Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATERNITAS 1

OLEH:

NAMA : MARIA YOSEFINA YESTI BANO

NIM :191111062

KELAS :B

SEMESTER: III

PRODI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2020/2021
1. Dikatakan pendarahan jika darah keluar berapa cc pada ibu pascamelahirkan?

Darah yang keluar dari vagina pascamelahirkan dapat normal terjadi dan disebut dengan
lokia. Lokia terjadi akibat runtuhnya jaringan rahim yang terbentuk ketika hamil. Awalnya, lokia
berwarna merah terang yang kemudian berubah menjadi merah muda dan cokelat beberapa hari
pascamelahirkan. Lokia ini dapat berhenti secara perlahan selama empat hingga enam minggu.
Namun, selain darah berupa lokia yang normal terjadi, beberapa wanita dapat mengalami
perdarahan abnormal pascamelahirkan atau dalam istilah medis sering disebut perdarahan
postpartum. Perdarahan pascamelahirkan ditandai dengan jumlah darah yang keluar melebihi
500 mililiter pascamelahirkan normal atau lebih dari 1000 cc pascamelahirkan dengan
operasi Caesar. Perdarahan pascamelahirkan dapat terjadi dalam 24 jam pertama
pascamelahirkan, yang disebut dengan perdarahan pascamelahirkan primer, atau terjadi setelah
24 jam pascamelahirkan, yang disebut perdarahan pascamelahirkan sekunder.

2. Tanda-tanda infeksi :

a. Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini
terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak
normal [patologis] jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang
berbahaya.

b. Kalor

Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini
terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi
untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
c. Tumor

Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum
dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

d. Rubor

Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena
peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

e. Fungsio laesa

Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.
Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik
seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.

3. Cara menyimpan ASI yang baik dan benar

- Pastikan tangan dan alat-alat penyimpan ASI sudah bersih

Sebelum memompa ASI dan menyimpannya, biasakan untuk selalu mencuci tangan Ibu
terlebih dahulu. Bukan itu saja, Ibu juga perlu memastikan semua alat-alat yang digunakan untuk
memompa dan menyimpan ASI sudah dalam kondisi steril. Pompa ASI juga harus dibersihkan
sesaat setelah dipakai supaya tetap bersih. Ibu bisa membersihkan semua bagian peralatan
dengan air hangat dan sabun. Jangan lupa dibilas sampai bersih dan dikeringkan. Baru setelah itu
Ibu boleh menyimpan kembali peralatan pompa dan penyimpan ASI si Kecil di tempatnya.
Sebisa mungkin, usahakan untuk selalu menjaga kebersihan semua benda yang bersentuhan
langsung ASI. Tujuannya untuk mencegah agar bakteri tidak mudah berkembang biak di
peralatan yang digunakan untuk memompa dan menyimpan ASI.
- Gunakan wadah yang sesuai

Cara menyimpan ASI tidak boleh sembarangan, termasuk dalam menggunakan wadah
penampung ASI. Ibu disarankan untuk memakai wadah tertutup dan bebas dari bahan kimia BPA
(bisphenol-A). Ibu dapat menggunakan wadah dalam bentuk botol kaca atau kantung khusus
penyimpan ASI. Kantung penyimpan ASI biasanya dilengkapi dengan pelindung ekstra agar
tertutup rapat, sehingga memastikan ASI di dalamnya tidak mudah bocor atau tumpah. Hindari
menyimpan ASI di dalam botol bekas pakai atau kantung plastik yang seharusnya digunakan
untuk menyimpan bermacam-macam kebutuhan rumah tangga.

- Pakai metode first in first out

Sebelum memasukkan botol atau kantung penyimpan ASI, jangan lupa untuk
memberikan label keterangan pada bagian depan wadah tersebut. Tuliskan tanggal dan waktu Ibu
menyimpan ASI agar tidak lupa. Ibu harus menggunakan ASI yang sudah disimpan lebih lama
dan mengeluarkannya berurutan sesuai tanggal. Cara menyimpan ASI yang satu ini dikenal
dengan nama first in first out (FIFO). Supaya lebih mudah, Ibu bisa meletakkan ASI yang sudah
lama dipompa di bagian depan, hingga di bagian belakang berisi ASI yang baru dipompa. Hal ini
akan memudahkan Ibu dalam pengambilan ASI yang paling lama disimpan.

- Perhatikan suhu penyimpanan ASI

Selain wadah tempat ASI disimpan, cara menyimpan ASI lainnya yang tidak boleh
luput dari perhatian Ibu yakni mengenai suhu ruangan penyimpannya. Menyimpan ASI di suhu
yang tepat dapat membantu menjaga kualitas ASI senantiasa baik sampai nantinya diberikan
pada si kecil.

Berikut tempat yang biasanya dijadikan ruangan penyimpan ASI beserta suhu simpan idealnya:

 Suhu kamar atau ruang, 25 derajat Celcius tahan selama sekitar 4 jam.

 Kulkas, 4-10 derajat Celcius atau kurang dari 4 derajat Celcius, tahan selama 5-8 hari.
 Freezer dengan kulkas, suhu -10 derajat Celcius tahan selama 2-4 bulan untuk freezer
dan kulkas 2 pintu, serta 2 minggu untuk freezer dan kulkas 1 pintu.

 Freezer tanpa kulkas, 18 derajat Celcius atau di bawahnya, tahan selama 6-12 bulan.

Ibu juga bisa menyimpan ASI perah di dalam cooler box selama bepergian jauh bersama bayi.
Namun, ASI yang disimpan di dalam cooler box biasanya hanya mampu bertahan selama sekitar
1 hari.

- Hindari menggabungkan ASI perah baru ke dalam ASI beku

Meski sama-sama ASI perah, Ibu tidak dianjurkan untuk mencampurkan ASI yang baru
saja dipompa ke dalam ASI beku yang telah disimpan sebelumnya. Lebih baik Ibu simpan ASI
yang baru diperah ke dalam wadah baru dari berbeda dari ASI yang sudah disimpan. Menyimpan
ASI dengan cara ini akan membantu menjaga kualitasnya agar tetap awet.

4. Implementasi Apgar score

Atau penilaian skor Apgar dilakuan oleh dokter atau bidan pada setiap bayi yang baru
lahir. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kondisi bayi sehat dan bugar untuk dapat
hidup dan beradaptasi dengan lingkungan baru di luar rahim ibu. Tes Apgar score atau penilaian
Apgar merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi yang dilakukan pada menit pertama dan
kelima setelah bayi lahir. Semakin tinggi nilai Apgarnya, maka semakin baik. Nilai Apgar yang
tinggi diangap dapat menjadi patokan bahwa kondisi bayi baru lahir sehat dan bugar setelah
dilahirkan. Masing-masing aspek fisik pada bayi tersebut akan diperiksa oleh dokter atau bidan
dengan pemberian nilai dan hasil penilaian sebagai berikut:

a. Activity (aktivitas otot)

 Skor 2 berarti bayi tampak bergerak aktif dan kuat.


 Skor 1 berarti bayi bergerak, namun lemah dan tidak aktif.
 Skor 0 berarti bayi tidak bergerak sama sekali.

b. Pulse (denyut jantung)


 Skor 2 berarti jantung bayi berdetak lebih dari 100 denyut per menit.
 Skor 1 berarti jantung bayi berdetak kurang dari 100 denyut per menit.
 Skor 0 berarti detak jantung tidak terdeteksi.

c. Grimace (Respon reflex)

 Skor 2 berarti bayi meringis, batuk, atau menangis secara spontan dan dapat menarik kaki
atau tangan ketika diberi rangsang nyeri, seperti cubitan ringan atau sentilan di kaki.
 Skor 1 berarti bayi hanya meringis atau menangis hanya saat diberikan rangsangan.
 Skor 0 berarti bayi tidak menunjukkan respons sama sekali terhadap rangsangan yang
diberikan.

d. Appearance (Warna Tubuh)

 Skor 2 jika warna tubuh bayi kemerahan, ini merupakan warna tubuh bayi yang normal.
 Skor 1 jika warna tubuh normal, tetapi tangan atau kaki kebiruan.
 Skor 0 bila seluruh tubuh bayi sepenuhnya berwarna keabu-abuan, kebiruan, atau pucat.

e. Respiration (Pernapasan)

 Skor 2 jika bayi menangis kuat dan dapat bernapas secara normal.
 Skor 1 jika bayi menangis lemah disertai rintihan dan pola napas yang tidak teratur.
 Skor 0 jika bayi tidak bernapas sama sekali.

Setelah hal-hal di atas dinilai, maka nilai dari masing-masing aspek yang diperiksa akan
dijumlahkan dan diperoleh nilai total sebesar 0-10. Berikut ini adalah hasil interpretasi Apgar
score:

 Skor di atas 7 menandakan bahwa bayi dalam kondisi baik atau sempurna.
 Skor 5-6 menandakan Si Kecil kurang sehat atau bugar dan mungkin perlu bantuan
pernapasan.
 Skor di bawah 5 merupakan keadaan gawat pada bayi yang mengindikasikan bahwa bayi
membutuhkan resusitasi segera.
Kondisi kritis bayi bisa dilihat dari hasil total penilaian Apgar score yang rendah, yaitu 0-3.
Rendahnya nilai ini juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kematian bayi, cacat otak, dan
epilepsy pada bayi di kemudian hari, terutama jika Apgar score tidak mengalami perbaikan pada
20 menit pertama sejak dilahirkan.

Anda mungkin juga menyukai