Anda di halaman 1dari 4

DEMOKRASI DI INDONESIA

DEMOKRASI DI INDONESIA

Pengertian Demokrasi

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos dan kratos,

Demos adalah rakyat (people)

Kratos adalah aturan / pemerintahan (rule)

Pemerintahan oleh Rakyat

Penggunaan pertama istilah demokrasi di Yunani kuno, terutama Athena untuk menunjukkan
sistem pemerintahan yang berlaku di kota tersebut, di mana rakyat memiliki peran dalam
menentukan kebijakan

Athena pada masa itu adalah sebuah negara kota, di mana penduduknya tidak banyak sehingga
mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk bermusyawarah.

Abraham Lincoln, presiden AS ke-16 mempopulerkan pengertian yang sangat umum tentang
demokrasi yaitu: Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dalam International Commision of Jurist, Bangkok 1965 didapatkan keputusan tentang definisi
pemerintahan demokratis:

Suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik

diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka yang
bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang bebas.

Secara umum demokrasi dapat dipahami sebagai

Suatu sistem pemerintahan di mana rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan negara
Beberapa Acuan tentang Negara Demokrasi

Para ahli hanya dapat memberikan batasan-batasan atau kriteria-kriteria mengenai demokrasi,
misalnya Robert A. Dahl (1998) yang memberikan 6 kriteria:

Pejabat-pejabat yang dipilih oleh rakyat

Pemilu yang bebas, adil dan berkesinambungan

Kebebasan berekspresi

Akses informasi yang terbuka luas.

Kebebasan berasosiasi

Kewarganegaraan yang inklusif

Dalam pandangan Henry B. Mayo (Budiardjo, 2003), dalam pemerintahan demokrasi


terpenuhinya beberapa syarat:

Penyelesaian perselisihan dengan damai dan melembaga

Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai di tengah masyarakat yang terus berubah

Pergantian pimpinan/pejabat secara teratur

Membatasi penggunaan kekerasan

Mengakui dan menganggap wajar keanekaragaman

Menjamin tegaknya keadilan

Menurut Morlino (2004), Demokrasi yang baik paling tidak harus memenuhi 3 kualitas:

Kualitas hasil, Pemerintahan yang memiliki legitimasi yang dapat memuaskan warga negaranya.

Kualitas isi/substansi, Warga negara memiliki kebebasan dan kesetaraan


Kualitas prosedur, Warga negara memiliki kebebasan untuk memeriksa dan mengevaluasi
bagaimana pemerintahnya mencapai tujuan-tujuan kebebasan dan kesetaraan sesuai dengan
hukum yang berlaku

Momentum-momentum Pendorong Perkembangan Demokrasi secara Global

Runtuhnya tembok Berlin, Reunifikasi Jerman > Bubarnya pemerintahan Jerman Timur

Hancurnya komunisme, kecuali Cina dan Korea Utara

Kegagalan diktatoral di Amerika Latin

Berakhirnya apartheid, di Afrika Selatan

Mengapa Demokrasi?

Membuka kesempatan partisipasi publik secara luas.

Menentukan tujuan

Memilih pemimpin

Mengawasi pemerintahan

Meminta pertanggungjawaban

Jadi secara tidak langsung masyarakat ikut serta di dalam prosespemerintahan melalui
serangkaian kegiatan-kegiatan.

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Dinamika Pelaksanaan demokrasi Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang


pernah dan berlaku dan sejarah Indonesia. Miriam Budiardjo (2008:127-128) menyatakan
bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa Orde
Baru dapat dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:
Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi konstitusional
yang menonjolkan peranan parlemen dan partai-partai dan karena itu dinamakan Demokrasi
Parlementer

Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang banyak
aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan landasannya
dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat

Masa ketiga Republik Indonesia (1965-1998) yaitu masa demokrasi Pancasila yang merupakan
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensiil

Masa keempat Republik Indonesia (1998-sekarang) yaitu masa reformasi yang menginginkan
tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi
pada masa ketiga Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai