Anda di halaman 1dari 5

BAB V

KEBIJAKAN FISKAL

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
peranan kebijakan fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah.
Kebijakan fiskal pada akhirnya bertujuan mengurangi pengangguran dan menjaga stabilitas harga.

Dasar pemikiran dalam kebijakan fiskal adalah bahwa pemerintah tidak dapat disamakan dengan
individu dalam pengaruh dari tindakan masing-masing terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
Umumnya masyarakat akan mengurangi pengeluaran apabila penerimaannya menurun,
sedangkan pemerintah tidak harus melakukan hal sama pada kondisi yang sama seperti yang
terjadi di masyarakat. Apabila tindakan pemerintah mengurangi pengeluaran malah akan
menggangu memperburuk perekonomian. Mengapa ? Karena menurunnya pengeluaran
pemerintah akan berarti menurunnya pendapatan masyarakat sebagai objek pajak, dan tentunya
akan memperkecil penerimaan pemerintah.

A. Tujuan Kebijakan Fiskal


Tujuan kebijakan fiskal adalah pendapatan nasional riil terus meningkat pada laju yang
dimungkinkan oleh perubahan teknologi dan tersedianya faktor-faktor produksi dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga-harga umum.
1. Mencegah pengangguran
Tujuan paling utama dalam kebijakan fiskal adalah jangan sampai timbul kegagalan
dalam mencapai kesempatan kerja penuh tidak hanya berarti tidak tercapainya tingkat
pendapatan nasional dan laju pertumbuhan ekonomi yang optimun. Namun, dapat
berakibat kurang menyenangkan bagi individu yang menderita atau yang mengalami
pengangguran.
Konsep kesempatan kerja ditawarkan supaya semua pemilik faktor produksi yang ingin
memperkerjakan pada tingkat harga upah yang berlaku dapat memperoleh pekerjaan bagi
faktor-faktor produksi tersebut. harus diingat, bahwa pengangguran tenaga kerja manusia
berpengaruh pada sisi sosial yang sangat luas. Namun, kendalanya pencapaian
kesempatan kerja penuh itu sulit untuk dicapai. Mengapa? Pada setiap saat tentu ada
faktor-faktor produksi yang kehilangan pekerjaan, dan bersamaan juga belum mendapat
pekerjaan berhubung dengan adanya ketidaksempurnaan pasar.
2. Stabilitas harga
Kestabilan harga perlu dijaga, karena apabila terjadi penurunan yang tajam dalam harga-
harga umum jelas akan mendorong timbulnya pengangguran karena sektor usaha swasta
akan kehilangan harapan untuk mendapatkan keuntungan, bahkan keuntungan mereka
semakin kecil. Namun, harga-harga umum yang meningkat terus juga akan berakibat
buruk. Inflasi memang dapat menciptakan kesempatan kerja penuh dan memberikan
keuntungan kepada beberapa kelompok orang, tapi mempersulit kehidupan orang-orang
yang berpenghasilan rendah dan terutama mereka yang berpenghasilan tetap.

B. Macam Kebijakan Fiskal


1. Pembiayaan fungsional
Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap
1
Anggaran Keuangan Publik
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Kupang
pendapatan nasional terutama untuk meningkatkan kesempatan kerja. Di sisi lain, pajak
digunakan untuk mengatur pengeluaran swasta (bukan meningkatkan penerimaan
pemeritah), terutama saat pengangguran maka pajak tidak diperlukan. Lebih lanjut,
pinjaman digunakan untuk menekan laju inflasi lewat pengurangan dana yang ada di
masyarakat. Apabila pajak dan pinjaman dirasa tidak tepat, barulah dilakukan pencetakan
uang. Artinya, pengeluaran pemerintah dan pajak dipertimbangkan sebagai suatu hal yang
terpisah, namun apabila tidak ada hubungan langsung antara keduanya akan timbul
kemungkinan pengeluaran semakin berlebihan.
2. Pengelolaan anggaran
Penggunaan anggaran belanja seimbang untuk jangka panjang diperlukan, pada saat
depresi ditempuh anggaran belanja defisit sedangkan dalam masa inflasi ditempuh
anggaran belanja surplus. Artinya, pendekatan ini mempertahankan adanya anggaran
belanja yang seimbang tanpa defisit anggaran belanja. Apabila masa depresi, maka
pengeluaran pemerintahakan ditingkatkan berikut penerimaan pajak juga ditingkatkan,
tetapi jangan sampai menimbulkan deflasi. Ketika dalam kondisi inflasi, pajak harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mencegah deflasi.
3. Stabilisasi anggaran otomatis
Dengan stabilisasi otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasarkan atas
manfaat dan biaya relatif dari berbagai macam program dan pajak akan ditentukan
sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh. Apabila terjadi
kemunduran usaha, pajak akan menurun, tetapi jumlah pengeluaran meningkat terutama
bantuan sosial. Akibatnya defisit dalam anggaran belanja pemerintah timbul dan
mendorong perkembangan sektor swasta kembali sampai tercapainya kesempatan kerja
penuh.
4. Anggaran belanja seimbang
Suatu modifikasi dari pembelanjaan atas dasar anggaran yang disesuaikan dengan kondisi
secara seimbang dalam jangka panjang. Namun, ditempuh dengan dengan defisit pada
masa depresi dan surplus pada masa inflasi.

C. Kebijakan Fiskal di Indonesia


Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi enam fungsi, yaitu:
a) Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal.
Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal ini meliputi penyusunan Nota
Keuangan dan RAPBN, serta perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan,
evaluasi dan perkiraan perkembangan ekonomi makro, pendapatan negara, belanja
negara, pembiayaan, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal
dalam rangka kerjasama internasional dan regional, penyusunan rencana pendapatan
negara, hibah, belanja negara dan

2
Anggaran Keuangan Publik
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Kupang
pembiayaan jangka menengah, penyusunan statistik, penelitian dan rekomendasi
kebijakan di bidang fiskal, keuangan, dan ekonomi.
b) Fungsi penganggaran.
Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, serta perumusan
standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang APBN.
c) Fungsi administrasi perpajakan.
d) Fungsi administrasi kepabeanan.
e) Fungsi perbendaharaan.
Fungsi perbendaharaan meliputi perumusan kebijakan, standard, sistem dan prosedur di
bidang pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengadaan barang dan jasa
instansi pemerintah serta akuntansi pemerintah pusat dan daerah, pelaksanaan penerimaan
dan pengeluaran negara, pengelolaan kas negara dan perencanaan penerimaan dan
pengeluaran, pengelolaan utang dalam negeri dan luar negeri, pengelolaan piutang,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara (BM/KN), penyelenggaraan akuntansi,
pelaporan keuangan dan sistem informasi manajemen keuangan pemerintah.
f) Fungsi pengawasan keuangan.
Implementasi kebijakan fiskal ditempuh dengan dengan strategi perumusan kebijakan
fiskal diarahkan untuk tetap memberikan ruang bagi ditempuhnya kebijakan stimulus
fiskal secara terukur guna mendorong upaya akselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus
perbaikan pemerataan hasil pembangunan nasional dengan tetap menjaga kesinambungan
fiskal. Sehubungan dengan itu, langkah- langkah yang akan ditempuh adalah:
(1) memberikan insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis;
(2) mendorong pembangunan infrastruktur;
(3) meningkatkan kinerja BUMN dalam mendukung pembangunan infrastruktur,
pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM); serta
(4) memanfaatkan utang untuk belanja produktif.
Sebagai contoh, untuk kebijakan fiskal tahun 2014 masih bersifat ekspansif dalam rangka
menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap mengendalikan defisit dalam batas aman.
Kebijakan tersebut diwujudkan melalui:
(1) kebijakan pendapatan negara;
(2) kebijakan belanja negara; dan
(3) kebijakan defisit dan pembiayaan anggaran.
Pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan diharapkan dapat
menjaga sentimen positif para pelaku pasar dan mendorong peningkatan efisiensi dan
efektivitas belanja negara sehingga memberikan dampak multiplier yang positif bagi
perekonomian nasional.
Lebih lanjut kebijakan pendapatan negara tahun 2014 diarahkan untuk mengoptimalkan
penerimaan dari bidang perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Di
bidang perpajakan, kebijakan dan langkah penting yang ditempuh dalam tahun 2014,
antara lain:
(1) penyempurnaan peraturan perpajakan untuk lebih memberi kepastian hukum serta
perlakuan yang adil dan wajar;
(2) penyempurnaan kebijakan insentif perpajakan untuk mendukung iklim usaha dan
investasi;
(3) penyempurnaan sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak;
(4) perluasan basis pajak dan penyesuaian tarif; serta
(5) penguatan penegakan hukum bagi penyelundup pajak (tax evation).

Sementara itu, kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai antara lain terdiri dari:
(1) ekstensifikasi barang kena cukai; dan
(2) penyesuaian tarif cukai hasil tembakau.
Selanjutnya, pokok-pokok kebijakan PNBP di tahun 2014 antara lain:
(1) peningkatan PNBP migas dan nonmigas;
(2) peningkatan kinerja badan usaha milik negara (BUMN) agar dapat berkontribusi
lebih besar dalam dividen BUMN; serta
(3) terus melakukan upaya inventarisasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi PNBP K/L.
Optimalisasi PNBP tersebut juga akan disertai dengan optimalisasi pendapatan
badan layanan umum (BLU).
Kebijakan belanja negara dalam tahun 2014 diharapkan mampu menstimulasi
perekonomian dengan tetap mengendalikan defisit dalam batas aman, mengendalikan
keseimbangan primer (primary balance) sekaligus menjaga kesinambungan fiskal.
Prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan Pemerintah diharapkan dapat
memantapkan perekonomian nasional bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan
dengan RKP 2014, pelaksanaan kebijakan belanja negara tahun 2014 secara substansial
dan konsisten tetap diarahkan pada empat pilar yaitu:
(1) mendukung terjaganya pertumbuhan ekonomi pada level yang cukup tinggi (pro
growth);
(2) meningkatkan produktivitas dalam kerangka perluasan kesempatan kerja (pro job);
(3) meningkatkan dan memperluas program pengentasan kemiskinan (pro poor);
(4) mendukung pembangunan yang berwawasan lingkungan (pro environment).
Belanja negara terdiri atas belanja Pemerintah Pusat dan transfer ke daerah. Arah dan
kebijakan belanja Pemerintah Pusat pada RAPBN tahun 2014 difokuskan antara lain pada
upaya untuk:
(1) mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif dan efisien;
(2) mendukung pelaksanaan program pembangunan untuk mencapai sasaran
pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan;
(3) mendukung peningkatan pertahanan dan keamanan;
(4) menyusun kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran serta pengembangan energi
baru dan terbarukan;
(5) melaksanakan pendidikan yang berkualitas serta meningkatkan kemudahan akses
pendidikan dan terjangkau bagi masyarakat;
(6) mendukung pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional; dan
(7) mendukung pelaksanaan Pemilu 2014 yang lancar, demokratis, dan aman untuk
menjaga stabilitas nasional.
Sementara itu, arah kebijakan transfer ke daerah tahun 2014 antara lain meliputi:
(1) meningkatkan kapasitas fiskal daerah serta mengurangi kesenjangan fiskal antara
pusat dan daerah serta antardaerah;
(2) meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan
pelayanan publik antardaerah; dan
(3) meningkatkan perhatian terhadap pembangunan di daerah tertinggal, terluar, dan
terdepan.
Selanjutnya, untuk mendukung arah dan kebijakan belanja Pemerintah Pusat dalam
APBN 2014, Pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas belanja
(qualityof spending). Langkah utama yang ditempuh adalah melalui peningkatan efisiensi
dan efektivitas belanja negara, yang dilakukan melalui perbaikan struktur belanja negara
agar menjadi lebih produktif serta efisien dalam mendukung pencapaian target secara
optimal. Beberapa kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi di antaranya
adalah:
(1) efisiensi subsidi BBM melalui pengendalian konsumsi BBM bersubsidi,
peningkatan program konversi BBM, program pembangunan/pengembangan gas
kota, dan pemakaian bahan bakar nabati (BBN);
(2) efisiensi belanja perjalanan dinas, seminar, dan konsinyering; serta
(3) penerapan kebijakan flat policy belanja barang operasional.
Sementara itu, peningkatan efektivitas dilakukan dengan memperbesar alokasi belanja
yang produktif dan mengendalikan belanja yang bersifat konsumtif. Dalam rangka
peningkatan efektivitas, Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan alokasi belanja
produktif untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan daya saing dan
kapasitas produksi. Melalui peningkatan produktivitas diharapkan dapat menciptakan
nilai tambah (value added), meningkatkan kapasitas perekonomian, dan perluasan
kesempatan kerja yang pada gilirannya dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
lapisan masyarakat.
Sejalan dengan itu, kebijakan defisit anggaran dalam tahun 2014 ditempuh dalam rangka
menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui pemberian stimulus fiskal secara
terukur dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal. Untuk membiayai defisit APBN
tahun 2014, Pemerintah memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari
utang dan nonutang. Kebijakan pembiayaan dalam APBN 2014 di antaranya adalah :
(1) mengupayakan rasio utang terhadap PDB berkisar 22—23 persen pada akhir tahun
2014;
(2) memanfaatkan SAL sebagai fiscal buffer untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya krisis khususnya pada pasar SBN;
(3) memanfaatkan pinjaman luar negeri secara selektif dan mempertahankan kebijakan
negative net flow;
(4) mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif antara lain melalui
penerbitan sukuk yang berbasis proyek; dan
(5) mengalokasikan dana investasi Pemerintah dalam rangka pemberian PMN kepada
BUMN/ lembaga untuk percepatan pembangunan infrastruktur, penjaminan KUR,
dan peningkatan kapasitas usaha BUMN/lembaga.
Melalui langkah-langkah tersebut, APBN diharapkan dapat dikelola secara efisien dan
produktif sehingga tidak hanya memberi kontribusi yang optimal bagi kesinambungan
fiskal, tetapi juga berdampak pada peningkatan daya saing perekonomian nasional.
Selanjutnya, hal tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

RANGKUMAN
1) Kebijakan fiskal bertujuan untuk mencegah pengangguran dan menjaga stabilitas harga.
2) Macam kebijakan fiskal adalah: pembiayaan fungsional, pengelolaan anggaran, stabilisasi
anggaran otomatis, dan anggaran belanja seimbang.

Anda mungkin juga menyukai