Anda di halaman 1dari 20

MODUL BIMBINGAN TEKNIS

Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga


pada Satuan Pendidikan
(Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota)

PELAKSANAAN
PERTEMUAN WALI KELAS
DENGAN ORANG
TUA/WALI

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2017
MODUL BIMBINGAN TEKNIS
Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga
pada Satuan Pendidikan
(Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota)

PELAKSANAAN
PERTEMUAN WALI KELAS
DENGAN ORANG
TUA/WALI

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini

ii
dan
Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2017
Tim Penyusun Modul Bimbingan Teknis
Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan:
PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI

Pengarah
Sukiman, Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
Palupi Raraswati, Kasubdit Pendidikan Orang Tua
Eko Budi Hartanto, Kasubdit Kemitraan

Tim Penyusun
Agus Mohamad Solihin, Kasi Sumber Belajar Orang
Tua Suradi, Kasi Pendampingan Pembelajaran Orang
Tua Adi Irawan, Kasi Kemitraan dengan Satuan
Pendidikan I Budi Prasetyo, Kasi Kemitraan dengan
Masyarakat
Sri Lestari Yuniarti
Mohamad Roland Zakaria
Lilis Hayati

Tim Pendukung
Nugroho Eko Prasetyo
Anom Haryo Bimo
Surya Nilasari
Reza Oklavian

Desain Sampul dan Tata Letak


Larasati Paramita
Renita Della Anggraini

Narahubung
Surel: sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
Laman: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
(021) 2520006

Sila hubungi salah satu kanal informasi di atas


untuk memberikan masukan dan pengayaan atas materi ini
Modul ini merupakan acuan dalam pelaksanaan
bimbingan teknis penguatan penyelenggaraan pendidikan
keluarga
pada satuan pendidikan tingkat kabupaten/kota.
Namun demikian, narasumber, fasilitator, dan penyelenggara dapat
mengembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan tanpa
mengurangi esensinya.

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................iv
KATA PENGANTAR.....................................................................vi
A.PENDAHULUAN........................................................................1
B.TUJUAN.....................................................................................1
C. HASIL YANG DICAPAI..............................................................2
D.PERTANYAAN KUNCI...............................................................2
E.....................................................................PETUNJUK UMUM.
3
F.METODE....................................................................................3
G.SUMBER, BAHAN DAN MEDIA...............................................3
H.WAKTU......................................................................................4
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN.............................................4
J. BAHAN BACAAN......................................................................6
KATA PENGANTAR

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi


peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut, diperlukan kemitraan yang kuat antara keluarga,
satuan pendidikan, dan masyarakat (tri sentra pendidikan). Sehingga
terbentuk ekosistem yang mendukung lingkungan pendidikan yang
kondusif bagi ruang belajar anak.

Didorong oleh semangat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang


selaras dan harmoni tersebut, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga, di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas).

Tugas Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga sebagaimana


diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
11 Tahun 2015 adalah melakukan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan pendidikan keluarga. Sedangkan
fungsinya adalah terkait dengan perumusan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran,
sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; peningkatan
kualitas pendidikan karakter anak dan remaja; fasilitasi sumber
belajar dan pendanaan pendidikan keluarga; fasilitasi penjaminan
mutu pendidikan keluarga; penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria (NSPK) di bidang pendampingan pembelajaran, sumber
belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; serta pemberian
bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan keluarga.

Pada tingkat satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan


mempunyai peran yang sangat strategis untuk membangun komitmen
secara internal dan menjalin kemitraan dengan keluarga (orang
tua/wali murid), serta masyarakat guna mewujudkan ekosistem
pendidikan yang baik.
vi
Pada tahun anggaran 2015, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan
keluarga bagi 5.000 satuan pendidikan di 100 kabupaten/kota.
Sedangkan pada tahun 2016 menyelenggarakan bimbingan teknis bagi
6000 satuan pendidikan di 100 kabupaten/kota (sasaran tahun 2015)
dan bagi 3.600 satuan pendidikan di 60 kabupaten/kota (sasaran
tahun 2016).

Sebagai kelanjutan program pendidikan keluarga di satuan


pendidikan, pada tahun anggaran 2017, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga menyelenggarakan bimbingan teknis
penyelenggaraan pendidikan keluarga bagi 3.600 satuan pendidikan
di 60 kabupaten/kota (sasaran tahun 2016 ) dan bagi 4.000 satuan
pendidikan di 80 kabupaten/kota (sasaran tahun 2017).

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan bimbingan teknis


tersebut, disusunlah modul bimbingan teknis penyelenggaraan
pendidikan keluarga sebagai acuan bagi penyelenggara, narasumber,
dan fasilitator pusat maupun daerah. Modul ini dirancang dengan
metode pendekatan pembelajaran partisipatif yang melibatkan
peserta secara aktif dalam setiap sesi penyampaian materi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada tim yang sudah menyusun


modul bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga, semoga
memberi manfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Maret 2017


Direktur,

Dr. Sukiman, M.Pd


NIP. 196006151981021001
Pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali merupakan
hal penting dalam mendukung keberhasilan belajar peserta didik.
Pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali diharapkan
sudah dimulai pada hari pertama masuk sekolah. Hari pertama
masuk sekolah merupakan waktu yang sangat penting sebagai awal
menjalin kemitraan antara sekolah dengan orang tua/wali peserta
didik. Orang tua/wali dapat berkenalan dengan wali kelas dan
menyampaikan harapan-harapannya kepada sekolah. Sebaliknya sekolah
dapat menyampaikan program-programnya sehingga orang tua/wali
memahami dengan baik program sekolah dan hal-hal yang dapat
dilakukan orang tua dalam mendukung keberhasilan belajar siswa.

Tujuan umum dari sesi ini adalah peserta mampu memahami dan
menum- buhkan kesadaran akan pentingnya pertemuan wali kelas
dengan orang tua/wali. Setelah mengikuti sesi ini, para peserta
diharapkan mampu:
1. memahami pentingnya pertemuan wali kelas dengan orang
tua/wali;
2. memahami pentingnya hari pertama masuk sekolah;
3. memahami apa saja yang perlu dipersiapkan pada hari pertama
masuk sekolah;
4. memahami bagaimana mengelola hari pertama masuk sekolah;
5. mengevaluasi pelaksanaan hari pertama masuk sekolah;
6. mengevaluasi pelaksanaan pertemuan wali kelas dengan orang tua/
wali (pertemuan lanjutan);
7. adanya rekomendasi untuk meningkatkan mutu pelaksanaan per-
temuan wali kelas dengan orang tua/wali

1
Hasil yang ingin dicapai dari sesi ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya pemahaman akan pentingnya pertemuan wali kelas
dengan orang tua/wali;
2. Adanya pemahaman akan pentingnya hari pertama masuk
sekolah;
3. Adanya pemahaman akan apa saja yang perlu dipersiapkan pada
hari pertama masuk sekolah;
4. Adanya pemahaman akan bagaimana mengelola hari pertama
masuk sekolah;
5. Adanya evaluasi pelaksanaan hari pertama masuk sekolah;
6. Adanya evaluasi pelaksanaan pertemuan wali kelas dengan
orang tua/wali (pertemuan lanjutan);
7. Adanya rekomendasi peningkatan mutu pelaksanaan pertemuan
wali kelas dengan orang tua/wali lanjutan.

Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegia-


tan dalam sesi ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan pertemuan wali kelas dengan orang
tua/ wali?
2. Berapa kali dalam setahun sebaiknya pertemuan tersebut
dilakukan?
3. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut?
4. Apa yang dimaksud dengan hari pertama masuk sekolah?
5. Bagaimana pengalaman menyelenggarakan hari pertama masuk
seko- lah yang dilakukan oleh peserta?
6. Mengapa hari pertama masuk sekolah penting?
7. Siapa unsur yang terlibat pada hari pertama masuk sekolah?
8. Dimana hari pertama masuk sekolah dilaksanakan?
9. Kapan Hari pertama masuk sekolah dilaksanakan?
10. Bagaimana cara mengevaluasi pelaksanaan hari pertama
masuk sekolah?
11. Aspek apa yang dapat ditingkatkan dalam pelaksanaan
hari pertama masuk sekolah dan pertemuan wali kelas
dengan orang tua/wali?

Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut beberapa
petunjuk umum:
1. Fasilitator berperan memfasilitasi proses pembelajaran peserta
2. Fasilitator berperan aktif untuk menciptakan atmosfer belajar
yang aktif partisipatif
3. Fasilitator bekerja sama dengan Co-Fasilitator dalam proses
belajar peserta
4. Fasilitator mengatur peserta duduk dalam kelompok-kelompok, disa-
rankan menggunakan format V/U
5. Fasilitator menyiapkan bahan presentasi tentang pertemuan
wali kelas dengan orang tua/wali
6. Fasilitator melakukan penguatan di setiap akhir sesi

F. METODE

Metode yang digunakan pada sesi ini adalah:


1. Diskusi
2. Golden Moments
3. Ceramah
4. Tanya Jawab

4
G. SUMBER, BAHAN DAN MEDIA

1. Presentasi pelaksanaan pertemuan wali kelas dengan orang


tua/wali
2. Daftar pertanyaan untuk diskusi terkait dengan pertemuan
wali kelas dengan orang tua/wali
3. ATK: kertas plano, spidol, pena, post-it berwarna, kertas
catatan, penempel kertas, lem, dan gunting
4. Proyektor LCD;
5. Laptop atau personal computer untuk presentasi
6. Layar proyektor

H. WAKTU

Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 60 menit. Rincian


alo- kasi waktu dapat dilihat pada langkah-langkah kegiatan.

I. LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN

PENGANTAR ( 5 menit )

1. Fasilitator mengucapkan salam dan memperkenalkan diri (1 menit)


2. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer (3 menit)
3. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang
di- harapkan dari sesi ini (1 menit)
APLIKASI ( 30 menit )

Kegiatan:
Diskusi Kelompok Tentang Pertemuan Wali Kelas dengan Orang
Tua/Wali Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok (sesuaikan
dengan jumlah peserta) dengan desain duduk melingkar ( 2 menit
)
1. Fasilitator menyiapkan kertas plano/ flipchart ( 1 menit )
2. Fasilitator membagikan kertas post it pada setiap peserta ( 1 menit
)
3. Fasilitator melemparkan pertanyaan pertama tentang
pengalaman yang paling berkesan (golden moment) pada saat
pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali ( 1 menit )
4. Fasilitator mempersilakan peserta untuk menuliskan golden moment
pada hari pertama masuk sekolah di kertas post it yang telah
diberikan oleh fasilitator ( 1 menit )
5. Fasilitator mempersilakan peserta untuk menempelkan jawaban
peserta pada kertas plano/post it ( 1 menit )
6. Fasilitator mengklasifikasikan jawaban-jawaban peserta pada
jawaban-jawaban yang memiliki kesamaan ( 1 menit )
7. Fasilitator membuat kesimpulan atas jawaban peserta ( 2 menit
)
8. Fasilitator melemparkan pertanyaan kedua tentang apa yang
dapat dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali ( 1
menit )
9. Peserta merumuskan peningkatan mutu pelaksanaan pertemuan wali
kelas dengan orang tua/wali ( 10 menit )
10. Peserta melakukan presentasi atas hasil diskusi
kelompoknya ( 9 menit )

REFLEKSI ( 15 menit )

1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada masing-masing


kelompok untuk menyampaikan refleksi mengenai pertemuan wali
kelas dengan orang tua/wali berdasarkan gambar yang telah
dibuat ( 12 menit )
2. Fasilitator memberikan penguatan. ( 3 menit )

5
PENGUATAN NARASUMBER ( 10 menit )

1. Fasilitator berubah fungsi menjadi narasumber untuk


memberikan penjelasan tentang pertemuan wali kelas dengan
orang tua/wali;
( 5 menit )
2. Narasumber membuka sesi tanya jawab ( 5 menit )

PENGUATAN MANDIRI

Fasilitator mendorong peserta untuk membaca bahan-bahan bacaan


lainnya khususnya di laman sahabat keluarga.
6

@ShbKeluarga

Sahabat Keluarga

Sahabatkeluarga

Anda mungkin juga menyukai