BAB VTeori-Teori Psikologi Perkembangan
BAB VTeori-Teori Psikologi Perkembangan
1
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, (Bandung : PT Refika Aditama, 2013)
Kontrol tingkah laku yang dilakukan oleh super ego berlangsung efektif, tidak lagi
harus mendapat bantuan kontril dari lingkungan.
- Pemindahan atau sublimasi
Mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam bidang seni, budaya dan lainnya.
- Identifikasi
2. Teori Psikososial Erik Erikson
Erik erikson meluncurkan kritikan terhadap teori perkembangan yang dikemukakan
oleh Sigmund Freud. Menurut Erikson ada beberapa kekeliruan dalam menilai sejumlah
dimensi penting dari perkembangan manusia. Menurut Erikson individu berkembang
melalui tahap psikososial bukan psikoseksual seperti yang dikemukakan Freud. Erikson
berpendapat bahwa motivasi utama manusia bersifat sosial bukan seksual. Menurut
Erikson perubahan dalam perkembangan berlangsung seumur hidup, sementara menurut
Freud kepribadian kita terbentuk dalam lima tahun pertama kehidupan. Tahapan
perkembangan menurut Erik Erikson adalah sebagai berikut :
- Kepercayaan vs ketidakpercayaan (satu tahun pertama kehidupan)
Tahap pertama dari perkembangan psikoseksual Erikson yang dialami dalam satu tahun
pertama kehidupan. Di masa bayi kepercayaan akan menentukan landasan ekspetasi
seumur hidup bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.
- Otonomi vs Rasa malu dan ragu-ragu (1-3 tahun)
Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuhnya, bayi mulai menemukan bahwa
perilaku mereka adalah keputusan mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa
kemandirian atau otonominya. Jika pada tahap ini bayi terlaly banyak dibatasi dan
dihukum terlalu keras, mereka cenderun mengembangkan rasa malu dan ragu-ragu.
- Perkasa vs rasa bersalah (3-5 tahun)
Tahap ini belangsung selama masa pra sekolah. Ketika anak-anak prasekolah mulai
memasuki dunia sosial yang luas, mereka dihadapkan pada tantangan-tantangan baru
yang menuntut untuk mengembangkan perilaku aktif dan bertujuan. Pada masa ini anak
diharapkan mampu bertanggungjawab terhadap tubuh, perilaku, mainan, dan hewan.
Perasaab bersalah dapat muncul apabila anak tidak bertanggung jawab dan menjadi
sangat cemas.
- Semangat vs rendah diri (6-pubertas)
Masa ini berlangung pada masa sekolah dasar. Prakasa anak-anak membawa mereka
terlibat dalam kontak dengan pengalaman-pengalaman baru yang kaya. Ketika mereka
beralih ke masa kanak-kanak pertengahan dan akhir, mereka mengerahkan energinya
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual. Tidak ada saat lain yang
lebih penuh semangat dibandingkan pada akhir periode pengembangan imajinasi pada
masa kanak-kanak awal. Bahaya yang dihadapi pada masa ini yaitu anak dapat
mengembangkan rasa rendah diri, merasa tidak kompeten.
- Identitas vs kebingungan indentitas (10-20 tahun)
Masa ini terjadi pada usia remaja, dimana individu dihadapkan pada tantangan untuk
menemukan siapa dirinya, bagaimana nantinya, dan arah mana yang mereka akan
tempuh. Jika mereka menjajaki peran-peran barunya dengan cara yang sehat dan sampai
pada satu jalur yang positif untuk diikuti dalam kehidupan, maka identitas positif akan
dicapai, tetapi juga sebaliknya.
- Keakraban vs keterkucilan (20-30 tahun)
Masa ini terjadi pada masa dewasa awal. Di masa ini individu menghadapi tugas
perkembangan yang berkaitan dengan pembentukan relasi akrab dengan orang lain. Jika
seorang individu membentuk persahabatan yang sehat dan sebuah relasi yang akrab
dapat terjalin, maka kearaban akan tercapai. Namun juga sebaliknya.
- Generativitas vs stagnasi (40-50 tahun)
Tahap ini berlangsung pada masa dewasa menengah. Persoalan yang dihadapi individu
di masa ini adalah membantu generasi muda untuk mengembangkan dan mengarahkan
kehidupan yang berguna. Perasaan bahwa belum sempat menolong akan menimbulkan
stagnasi.
- Integritas vs keputusasaan (60 tahun keatas)
Tahap ini berlangsung pada masa dewasa akhir. Selama berada pada pada tahap ini,
seseorang berusaha merefleksikan kehidupannya di masa lalu. Melalui banyak rute yang
berbeda, individu yang telah lanjut usia dapat mengembangkan pandangan positif
mengenai sebagian besar atau semua tahap perkembangan sebelumnya. Jika individu
yang mengembangkan pandangan positif terhadap tahap perkembangan masa lalunya,
individu tersebut merasa puas terhadap tahapan perkembangan yang dilaluinya, hal
tersebut menumbuhkan integritas. Sebaliknya, jika individu mengembangkan
pandangan negative, cenderung akan menumbuhkan perasaan bersalah atau
keputusasaan.
3. Teori kognitif
Jean Piaget menyatakan bahwa anak-anak secara aktif membangun pemahaman
mengenai dunia melalui empat tahap perkembangan kognitif. Usaha secara kognitif
untuk membangun pemahaman mengenai dunianya melibatkan dua proses, yaitu
organisasi dan adaptasi. Piaget berpendapat bahwa ada empat tahap perkembangan yang
kita lalui ketika memhami dunia. Setiap tahap perkembangan memiliki kaitannya
dengan usia dan mengandung cara berpikir tertentu.
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Ini merupakan tahap pertama menurut piaget. Dalam tahap ini, bayi membangun
pemahaman mengenai dunianya dengan mengoordinasikan pengalaman-pengalaman
sensoris dengan tindakan-tindakan fisik dan motorik.
b. Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
Dalam tahap ini, anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak dapat melakukan operasi yang melibatkan objek-objek dan juga
dapat bernalar secara logis, sejauh hal itu diterapkan dengan contoh-contoh yang
konkrit.
d. Tahap operasional formal (11-dewasa)
Pada tahap ini, individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir
secara abstrak dan lebih logis. Pada usia ini dapat mengembangkan gambaran mengenai
keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir mengenai konsep orangtua yang ideal dan
membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal. Mereka mulai menciptakan
strategi-strategi untuk di masa depan dan kagum terhadap hal-hal yang mereka lakukan.
Dalam aspek memecahkan masalah, mereka dapat bekerja secara lebih sistematis
dengan mengembangkan hipotesis mengenai sesuatu terjadi seperti itu, kemudian
menguji hiptesis tersebut.
4. Teori ekologi
Teori ekologi memberikan pengaruh besar dalam pemahaman mengenai perkembangan
masa hidup dicetuskan oleh Urie Bronfrenbrenner. Teori ekologi menyatakan bahwa
perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan. Teori tersebut
mengidentifikasi lima sistem lingkungan yaitu, mikrosistem, mesosistem, ekosistem,
makrosistem, dan kronosistem.
Mikrosistem adalah lingkungan tempat hidup indivdu. Konteks ini dapat
mencakup keluarga, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan sekitar. Dalam mikro
sistem ini terjadi interaksi langsung dengan agen-agen sosial, seperti orangtua, teman
sebaya, dan guru. Dalam setting ini individu tidak dipandang sebagai penerima yang
pasif, namun sebagai seseorang yang membantu membangun lingkungan.
Mesosistem teridiri dari relasi antar mikrosistem atau koneksi diantara beberapa
konteks. Seperti relasi antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah,
pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan
pengalaman bersama teman sebaya.
Ekosistem berkaitan antara lingkungan sosial dimana individu tidak memiliki
peran aktif dan konteks individu sendiri. Seperti pengalaman seorang Anak dirumah
dipengaruhi oleh pengalaman Ayah di tempat kerjanya. Ayah memperoleh kenaikan
jabatan yang menuntutnya untuk lebih banyak berpergian, sehingga mungkin dapat
meningkatkan konflik dengan istrinya dan mengubah pola interaksi dengan anak.
Makrosistem adalah budaya tempat individu hidup.
Kronosistem adalah pola peristiwa lingkungan dan transisi dari rangkaian
kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris.
5. Teori Etologi
Teori etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologis. Berkaitan
dengan evolusi, ditandai dengan periode kritis atau sensitive. Periode ini merupakan
jangkan waktu spesifik, menurut para ahli etologi ada atau tidaknya pengalaman tertentu
akan memiliki dampak jangka panjang bagi individu.
Ahli etologi dari Eropa bernama Konrad Lorenz, telah berhasil mengangkat
etologi menjadi sebuah teori yang penting. Konrad Lorenz melakukan eksperimen
dengan objek induk dan telur angsa yang baru menetas. Lorenz memisahkan telur-telur
angsa yang baru menetas kedalam dua kelompok. Kelompok pertama ia kembalikan
kepada induk angsa untuk dierami, kelompok kedua disimpan diinkubator. Sesaat
setelah menetas telur yang dierami oleh induknya mengikuti induk angsa kemanapun
pergi, sementara telur yang dietaskan di incubator mengikuti Lorenz kemanapun pergi.
Lorenz menyebut proses ini sebagai imprinting suatu proses belajar yang cepat dan
naluriah yang melibatkan kelekatan kepada objek yang bergerak pertama kali dilihat.
Menurut Bowlby, kelekatan kepada pengasuh selama tahun pertama kehidupan
memiliki konsekuensi penting bagi keseluruhan msa hidup seseorang.
E. Rangkuman
1. Teori psikoanalitis Freud. Menurut teori psikoanalitis lima tahun pertama kehidupan
sangat menentukan perkembangan fase kehidupan berikutnya. Fase perkembangan
menurut psikoanalitis yaitu, Fase oral (Tahun pertama kehidupan), fase anal (1-3 tahun),
fase falik (3-6 tahun), fase late, dan fase genita.
2. Teori psikososial Erik Erikson. Menurut Erikson tahap perkembangan ada delapan
yaitu, kepercayaan vs ketidakpercayaan (0-1 tahun), otonomi vs rasa malu (1-3 tahun),
prakasa vs rasa bersalah (3-5 tahun), semangat vs rasa rendah diri (6-pubertas), identitas
vs kebingungan (10-20 tahun), keakraban vs keterkucian (20-30 tahun), generativitas vs
stagnansi (40-50 tahun), dan integritas vs putus asa (> 60).
3. Teori Ekologi Teori ekologi menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan
pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan. Teori tersebut mengidentifikasi lima sistem
lingkungan yaitu, mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
4. Teori ekosistem
Teori etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologis. Berkaitan
dengan evolusi, ditandai dengan periode kritis atau sensitive. Periode ini merupakan
jangkan waktu spesifik, menurut para ahli etologi ada atau tidaknya pengalaman tertentu
akan memiliki dampak jangka panjang bagi individu.
F. Tes Formatif
1. Jelaskan tahapan perkembangan dari perspektif psikoanalisa freuid ?
2. Jelaskan teori perkembangan psikoanalisa ?
3. Jelaskan teori perkembangan kognitif ?
4. Jelaskan teori perkembangan ekologi ?
5. Jelaskan teori perkembangan etologi ?
G. Kata-Kata Kunci
Psikoanalitis Freud, Psikososial Erikson, perkembangan kognitif, ekologi, dan etiologi.