Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN KACANG MERAH

KELOMPOK 1
1. Anisha Rachma Sary (07)
2. Muhammad Daffa K. A. (20)
3. Muhammad Mahesa Putra (21)
4. Raga Dwi Wicaksono (27)
5. Rizal Permana (29)
6. Tarisha Fadilla Ismayani (34)

SMA NEGERI 2 LUMAJANG


Jl. HOS Cokroaminoto No.159, Tompokersan, Kec. Lumajang, Kabupaten Lumajang 67316

2021/2022
A. TUJUAN PERCOBAAN
Berikut beberapa tujuan diadakannya praktikum ini:
1. Mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan kacang merah, mulai dari
biji, munculnya tunas, calon akar, hingga batang dan daun.
2. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang merah.
3. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang merah yang
ditanam di tempat gelap dengan yang ditanam di tempat terang.

B. HIPOTHESIS
1. Biji kacang merah akan tumbuh normal, dimana bermula dari munculnya tunas
yang dilanjut dengan tumbuhnya calon akar, hingga munculnya calon batang dan
daun sejati.
2. Cahaya matahari dapat memengaruhi pertumbuhan kacang merah.
3. Pada tempat gelap, pertumbuhan kacang merah lebih cepat dibandingkan di
tempat yang terang, panjang batang kacang merah di tempat yang gelap lebih
tinggi daripada di tempat yang terang, dan kondisi tumbuh kacang merah di
tempat yang terang lebih segar dan berwarna hijau daripada kacang merah yang
ada di tempat gelap

C. LATAR BELAKANG
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk
hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu
tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah
besar dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga
mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju
kedewasaan, tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk
tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara
stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif
karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran saat bertumbuh.
Sebaliknya perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya
bersifat fungsional.
Biji adalah proses radikula yang menghasilkan akar embrionik yang berfungsi
sebagai perkembangbiakan tanaman karena adanya karbohidrat dan protein.
(Salisbury,1992)
Struktur biji terdiri atas:
1. Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet
jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Struktur embrio
1. Epikotil (calon pucuk),
2. Hipokotil (calon batang),
3. Kotiledon (calon daun)
4. Radikula (calon akar).
2. Jaringan penyimpan cadangan makanan
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya
berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan
lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak
karbohidrat. Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai
jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :
a. Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.
b. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya.
c. Pada kelapa, bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan
merupakan endospermnya.
d. Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae
e. Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu
pinus.
3. Pelindung biji
 Definisi
Kulit biji merupakan lapisan terluar dari biji.Pelindung biji dapat terdiri
dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian
buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule
yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung.
Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan
bagian dalamnya tipis dan berselaput.
 Fungsi kulit biji
Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan
mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.

Perbedaan Struktur Biji Monokotil dan Dikotil:

Monokotil Dikotil
Cadangan makanan berupa endosperm Cadangan makana berupa kotiledon
Mempunyai hilum tapi tidak terlihat Hilum terlihat jelas
Endosperm merupakan bagian terbesar Endosperm merupakan bagian terkecil
Cadangan makanan baru dapat dicerna dan Cadangan makanan sudah mulai dapat
diserap embrio setelah biji masak dicerna dan diserap embrio sebelum biji
masak

Menurut Salisbury (1992) perkecambahan merupakan suatu proses dimana


radikula (akar embrionik) memanjang keluar menembus kulit biji. Di balik gejala
morfologi dengan pemanjangan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi- biokemis
yang komplek seperti perombakan karbohidrat dan protein.

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan selalu diawali dengan proses


perkecambahan biji/germinasi. Fisiologis perkecambahan biji merupakan proses
berakhirnya masa dormansi (istirahat) pada biji. Masa dormansi biji ialah masa-masa
ketika sel-sel penyusun biji tidak aktif membelah, atau dengan kata lain biji sedang
melakukan masa istirahat sebelum melakukan pembelahan sel. Biji yang mengalami
masa dormansi bukan berarti diam atau tidakmelakukan aktivitas fisiologisnya,
namun sel-sel biji tetap melakukan persiapan ke tahap berikutnya untuk melakukan
proses persiapan bahan genetis dalam kegiatan pembelahan sel berikutnya.

Berakhirnya masa dormansi pada biji tanaman dikotil (spermatophyte)


ditandai dengan proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan melunaknya kulit biji
serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan suplai oksigen sehingga
menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses ini dinamai dengan imbibisi.
Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia
cukup air dengan tekanan osmosis tertentu (Kozlowski, 1972). Dinding sel yang
kering hampir tidak permeabel terhadap gas. Imbibisi menyebabkan kadar air di
dalam biji mencapai 50-60%, dan menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Air
juga merupakan sarana masuknya oksigen ke dalam biji. Suhu optimum untuk
berlangsungnya proses perkecambahan adalah 10-40ºC (Kozlowski, 1972).
Selanjutnya, air akan terserap masuk ke dalam sel-sel biji dan akan membebaskan
hormone giberelin (GA) sebagai sinyal kepada aleuron (lapisan tipis di bagian luar
endosperm) supaya sesegera mungkin menyekresikan enzim tertentu. Enzim
menghidrolisis sari makanan yang terdapat di dalam endosperma biji. Bekerjanya
enzim tersebut merupakan proses kimia.

Enzim di dalam biji berperan sebagai biokatalisator dalam metabolisme biji.


Enzim amilase memecah pati (zat tepung/amilum) menjadi maltose, maltose
dihidrolisis oleh enzim maltase menjadi glukosa (gula), dan selanjutnya glukosa
diubah menjadi energy (ATP). Energy tersebut diperlukan sebagai sumber untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Sementara itu, protein di dalam biji akan
dipecah menjadi asam-asam amino oleh enzim protease. Asam amino dalam
metabolisme sel dirangkai menjadi protein spesifik dan structural untuk menyusun
sel, pembentuk sel, serta untuk membentuk enzim-enzim baru. Sedangkan lemak akan
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang juga terdapat di
dalam biji. Setelah bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein diuraikan
menjadi bentuk yang melarut, selanjutnya ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
Kemudian terjadinya tahap asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan di daerah
meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan
pertumbuhan sel baru. Tahap perkecambahan yang terakhir meliputi pertumbuhan
dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembelahan sel-sel pada
titik tumbuh. Hasil akhir dari proses perkecambahan biji adalah berupa tumbuh dan
berkembangnya plumula menjadi batang dan daun serta perkembangan radikula
menjadi akar. Embrio yang baru tumbuh belum mempunyai klorofil sehingga belum
dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Makanan untuk
embrio diperoleh dari cadangan makanan (endosperma biji).

Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik yang sengaja ditanam,
maupun secara kebetulan tumbuh, merupakan faktor yang penting dalam
perkecambahan. Biji yang terdapat dipermukaan tidak memiliki ketersediaan air yang
cukup untuk melengkapi perkecambahannya (Tjitrosomo, 1983).
Ada dua macam tipe proses perkecambahan berdasarkan posisi kotiledon,
yaitu perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah plumula muncul ke
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tinggal di dalam tanah. Contohnya:
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays). Epigeal adalah
plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah. Contohnya : perkecambahan
kacang hijau (Vigna radiata) (Anonim, 2011).
1. Perkecambahan epigeal.
Perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah.Hal ini
disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan
kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang
hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachishypogaea).
2. Perkacambahan hipogeal
Perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah.
Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon
tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum),
jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).

Kacang merah merupakan tanaman yang tergolong makanan nabati, kelompok


kacang polong (legume); satu keluarga dengan kacang hijau, kacang kedelai,
kacang tolo, dan kacang uci. Berikut adalah klasifikasi kacang merah.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkpeing dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae (Suku polong-polongan)
Genus : Vigna
Spesies : Vigna angularis (Willd). Ohwi & H. Ohashi
Menurut Campbell (2012: 393), kacang merah merupakan salah satu biji
bertipe dikotil. Embrio terdiri dari sebuah struktur yang memanjang disebut sumbu
embrionik, yang melekat pada kotiledon-kotiledon yang berdaging. Di bawah
tempat melekatnya kotiledon, terdapat sumbu embrionik yang disebut hipokotil.
Hipokotil berakhir di radikula atau akar embrionik. Bagian sumbu embrionik di atas
tempat melekatnya kotiledon dan di bawah pasangan daun kecil pertama adalah
epikotil. Epikotil, daun muda, dan meristem apical tunas secara kolektif disebut
plumula.

Kotiledon kacang merah dikemas bersama pati sebelum biji bergerminasi


karena kotiledon mengabsorbsi karbohidrat dari endosperma ketika biji
berkembang.
Sebagaimana yang dikemukakan Campbell (2012: 395), organ pertama yang
muncul dari biji kacang merah yang bergerminasi adalah radikula atau akar
embrionik. Berikutnya, ujung tunas menembus permukaan tanah. Pada kacang
merah, sebuah kait terbentuk di dalam hipokotil, dan pertumbuhan mendorong kait
tersebut ke atas tanah. Dengan di rangsang oleh cahaya, hipokotil kemudian
menjadi lurus sehingga mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian,
ujung tunas yang rapuh dan kotiledon yang besar tertarik ke atas, bukan terdorong
dengan bagian ujung terlebih dahulu melalui tanah yang abrasif. Epikotil kini
menumbuhkan daun-daun pertamanya, yang merupakan daun sejati yang dibedakan
dari kotiledon atau daun lembaga. Daun sejati kemudian mengembang menjadi
hijau dan mulai membuat makanan melalui fotosintesis. Kotiledon mengerut dan
gugur dari semaian karena simpanan makanannya telah dihabiskan oleh embrio
yang bergerminasi.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan,
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah gen dan zat pengatur
tumbuh. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan adalah cahaya, suhu, kelembaban, nutrisi, media
tanam, dan sebagainya.
Cahaya merupakan sumber energi dalam fotosintesis. Tanpa cahaya,
tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan menyebabkan
tumbuhan terganggu pertumbuhannya. Cahaya juga merupakan faktor penghambat
pertumbuhan. Ketika sebuah tanaman ditempatkan ditempat yang didalamnya tidak
terdapat cahaya matahari, hormon auksin yang ada dalam dirinya bisa lebih aktif
dalam proses pertumbuhannya, sehingga tanaman tersebut tumbuh secara abnormal
“terus memanjang” hingga ujung tanaman tersebut akhirnya dapat memperoleh
cahaya yang cukup guna menghambat produksi auksin dalam dirinya. Akan tetapi
dalam kebanyakan kasus, pertumbuhan tanaman yang terlalu cepat tersebut tidak
diimbangi oleh pertumbuhan klorofil “zat hijau daun” sehingga akibatnya bisa
menyebabkan tanaman tersebut memiliki warna hijau pucat. Peristiwa ini disebut
dengan etiolasi. Etiolasi ditandai oleh beberapa gejala, seperti:

 Tumbuhan mengalami pertambahan panjang atau tinggi dengan cukup pesat.


 Dinding sel yang terdapat pada batang dan juga daun tanaman menjadi
melemah.
 Diantara ruas yang satu dengan lainnya pada tanaman yang mengalami etiolasi
memiliki jarak yang lebih panjang.
 Terjadinya klorosis yaitu warna daun yang pucat sebagai akibat kurangnya
kandungan klorofil dalam tanaman tersebut.

Dampak tanaman akibat etiolasi adalah tanaman tidak dapat melakukan


proses fotosintesis. Padahal proses fotosintesis bertujuan untuk menghasilkan
karbohidrat yang berperan penting dalam pembentukan klorofil. Karena
karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil sehingga daun tidak
berwarna hijau, melainkan kuning pucat. Kondisi gelap juga memacu produksi
hormon auksin. Auksin adalah hormon yang berperan merangsang pembelahan
sel dan pengembangan sel. Hormon auksin/ IAA memiliki sifat menjauhi cahaya.
Hormon ini diproduksi pada ujung tunas akar dan batang. Oleh karena itu
tanaman akan lebih cepat tumbuh dan panen. Pengaruh hormon auksin dalam
konsentrasi yang berbeda pada bagian tubuh tanaman mengakibatkan terjadinya
pertumbuhan yang tidak seimbang. Bagian yang mengandung auksin lebih
banyak memiliki kecepatan tumbuh yang lebih besar. Adapun bagian yang
kekurangan akan mengalami pertumbuhan lebih lambat. Jika ini terjadi pada
pucuk batang, terjadi pembengkokan arah pertumbuhan. Pengaruh auksin
terhadap perkembangan sel memperlihatkan bahwa auksin dapat menaikkan
tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan
pengurangan tekanan pada dinding-dinding sel, meningkatkan sintesis protein,
meningkatkan plas-tisitas, dan mengembangnya dinding sel. Produksi auksin
terhambat pada tanaman yang sering terkena sinar matahari.
Selain itu, cahaya juga mempengaruhi arah tumbuh tumbuhan. Peristiwa
ini dikenal sebagai fototropisme. Fototropisme adalah pertumbuhan organisme
sebagai respon terhadap cahaya. Hal ini paling sering ditemukan pada tanaman,
tetapi juga dapat terjadi pada organisme lain seperti jamur. Sel-sel pada tanaman
yang terjauh dari cahaya memiliki bahan kimia yang disebut auksin yang bereaksi
ketika fototropisme terjadi. Hal ini menyebabkan tanaman memiliki sel-sel
memanjang di sisi terjauh dari cahaya. Fototropisme adalah salah satu dari
banyak tropisme tanaman atau gerakan yang menanggapi rangsangan eksternal
berupa cahaya. Fototropisme terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Fototropisme Positif
Fototrpoisme positif adalah pertumbuhan tanaman menuju sumber cahaya.
Kebanyakan tanaman tunas menunjukkan fototropisme positif, dan mengatur
ulang kloroplas dalam daun untuk memaksimalkan energi fotosintesis dan
meningkatkan pertumbuhan.
2. Fototropisme Negatif
Fototropisme negative adalah pertumbuhan tanaman yang menjauhi sumber
cahaya. Beberapa ujung tanaman menjalar menunjukkan fototropisme negatif,
yang memungkinkan mereka untuk tumbuh menuju benda gelap dan padat
yang kemudian akan dijalari oleh mereka.
Distribusi auksin mengontrol fototropisme.

1. Ini adalah tanaman normal dengan posisi matahari yang hampir langsung di atas
tanaman. Selama ini, auksin (titik merah muda) yang terletak di dalam tanaman
tersebar secara merata.

2. Matahari sekarang diposisikan pada suatu sudut ke arah tanaman. Matahari


menyebabkan auksin untuk berpindah menuju sisi lain tanaman, dan menjadi lebih
terkonsentrasi. Kelebihan auksin di sebelah sel-sel ini akan menyebabkan mereka
mulai tumbuh atau memanjang.

3. Hal ini menyebabkan tanaman terlihat seperti tumbuh ke arah matahari

4. Jika matahari bergerak ke sisi lain tanaman, auksin akan kembali bergerak ke
sisi lain tanaman dan terkonsentrasi di sisi tanaman yang terjauh dari matahari.

5. Pertumbuhan yang sama atau pemanjangan sel di sisi tanaman ini akan
melanjutkan tanaman tumbuh ke arah matahari.

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Dua wadah untuk di tempatkan di tempat yang gelap dan terang
2. Penggaris
 Bahan :
1. 10 biji kacang merah
2. Sekam bakar
3. Air

E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rendam biji kacang merah di dalam wadah berisi air minimal satu jam.
3. Siapkan 2 wadah untuk menanam biji dengan menggunakan media sekam bakar.
4. Masukkan sekam bakar ke wadah tersebut dan membasahi dengan air
secukupnya.
5. Ambil 10 biji kacang merah yang sudah direndam, lalu tanam masing- masing 5
biji di setiap wadah yang berisikan media tanam tadi.
6. Letakkan wadah pertama di tempat yang gelap, dan letakkan wadah kedua di
tempat terang.
7. Sirami biji tersebut setiap hari pada waktu yang sama dengan waktu penanaman.
8. Mengamati dan mencatat pertumbuhannya setiap hari, selalu pada waktu yang
sama.
F. DATA HASIL PENGAMATAN

Hari Gambar Panjang Batang Kacang


Ke- Merah
Terang Gelap Terang Gelap
1 0,5 cm 0,7 cm

2 1,3 cm 2,1 cm

3 2,1 cm 3,6 cm
4 2,5 cm 5,8 cm

5 7,3 cm 10,3 cm

6 14,8 cm 20,2 cm
7 22,4 27 cm
(Lebar daun (Lebar daun
4,6 cm) 2,4 cm)

G. ANALISIS DATA
Berdasarkan data pertumbuhan tanaman kacang merah yang telah kami paparkan
diatas. Menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman kacang merah dipengaruhi oleh
eksternal faktor berupa ‘cahaya’. Dapat kita lihat pada data perpanjangan batang
kacang merah, pertumbuhan kacang merah di tempat gelap cenderung lebih cepat
untuk tumbuh / bertambah panjang dari pada pertumbuhan kacang merah di tempat
terang. Namun, jika kita amati melalui gambar tanaman kacang merah dari hari ke
hari yang tertera. Pertumbuhan kacang merah hasil wadah di tempat terang memiliki
kondisi tumbuh yang segar, yakni batang yang lurus dan berisi, serta daun yang lebar
dan berwarna hijau. Sedangkan, pertumbuhan kacang merah pada wadah yang di
letakkan di tempat gelap/minim cahaya memiliki kondisi tumbuh yang kurang segar
atau tampak layu, yakni batang yang melengkung dan kurang berisi, serta daun yang
kecil, tipis, dan berwarna pucat.
Hari ke hari selama tanaman kacang merah tumbuh, terdapat juga perkembangan
yang mengikutinya. Berikut rincian penganalisisan perkembangan kacang merah dari
hari pertama hingga hari ke-7.
 Hari ke-1
Pada hari ke-1, biji kacang merah mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang ditandai munculnya radikula. Radikula memanjang dan menembus kulit
biji.
 Hari ke-2
Pada hari ke-2, biji kacang merah mengalami pertumbuhan yang ditandai
dengan sedikit robekan pada kulit biji dan memanjangnya radikula. Bintik
Calon akar tumbuhan kacang merah pun mulai muncul pada hari kedua.
 Hari ke-3
Pada hari ke-3, biji kacang merah mengalami pertumbuhan. Robekan kulit biji
sedikit meluas dan radikulapun ikut memanjang. Disamping itu, serabut akar
dan hipokotilpun mulai tampak yang nantinya akan berkembang menjadi
batang kacang merah.
 Hari ke-4
Pada hari ke-4, biji kacang merah pada wadah di tempat gelap mengalami
perubahan yakni seluruh kulit biji kacang merah mengelupas yang
mengakibatkan kotiledon biji telanjang. Berbeda dengan biji yang diletakkan
pada wadah terang, kulit bijinya masih sanggup menutupi kotiledonnya. Selain
itu, bagian hipokotil mulai memanjang. Pada serabut akar juga tampak
mengalami perkembangan dengan semakin banyaknya percabangan akar.
 Hari ke-5
Pada hari ke-5, menunjukkan kondisi bahwa tumbuhan kacang hijau
berkembang cepat. Dimana Plumula kecil yang terbungkus dan terhimpit di
antara 2 kotiledon, tumbuh membesar. Hipokotil dan epikotilpun berkembang
menjadi batang.
 Hari ke-6
Pada hari ke-6, batang kacang merah bertambah panjang. Dapat dilihat pula,
kotiledon tumbuhan kacang mulai mengkerut dan mengecil. Hal tersebut
menandakan nutrisi pada kotiledon terserap oleh tanaman kacang merah.
 Hari ke-7
Pada hari ke-7, daun pada tumbuhan kacang merah mulai membuka dan
melebar. Ditengah percabangan 2 daun juga muncul calon daun dan cabang
baru. Disamping itu, kotiledon tumbuhan sudah mulai mengering. Hal ini
menunjukan nutrisi kotiledon hampir terserap seluruhnya oleh tumbuhan
kacang merah.

H. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Perkecambahan Kacang Merah
Pada perkecambahan kacang merah, bagian yang teramati pada tahap awal yaitu
munculnya radikula. Bagian hipokotil memanjang terlebih dahulu mendorong
kotiledon ke atas permukaan tanah kemudian baru diikuti pertumbuhan dan
perkembangan daun pertama dan calon batang (bagian plumula), oleh karenanya
tipe perkecambahan kacang merah ini disebut tipe epigeal.
2. Perbandingan Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah
a) Pertumbuhan Kacang Merah Di Tempat Gelap Lebih Cepat
Peristiwa itu terjadi karena pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
kacang merah. Tumbuhan yang tidak mendapat penyinaran matahari yang
baik cenderung tumbuh dengan cepat karena adanya hormone auksin yang
masih aktif. Hormone auksin ini terletak di ujung tumbuhan (di titik
tumbuh). Fungsi utama hormon auksin ini adalah sebagai pengatur
pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang
meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya
matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut
cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan
fototropisme.
Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada
keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus
memacu pemanjangan batang. Akibatnya, perkecambahan di tempat yang
gelap akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena
hormon auksin yang sangat peka terhadap cahaya, jadi pertumbuhannya
kurang merata. Sehingga membuat batang tanaman akan lebih panjang
jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman
yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak
sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga
daun berwarna kuning..
b) Pertumbuhan Kacang Merah Ditempat Terang Lebih Lambat
Peristiwa itu terjadi karena pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
kacang merah. Tumbuhan yang mendapat penyinaran matahari yang baik
cenderung tumbuh dengan lambat karena cahaya matahari merupakan
factor penghambat pertumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena adanya
hormon auksin yang dihasilkan di ujung tumbuhan (di titik tumbuh).
Fungsi utama hormon auksin ini adalah sebagai pengatur pembesaran sel
dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Kecambah yang
disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya
kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari, sehingga
mengakibatkan hormon auksin ini akan terurai dan rusak lalu laju
pertambahan tinggi tanaman akan terhambat atau tidak terlalu cepat, hal
itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata
ketika terkena cahaya. Sehingga, dihasilkan tumbuhan yang normal atau
lurus menjulur ke atas dengan batang tanaman akan lebih pendek, tetapi
dengan kondisi fisik tanaman yang sehat,subur, batang terlihat gemuk,
daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

3. Perbandingan Kondisi Kualitas Tanaman Kacang Merah


Tanaman kacang merah yang ditanam di tempat terang memiliki kondisi
tumbuh yang segar, yakni batang yang lurus dan berisi, serta daun yang lebar dan
berwarna hijau. Sedangkan tanaman kacang merah yang ditanam di tempat yang
gelap memiliki kondisi tumbuh yang kurang segar atau tampak layu, yakni batang
yang melengkung dan kurang berisi, serta daun yang kecil, tipis, dan berwarna
pucat. Perbedaan kondisi tersebut disebabkan karena adanya pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan batang kacang merah.
Tanaman kacang merah yang ditempatkan di tempat terang akan mendapat
penyinaran yang baik dari matahari sehingga proses fotosintesis berjalan dengan
lancar. Produksi hormone auksin juga cenderung seimbang karena kerja hormone
auksin berproses dengan sinar matahari. Seimbangnya produksi hormone auksin
dan lancarnya proses fotosintesis ini akan menghasilkan pertumbuhan tanaman
kacang merah yang lebih hijau dan segar, memiliki batang yang lurus dan lebih
berisi, serta daun yang lebar dan berwarna hijau.
Pada tanaman kacang merah yang ditempatkan di tempat yang gelap, tanaman
cenderung tidak mendapat penyinaran yang baik dari matahari. Hal ini
menyebabkan tanaman kacang merah mengalami etiolasi. Etiolasi ini
mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang ditandai dengan
terbentuknya etioplas, yaitu kloroplas yang tidak mendapatkan sinar matahari.
Etioplas adalah perubahan kloroplas yang tidak bekerja akibat tidak adanya
tabrakan foton pada klorofil-klorofilnya. Daun kacang merah yang berwarna
kuning dan layu adalah salah satu tanda bahwa daun tersebut telah memiliki
banyak etioplas atau terlalu banyak kloroplasnya yang menjadi etioplas. Etiolasi
dapat mempercepat pertumbuhan, akan tetapi tidak pada perkembangan. Proses
penggemukan sel dengan cadangan makanan dan penebalan sel sel tumbuhan
tidak terjadi ketika tanaman mengalami etiolasi. Akar tumbuhan menjadi sangat
kurus ketika tumbuhan mengalami etiolasi. Batang tanaman jadi sangat kurus
ketika terjadi etiolasi. Daun daunnya pun mudah layu dan terlihat pucat dan
bahkan mengalami perubahan warna.

I. MATERI PENGEMBANGAN
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat
kembali) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat juga disebabkan oleh
keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif (dihitung dengan
angka). Sedangkan perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan
fungsi tertentu. tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji. Kemudian,
kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian tumbuh
membesar. Setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji
kembali. Perkecambahan adalah munculnya plumula (tanaman kecil dari dalam biji).
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan
yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
a. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
b. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil dan menyebabkan membesarnya
ukuran (diameter) tumbuhan

Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Kacang Merah


Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena
berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi dan
transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan secara ideal. Selain
suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima
olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih
dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan
tumbuhan dapat bertahan hidup.
Temperatur atau suhu yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan
tumbuhan. Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan
meningkatkan proses transpirasi (penguapan air melalui daun). Selain itu, temperatur juga
mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses metabolisme.
Pengaruh suhu pada beberapa proses pertumbuhan (proses fisiologis)
a. Transpirasi pada tumbuhan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi
daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun dalam naungan kurang lebih sama
dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu lebih
tinggi daripada suhu udara.
b. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiolgis penting :
Pembukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis dan
respirasi.

Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas.
Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun
kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

J. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan biji
kacang merah, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan
tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang merah.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan
perkecambahan biji kacang merah, biji kacang merah yang diletakan di tempat gelap
dan terang akan mempunyai perbedaan. Biji kacang merah yang terkena cahaya
matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, kondisinya segar,
daunnya lebar dan tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, kacang
merah.yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi
(etiolasi) dan kondisinya kurang segar, daunnya tipis, berwarna pucat, batang
melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat
kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar.

K. DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2009 Fungsi Tanaman. [serial on line]. http://tanaman.org/fungsi-


tanaman_123.html. 2009. [7 Agustus 2021].
Admin. 2009. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan.[serial on line].
http://kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/pengaruh-cahaya-pada-
pertumbuhan.html. [1 Agustus 2021].
Admin. 2009. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau.
[serial on line]. http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahaya-
terhadap-pertumbuhan.html. [2 Agustus 2021].
Admin. [TanpaTahun]. Penaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman. [serial
online] http://www.silvikultur.com/pengaruh_cahaya_terhadap_tanaman [8 Agustus
2021].
Admin. [Tanpa Tahun]. Reaksi Cahaya Fotosintesis dan Aspek-Aspek Fotofisilogi.
[serial on line]. http://dc200.4shared.com/doc/-81SG5Iu/preview.html. [8 Agustus
2021].
Kurniawan, Anis. 2020. Bagaimana Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman. https://klikhijau.com/read/bagaimana-pengaruh-cahaya-terhadap-
pertumbuhan-tanaman.html. [2 Agustus 2021].
Prawesthi, Gahar Ajeng. 2012. Pengaruh Jenis Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Kacang Merah. https://animesterfun.wordpress.com/2012/09/30/pengaruh-jenis-
cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-merah.html. [8 Agustus 2021].
Priyono, Wahid. 2017. Proses Perkecambahan Pada Biji Tanaman dikotil.
https://tipspetani.com/proses-perkecambahan-biji-tanaman-dikotil.html. [8 Agustus
2021].

Anda mungkin juga menyukai