Disusun Oleh
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyusun Laporan tentang “Analisa pengelolaan sampah pasar
kedunggede” tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan tugas mata kuliah
“Kerja Praktek”. Laporan ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami
arti dari Kerja Praktek, semoga laporan ini dapat berguna untuk mahasiswa pada
umumnya.
1. Bapak Dr., Ir. Supriyanto.,M.P. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Teknologi Pelita Bangsa
2. Bapak Dodit Ardiatma.S.T., M.Sc selaku Kepala Program Studi
Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.
3. Ibu Putri Anggun Sari. S.Pt, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
Akademik Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.
4. Ibu Tyas Ismi Trialfhianty, S.Pi., M.Sc, selaku Dosen Penguji.
5. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, semangat dan
dukungan baik dalam bentuk moral maupun materi.
6. Teman-teman Teknik Lingkungan STT Pelita bangsa angkatan 2015
Saya sebagai penulis menyadari Tugas Kerja Praktek ini masih jauh dari
kata baik dan benar ,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
laporan yang baik dan benar Tugas ini. Dan penulis meminta ma’af yang sebesar-
besarnya apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Tugas Kerja
Praktek ini, akhirnya penulis berpesan semoga Tugas Kerja Praktek ini
bermanfaat bagi semua kalangan.
Bekasi, 08 Juli 2019
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
v
2.9. Bahaya yang di timbulkan sampah..................................................16
4.2 Lokasi...........................................................................................26
6.1 Kesimpulan...................................................................................44
6.2 Saran.............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.6 Manfaat KP
1.6.1 Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang sampah organik di pasar.
b. Mendapatkan Gambaran yang nyata tentang pengelolaan sampah .
c. Mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dari dosen.
1.6.2 Bagi Program Studi Teknik Lingkungan
a. Dapat digunakan sebagai acuan, pertimbangan dan sekaligus evaluasi.
b. Memperoleh masukan yang positif untuk dapat di tetapkan di prodi TL.
c. Bisa bermanfaat untuk mahasiswa lainnya.
1.6.3 Bagi Instansi
a. Berharap penelitian ini bisa bermanfaat untuk pedagang dan pembeli.
b. Upaya pengendalian pencemaran lingkungan pasar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Sampah rumah tangga;
Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
c. Sampah spesifik.
Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi
a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. Sampah yang timbul akibat bencana;
d. Puing bongkaran bangunan;
e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. Sampah yang timbul secara tidak periodik.
5
a. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai
dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan seringkali
menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat
pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
b. Rubbish, terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misalnya, daun
kering, karet, dan sebagainya.
2. Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misalnya
kaca, kaleng, dan sebagainya.
3. Ashes, semua sisa pembakaran dari industri.
4. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin
atau manusia.
5. Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya)
yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
6. House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya, garbage, ashes,
rubbish) yang berasal dari perumahan.
7. Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan.
8. Demolision waste atau construction waste, berasal dari hasil sisa-sisa
pembangunan gedung, seperti tanah, batu, dan kayu.
9. Sampah industi, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.
10. Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya
berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan cair.
11. Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus
seperti kaleng dan zat radioaktif
6
2.3 Sumber Sampah
7
berfungsi untuk untuk mengurangi penguapan dan penghambatan pertumbuhan
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang. ( Ikbal Maulana, 2015).
kantor pemerintah dan swasta biasanya tersiri dari kertas, alat tulis
menulis, toner foto copy, pita printer, kotak tnta printer, baterai, bahan kimia dari
laboratorium, pita mesin ketik, klise foto, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah
bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan
khusus karena berbahaya dan beracun. ( Ikbal Maulana, 2015).
8
2.4 Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual dan pembeli
termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya
dengan membayar restribusi Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan
transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang masuk ke
pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar main saja
atau ingin berjumpa dengan seseorang guna mendapatkan informasi tentang
sesuatu (DEPKES. RI, 1993).
Pasar Tradisional adalah tempat terjadinya transaksi jual beli antara pembeli
dan penjual dengan karakteristik:
a. Adanya proses tawar menawar
b. Kuantitas pembelian dapat disesuaikan dengan keinginan pembeli; dan
c. Komoditas yang diperdagangkan adalah milik pedagang ( Kementrian
Perdagangan RI, 2011).
Pasar Tradisional, yang selanjutnya disebut Pasar adalah pasar yang dibangun
dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar (Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor : 04/M-DAG/PER/1/2010
Pasal 1, ayat 5)
Menurut (Kementrian Perdagangan RI, 2011).Pasar tradisional mempunyai
fungsi yang strategis, yaitu:
1. Kontribusi ekonomi;
2. Penciptaan lapangan pekerjaan;
3. Peneningkatan kesejahteraan masyarakat;
4. Pemberdayaan usaha kecil, mikro dan menengah;
5. Indikator kestabilan harga dan inflasi Nasional;
6. Pendapatan asli daerah (PAD); dan
7. Penguatan nilai sosial budaya Indonesia melalui aktivitas perdagangan
9
Pasar selain mempunyai peranan dalam aktivitas ekonomi ternyata juga
mempunyai peranan dalam aktivitas sosial. Pasar pada prinsipnya adalah tempat
dimana para penjual dan pembeli bertemu. Tetapi apabila pasar telah
terselenggara dalam arti para pembeli dan penjual sudah bertemu serta barang
barang kebutuhan sudah disebarluaskan maka pasar memperlihatkan peranannya
bukan hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi tetapi juga sebagai pusat
kebudayaan. Pasar dilihat dari segi pengertian ekonomi ialah suatu tempat
menetap yang penduduknya terutama hidup dari perdagangan dari pada pertanian
(Depdikbud. RI, 1990).
10
2. Sampah yang tidak seragam/ campuran bersumber dari pasar/tempat-
tempat umum, rumah tangga pertanian dan lainnya. Berdasarkan
bentuknya sampah adatiga macam, yaitu:
a. Sampah padat (solid) misalnya daun, kertas, karton, sisabangunan,
plastik, ban bekas;
b. Sampah berbentuk cair;
c. Sampah berbentuk gas
11
(3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan;
(4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat,
kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas
pengangkut sampah
(5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit
(6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m
dariangunan pasar, dan
(7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.
12
pertimbangan lingkungan lainnya dan juga mempertimbangkan sikap masyarakat.
(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Pedoman, 1987: 30).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan sampah adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Dari definisi di atas maka tampak bahwa
unsur- unsur pokok utama dalam pengelolaan sampah, sehingga kita dapat
memecahkan masalah secara efisien, unsur- unsur tersebut yaitu: penimbulan,
penyimpanan, pengumpulan dan pengangkutan serta pengolahan dan pembuangan
sampah. Tetapi dalam pelaksanaannya akan mencakup beberapa tahap yaitu:
13
Cukup untuk menampung sampah yang dihasilkan dan disesuaikan dengan
frekuensi pengumpulan nya (3 hari).
c. Syarat lokasi
Mudah dijangkau baik oleh pemakai maupun petugas pengumpul sampah.
Apabila persyaratan-persyaratan tersebut terpenuhi, maka keterlambatan
dalam pengumpulan tidak akan menimbulkan masalah yang
membahayakan masyarakat. Tetapi container tersebut perlu dibersihkan
(dicuci), apabila digunakan untuk menyimpan sampah-sampah yang telah
membusuk dan baunya sangat mengganggu.
14
sampah yang dihasilkan setiap harinya dapat ditampung terlebih dahulu agar tidak
berserakan. (Wati Hermawati, 2015).
Bila tempat pengumpul sampah tersebut berupa bak atau kontainer
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
a. Konstruksi terbuat dari bahan yang kedap air, ada tutupnya dan selalu
dalam keadaan tertutup.
b. Volume bak atau kontainer mampu menampung sampah dari pemakai
untuk tiga hari.
c. Tidak menyatu dengan perumahan terdekat.
d. Tidak ada sampah yang berserakan di sekitar bak.
e. Sampah di bak pengumpul sementara tidak boleh melebihi tiga hari untuk
kemudian diangkut ke pembuangan akhir.
f. Tidak terletak di daerah banjir.
g. Terletak tulisan anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya.
h. Jarak dari rumah yang dilayani terdekat 10 meter dan terjauh 500 meter. i.
i. Penempatan nya di daerah yang mudah dijangkau oleh kendaraan
pengangkut. (Wati Hermawati, 2015).
2.8.3 Pengangkutan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan pengangkutan langsung dari
tempat penghasil sampah ke tempat pembuangan akhir atau secara tidak langsung
dari tempat penghasil/ sumber di Tempat Penampungan Sampah Sementara
(TPSS) lalu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Alat-alat angkut sampah dari
sumber sampah atau lokasi/ tempat pengumpul sampah sementara dapat berupa:
gerobak, truk, dan bak sampah berpintu/bertutup, truk pengangkutan kontainer
dan sebagainya. Alat angkut sampah mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan logam atau melapisi bagian dalam dinding bak dan
lantai dengan logam.
b. Selesai dipakai harus dicuci.
c. Truk terbuka minimal harus ditutup dengan jala/ jaring.
15
d. Untuk petugas yang melayani bagian sampah tersebut harus
disediakanpakaian dan perlengkapan kerja seperti: pakaian khusus untuk
kerja, sarung tangan, topi, masker, sepatu, bot, sapu, cangkul dan garpu.
16
c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses
pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh
buruk sampah tersebut terhadap ternak.
d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembang biaknya serangga dan binatang pengerat sehingga dengan
demikian dapat mengurangi kepadatan populasi vektor penyakit.
e. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya
dengan sampah.
f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat, serta adanya rasa aman.
g. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya
masyarakat.
h. Keadaan lingkungan yang baik akan menhemat pengeluaran dana
kesehatan suatu negara sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk
keperluan lain.
2. Pengaruh Yang Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif
bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan
budaya masyarakat, seperti berikut.
1. Pengaruh terhadap kesehatan
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai
tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus.
b. Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena vektor
penyakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng atau pun ban
bekas yang berisi air hujan.
c. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan,
misalnya luak akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebagainya.
d. Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stres, dan
sebagainya.
2. Pengaruh terhadap lingkungan
a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
17
b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-
gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
c. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya
kebakaran yang lebih luas.
d. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
e. Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat
menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air
permukaan atau sumur dangkal.
f. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat,
seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
3. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial
budaya masyarakat setempat.
b. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat
dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
c. Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan
pihak pengelola.
d. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga
produktivitas masyarakat menurun.
e. Kegiatan perbaikan lingkungan yang akan rusak memerlukan dana yang
besar sehingga dan untuk sektor lain berkurang.
f. Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah
wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat
setempat.
g. Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun
dan tidak memiliki nilai ekonomis.
18
BAB III
Jenis metode yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah analisa, yaitu
merupakan bentuk penelitian dengan cara menguraikan fakta-fakta yang bersifat
kompleks untuk di kaji lebih lanjut, maka data yang diperoleh akan digunakan
sebagai bahan penulisan serta bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengelolaan
sampah yang berada di Pasar Kedunggede.
19
3.3 Lokasi Kerja Praktek
Lokasi pelaksanaan kerja praktek bertempat di Pasar Kedunggede yang
beralamat di Jl. Kedunggede, Kec. Kedungwaringin, Kab. Bekasi.
Gambar 2. Pasar Kedunggede Pengelolaan Sampah
20
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan Minggu Ke
No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi Pendahuluan
2 Observasi
3 wawancara
4 Study Literatur
6 Penyusunan Laporan
Sumber : Data Primer,2019
3.7 Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pengelolaan sampah pasar.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada pedagang
yang berkaitan langsung dengan objek studi, pencatatan laporan harian dan
dokumen manajemen pasar.
21
4 Minggu Pembuatan dan pemaparan laporan pengelolaan sampah
keempat di pasar serta rekomendasi untuk perusahaan
Sumber : Data Primer,2019
22
BAB IV
23
4.1.1 Rencana Kerja dan Kegiatan Pasar Kedunggede
24
4.1.4 Penataan dan Pemberdayaan
4.2 Lokasi
Pasar kedunggede terletak di Kecamatan Kedungwaringin,
Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat, dengan batas administratif:
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kedungwaringin
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bojongsari
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Labansari
Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Citarum
Pasar Kedunggede meliliki luas lahan ± 4.800 m2, yang meliputi
bangunan ruko 2.132,5 m2, jalanan dan pedagang kaki lima 2.611,5 m2,
kantor unit 20 m2, musholla 12 m2, MCK 24 m2.
25
Pasar Kedunggede terletak pada ketinggian antara 11-18 m diatas
permukaan laut dengan lokasi relative rendah serta bergelombang, berjarak
13 km dari pusat bisnis Kab.Bekasi, 6 km dari pusat kota Karawang dan
40 km dari Kota Jakarta.
26
Berikut ini beberapa alasan penting kenapa struktur organisasi harus ada
dalam setiap Instansi menurut kepala UPTD Pasar Kedunggede :
Tanggung jawab
Setiap anggota dalam organisasi memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing, tumpang tindih wewenang dapat menjadi
masalah serius dalam sebuah struktur organisasi, misalnya saja jika
dalam sebuah Instansi memiliki 2 pimpinan sekaligus dapat
menyebabkan adanya kebingungan dalam hal pengambilan keputusan
cepat. Idealnnya memang seharusnya hanya satu pimpinan saja,
namun jika memang terdapat lebih dari satu, masing-masing pimpinan
dapat dibedakan berdasarkan tanggung jawabnya, disinilah pentingnya
struktur organisasi dalam sebuah Instansi Pemerintahan Khususnya.
Jalur hubungan
Fungsi struktur organisasi berikutnya adalah kejelasan dalam
jalur hubungan. Dalam melakukan tugas dan tanggung jawab, setiap
anggota dalam organisasi harus terlihat jelas sehingga proses
pekerjaan lebih efisien dan saling memberikan keuntungan.
27
Tercapainya tujuan dari berdirinya suatu Instansi adalah melalui
pengendalian dan pengawasan rutin untuk melakukan evaluasi kinerja
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing anggota.
N
NAMA PANGKAT/GOL NIP
No
1 Kepala Dinas
Drs.H.Abdul RofiqM.Si 19680305 199312 1 001
1 Perdagangangan
2
Endang Tamrin Iskandar Kepala UPTD Pasar
2 19620304 198903 1 006
3
Lukman Hakim, SE Kasubag Tata Usaha
3 19740720 200801 1 004
4
Jaenudin
4 Korlak Pasar Kedunggede 19640701 199202 1 001
5
Etty Setiasih Lukitasari
5 Tekpas Pasar Kedunggede 19631129 199202 2 001
6
Triswanto.S.Sos Paur Ketertiban
6 19640922 200701 1 006
7
Ridi Rasidi Paur Kepegawaian
7 19640312 198410 1 005
8
Ichwansyah Paur Kebersihan
8 19730909 200801 1 009
Sumber : Data Sekunder, 2018
29
BAB V
30
tempat pembuangan sampah sementara (TPS), transportasi yang sesuai
lingkungan dan pengelolaan pada TPA. Sistem operasional pengelolaan
sampah di Pasar Kedunggede meliputi sistem berikut ini :
Gambar 3. Pola Pengumpulan Sampah di Pasar Kedunggede
T
TPA
TPS TRUK
BURANGKENG
Sumber
Timbulan sampah
Data Sekunder, 2015
31
sopir dan 5 petugas pengangkut sampah. Pengangkutan dilakukan 2 hari sekali,
dan di angkut pada pukul 07.00 sampai 09.00, atau sore pada pukul 16.30
sampai 18.00.
32
berikutnya dan beresiko menimbulkan gangguan kenyamanan lingkungan di
sekitar tempat penyimpanan. Tahap ini membutuhkan biaya, waktu, tenaga dan
koordinasi, evaluasi dan perencanaan terhadap jenis sarana, jadwal operasi, dan
rute pengangkutan merupakan hal penting dalam pengangkutan. Ada beberapa
jenis sarana pengangkutan sampah yang di gunakan,yaitu :
33
Gambar 6. TPS Pasar Kedunggede
34
Gambar 7. Tentang Pemungutan Retribusi
35
Tabel 5. Tabel Tingkat Pendidikan
Tingkat frekuensi Persen %
Pendidikan
SD 24 40%
SMP 21 35%
SMA/SMK 9 15%
Perguruan Tinggi 6 10%
Total 60 orang 100%
10% SD
15% 40% SMP
SMA
35% Perguruan tinggi
36
Tabel 6. Tabel Ketersediaan Tempat Sampah
Ketersediaan Frekuensi Persen %
Ada 15 25%
Tidak ada 45 75%
Total 60 100%
ADA
25%
75%
TIDAK
ADA
37
Gambar 10. Grafik Pemilahan Sampah
20% DILAKUKAN
TIDAK
80% DILAKUKAN
38
Gambar 11. Grafik Pengelolaan Sampah
91%
Berikut sampah yang di kelola oleh pihak ketiga pasar kedunggede yang
hanya mempunyai persentase sebanyak 5% dari 100%, dan sampah organik yang
di olah dipergunakan untuk pupuk perkebunan atau dijual kembali kepada
pembeli Langkah – langkah sampah organik yang di kelola menjadi pupuk
kompos, yaitu :
39
b. Proses pencacahan sampah organik
Gambar 13. Pencacahan Sampah
d. Pengolahan komposter
Gambar 15. Komposter
40
e. Hasil pupuk sampah organik
Gambar 16. Hasil Pupuk Sampah Organik
f. Pemanfaatan pupuk
Gambar 17. Pemanfaatan Pupuk
41
Jumlah kios/loss/kaki lima 85
Besaran timbulan sampah :
Pedagang sayur 25%
Pedagang ikan 10%
Pedagang ayam 10%
Pedagang daging 5%
42
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang sudah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya :
1. Jenis sampah yang dihasilkan oleh pedagang pasar kedunggede
meliputi : sisa dari barang dagangan seperti sayuran, buah yang
sudah rusak atau membusuk dan tidak layak untuk dijual lagi,
serta hasil sisa dagangan seperti limbah ikan, daging, maupun
plastik- plastik kemasan.
6.2 Saran
Melalui pengamatan yang sudah dilakukan terhadap kegiatan
pengelolaan sampah yang di telah di jalankan oleh UPTD Pasar Kedunggede,
adapun saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Perlunya sosialisasi dari pihak UPTD kepada pedagang tentang
pengelolaan sampah;
2. Perlunya mensosialisasikan kesadaran membuang sampah
kepada penjual dan pembeli agar membuang sampah ke tempat
yang telah disediakan.
3. Memberikan tempat sampah di setiap ruko/loss, agar sampah
tidak berserakan di jalan.
43
4. Menertibkan pedagang dalam pembuangan sampah, agar tidak
ada lagi pedagang yang membuang sampah.
44
DAFTAR PUSTAKA
Ikbal Maulana, Sri Wahyono Dan Wahyu f Purwanta. 2015. Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sampah di Perkotaan.Yogyakarta: Plantaxia
45