Disusun oleh :
SITI AMINAH
1901010015
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
daerah, dimana pendapatan ini berasal dari sumber ekonomi asli milik daerah.
pendapatan daerahnya, semakin tinggi PAD yang yang dimiliki suatu daerah
maka semakin maju daerah tersebut serta semakin berkurang pula tingkat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak, retribusi, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang sah dan pendapatan lain-lain daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari oleh
tahun 2004 adalah pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Hal ini juga dikemukakan oleh
Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
Sebagai salah satu indikator kemajuan suatu daerah, Pendapatan Asli Daerah
daerah. Karena tingkat PAD yang dimiliki suatu daerah dapat mencerminkan
peningkatan sejak 2016-2019 hingga pada tahun 2020 PAD Jawa Tengah
mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari data realisasi pendapatan pemerintah
Sah
2016 11.541.029 8.017.297 74.249 19.632.575
2017 12.547.512 11.067.786 87.875 23.703.173
2018 13.711.837 10.933.776 56.705 24.702.318
2019 14.437.915 11.334.903 86.962 25.859.780
2020 13.669.303 11.632.689 91.564 25.393.556
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah
Tengah pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun 2016 hingga 2019
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang diberikan atau disediakan khusus oleh emerintah
daerah untuk kepentingan pribadi atau badan (Yoyo, 2017). Sedangkan pengertian
lain dikemukakan oleh Windhu (2018) bahwa retribusi merupakan iuran yang
Daerah (PAD). Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2017) juga menjelaskan
pendapatan rata-rata penduduk suatu negara atau daerah pada suatu periode
tertentu yang biasanya satu tahun. Pendapatan perkapita menjadi salah satu faktor
positif namun tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil
serupa juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan Murib et al.(2016) yang
Asli Daerah (PAD). Namun pendapat lain dikemukakan oleh Nimiangge et al.
daerah perkotaan saja akibat dari cepatnya laju migrasi dari desa ke kota.
Pendapat lain mengatakan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penentu
Daerah (PAD) dari pungutan pajak. Pada penelitan terdahulu yang dilakukan oleh
Asdar (2019) menyatakan bahwa jumlah penduduk memiliki pengaruh positif dan
.
1. Retribusi Daerah terhadap Sudarmana dan Berpengaruh positif
2016
Nimiangge et Tidak berpengaruh
al., 2021
3. Jumlah Penduduk terhadap Asdar, 2019 Berpengaruh positif
2016
Pamungkas, Berpengaruh negative
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini tertarik
Daerah (PAD)?
(PAD)?
sebagai berikut :
Daerah (PAD).
berikut :
1. Manfaat Teoritis
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi
TINJAUAN PUSTAKA
dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD
Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri
pajak daerah, retribusi daerah, laba dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan
pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Sedangkan menurut Rahman (2005)
yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
Asli Daerah dapat bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. dalam hal ini PAD
lain-lain yang sah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, jasa
giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
yang mempengaruhi. Menurut Wihana Kirana (2002) dalam (Murib et al, 2016)
2. Pengingkatan Cakupan
3. Perkembangan PDRB
4. Pertumbuhan Penduduk
5. Tingkat Inflasi
6. Pembangunan Baru
pendapatan daerah.
2.1.2 Retribusi Daerah
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atas pelayanan dan penggunaan fasilitas-
Mursyidi (2009) dalam (Nursali, 2017) retribusi dipungut oleh pemerintah daerah
karena pemberian ijin atau jasa kepada orang pribadi atau badan. Retribusi
menurut Sihaan (2010) dalam (Nursali, 2017) adalah pembayaran wajib dari
penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara
Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan
terakhir diubah dengan UU No. 28 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Retribusi
daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
Kab/Kota dapat dilihat dari pos PAD dalam Laporan Realisasi APBD.
manfaat harus sama dengan nilai manfaat yang diterimanya. Untuk menilai
yang dapat diukur besarnya, kemudian menerapkan nilai rupiahnya dengan cara
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 8 ayat 2 dan
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 108 ayat 2-4, ada tiga jenis retribusi
daerah yaitu :
Adapun rincian dari jenis retribusi di atas menurut Undang Undang Nomor
catatan sipil
d. Retribusi terminal
jenis retribusi jasa umum dan retribusi perizinan tertentu untuk daerah provinsi
penetapam jenis retribusi jasa usaha daerah provinsi dan kabupaten/kota juga
rata-rata penduduk suatu negara atau daerah pada satu periode tertentu yang pada
berikut :
kemakmuran.
keputusan ekonomi.
daerah tersebut. Untuk menghitung PDRB ada tiga pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu :
1. Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
c. Industri pengolahan.
e. Konstruksi.
2. Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi
pada suatu negara dalam jangka waktu tertentu yang biasanya satu tahun.
Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal
lainnya. Dalam hal ini juga mencakup penyusutan dan pajak tidak
3. Pendekatan Pengeluaran
d. Perubahan inventory.
Sehingga jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir
yang dihasilkan dan harus sama juga dengan jumlah pendapatan untuk faktor-
faktor produksi. PDRB yang dihitung dengan cara ini disebut PDRB atas dasar
harga pasar karena di dalamnya sudak termasuk pajak tak langsung netto.
Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap (BPS, 2013). Sedangkan
menurut Said (2012) dalam (Oktaviani, 2021) penduduk adalah jumlah orang
yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil
tinggal di Indonesia. Jumlah penduduk inilah yang menjadi salah satu faktor
kenaikan pada penawaran tenaga kerja dan begitupun sebaliknya (Malik (2016)
dalam (Lestari & Hariani, 2020)). Begitupun yang dikemukakan oleh Adriyani &
peningkatan produksi. Hal ini berakibat pada perluasan usaha dan pendirian usaha
baru pada sektor produksi yang akan meningkatkan jumlah penduduk angkatan
meningkat.
banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah negara. Penduduk suatu negara
dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok penduduk usia kerja (tenaga
kerja) dan kelompok penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (tenaga
penduduk bukan usia kerja adalah mereka yang berumur 0 hingga 14 tahun dan
Jumlah penduduk ini merupakan faktor yang sangat penting dan menarik
perhatian para pakar ekonomi karena penduduk merupakan sumber tenaga kerja,
human recource, di samping sebagai faktor produksi skill. Suatu wilayah yang
modalnya dengan efisien meskipun jumlah yang diterima setiap oorang sangat
kecil karena jumlah penduduknya terlalu banyak (Rosyidi, 2002 dalam (Batik,
2013).
I Putu Agus Sudarma & Gede Mertha Sudiartha (2020) meneliti mengenai
Pengaruh Retribusi Daerah dan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Daerah sebagai variabel dependen serta retribusi dan pajak daerah sebagai
variabel independen terhadap Pendapatan asli Daerah (PAD). Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa retribusi dan pajak daerah secara individu maupun
Daerah (PAD).
Pendapatan Asli Daerah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel dependen serta penerimaan pajak daerah
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif penerimaan pajak
Alfandy Ferry Igir, Josep Bintang Kalangi & George M.V Kawung (2018)
dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least squares). Dari penelitian ini
pendapatan perkapita dan belanja daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah
ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini
Utlum Nimiangge, Daisy S.M Engka & George M.V Kawung (2021)
sebagai variabel dependen dan pendapatan perkapita, pajak daerah, serta jumlah
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS for Windows
dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai variabel
jumlah objek wisata dan jumlah penduduk. Untuk mengetahui keterkaita antar
variabel, penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Dari
penelitian ini, didapatkan hasil bahwa jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah
objek wisata tidak memiliki pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dalam penelitian ini yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai variabel
variabel independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Asli Daerah, dan jumlah penduduk tidak berpengaruh dan signifikan terhadap
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Analisis
1 Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Retribusi
berganda. Daerah.
3.Retribusi
daerah dan
pajak daerah
secara simultan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah.
2 Analisis Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Pajak daerah
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
peningkatan
Pendapatan Asli
Daerah.
3 Analisis Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Pendapatan
squares) Selatan
3.Pendapatan
parkapita dan
belanja daerah
secara bersama-
sama
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah
Kabupaten
Minahasa
Selatan
4 Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Pendapatam
Nabire Selatan
Papua tahun
2004-2013.
3. Jumlah
penduduk
berpengaruh
positif terhadap
Pendapatan Asli
Daerah di
Kabupaten
Nabire Selatan
Papua tahun
2004-2013.
4.Pendapatan
perkapita,
jumlah
perusahaan dan
jumlah
penduduk
memiliki
pengaruh secara
bersama-sama
atau simultan
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah di
Kabupaten
Nabire.
5 Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Pendapatan
menggunakan berpengaruh
program SPSS terhadap
ver.16. Daerah.
4.Pendapatan
perkapita,
jumlah
perusahaan dan
jumlah
penduduk secara
bersama-sama
atau simultan
berpengaruh
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah.
6 Analisis Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Jumlah
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah
4.Jumlah
kunjungan
wisatawan,
jumlah objek
wisata dan
jumlah
penduduk secara
bersama-sama
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah.
7 Pengaruh Untuk Variabel yang 1.Pengeluaran
3.Jumlah
penduduk tidak
berpengaruh dan
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli
Daerah.
Sumber : disarikan dari berbagai jurnal
yaitu retribusi daerah (X1), pendapatan perkapita (X2), dan jumlah penduduk (X3)
maupun terpisah. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
Retribusi Daerah
(X1)
H1
Jumlah Penduduk
(X3)
2.4 Hipotesis
Mengacu pada landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
variabel, konsep, atau fenomena. Kita dapat meneliti setiap anggota populasi
Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka dapat dikatakan
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Jika populasi tersebut besar,
dalam populasi tersebut karena beberapa kendala yang akan dihadapi nantinya
seperti keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu perlu diambil
sampel dari populasi tersebut. Kemudian apa yang dipelajari dari sampel
untuk populasi. Namun sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
realisasi APBD tahun 2016-2019 (data diperoleh dari BPKAD Provinsi Jawa
Tengah) dan memiliki data jumlah penduduk tahun 2016-2019 (data diperoleh
berbentu apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
sekelompok objek yang diteliti dan memiliki variasi antara satu objek dengan
objek yang lain. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variiabel yaitu
akibat dari adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam
lain. Dengan kata lain variabel inilah yang menjadi penyebab terjadinya
Penelitian
1 Pendapatan Pendapatan Asli Daerah PAD = Pajak Daerah
undangan. Sah
2 Retribusi Retribusi daerah adalah Retribusi Daerah =
satu tahun.
4 Jumlah Jumlah penduduk adalah Jumlah Penduduk =
negara. Perempuan
sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
penelitian objek.
Objek dari penelitian ini adalah data dasar BPS (Badan Pusat Statistik)
Provinsi Jawa Tengah dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset
pada waktu berurutan (time series) tahun 2016-2019 yang kemudian dilakukan
yang mendalam , catatan lapangan dan cara-cara lain untuk mudah dipahami
sehingga temuan tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
metode yang bukan dalam bentuk angka. Dalam pengujian variabel dependen
dan variabel independen, penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
pengolahan data.
deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, maksimum, minimum dan
standar deviasi.
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan
Uji Normalitas
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05. Apabila
sebaliknya jika nalai probabilitas < 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi
tidak normal.
Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolonieritas digunakan untuk mengukur
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang
yang lain dalam satu model. Uji multikolineariatas merupakan syarat untuk
menguji semua uji hipotesisr regresi. Uji ini digunakan dalam analisis
nilai VIF dan koefisien antar variabel bebas. Untuk melihat adanya
multikolinearitas apabila nilai VIF kurang dari 10 dalam model, maka model
Uji Heteroskedastisitas
mengenai sama atau tidaknya varian residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lainnya. Jika residual memiliki varian yang sama maka telah
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
tersebut menjadi tidak layak untuk diprediksi. Salah satu metode pengujian
3. Jika dl < dw <dl atau 4-du < dw < 4dl artinya tidak ada kepastian atau
terhadap variabel yang lain. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan
lebih dari satu variabel independen disebut regresi linier berganda. Model ini
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3
Keterangan :
a = Konstanta
x1 = Retribusi daerah
x2 = Pendapatan perkapita
x3 = Jumlah penduduk
0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 R S-1. Pada umumnya sampel
Square cukup tinggi ( di atas 0,5) sedangkan sampel dengan data item tertentu
maupun Adjusted R Square agak rendah (di bawah 0,5) , namun tidak
1. Apabila nilai thitung > dari nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang
2. Apabila nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel dependen.