Perbekalan farmasi yang tidak memenuhi standar penarikan dari peredarn untuk
selanjutnya dilakukan pemusnahan
Contoh :
1. Produk yang salah atau kesalahan pelabelan berkaitan dengan komposisi produk
2. Gagal produk
3. Kesalahan software yang mengakibatkan kesalahan operasional
4. Kegagalan hardware yang berisiko untuk pasien.
Contoh :
Contoh :
1. Obat tidak ada jaminan sterilitas pada proses pembuatan sediaan steril
2. Label tidak lengkap atau salah cetak terkait dengan khasiat dan/atau mutu
3. Brosur atau leaflet salah informasi atau tidak lengkap
4. Terkontaminasi mikroba pada sediaan obat non steril sesuai persyaratan
dan/atau spesifikasi
5. terkontaminasi kimia atau fisika (zat pengotor atau partikulat yang melebihi
batas, kontaminasi silang)
6. Obat tidak memenuhi spesifikasi keseragaman kandungan, keragaman bobot,
disolusi, potensi, kadar, derajat keasaman (pH) sediaan steril, pemerian, kadar
air, atau parameter stabilitas lain
1. Label tidak lengkap atau salah cetak terkait selain keamanan, khasiat, dan/atau
mutu
2. Obat tidak memenuhi spesifikasi waktu hancur, volume terpindahkan, atau
derajat keasaman (pH), sediaan non steril,
3. Kemasan rusak yang dapat memengaruhi keamanan, khasiat, dan/atau mutu
4. Obat tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan yang tidak termasuk Obat
yang harus dilakukan penarikan berdasarkan Penarikan Obat kelas I dan
Penarikan Obat kelas II.
Jika disimpan terus akan menyita tempat dan memerlukan sistem penyimpanan yang aman
Jika dibuang sembarangan akan menimbulkan masalah bagi keamanan dan keselamatan
manusia dan kelestarian lingkungan hidup
Jika dibuang di tempat pembuangan sampah, akan dipungut dan dijual kembali oleh pemulung
menimbulkan salah penggunaan yang berbahaya
Obat-obat golongan natibiotika, antibakteri, sitostatika dan disinfektan yang tidak dapat
mengalami biodegradasi akan membunuh bakteri-bakteri yang diperlukan untuk memproses
limbah, dan akan merusak kehidupan air
Pembakaran obat-obat dengan suhu rendah atau pada wadah terbuka dapat menyebabakan
terlepasnya bahan=bahan pencemar beracun ke udara
Mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub
standar.
jumlah obat dan nomor cara pemusnahan nama dan tanda tangan pihak yang
bets memusnahkan serta saksi-saksi
Penimbunan merupakan metode tertua dan paling sering dipergunakan dalam pembuangan
limbah padat
Sebelum dipergunakan, tong harus bersih dan kandungan sebelumnya harus bukan bahan yang
mudah meledak atau berbahaya
Tong diisi hingga 75% kapasitasnya dengan obat-obatan padat atau setengah padat, lalu sisa
ruang dipenuhi dengan campuran kapur-semen-air (15:1:15) hingga terisi penuh, kemudian
tong ditutup dengan dikelim atau pengelasan.
Obat-obatan dilepas dari bahan pengemasnya kapsul, blister, strip, sachet, kertas, karton,
botol, dan plastik
Obat-obatan dicampur dengan kapur, semen dan air dengan perbandingan 65:15:15:5 sehingga
terbentuk pasta yang homogen. Pasta dipindahkan ke tempat pembuangan akhir yang akan
membentuk masa padat bercampur dengan limbah rumah tangga biasa
Insenerator 1200-1430 °Csangat sesuai dan paling memdai untuk pemusnahan obat-obatan
rusak dan kadaluarsa. Pada konsidi ini limbah akan hancur secara efektif
Sediaan obat padat dihancurkan dan dicampur dengan bahan limbah lain sehingga tidak dapat
digunakan kembali, pastikan debu tidak terlepas ke udara
Simpan campuran dalam wadah untuk kemudian diikutkan untuk dihancurkan bersama limbah
B3 medis lainnya secara mandiri atau bekerjasama dengan Pihak Ketiga
Kemasan primer dihancurkan disobek atau dicacah dibuang ke tempat sampah nonmedis
Tuang cairan dan sediaan semi padat ke dalam wadah bercampur dengan bahan limbah
lainnya agar tidak dapat digunakan kembali.
Sediaan cair yang mengandung antibiotik harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu selama
beberapa minggu baru kemudian dibuang menuju IPAL
Bekas wadah obat berupa botol plastik, pot plastik atau kaca (gelas), dan tube dibuang dengan
cara menghilangkan semua label dari wadah dan tutup, merusak wadah dengan cara digunting,
dicacah, atau dipecahkan untuk kemudian disimpan dalam wadah yang dilapisi kantong plastik
Obat cair atau padat dalam ampul atau vial yang mengandung antibiotikharus dilarutkan dalam
air terlebih dahulu selama beberapa minggu baru kemudian dibuang menuju IPAL
Penanganan harus menggunakan APD (masker dan sarung Tangan) sebagai tindakan keamanan
dan mengurangi risiko cidera dari benda tajam.
Cairan atau padatan inhaler yang dihasilkan disimpan dalam wadah yang sesuai.
Kemasan inhaler maupun aerosol jangan dilubangi, digepengkan ataudibakar karena mudah
meledak.
Wadah atau kontainer harus berdinding keras dengan dilengkapi plastic berwarna putih atau
coklat di dalamnya
Obat antikanker atau sitotoksik pembuangannya harus dilakukan dengansangat hati-hati dan
pemusnahan harus melalui metode enkapsulasi, waste inertization, sterilisasi, atau
menggunakan insinerator suhutinggi
Obat antikanker atau sitotoksik tidak boleh dibuang ke IPAL atau dikubur ditanah secara
langsung (kecuali sudah dienkapsulasi). Obat antikanker atau sitotoksik tidak boleh
dihancurkan menggunakan autoklaf maupun gelombang mikro.
Apt. Laely Dwi Budiyanti .,M.Farm.Klin
Pisahkan vaksin yang tidak dapat digunakan di dalam unit penyimpanan yang didinginkan
Beril label dengan tanda “JANGAN DIGUNAKAN” untuk menghindari pemberian dosis secara
tidak sengaja.
Simpan vaksin di unit penyimpanan dingin sampai instruksi lebih lanjut dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Isi obat dikeluarkan mengikuti kaidah pengelolaan obat bentuk padat,setengah padat, maupun
cair.
Tempatkan pada kontainer yang tidak tembus untuk limbah benda tajam(misal jarum syringe)
sedangkan untuk limbah lain tempatkan dalam kantong plastik berwarna coklat atau putih