosis medis : .....................................................................................................
- Terapi medis : Resperidon 2 mg 2x1, Trihexyphenidyl 2 mg 2x1, Clozapam 25 mg 1x1
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. perilaku kekerasan
2. .................................................................................................................................
3. .................................................................................................................................
4. .................................................................................................................................
5. .................................................................................................................................
, 2021
Perawat
( __________________ )
17
ANALISA DATA
NO Data Masalah
1 Ds:
Do: Perilaku kekerasan
-os masih gelisah,
- os tampak marah-marah saat dimasukkan ke
dalam kamar
-os tampak pandangan tajam,
-os tidak kooperatif
-suara keras dan sulit diarahkan.
18
DIAGNOSA KEPERAWATAN
19
RENCANA KEPERAWATAN
20
RENCANA KEPERAWATAN
21
RENCANA KEPERAWATAN
22
RENCANA KEPERAWATAN
23
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Data: S: klien mengatakan paham dan akan
melakukan latihan secara mandiri
-os masih gelisah,
- os tampak marah-marah saat
dimasukkan ke dalam kamar
-os tampak pandangan tajam, O:klien tampak bisa mengulang latihan
secara fisik dengan benar
-os tidak kooperatif
-suara keras dan sulit diarahkan.
P:
DX: Resiko perilaku kekerasan -Latihan cara mengontrol PK secara
fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur
dan bantal 2x/hari
T/: sp 1 Resiko perilaku kekerasan
Jam.10.00
Jam 12.00
24
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Jam 12.00
RTL : sp 3 Resiko perilaku kekerasan
- Latih cara mengontrol PK dengan
minum obat
25
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
-suara keras dan sulit diarahkan. A: Resiko perilaku kekerasan masih ada
Jam.10.00
Jam 12.00
DX: Resiko perilaku kekerasan
- Latih cara mengontrol PK dengan
minum obat
Jam 13.00
26
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
P:
Jam 13.00
RTL : sp5 Resiko perilaku kekerasan
- Latih cara mengontrol spiritual
27
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan ditemukan data bahwa klien
mengalami gejala-gejala perilaku kekerasan: halusinasi pendengaran. Klien
mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul dirinya
sendiri, klien berbicara sendiri, klien mengalami isolasi sosial menarik diri, klien
mengatakan malas berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, klien
mengatakan lebih senang hidup menyendiri, klien tampak menyendiri, klien sering
mengurung diri di kamar, klien mengalami gangguan konsep diri: harga diri
rendah, klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna karena sakit, klien tampak
sedih dan murung.
2. Diagnosa keperawatan meliputi: Perilaku Kekerasan, Gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran, Isolasi sosial: Menarik Diri, Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah, Penatalaksanaan Regiment Terapeutik Inefektif.
3. Intervensi/Implementasi, penulis fokus pada masalah utama yaitu perilaku
kekerasan. Perencanaan dan implementasi keperawatan disesuaikan dengan
strategi pelaksanaan (SP) pada pasien perilaku kekerasan
4. Evaluasi, diperoleh bahwa terjadi peningkatan kemampuan klien dalam
mengungkapkan rasa marah yang dialaminya serta dampak pada penurunan gejala
perilaku kekerasan yang dialami
B. SARAN
1. Bagi Perawat Diharapkan dapat menerapkan komunikasi terapeutik dalam
pelaksanaan strategi pelaksanaan 1 s/d 4 pada klien dengan perilaku kekerasan
sehingga dapat mempercepat proses pemulihan klien. 2.
2. Bagi keperawatan sehingga mahasiswa semakin mampu dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien-pasien yang mengalami perilaku kekerasan
28
DAFTAR PUSTAKA
Fontaine , K.L. (2019). Mental Health Nursing. 7th ed. New Jersey : Pearson Education,
Inc.
Frisch, N.C. & Frisch , L.E. (2016) Psychiatric Mental Health Nursing. (3th Ed.).
Canada : Thompson corporation
Hawari, Dadang, (2009). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, FKUI :
Jakarta
Isaacs, A. (2015). Lippincott’s Review Series : Mental Health and Psychiatric Nursing
(3 rd ed). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Kaplan, H.I. ; Saddock, B.J. & . Grebb,J.A. (2017). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. (7th ed.). Jakarta : Bina Rupa Aksara. Jakarta
Keliat, B.s., (2016). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta : EGC
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2015). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th
ed. Missouri : Mosby, Inc.
Stuart, G.W. (2019). Principles and Przctice of Psychiatric Nursing, 9th ed. Missouri :
Mosby, Inc.
Townsend, M.C. (2015). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing. 3rd ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company
29