OLEH:
NIM : 191111062
KELAS :B
SEMESTER :5
PRODI NERS
KUPANG 2021
1. Peran wirausaha dalam membangun perekonomian Negara :
- Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Wirausaha dalam membangun bisnis atau usaha mandiri dapat membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Meliputi pelaku wirausaha itu sendiri serta
orang lain yang berada di sekitar mereka. Kewirausahaan mendorong masyarakat
untuk secara mandiri menjawab semua masalah yang ada di sekitarnya dengan
berpikir kreatif tanpa harus menunggu tindakan dari pemerintah. Dengan begitu
secara langsung masyarakat juga meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha atau
bisnis yang dikembangkannya.
- Meningkatkan Pendapatan Nasional
Inovasi termasuk hakekat penting dalam konsep kewirausahaan. Adanya inovasi dari
pelaku wirausaha dapat meningkatkan jumlah permintaan terhadap suatu produk.
Tingginya permintaan, maka jumlah produksi pun semakin naik. Inilah yang
kemudian akan tercatat dalam pendapatan nasional. Di dalam pendapatan nasional
tercatat nilai output akhir dari semua produk yang baru diproduksi dalam satu tahun.
Dengan adanya peningkatan jumlah produksi, maka pendapatan nasional negara juga
akan ikut meningkat. Dari sinilah dapat diukur tingkat kegiatan ekonomi negara
dalam satu tahun.
- Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Wirausaha juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk
masyarakat Indonesia. Dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru, masyarakat
memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Dampaknya, taraf
hidup masyarakat pun meningkat sehingga perekonomian negara menjadi lebih baik.
- Mengurangi Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
Kesenjangan ekonomi dan sosial tidak hanya mengacu pada meningkatnya jumlah
kemiskinan. Melainkan juga salah satunya dikarenakan kurangnya penyediaan
lapangan kerja. Masyarakat terbiasa menunggu hadirnya lowongan pekerjaan baru
sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki. Padahal masyarakat bisa menerapkan
konsep kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja sendiri.
2. Penyebab kegagalan para wirausaha :
- Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil;
- Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola
sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan;
- Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar;
- Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat
berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah
diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama sekali kondisi atau medan
usaha yang digelutinya;
- Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. Tempat usaha dan lokasi sangat
menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau
membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas
karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya
seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat
disekitarnya;
- Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan
dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. Kemampuan
dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki
sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan
membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi;
- Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengahsetengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal akan besar. Keberhasilan seorang
wirausaha bisa diperoleh apabila mampu percaya diri, dan selalu optimis dalam
menjalankan usahanya;
- Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha
yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan
untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu
seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen
(sandang, pangan, papan).
Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik,
stabilitas, ketergantungan perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam
seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan
bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan
seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya.
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia
dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini
seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk
dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi
dan menerima cinta.
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas
untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki
prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori
mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih
tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain,
kebutuhan akan status, ketenaran,, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi,
apresiasi,, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan
harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan,
kemandirian dan kebebasan.
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada
tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang
dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi