Anda di halaman 1dari 86

Deteksi Kehamilan Diabetes Melitus Gestasional pada Ibu Hamil

di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

SKRIPSI

Oleh:

Rafika Rahmi
141101075

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, dan Shalawat

bersertakan salam penulis hadirkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “ Deteksi Kehamilan Diabetes Melitus Gestasional pada Ibu Hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan”, untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari hambatan dan

kesulitan, namun berkat bimbingan, dukungan, bantuan, serta nasehat dan saran

dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan selaku Penguji II,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang

membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.

6. Ellyta Aizar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing sekaligus

Penguji I, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran,

bimbingan, serta arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku Penguji III, yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam

menyempurnakan skripsi ini.

8. Dr. H. Zulkarnain Hutasuhut selaku Direktur Rumah Sakit Umum Sundari

Medan. yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di

Rumah Sakit tersebut.

9. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai di Fakultas keperawatan Universitas

Sumatera Utara, yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis

menjalani pendidikan.

10. Prof. Dr. H. Darwin Dalimunthe, Ph.D yang telah mendukung dan

memotifasi serta mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

11. Sahabat terabaik penulis Devi Anjelina Damanik, Deasya Arisandi, dan

Fitri Lestari yang selalu ada disaat penulis membutukan semangat dan

dukungan kepada penulis.

12. Teristimewa kedua orang tua, ayahanda Alm. Saiful Adam S.E dan ibunda

Irmawati yang telah mengasuh, memberikan kasih sayang, motivasi

terbesar serta doa restunya kepada penulis yang tiada ternilai dan kepada

saudara penulis kakanda Nurul Husna S.K.M dan Ilham Mahadi Rangkuti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang telah memberikan solusi dan semangat dalam mengerjakan skripsi

ini.

13. Teman-teman sepembimbingan Wiwin Puspitasari Batubara, Rizky Arisfa,

Hermansyah Lubis. yang selalu menyemangati satu sama lain dalam

mengerjakan skripsi ini.

14. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis selama masa penulisian skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta

masih diperlukan dalam penyempurnaanya. Hal ini tidak terlepas dari

keterbatasan. kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki penulis.

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Medan, Agustus 2018

Penulis

Rafika Rahmi
141101075

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Isi
Halaman Judul …………………………………………………………... i
Lembar Orisinalitas ……………………………………………………... ii
Lembar Pengesahan ……………………………………………………... iii
Prakata …………………………………………………………………... iv
Daftar Isi ………………………………………………………………… vii
Daftar Tabel ……………………………………………………………. viii
Daftar Skema ……………………………………………………………. x
Abstrak …………………………………………………………………. xi

BAB I. Pendahuluan …………………………………………………… 1


1.1 Latar belakang ……………………………………………… 1
1.2 Perumusan masalah ………………………………………… 4
1.3 Tujuan penelitian …………………………………………… 4
1.4 Manfaat penelitian ………………………………………….. 5

BAB II. Tinjauan Pustaka …………………………………………….. 6


2.1. Fisiologi kehamilan ………………………………………. 6
2.2 Diabetes gestasional ………………………………………. 8
2.2.1 Skrining diabetes gestasional ……………………….. 15
2.3 Perubahan BB selama kehamilan …………………………. 19

BAB III. Kerangka Penelitian ………………………………………… 23


3.1 Kerangka konsep …………………………………………. 23
3.2 Definisi operasional ………………………………………. 24

BAB IV. Metodeologi Penelitian ……………………………………… 30


4.1 Desain penelitian …………………………………………. 30
4.2 Populasi, Sampel dan teknik sampling ………………….... 30
4.2.1 Populasi …………………………………………….. 30
4.2.2 Sampel ……………………………………………… 30
4.2.3 Teknik sampling ……………………………………. 31
4.3 Lokasi dan waktu penelitian …………………………….... 31
4.4 Pertimbangan etik ………………………………………… 32
4.5 Instrumen penelitian ……………………………………… 33
4.6 Metode pengumpulan data ……………………………….. 34
4.7 Analisa data ………………………………………………. 36

BAB V. Hasil dan Pembahasan ……………………………………….. 38


5.1 Hasil penelitian …………………………………………….. 38
5.1.1 Karakteristik demografi responden ………………….. 38
5.1.2 Hasil deteksi diabetes gestasional pada ibu hamil……. 39
5.1.2.1 Kadar gula darah ibu hamil…………………... 39
5.1.2.2 Peninjauan faktor resiko diabetes gestasional .. 40
5.2 Pembahasan ………………………………………………... 41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI. Kesimpulan dan Saran ……………………………………… 48
6.1 Kesimpulan ……………………………………………….. 48
6.2 Saran ……………………………………………………… 48
1. Bagi pendidikan keperawatan ……………………………. 48
2. Bagi pelayanan keperawatan …………………………….. 49
3. Bagi penelitian keperawatan ……………………………... 49

Daftar pustaka …………………………………………………………… 50

Lampiran 1 : Jadwal tentatif penelitian


Lampiran 2 : Surat penjelasan penelitian kepada responden
Lampiran 3 : Surat persetujuan menjadi responden
Lampiran 4 : Instrumen penelitian
Lampiran 5 : SOP
Lampiran 6 : Surat izin penelitian
Lampiran 7 : Persetujuan komisi etik
Lampiran 8 : Surat izin selesai penelitian
Lampiran 9 : Data penelitian
Lampiran 10 : Hasil karakteristik
Lampiran 11 : Rincian biaya penelitian
Lampiran 12 : Riwayat hidup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Tabel

Tabel 2.2 Klasifikasi white untuk diabetes kehamilan ………………. 12


Tabel 2.2.1 Tes toleransi glukosa ……………………………………… 17
Tabel 2.2.2 Yang paling umum digunakan pedoman untuk diagnosis 17
diabetes melitus gestasional ……………………………….
Tabel 2.2.3 Kadar gula plasma tahap 1 ………………………………... 18
Tabel 2.2.4 Kadar gula plasma tahap 2 ………………………………... 19
Tabel 2.3.1 Standart penambahan berat badan selama kehamilan …….. 21
Tabel 2.3.2 Standart penambahan berat badan ibu hamil tiap semester .. 22
Tabel 3.2 Definisi operasional ……………………………………….. 26
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan 38
karakteristik demografi (n=70) ……………………………
Tabel 5.2 Kadar gula darah sewaktu pada ibu hamil di Rumah Sakit 39
Umum Sundari Medan (n=70) ……………………………
Tabel 5.3 Gambaran faktor resiko pada ibu hamil di Rumah Sakit 40
Umum Sundari Medan ………………...…………………..

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Skema

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian ………………………………. 24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Judul : Deteksi Kehamilan Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil
di Rumah Sakit Umum Sundari Medan
Peneliti : Rafika Rahmi
NIM : 141101075
Jurusan : Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Tahun Akademi : 2017/2018
ABSTRAK

Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan


penyakit, tetapi sering menyebabkan komplikasi akibat perubahan anatomi serta
fisiologi pada tubuh ibu. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah diabetes
gestasional, yaitu intoleransi karbohidrat selama kehamilan dengan perubahan-
perubahan fisiologi dalam metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeteksi kehamilan diabetes gestasional pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan. Penelitian deskriptif ini melibatkan 70 orang ibu hamil sebagai
sampel yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuisoner dan lembar hasil pemeriksaan KGD dan TD. Hasil penelitian
menunjukkan seluruh ibu (100%) memiliki kadar gula darah <200 mg/dl namun
beberapa ibu hamil terdeteksi mempunyai beberapa faktor resiko diabetes
gestasional yaitu 9 orang (12,9%) berusia >35 tahun, 46 orang (65,7%) riwayat
multiparitas. Faktor resiko terkait berat badan ibu yaitu 2 orang (2,9%) IMT
sebelum hamil obesitas dan 3 orang (4,3%) penambahan berat badan berlebih
selama kehamilan, 9 orang (12,9%) riwayat diabetes pada keluarga ibu, 1 orang
(1,4%) riwayat makrosomia (BBL >4000 gram) dan 3 orang (4,3%) tekanan darah
≥ 140/90 mmHg. Temuan lain dari penelitian ini adalah terdapat 19 orang ibu
hamil yang KGD sewaktu <80 mg/dl. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada ibu
yang terdeteksi beresiko diabetes melitus gestasional dilihat dari hasil kadar gula
darah namun ada beberapa ibu mempunyai faktor resiko diabetes melitus
gestasioanal dilihat dari beberapa faktor risiko. Berdasarkan penelitian ini
diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk melakukan skrining faktor resiko
diabetes gestasional dan pemantauan KGD setiap kunjungan ANC selama
kehamilan pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Kata Kunci : Kehamilan, Diabetes gestasional, Kadar gula darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan

penyakit, tetapi sering sekali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan

anatomi serta fisiologi dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologi yang

terjadi adalah perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan

dan sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis

jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan hemostasis

(Sarwono, 2010).

Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis terhadap ibu hamil

dimana akan lebih banyak memproduksi hormon-hormon seperti esterogen,

progesteron, kortisol, prolaktin, dan plasenta laktogen yang akan berpengaruh

kepada resistensi insulin, sehingga mengakibatkan kadar glukosa darah akan naik

sedangkan insulin juga tetap tinggi. Keadaan meningkatnya kadar glukosa di

dalam darah selama masa kehamilan disebut dengan Diabetes Melitus Gestasional

(IP.Suiroka, 2012). Diabetes melitus gestasional merupakan salah satu kehamilan

yang beresiko.

Resistensi insulin merupakan kondisi dimana ketika jumlah insulin yang

diproduksi memadai, tetapi tidak mampu mengontrol kadar gula didalam darah

dalam batas normal. Kondisi semacam ini dapat dijumpai pada ibu hamil yang

mengalami obesitas, dimana terjadi hiperglikemia karena pola hidup yang tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


seimbang antara pemakaian dan pengeluaran terhadap energi, sehingga

berdampak pada janin karena kadar gula darah janin bergantung pada ibu yang

ditransfer melalui glukosa (Rumangkang, 2016).

Pada sebagian orang, obesitas berinteraksi dengan faktor herediter dan

menyebabkan muculnya resistensi insulin. Kelainan metabolik ini kemudian

menyebabkan perubahan metabolisme glukosa dan merupakan predisposisi

diabetes tipe 2. Selain itu, kelainan ini juga menyebabkan sejumlah kelainan

subklinis yang mempermudah timbulnya penyakit kardiovaskular dan

mempercepat awitannya (Cunningham, 2012).

Penambahan berat badan yang optimal selama kehamilan tidak diketahui

dengan tepat. Namun, jumlah penambahan berat badan pada ibu selama

kehamilannya penting dalam perjalanan kehamilan dan akhir kehamilan.

Penambahan berat badan yang diinginkan selama kehamilan bervariasi pada ibu.

Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam membuat rekomendasi

penambahan berat badan adalah kesesuaian dari berat badan ibu sebelum hamil

dengan tinggi badannya (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Ibu dengan berat badan yang sangat kurang lebih cenderung mengalami

persalinan prematur dan melahirkan bayi berat lahir rendah. Ibu dengan

penambahan berat badan yang tidak adekuat memiliki resiko yang meningkat

untuk melahirkan bayi yang gagal tumbuh. Ibu dengan obesitas lebih cenderung

mengalami hipertensi dan diabetes pada kehamilan dibandingkan ibu dengan berat

badan normal (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan data dari WHO tahun 2014 melaporkan bahwa 9,2%

penduduk dunia yang berusia lebih dari sama dengan 25 tahun mengalami

peningkatan kadar gula darah puasa (WHO, 2014). Proporsi penduduk Indonesia

yang berumur kurang dari sama dengan 15 tahun dengan Diabetes melitus (DM)

adalah 6,9 persen. Prevalensi penderita Diabetes melitus di Indonesia pada tahun

2013 sebesar 1,5%, dan di Sumatera Utara 1,8%.

Diabetes melitus gestasional terjadi sekitar 4% dari semua kehamilan di

Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris (ADA (Amarican Diabetes Association),

2004). Prevalensi diabetes melitus gestasional di Eropa sebesar 2-6% (Buckley et

al, 2001). Prevalensi prediabetes di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 10%

sedangkan prevalensi diabetes melitus gestasional di Indonesia sebesar 1,9%-

3,6% pada kehamilan umumnya (Soewardono dan Pramono, 2011). Diabetes

gestasional juga dapat meningkatkan risiko bagi ibu 3-5% untuk menjadi diabetes

melitus gestasional di masa mendatang (Rahmawati, 2016).

Rumah Sakit Umum Sundari merupakan salah satu Rumah Sakit Umum

Swasta di Medan yang banyak melayani pemeriksaan kehamilan. Peneliti belum

menemukan data hasil penelitian terkait kejadian kehamilan resiko tinggi dengan

diabetes gestasional pada ibu hamil yang berkunjung ke Rumah Sakit tersebut.

Hasil penelitian Saldah (2012) menunjukkan bahwa ibu hamil dan riwayat

overwight merupakan faktor resiko kejadian prediabetes/diabetes melitus

gestasional. Oleh karena itu sebaiknya melakukan pengaturan pola makan dan

rutin kontrol gula darah, kontrol tekanan darah serta kontrol berat badan sebelum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


hamil, disaat hamil dan setelah melahirkan sebagai upaya pencegahan dan dektesi

dini terjadinya pridiabetes/diabetes melitus gestasional.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai deteksi kehamilan diabetes melitus gestasional pada ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil deteksi kehamilan diabetes melitus

gestasional pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mendeteksi kehamilan diabetes gestasional pada ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kadar gula darah ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

2. Untuk mengetahui faktor resiko diabetes gestasional pada ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan bahan refrensi dalam

pendidikan keperawatan.

1.4.2. Pelayanan keperawatan

Diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk prosedur dalam

mengidentifikasi deteksi kehamilan diabetes melitus pada ibu hamil di Rumah

Sakit Umum Sundari Medan serta sebagai pedoman kebijakan dalam pelayanan

ibu hamil dalam pemeriksaan deteksi kehamilan resiko tinggi.

1.4.3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat dikembangkan menjadi pedoman dalam

penelitian selanjutnya untuk mengeksplore lebih dalam tentang deteksi kehamilan

diabetes melitus gestasional pada ibu hamil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fisiologi kehamilan

Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari

perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan

(Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007).

Kehamilan resiko tinggi adalah salah satu kehamilan yang didalamnya

kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan

yang kebetulan unik. Pada kehamilan resiko tinggi terdapat adanya satu atau lebih

faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang dapat memberi dampak

kurang menguntungkan bagi ibu dan janin (Indriyani, 2013). Kehamilan risiko

tinggi adalah suatu keadaan di mana kehamilan itu dapat berpengaruh buruk

terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, penyakit ibu dapat berpengaruh buruk pada

janinnya, atau keduanya ini saling berpengaruh. Kehamilan risiko tinggi (high risk

pregnancy) merupakan ancaman (Saefudin, 2003).

Pada kehamilan normal terjadi perubahan metabolisme karbohidrat

ditandai oleh hipoglikemia puasa, hiperglikemia pascamakan, dan

hiperinsulinemia ringan. Peningkatan kadar basal insulin plasma pada kehamilan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


normal ini berkaitan dengan beberapa respons khas terhadap ingesti glukosa.

Sebagai contoh, setelah asupan glukosa melalui makan, ibu hamil memperlihatkan

hiperglikemia dan hiperinsulinemia yang berkepanjangan serta penekanan

glukagon yang lebih besar. Hal ini tidak dapat dijelaskan oleh penurunan

metabolisme insulin karena waktu paruh selama kehamilan tidak berubah.

Respons ini konsisten dengan keadaan resistensi insulin perifer yang dipicu oleh

kehamilan, yang tujuannya mungkin adalah memastikan ketersediaan glukosa

bagi janin pascamakan (Cunningham, 2012).

Saat kehamilan, terjadi perubahan hormonal dan metabolik. Perubahan

metabolik ditandai dengan peningkatan glukosa dalam darah akibat pemenuhan

kebutuhan energi untuk ibu dan janin. Perubahan hormonal ditandai dengan

meningkatnya hormon esterogen dan hormon progestin. Peningkatan hormon

esterogen dan hormon progestin mengakibatkan keadaan jumlah atau fungsi

insulin ibu tidak optimal dan terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi

terhadap efek insulin. Efek dari resistensi insulin ini mengakibatkan kadar gula

darah ibu hamil tinggi sehingga terjadi diabetes gestasional. Keadaan ini dapat

berdampak pada janin, sebab kadar gula darah ibu akan mempengaruhi gula darah

janin sehingga gula darah janin juga meningkat (Maryunani, 2008 dalam Saldah,

2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat dengan

keparahan bervariasi dan awitan atau dikenali pertama kali selama kehamilan.

Kata gestasional mengisyaratkan bahwa diabetes dipicu oleh kehamilan—

tampaknya karena perubahan-perubahan fisiologis yang mencolok dalam

metabolisme glukosa. Diabetes gestasional adalah diabetes tipe 2 yang terungkap

atau ditemukan selama kehamilan. Karena insiden tipe 2 meningkat seiring

dengan usia dan dipengaruhi oleh faktor diabetogenik lain, yaitu obesitas, maka

besar kemungkinannya bahwa baik pengaruh kehamilan maupun insulinopenia

berperan. Ibu dari kelompok diabetes gestasional memperlihatkan kelainan dalam

metabolisme glukosa yang merupakan tanda utama diabetes tipe 2 (Cunningham,

2012).

Kehamilan berhubungan dengan perubahan metabolik. Kehamilan normal

dirincikan oleh berbagai perubahan yang kompleks dalam metabolisme glukosa,

produksi insulin dan homeostasis metabolik. Selama kehamilan normal,

penyesuaian metabolisme ibu akan memungkinkan nutrisi yang cukup untuk ibu

dan janin, ditransportasikan melewati plasenta dengan proses difusi terfasilitasi

yang dimediasi oleh suatu karier, yang berarti kadar glukosa pada janin secara

langsung proporsional dengan kadar gula darah pada ibu. Meskipun glukosa dapat

menembus plasenta, insulin tidak bisa. Sekitar usia 10 minggu, janin akan mulai

menyekresi insulin sendiri dalam jumlah yang cukup untuk menggunakan glukosa

yang didapat dari ibu. Oleh karena itu, ketika kadar glukosa janin juga akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


meningkat, sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin pada janin (Lowdermik,

Perry dan Casion, 2013).

Diabetes dapat disebabkan baik oleh gangguan sekresi insulin, karena sel

beta pankreas dirusak oleh proses autoimun, maupun karena kerja insulin di organ

target tidak adekuat pada satu titik di jalur metabolik. Diabetes melitus adalah

suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang

disebabkan oleh defek pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

(American Diabetes Association [ADA], 2008).

Insulin yang diproduksi oleh sel beta di pulau-pulau langerhans dalam

pankreas, meregulasi kadar gula darah dengan membuat glukosa dapat masuk ke

sel lemak dan otot, di mana glukosa tersebut digunakan sebagai sumber energi.

Ketika insulin tidak cukup atau tidak efektif dalam meningkatkan pengambilan

glukosa oleh sel otot dan lemak, glukosa akan terakumulasi di aliran darah dan

terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia akan menyebabkan hiperosmolaritas darah,

yang menarik cairan intrasel ke dalam sistem vaskular, sehingga terjadi dehidrasi

sel dan ekspansi volume darah (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Selama kehamilan, resistensi insulin tubuh meningkat tiga kali lipat

dibandingkan keadaan tidak hamil. Pada kehamilan, penurunan sensitivitas insulin

ditandai dengan defek post-reseptor yang menurunkan kemampuan insulin untuk

memobilisasi SLC2A4 (GLUT 4) dari dalam sel ke permukaan sel. Hal ini

mungkin disebabkan oleh peningkatan hormon yang berkaitan dengan kehamilan.

Meskipun kehamilan dikaitan dengan peningkatan massa sel β dan peningkatan

kadar insulin, beberapa ibu tidak dapat meningkatkan produksi insulinnya relatif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terhadap peningkatan resistensi insulin, sehingga menjadi hiperglikemik dan

menderita diabetes melitus gestasional (Kurniawan, 2016).

Diabetes pregestasional merupakan istilah untuk diabetes tipe 1 atau 2

yang terjadi sebelum kehamilan. Diabetes gestasional adalah suatu derajat

intoleransi glukosa dengan onset atau pertama kali diketahui saat hamil. Definisi

ini sudah sesuai, baik pada saat insulin digunakan maupun tidak untuk

penatalaksanaan, atau apakah diabetes menetap setelah kehamilan atau tidak. Hal

ini tidak mengeklusi kemungkinan bahwa intoleransi glukosa mendahului

kehamilan atau dibutuhkan obat untuk kontrol glukosa optimal. Ibu yang

mengalami diabetes gestasional ulang setelah 6 minggu atau lebih setelah

kehamilan selesai. Ibu dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya beresiko

mengalami beberapa komplikasi obstetrik dan medis. Secara umum, risiko

terjadinya komplikasi ini meningkat sesuai lama dan tingkat keparahan diabetes

pada ibu. (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Ibu dengan diabetes pregestasional dapat memiliki diabetes tipe 1 atau 2,

yang mungkin sudah ada penyulit berupa kelainan vascular, retinopati, nefropati,

atau sekuele diabetes lainnya, atau tidak. Diabetes tipe 2 lebih lebih umum terjadi

disbanding tipe 1. Hampir semua ibu dengan diabetes pregestasional bergantung

pada insulin selama kehamilan (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Diabetes melitus gestasional mungkin akan muncul kembali pada

kehamilan berikutnya, dan resiko terjadinya diabetes di kemudian hari juga

meningkat. Tendensi ini terutama terjadi pada ibu yang di diagnosis diabetes

melitus gestasional pada awal masa kehamilan atau pada ibu yang mengalami

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


obesitas. Faktor resiko klasik untuk diabetes melitus gestasional adalah usia ibu di

atas 25 tahun, riwayat kehamilan dengan diabetes melitus gestasional sebelumnya,

kematian janin dalam rahim sebelumnya yang tidak bisa dijelaskan, riwayat

kehamilan dengan diabetes gestasional, riwayat keluarga diabetes melitus tipe 2

atau diabetes gestasional, obesitas (berat > 90kg [198 pon]) dan glukosa darah

puasa di atas 140 mg/dl atau glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl. Ibu dengan

resiko tinggi untuk mengalami diabetes melitus gestasional harus menjalani

skrining glukosa pada kunjungan kehamilan dan sekali lagi pada usia kehamilan

24 sampai 28 minggu bila skrining awal negatif (Lowdermik, Perry dan Casion,

2013).

Ibu yang berisiko tinggi menderita diabetes melitus gestasional adalah ibu

yang berusia lebih dari 30 tahun, multiparitas, sering abortus, glukosuria, berat

badan melebihi 120% dari Berat Badan Ideal (BBI); BBI= (TB-100)-10% atau

IMT > 30 kg/m2, riwayat diabetes melitus gestasional sebelumnya, tekanan darah

lebih dari 140/90 mmHg, ada riwayat diabetes melitus pada keluarga, dan

kehamilan dengan berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram (Indriyani,

2013). Faktor risiko diabetes melitus gestasional antara lain glukosuria, umur

diatas 30 tahun, obesitas, riwayat keluarga menderita diabetes, riwayat diabetes

melitus gestasional atau intoleransi glukosa sebelumnya, riwayat memiliki anak

makrosomia (Kurniawan, 2016).

Diabetes gestasional biasanya didiagnosis selama pertengahan kedua

kehamilan. Ketika kebutuhan gizi meningkat pada trimester kedua dan ketiga,

asupan nutrisi ibu akan menginduksi kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


waktu yang sama, resistensi insulin ibu juga meningkat karena efek antagonis

insulin dari hormon plasenta, kortisol, dan pemberian insulin. Konsenkuensinya,

kebutuhan insulin ibu akan meningkat sampai tiga kali lipat. Sebagian besar ibu

hamil mampu meningkatkan produksi insulin untuk mengkompensasi resistensi

insulin dan menjaga euglikemia. Namun, ketika pankreas tidak bisa lagi

memproduksi insulin yang cukup atau insulin tidak digunakan dengan efektif,

akan terjadi diabetes gestasional (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Tabel 2.2. Klasifikasi White untuk diabetes kehamilan

Diabetes geatasional
Pasien dengan dua atau lebih nilai abnormal pada tes
toleransi glukosa dengan gula darah puasa yang
Kelas A1
normal. Kadar glukosa darah harus dikontrol dengan
diet.
Pasien tidak diketahui mengalami diabetes sebelum
Kelas A2 hamil tapi memerlukan obat untuk mengontrol
glukosa darah.
Diabetes pregestasional
Awalnya terjadi setelah usia 20 tahun dan durasi
Kelas B
penyakit < 10 tahun
Awalnya terjadi di usia 10-19 tahun atau durasi
Kelas C
penyakit 10-19 tahun atau keduanya
Awalnya terjadi pada usia < 10 tahun atau durasi
Kelas D
penyakit sudah > 20 tahun tahun keduanya
Kelas F Pasien mengalami nefropati diabetes
Kelas R Pasien mengalami retinitis proliferans
Kelas T Pasien pernah menjalani transplantasi ginjal

Selama trimester pertama, metabolisme ibu secara signifikan dipengaruhi

oleh kadar estrogen dan progesterone yang meningkat. Hormon ini akan

merangsang sel beta pankreas untuk meningkatkan produksi insulin, yang akan

meningkatkan penggunaan glukosa di perifer dan menurunkan kadar glukosa

darah, dengan kadar saat puasa berkurang sekitar 10%. Pada saat yang sama,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terjadi peningkatan cadangan glikogen di jaringan dan berkurangnya produksi

glukosa di hepar, yang akan semakin menurunkan kadar glukosa puasa. Oleh

karena perubahan metabolisme seperti ini terjadi pada kehamilan, ibu hamil

dengan diabetes yang bergantung pada insulin akan rentan mengalami

hipoglikemia pada trimester pertama (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Selama trimester kedua dan ketiga, kehamilan akan menghasilkan efek

diabetogenik pada status metabolisme ibu. Oleh karena perubahan hormon ibu,

akan terjadi penurunan toleransi terhadap glukosa, peningkatan resistensi insulin,

penurunan cadangan glikogen hepar, dan peningkatan produksi glukosa di hepar.

Peningkatan kadar hormon human chorionic somatomammotropin, estrogen,

progesteron, prolaktin, kortisol, dan insulinase akan meningkat resistensi insulin

melalui perannya sebagai antagonis insulin. Resistensi insulin adalah mekanisme

yang mengesampingkan glukosa yang memastikan suplai glukosa yang banyak

untuk janin. Kebutuhan insulin ibu meningkat perlahan dari usia kehamilan 18-24

minggu sampai 26 minggu. Kebutuhan insulin ibu dapat menjadi dua atau empat

kali lipat pada akhir kehamilan (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Pada ibu hamil yang mengalami obesitas, akan mengalami hiperglikemia

karena pola hidup yang tidak seimbang antara pemakaian dan pengeluaran

terhadap energi, sehingga berdampak pada janin karena kadar gula darah janin

bergantung pada ibu yang ditransfer melalui glukosa. Hal tersebut akan

mengakibatkan diabetes melitus pada kehamilan atau bisa disebut dengan diabetes

melitus gestasional adalah keadaan dimana keadaan gangguan toleransi glukosa

yang diketahui pertama kali saat hamil dan dapat terjadi karena pada masa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kehamilan terjadi perubahan hormon pada ibu hamil yang dapat menyebabkan

resistensi insulin. Ibu hamil yang belum pernah menghidap diabetes melitus tetapi

memiliki angka gula darah yang cukup tinggi selama masa kehamilan sudah dapat

dikatakan terkena diabetes melitus gestasional (IP.Suirako, 2012).

Metabolisme janin terutama menggunakan glukosa untuk energi, dan

memiliki kecepatan yang tinggi untuk menyimpan lemak dan protein. Sebagian

lemak disintesis dari glukosa, dan bukan diabsorbsi dari darah ibu (Indriyani,

2013). Kadar gula darah ibu hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil, hal

ini terjadi akibat zat antagonis insulin yang dihasilkan oleh plasenta. Sehingga

jumlah gula darah maternal untuk waktu yang lebih lama menyebabkan gula lebih

banyak dan akan terus masuk kedalam janin. Kadar gula darah yang lebih tinggi

serta peningkatan jumlah darah yang beredar melalui ginjal menyebabkan

glukosuria (Farrer, 2001 dalam Yeyeh.dkk, 2009).

Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam

darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui

darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa

dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini

meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari

sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Mayes, 2001).

Berdasarkan Teri L. Hernandez (2011) ibu hamil harus bisa

mengendalikan kadar gula darah normal rata-rata. Gula darah rata-rata ibu hamil

normal yaitu kadar gula darah puasa 70,9 ± 7,8 mg/dL (3,94 mmol/L ± 0,43),

kadar gula darah 1 jam setelah makan 108,9 ± 12,9 mg/dL (6.05 ± 0,72 mmol/L),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan kadar gula 2 jam setelah 99,3 ± 10,2 mg/dL (5.52 ± 0,57 mmol/L). Gula darah

rata-rata normal untuk ibu diabetes hamil yaitu kadar gula darah puasa 79 mg/dL

(4,4 mmol/L), kadar gula darah 1 jam setelah makan 122 mg / dL (6,8 mmol/L),

dan kadar gula 2 jam setelah 110 mg/dL (6.1 mmol/L).

Berdasarkan The Jurnal of Clinical and Applied Research an Education

Diabetes Care (2017) yang direkomendasikan oleh American College of

Obstetricians dan ahli ginekologi yang disarankan ADA (American Diabetes

Association) target untuk ibu dengan tipe 1 atau tipe 2 diabetes sama seperti

diabetes melitus gestasional adalah kadar gula darah puasa 95 mg/dL (5,3

mmol/L), satu jam setelah makan (postprandial) 140 mg/dL (7,8 mmol/L) dan dua

jam setelah makan (postprandial) 120 mg/dL (6,7 mmol/L).

Berdasarkan WHO (2012) menyatakan bahwa kadar gula darah normal

ketika puasa ialah 72-126 mg/dl, 90 menit setelah makan adalah 180 mg/dl. Gula

Darah Sewaktu (GDS) normal 2 jam setelah makan berkisar antara 80-180 mg/dl.

Kondisi idealnya adalah 80-144 mg/dl, sedangkan untuk kondisi cukup adalah

145-179 mg/dl. Jika pas pada angka 180 mg/dl dapat dikatakan kondisi gula darah

sewaktu normal buruk (masih kategori aman).

2.2.1. Skrining diabetes gestasional

Semua ibu harus diskrinning untuk diabetes melitus gestasional dengan

riwayat, faktor risiko klinis, skrining laboratorium, untuk kadar glukosa darah

berdasarkan faktor risiko klinis dan riwayat, beberapa wanita mempunyai resiko

rendah untuk mengalami diabetes melitus gestasional karena itu pemeriksaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


glukosa untuk kelompok beresiko rendah ini tidak efektif secara financial

(American Diabetes Assosiation, 2008). Kelompok ini mencakup ibu berusia

kurang dari 25 tahun yang tidak memiliki riwayat diabetes di keluarga, bukan

bagian dari suatu etnis atau ras tertentu yang mempunyai prevalensi diabetes yang

tinggi dan tidak ada riwayat toleransi glukosa yang abnormal sebelumnya atau

keadaan obstetrik yang biasanya berhubungan dengan diabetes melitus gestasional

(Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Pemeriksaan skrining (skrining glukosa) yang biasanya dilakukan adalah

pasien mengonsumsi 50g glukosa, kemudian diperiksa kadar glukosa darahnya 1

jam. Pasien tidak perlu puasa. Nilai glukosa 130-140 mg/dl dianggap sebagai

positif dan harus diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (Lowdermik, Perry dan

Casion, 2013).

American Diabetes Association melakukan skrining dan pemeriksaan

melalui 2 tahap yaitu tahap pertama; pada semua ibu hamil diberikan minum

glukosa sebanyak 50 gram kemudian diambil contoh darah satu jam kemudian.

Hasil gula darah (plasma vena) > 140 mg/dl disebut tes positif dan harus

dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tes toleransi glukosa oral. Apabila kadar

glukosa puasa ≥ 126 mg/dl atau glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl, maka

mereka hanya dilakukan tes darah ulang, apabila hasilnya sama diagnosis dapat

ditegakkan dan perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral. Tahap kedua: tes

toleransi glukosa oral; ada dua jenis yaitu tes toleransi glukosa oral tiga jam dan

dua jam. Perbedaannya adalah jumlah beban glukosa, untuk tiga jam dengan

glukosa 100 gram sedang untuk 2 jam dengan glukosa 75 gram. Penilaian tes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


toleransi glukosa oral pada diabetes melitus gestasional jika ditemukan dua atau

lebih angka abnormal. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.2.1

Tabel 2.2.1 Tes Toleransi Glukosa


Tes toleransi glukosa oral 3 jam dalam Tes toleransi glukosa oral 2 jam dalam
mg/dl mg/dl
Puasa 95 Puasa 95
1 jam 180 1 jam 180
2 jam 155 2 jam 155
3 jam 140

Tes darah dilakukan sebelum dan setelah pemberian glukosa pada ibu

hamil, yang biasanya dilakukan saat usia kehamilan memasuki bulan keenam.

Bagi ibu hamil yang memiliki faktor resiko diabetes dalam keluarga disarankan

untuk periksa diabetes antara minggu ke-26 dan ke-28 dalam masa kehamilan

(Indriyani, 2013).

Metode skrining menurut WHO (2013) yang paling umum digunakan

pedoman untuk diagnosis diabetes melitus gestasional merekomendasikan berikut

kriteria diagnosis dapat dilihat pada tabel 2.2.2

Tabel 2.2.2 Yang paling umum digunakan pedoman untuk diagnosis


diabetes melitus gestasional.
Glukosa 1 jam 2 jam 3 jam
Organisasi darah Glukosa glukosa glukosa glukosa
puasa darah darah darah
75 g Tidak Tidak
WHO 1999 ≥ 7,0 ≥ 7,8
OGTT diperlukan diperlukan
American
Congress of
100 g
Obstetricians ≥ 5,3 ≥ 10,0 ≥ 8,6 ≥ 7,8
OGTT
and
Gyneocologists
Canadian
75 g Tidak
Diabetes ≥ 5,3 ≥ 10,6 ≥ 8,9
OGTT diperlukan
Association
75 g Tidak
IADPSG ≥ 5,1 ≥ 10,0 ≥ 8,5
OGTT diperlukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Diagnosis diabetes melitus gestasional menurut Kurniawan (2016) dapat

dilakukan dengan salah satu dari dua strategi yaitu “one-step” 75 gram TTGO dan

“two-step” approach menggunakan 50 gram glukosa (tanpa puasa) diikuti dengan

tes toleransi glukosa oral (TTGO) menggunakan 100 gram glukosa jika skrining

awal memberikan hasil positif. Strategi “one-step”, tes toleransi glukosa oral

dengan 75 gram glukosa. Pengukuran glukosa plasma dilakukan saat pasien dalam

keadaan puasa, 1 jam, dan 2 jam setelah tes toleransi glukosa. Tes toleansi

glukosa oral harus dilakukan pada pagi hari setelah puasa semalaman setidaknya

selama 8 jam. Diagnosa diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila hasil

kadar glukosa plasma nilainya memenuhi setidaknya satu criteria dibawah ini:

Tabel 2.2.3 Kadar glukosa plasma tahap 1

Puasa 92 mg/dl (5,1 mmol/L)


1 jam 180 mg/dl (10 mmol/L)
2 jam 153 mg/dl (8,5 mmol/L)

Strategi “two step”, step 1: lakukan tes pembebanan glukosa 50 gram

(tanpa puasa), kadar glukosa plasma diukur 1 jam setelah pembebanan glukosa,

dilakukan pada ibu dengan usia kehamilan 24-28 minggu yang belum pernah

terdiagnosis diabetes melitus. Jika kadar glukosa plasma 1 jam setelah

pembebanan glukosa >140 mg/dl* (7,8 mmol/L), dilanjutkan dengan tes toleransi

glukosa oral dengan 100 gram glukosa. Step 2: tes toleransi glukosa oral dengan

100 gram glukosa dilakukan pada pasien dalam keadaan puasa. Diagnosa diabetes

melitus gestasional ditegakan apabila setidaknya dua dari empat hasil pengukuran

glukosa plasma memenuhi criteria berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.2.4 Kadar gula plasma tahap 2

Carpenter/Coustan NDDG
Puasa 95 mg/dl (5,3 mmol/L) >105 mg/dl (5,8 mmol/L)
1 jam 180 mg/dl (10 mmol/L) >190 mg/dl (10,6 mmol/L)
2 jam 155 mg/dl (8,6 mmol/L) >165 mg/dl (9,2 mmol/L)
3 jam 140 mg/dl (7,8 mmol/L) >145 mg/dl (8 mmol/L)
NDDG, National Diabetes Data Group

*pada populasi etnis berisiko tinggi dan memiliki prevalensi diabetes melitus
gestasional lebih tinggi, batasan yang direkomendasikan adalah >135 mg/dl (7,5
mmol/L), sejumlah ahli merekomedasikan >130 mg/dl (7,2 mmol/L).

2.3. Perubahan BB selama kehamilan

Kesehatan dan pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan

ibunya. Salah satu faktor penting untuk kesehatan ibu adalah pengaturan berat

badan. Ibu hamil, terdapat empat kategori indeks massa tubuh, yaitu berat badan

kurang, berat badan normal, berat badan lebih, dan obesitas. Kisaran kenaikan

berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh kehamilan. Berat

badan ibu hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg. (Yeyeh.dkk, 2009)

Bagi ibu hamil dengan janin tunggal, rekomendasi saat ini adalah bahwa

ibu hamil dengan indeks massa tubuh normal harus menambah 11,3-15,9 kg

selama kehamilan, ibu dengan berat badan kurang harus menambah 12,7-18,1 kg,

ibu hamil dengan berat badan lebih harus menambah 6,8-11,3 kg dan ibu obesitas

harus menambah 5,0-9,1 kg (Institute of Medicine, 2009 dalam Lowdermik, Perry

dan Casion, 2013).

Kenaikan berat badan ibu hamil secara tepat tidak dapat ditentukan. Ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk pengaruh berat badan ibu tehadap

kehamilan yaitu bila berat badan ibu sebelum hamil adalah normal, maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kenaikan berat badan ibu sebaiknya 9-12 kg, bila berat badan sebelumnya adalah

kurang, maka kenaikan berat badan sebaiknya antara 12-15 kg, bila berat badan

sebelumnya adalah berlebihan, maka kenaikan berat badannya cukup antara 6-9

kg (Indriyani, 2013).

Penambahan berat badan yang optimal selama kehamilan tidak diketahui

dengan tepat. Namun, jumlah penambahan berat badan pada ibu hamil selama

kehamilannya penting dalam perjalanan kehamilan dan akhir kehamilan.

Penambahan berat badan yang adekuat tidak selalu menandakan bahwa dietnya

memiliki nutrisi yang adekuat, tetapi berhubungan dengan penurunan risiko

melahirkan bayi lahir kecil atau prematur (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013)

Penambahan berat badan harus terjadi selama kehamilan. Risiko untuk

melahirkan bayi lahir kecil lebih besar ketika penambahan berat badan pada awal

kehamilan buruk. Kecenderungan kelahiran prematur meningkat ketika

penambahan berat badan selama pertengahan akhir kehamilan tidak adekuat.

Risiko ini muncul bahkan ketika penambahan berat badan total pada kehamilan

berada dalam kisaran rekomendasi (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

Laju penambahan berat badan yang optimal bergantung pada tahap

kehamilan. Selama trimester pertama dan kedua, pertumbuhan terjadi terutama

pada jaringan ibu; selama trimester ketiga pertumbuhan terjadi terutama pada

jaringan janin. Selama trimester pertama rata-rata penambahan berat badan total

hanya 1 sampai 2,5 kg. Oleh karena itu, penambahan berat badan yang

direkomendasikan sekitar 0,4 kg tiap minggu pada ibu dengan berat badan

normal. Penambahan berat badan mingguan yang direkomendasikan bagi ibu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan berat badan berlebih selama trimester kedua dan ketiga adalah 0,3 kg dan

pada ibu dengan berat badan kurang adalah 0,5 kg (Lowdermik, Perry dan Casion,

2013).

Pertambahan berat badan pada ibu hamil tidak hanya dipengaruhi oleh

karakteristik ibu lain dan faktor biologis (metabolisme plasenta). Fungsi plasenta

adalah sebagai organ endokrin dan zat perantara antara ibu dan janin. Perubahan

homeostasis (kondisi kesimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem

tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua

kebutuhan tubuh ibu) dapat merubah struktur dan fungsi plasenta yang dapat

berdampak terhadap kondisi pertumbuhan janin. Fungsi plasenta lainnya adalah

dapat berpengaruh terhadap sistem metabolisme ibu karena adanya perubahan

hormone insulin dan sistem peradangan, sehingga berakibat pada pertambahan

berat badan pada ibu hamil (Kathlen, dkk, 2009).

Berikut standar penambahan berat badan pada ibu hamil selama masa

kehamilan sesuai dengan IMT sebelum hamil:

Tabel 2.3.1 Standar pertambahan berat badan selama masa kehamilan


IMT sebelum hamil Total pertambahan berat badan (kg)
Kurang (<18,5 kg/m2) 12,5-18
2
Normal (18,5-24,9 kg/m ) 11,5-16
Overweight (25-29,9 kg/m2) 7-11,5
2
Obesitas (>30 kg/m ) 5-9

Sumber: (WHO,2004; Institute of Medicine and National Research Council,2009)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sedangkan standart penambahan berat badan tiap trimester (trimester 1

adalah usia kehamilan 0-12 minggu, trimester 2 adalah usia kehamilan 13-27

minggu dan trimester 3 adalah usia kehamilan 28-40 minggu) sesuai dengan

kategori IMT sebelum hamil adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3.2 Standar pertambahan berat badan ibu hamil tiap trimester
IMT sebelum hamil Total penambahan Pertambahan berat
berat badan pada badan pada trimester
trimester I ke II dan III per
minggu
2
Kurang (< 18,5 kg/m ) 1-3 kg 0,44-0,58 kg
Normal (18,5-24,9 kg/m2) 1-3 kg 0,35-0,5 kg
2
Overweight ( 25-29,9 kg/m ) 1-3 kg 0,23-0,33 kg
Obesitas (> 30 kg/m2) 0,2-2 kg 0,17-0,27 kg

Sumber: (WHO,2004; Institute of Medicine and National Research Council,2009)

Asupan kalori yang direkomendasikan berhubungan dengan pola

penambahan berat badan ini. Pada kehamilan trimester pertama, tidak ada

peningkatan yang diperlukan; selama trimester kedua dan ketiga penambahan 340

kkal per hari dan 462 kkal per hari, secara berurutan, dari asuapan sebelum

kehamilan direkomendasikan. Jumlah makanan yang memberikan peningkatan

kalori yang dibutuhkan tidak banyak. 340 kkal tambahan yang diperlukan selama

trimester kedua dapat disediakan dengan satu sajian tambahan dari salah satu

kelompok berikut: susu, yogurt atau keju (semua produk susu skim), buah,

sayuran, roti, sereal, beras, atau pasta (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk yang terbentuk oleh

generalisasi hal-hal khusus. Variabel adalah diabetes gestasional, sub variabel

yang diteliti adalah pengukuran kadar gula darah ibu hamil, dan peninjauan faktor

resiko terdiri dari usia ibu, multiparitas, riwayat abortus, berat badan ibu, riwayat

diabetes gestasional sebelumnya, riwayat diabetes pada keluarga, riwayat

kelahiran bayi makrosomia, dan tekanan darah dan berat badan ibu. Selama

kehamilan banyak perubahan yang terjadi didalam tubuh, seperti halnya sistem

metabolik tubuh, kadar gula darah ibu dan berat badan. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeteksi kehamilan diabetes melitus gestasional pada ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Sasaran penelitian adalah ibu yang

melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Deteksi kehamilan
diabetes gestasional:

1. Pengukuran
kadar gula darah
Beresiko
2. Peninjauan
kehamilan
faktor resiko
diabetes
a. Usia ibu
gestasional
b. Multiparitas
Ibu hamil
c. Riwayat
trimester
abortus
I,II &III
d. Berat badan
ibu Tidak beresiko
e. Riwayat kehamilan
kehamilan diabetes
diabetes gestasioanal
gestasional
sebelumnya
f. Riwayat
diabetes pada
keluarga
g. Riwayat
kelahiran
bayi
makrosomi
h. Tekanan
darah

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi operasional

Definisi operasional variabel skala pengukuran, cara dan hasil pengukuran

variabel ini diuraikan untuk memberikan batasan yang operasional untuk

menghindari rancuan pengukuran, analisis dan kesimpulan. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan penelitian untuk mendeteksi kehamilan diabetes gestasional.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Adapun yang dimaksud dengan deteksi kehamilan diabetes gestasional dalam

penelitian ini adalah mendektesi kemungkinan ibu hamil mengalami diabetes

gestasional melalui:

1. pengukuran kadar gula darah

2. peninjauan faktor resiko yang ada pada ibu, meliputi;

a. Ibu berusia lebih dari 30 tahun

b. Multiparitas

c. Riwayat abortus

d. Glukosuria

e. Berat badan melebihi 120% dari Berat Badan Ideal (BBI) atau IMT

>30 kg/m2

f. Riwayat diabetes gestasioanal sebelumnya

g. Ada riwayat diabetes melitus pada keluarga

h. Kehamilan dengan berat badan lahir yang lahir lebih dari 4000 gram

i. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

Jadi sub variabel yang akan diteliti adalah ;

1. pengukuran kadar gula darah

2. peninjauan faktor resiko ibu

a. Ibu berusia lebih dari 30 tahun

b. Riwayat multiparitas

c. Riwayat abortus

d. Berat badan melebihi 120% dari Berat Badan Ideal (BBI) atau IMT >30

kg/m2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Riwayat diabetes gestasioanal sebelumnya

f. Ada riwayat diabetes melitus pada keluarga

g. Kehamilan dengan berat badan lahir yang lahir lebih dari 4000 gram

h. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

Untuk lebih mudah dapat dilihat penjelesan definisi operasional dalam

tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


(sub operasional
variabel)
1. Deteksi Mendeteksi
kehamilan kemungkinan ibu
diabetes hamil mengalami
gestasional diabetes
gestasional
melalui
pengukuran kadar
gula darah dan
peninjauan faktor
resiko terdiri dari
usia ibu, riwayat
multiparitas,
riwayat abortus,
berat badan ibu,
riwayat diabetes
gestasional
sebelumnya,
riwayat diabetes
pada keluarga,
riwayat kelahiran
makrosomia, dan
tekanan darah.
1.1 Kadar gula Kadar gula darah Glukotest - terdetek- Nominal
darah ibu ibu hamil adalah digital si
hamil level glukosa (Accu beresiko
yang beredar Check) - tidak
dalam aliran Lembar terdetek-
darah ibu, yang hasil si
diambil: beresiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Darah diambil pemerik-
sewaktu saat saan
ibu datang,
jika hasil
kadar gula
darah ibu
(plasma
perifer) ≥200
mg/dl,
dilanjutkan
pemeriksaan
kedua.
2. Tes toleransi
glukosa oral
dengan
pemberian
glukosa 75
gram diperiksa
dengan alat
glukotest.
Kadar gula
darah yang
diperiksa
adalah kadar
gula darah
puasa, 1 jam
dan 2 jam
setelah
pemberian
glukosa.
1.2 Peninjauan faktor resiko diabetes gestasional
1.2.1 Usia ibu Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal
usia lebih dari 30 pemeriksa si
tahun yang an beresiko
beresiko diabetes - tidak
gestasional terdetek-
si
beresiko
1.2.2 Riwayat Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal
multiparit- riwayat kelahiran pemeriksa si
as bayi yang hidup an beresiko
atau mati - tidak
terdetek-
si
beresiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2.3 Riwayat Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal
abortus riwayat abortus pemeriksa si
berulang pada masa an beresiko
kehamilan - tidak
terdetek-
si
beresiko
1.2.4 Berat Berat badan ibu Lembar - terdetek- Nominal
badan ibu sebelum hamil dan pemeriksa si
penambahan berat an beresiko
badan selama - tidak
kehamilan selama terdetek-
(trimester I,II, & si
III) beresiko
Beresiko
apabila;
(IMT
obesitas > 30
kg/m2 dan
penambahan
berat badan;
trimester 1
obesitas: 0,2-
2 kg,
trimester 2
obesitas:
4,08-6,48 kg,
trimester 3
obesitas:
6,12-9,72
kg)
1.2.5 Riwayat Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal
kehamilan atau mengalami pemeriksa si
diabetes riwayat diabetes an beresiko
gestasion- gestasional - tidak
al sebelumnya terdetek-
si
beresiko
1.2.6 Riwayat Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal
diabetes riwayat diabetes pemeriksa si
pada dalam keluarga an beresiko
keluarga sebelumnya - tidak
terdetek-
si
beresiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2.7 Riwayat Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal
kelahiran riwayat dengan pemeriksa si
bayi kelahiran bayi an beresiko
makroso- makrosomia atau - tidak
mia berat bayi lahir terdetek-
lebih dari 4000 si
gram beresiko

1.2.8 Tekanan Ibu yang memiliki Lembar - terdetek- Nominal


darah hasil pengukuran pemeriksa si
tekanan darah lebih an beresiko
dari 140/90 mmHg - tidak
terdetek-
si
beresiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, bertujuan untuk

melihat gambaran hasil deteksi kehamilan diabetes gestasional pada ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

4.2 Populasi, sampel dan teknik sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh objek/subjek dengan karakteristik tertentu yang

akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I,II

dan III yang datang ke Rumah Sakit Umum Sundari. Jumlah populasi ibu hamil

yang datang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Sundari adalah 236 ibu hamil.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2010). Dalam penelitian ini jumlah

populasi 236, maka untuk memudahkan penentuan jumlah sampel yang diambil

ditentukan dengan rumus Slovin sehingga jumlah sampel yang didapatkan adalah

70 orang ibu hamil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2.3. Teknik sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan purposive

sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang

digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu

didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.

Penentuan sampel dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria inklusi.

Kriteria responden :

1. Ibu hamil trimster I, II dan III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di

Rumah Sakit Sundari Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

2. Bersedia menjadi responden

4.3.Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Alasan memilih Rumah Sakit Umum Sundari Medan sebagai tempat penelitian

karena merupakan satu-satunya rumah sakit milik Organisasi Sosial Kota Medan

yang berbentuk RSU dan tergolong ke dalam RS kelas C dengan kata lain dapat

mewakili sampel yang di inginkan oleh peneliti. Selain itu, lokasi penelitian dekat

dengan jalan umum sehingga mudah dikunjungi peneliti dan lebih efisien dalam

waktu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai selesai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.4.Pertimbangan etik penelitian

Pertimbangan etik dimulai dari proses administrasi penelitian yaitu setelah

mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU),

izin etik dari Komisi Etik Fakultas Keperawatan dan Rumah Sakit Umum Sundari

Medan. Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika peneliti harus

diperhatikan karena manusia memiliki hak asasi dalam penelitian.

Polit & Beck (2012) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian perlu

diperhatikan prinsip etik yaitu: beneficence, non-maleficence, autonomy,

anonymity, confidentiality, dan informed concent. Beneficence, penelitian yang

dilakukan harus memiliki keuntungan baik bagi peneliti maupun responden,

dimana bagi peneliti akan mendapatkan data yang diinginkan dan bagi responden

akan mengetahui keadaan dirinya. Non-maleficence, penelitian ini tidak

menimbulkan bahaya bagi responden, apabila responden diteliti sedang tidak enak

badan atau mengalami anemia, maka penelitian akan dihentikan. Autonomy,

dimana peneliti memberikan kebebasan bagi responden menentukan keputusan

sendiri dengan bersedia ikut atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitian

ini tanpa adanya unsur paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun.

Responden memiliki hak penuh dalam hal ini. Anonymity, demi menjaga

kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden dan tetap diganti

dengan nomor responden serta terlebih dahulu akan ditanya kesediaan untuk

menjadi responden. Confidentiality, kerahasiaan informasi responden akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dijamin peneliti dan hanya kelompok data tersebut akan segera dimusnahkan.

Informed consent, lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti

dengan memberikan penjelasan tentang judul penelitian dan manfaat penelitian

ini, responden dapat menandatangani informed consent jika responden setuju

namun jika responden tidak setuju peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati

keputusan yang telah diambil.

4.5.Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar perkerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data lebih mudah

diolah (Arikunto,2006).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuisoner yang

memuat data demografi yang terdiri dari tanggal pemeriksaan, nama ibu (inisial),

usia, alamat, pekerjaan, pendidikan terakhir, usia kehamilan, jumlah kehamilan,

kelahiran bayi hidup, kelahiran bayi mati, kelahiran abortus, berat lahir bayi yang

hidup, berat lahir yang mati, HPHT (hari pertama haid terakhir), berat badan

sebelum hamil, berat badan ibu saat diteliti, tinggi badan ibu serta tuga pertanyaan

tentang riwayat diabetes (kencing manis) pada keluarga, riwayat diabetes (kencing

manis) pada ibu, dan riwayat kehamilan diabetes gestasional (kencing manis saat

kehamilan) selain itu peneliti juga menggunakan lembar hasil pengukuran

perubahan berat badan, kadar gula darah dengan menggunakan alat dan bahan

berupa glukotest (accu chek), glukotest strip, kapas alkohol, jarum lancet, glukosa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75 gram (apabila ibu memiliki kadar gula darah >200 mg/dl) serta handscone.

Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat spignanometer dan

stestoskop. Instrumen ini tidak ada uji validitas. Alat ini tidak dikalibrasi ulang

namun alat yang digunakan sudah diuji dengan menggunakan alat yang memiliki

merek yang sama dan memiliki hasil tidak jauh berbeda. Pada pengukuran

pertama perbedaan nilai kadar gula darahnya antara 110 mg/dl dengan 112 mg/dl,

pengukuran kedua dengan hasil yang sama 102 mg/dl, pengukuran ketiga 98

mg/dl dengan 97 mg/dl. Hal ini membuktikan bahwa alat glukotest dapat

digunakan.

4.6.Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan

lembar kuesioner dan lembar hasil pemeriksaan. Pengumpulan data dimulai

setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Rumah Sakit

Umum Sundari Medan. Setelah mendapatkan izin peneliti mulai melakukan

pengumpulan data di Poliklinik Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Pengambilan data menggunakan kusioner dan lembar hasil pemeriksaan. Dalam

penelitian ini didapatkan dalam satu hari lima sampai sepuluh responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini dengan krtiteria ibu hamil yang berkunjung ke

Rumah sakit trimester I,II & III dan bersedia menjadi responden. Kemudian

peneliti meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan

penelitian, jika responden bersedia dalam penelitian dan memenuhi kriteria,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


peneliti memberikan lembar persetujuan, jika responden setuju peneliti meminta

kepada responden untuk menandatangani lembar persetujuan. Selanjutnya

memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

apabila tidak jelas. Setelah itu, peneliti melakukan pengecekan kadar gula darah di

salah satu ruangan yang telah disediakan oleh ibu Sundari di Rumah Sakit Umum

Sundari Medan. Setelah responden masuk ke ruangan peneliti menanyakan data

demografi pasien diantara lain nama, umur, alamat, pekerjaan ibu, dan pendidikan

ibu.

Adapun prosedur pemeriksaan kadar gula darah bertujuan untuk

mengetahui kadar gula darah sewaktu, apabila kadar gula darah > 200 mg/dl maka

dilakukan pemeriksaan kedua dengan pengambilan kadar gula darah puasa

dilanjut pengambilan kadar gula darah satu jam dan dua jam setelah pemberian

glukosa 75 gram sebagai indikator kerja insulin. Pertama sebelum membersikan

tangan responden dengan alkohol swab peneliti menyiapkan alat dan menanyakan

tangan yang mana yang akan dilakukan penusukan, setelah itu peneliti menusuk

tangan responden yang sudah dibersihkan dengan alkohol swab. Kemudian darah

yang sudah keluar di letakan di strip tes yang telah dipasangkan ke alat glukotest

dan peneliti membaca dan menulis hasil kadar gula darah di lembar pemeriksaan.

Setelah itu, peneliti melakukan pengukuran tekanan darah dengan posisi

responden duduk. Peneliti memasang manset di lengan responden. Kemudian

meraba nadi radialis dan brachialis, setelah itu peneliti memompa balon pada

spigmomanometer sampai denyut nadi radialis tida teraba. Setelah nadi tidak

teraba balon dikempeskan secara berlahan. Kemudian penelitian mencatat hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengukuran tekanan darah di lembar hasil pemeriksaan. Setelah melakukan

pengecekan peneliti menanyakan beberapa pertanya terkait dengan data riwayat

kesehatan dan kehamilan ibu. Didalam data riwayat kesehatan dan kehamilan ibu

terdapat pegukuran tinggi dan berat badan. Untuk mengukur tinggi badan, peneliti

meminta responden untuk berdiri didekat dinding yang telah dipasang mirotoice

tanpa mengunakan alat kaki dan ikat rambut responden dilonggarkan (bila ada).

Untuk menimbang berat badan peneliti meminta responden untuk naik keatas

timbangan tanpa menggunakan alas kaki, aksesoris, ataupun barang yang terbuat

dari logam. Setelah itu peneliti mencatat hasil pengukuran tinggi badan dan berat

badan di lembar data riwayat kesehatan dan kehamilan ibu.

4.7. Analisa data

Setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan analisa data melalui

beberapa langkah berdasarkan Hidayat (2007) diantaranya: Pertama editing yaitu

upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan. Langkah ini dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul. Kedua coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Hal ini sangat penting

bila pengolahan analisa data menggunakan komputer. Ketiga entry data yaitu

kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau

database komputer dengan menggunakan komputerisasi yaitu dengan melakukan

entri dan analisa data statistik deskriptif. Keempat melakukan teknik analisa data

yang digunakan untuk instrument penelitian adalah analisis univariat yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik suatu variabel

penelitian. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi dan presentase dari semua sub variable penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan

untuk menganalisa data demografi dan hasil pemeriksaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

deteksi kehamilan diabetes melitus gestasional ibu hamil yang berkunjung ke

Rumah Sakit Umum Sundari Medan yang telah dilaksanakan peneliti dari tanggal

5 Mei- 6 Juni 2018 dengan jumlah responden 70 orang ibu hamil. Penyajian hasil

data meliputi data demografi, pengukuran kadar gula darah, dan faktor resiko

terdiri dari usia ibu, riwayat multiparitas, riwayat abortus, IMT (Indeks Massa

Tubuh) sebelum hamil dan penambahan berat badan ibu, riwayat diabetes melitus

gestasional, riwayat diabetes mellitus pada ibu dan keluarga, riwayat makrosomia,

serta tekanan darah.

5.1.1 Karakteristik demografi responden


Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan karakteritik
demografi (n=70)

Karakteristik f %
Usia Ibu
< 20 tahun 4 5,7 %
20-35 tahun 57 81,4 %
>35 tahun 9 12,9 %
Usia Kehamilan
Trimester I (1-3 bulan) 6 8,6%
Trimester II (4-6 bulan) 30 42,9%
Trimester III (7-9 bulan) 34 48,6%
Pekerjaan Ibu
Pegawai Negeri 5 7,1 %
IRT 59 84,3 %
Pegawai Swasta 2 2,9 %
Wiraswasta 4 5,7 %

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan Ibu
SD 7 10,0 %
SMP 16 22,9 %
SMA 34 48,6 %
Perguruan Tinggi 13 18,5 %

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas ibu hamil berusia reproduksi sehat

yaitu 20-35 tahun sebanyak 57 responden (81,4%), pada usia kehamilan trimester

III sebanyak 34 responden (48,6%), dengan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah

tangga sebanyak 59 responden (84,3%) dan pendidikan terakhir ibu SMA

sebanyak 34 responden (48,6%).

5.1.2 Hasil dekteksi diabetes gestasional pada ibu hamil

5.1.2.1 Kadar gula darah ibu hamil

Berikut dipaparkan hasil pemeriksaan kadar gula dara sewaktu ibu hamil

dengan kategori kadar gula darah sewaktu < 200 mg/dl dan > 200 mg/dl. Ibu yang

beresiko diabetes gestasional bila kadar gula darah > 200 mg/dl.

Tabel 5.2 Kadar gula darah sewaktu pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan (n=70)

Hasil pemeriksaan f %
KGD
Tidak beresiko (KGD <200 mg/dl) 70 100%
Beresiko (KGD >200 mg/dl) 0 0%

Pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat tidak ada responden (0%) mempunyai

kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau beresiko diabetes gestasional pada ibu

hamil. Oleh karena itu tidak dilakukan pemeriksaan kedua dengan pemberian

glukosa 75 gram.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.1.2.2 Peninjauan faktor resiko diabetes gestasional

Berikut dipaparkan data hasil peninjauan faktor resiko diabetes gestasional

meliputi usia ibu, riwayat multiparitas, riwayat abortus, IMT (Indeks Massa

Tubuh) sebelum hamil, penambahan berat badan selama kehamilan, riwayat

diabetes melitus gestasional, riwayat diabetes melitus pada keluarga dan ibu,

riwayat makrosomia, serta hasil pemeriksaan tekanan darah.

Tabel 5.3 Gambaran faktor resiko pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan (n=70)

Diabetes Gestasional
Tidak
Faktor resiko kesehatan dan Terdeteksi
terdeteksi
kehamilan ibu beresiko
beresiko
f % f %
Usia Ibu 9 12,9% 61 87,1%
Riwayat Multiparitas 46 65,7% 24 34,3%
Riwayat Abortus 0 0% 46 100%
Berat badan ibu
- IMT Sebelum Hamil 2 2,9% 68 97,1%
- Penambahan Berat Badan 3 4,3% 67 95,7%
Selama Kehamilan
Riwayat Diabetes Gestasional 0 0% 46 100%
Riwayat DM Keluarga 9 12,9% 61 87,1%
Riwayat Makrosomia (BBL 1 1,4% 69 98,6%
>4000gram)
Tekanan Darah 3 4,3% 67 95,7%

Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Sundari Medan terkait

gambaran faktor resiko diabetes gestasional didapatkan bahwa usia ibu yang tidak

beresiko mengalami diabetes gestasional sebanyak 61 reseponden (87,1%),

riwayat multiparitas terdapat 46 responden (65,7%) yang beresiko diabetes

gestasional, namun riwayat abortus dilihat pada ibu yang multiparitas mayoritas

tidak beresiko diabetes gestasioal sebanyak 46 responden (100%). Dilihat dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


IMT ibu sebelum hamil mayoritas tidak beresiko diabetes gestasional sebanyak 68

responden (97,1%) sementara pada penambahan berat badan ibu yang beresiko

diabetes gestasional sebanyak 3 responden (4,3%). Pada riwayat diabetes

gestasional yang tidak beresiko sebanyak 46 respoden (100%), riwayat diabetes

melitus pada keluarga sebanyak 9 responden (12,9%) yang beresiko diabetes

gestasional, serta riwayat diabetes pada ibu sebanyak 70 responden (100%) yang

tidak beresiko diabetes gestasional. Pada riwayat makrosomia hanya 1 responden

(1,4%) yang beresiko diabetes gestasioanal dan tekanan darah ibu sebanyak 3

(4,3%) responden yang beresiko diabetes gestasional.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum

Sundari Medan didapatkan bahwa tidak ada ibu hamil yang terdeteksi beresiko

diabetes gestasional. Semua ibu hamil tidak memiliki kadar gula darah sewaktu

>200 mg/dl. Namun terdapat beberapa ibu hamil yang memiliki beberapa faktor

resiko diabetes melitus gestasional. Beberapa faktor resiko tersebut berupa usia

ibu 9 orang (12,9%), riwayat multiparitas sebanyak 46 orang (65,7%), 2 orang

(2,9%) ibu yang memiliki IMT sebelum hamil obesitas, serta penambahan berat

badan selama kehamilan sebanyak 3 orang (4,3%), sementara itu riwayat diabetes

pada keluarga yang dijumpai pada 9 orang (12,9%) ibu, riwayat makrosomia

(BBL >4000 gram) 1 orang (1,4%). Selain itu juga terdapat 3 orang (4,3%) yang

mempunyai tekanan darah ≥140/90 mmHg.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Indriyani (2013), faktor yang mempengaruhi ibu hamil terjadi

diabetes melitus gestasional adalah ibu yang berusia lebih dari 30 tahun,

multiparitas, sering abortus, glukosuria, berat badan melebihi 120% dari Berat

Badan Ideal (BBI); BBI= (TB-100)10% atau IMT > 30 kg/m2, riwayat diabetes

melitus gestasional sebelumnya, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, ada

riwayat diabetes melitus pada keluarga, dan kehamilan dengan berat bayi yang

lahir lebih dari 4000 gram.

Semua (100%) ibu hamil dalam penelitian ini tidak terdeteksi beresiko

diabetes gestasional dengan hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu <200

mg/dl, oleh karena itu tidak dilakukan pemeriksaan kedua dengan pemberian

glukosa 75 gram karena seluruh ibu hamil memiliki kadar gula darah <200 mg/dl.

Hal lain yang ditemukana dalam penelitian ini adalah terdapat ibu memiliki kadar

gula darah <80 mg/dl sebanyak 19 orang (27,1%). Hiperglikemia saat hamil

mengakibatkan diabetes gestasional pada ibu, pada bayi lahir makrosomia atau

berat lahir >4000 gram, sedangkan hipoglikemia sendiri juga mengakibatkan bayi

terlahir prematur, kondisi berat badan bayi lahir sangat ringan, serta bayi lahir

melebihi batasan waktu normal. Hal ini dikarenakan seluruh ibu mengaku

menjaga asupan makan dan mengaku takut untuk mengkonsumsi makanan yang

mengandung tinggi gula. Hal ini terjadi karena sebagian besar ibu hamil tidak

memakan makanan manis dan takut mengkonsumsi makanan manis yang

berlebihan dan ada yang tidak mau untuk mengkonsumsi gula berlebih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam penelitian ini sebagian besar ibu (57 orang atau 81,4%) berada pada

rentang usia reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun, namun terdapat 9 orang

(12,9%) ibu yang mempunyai faktor resiko berada pada rentang usia dalam

kategori terdektesi beresiko diabetes gestasional yaitu >35 tahun. Usia tersebut

beresiko mengalami diabetes gestasional. Diabetes melitus merupakan penyakit

yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh (degeneratif) terutama gangguan

fungsi organ pankreas dalam menghasilkan hormon insulin, sehingga diabetes

melitus akan meningkatkan kasus sejalan dengan pertambahan usia. Hal ini serupa

dengan penelitian Rahmawati (2016) dengan judul skrining diabetes melitus

gestasional dan faktor resiko yang mempengaruhinya dengan jumlah responden

19 orang dalam penelitiannya menemukan responden dengan kategori usia <35

tahun sebanyak 15 responden (83,3%), hal ini berarti sebagian responden

dikategorikan sebagai ibu hamil yang tidak berisiko. Menurut Mocthar kehamilan

pada usia yang terlalu muda dan tua termasuk dalam kriteria kehamilan beresiko

tinggi dimana keduanya berperan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada

ibu dan janin.

Pada hasil penelitian ini juga didapatkan sebagian besar ibu multiparitas

yang terdektesi mempunyai faktor resiko diabetes gestasioanal sebesar 46

responden (65,7%). Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo

(2007), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian

maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik

endometriumnya, hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya komplikasi persalinan.

Dari hasil penelitian ini didapatkan seluruh ibu yang multiparitas (46

orang) tidak terdektesi mempunyai faktor resiko diabetes gestasional dalam

riwayat abortus sebanyak 46 orang (100%). Abortus ialah kematian bayi dalam

kandungan dengan umur kurang dari 20 minggu. Faktor yang menyebabkan

abortus adalah kelainan kromosom, lingkungan sekitar tempat implementasi

kurang sempurna dan pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan

tembakau dan alcohol. Hal ini dikarenakan seluruh ibu menjaga kondisi

kehamilan dan melakukan kegiatan rumah tangga dengan berhati-hati serta

menhindari penggunanan obat-obatan, virus, serta radiasi.

Faktor resiko terkait berat badan ibu terdapat 2 responden (2,9%) yang

mempunyai faktor resiko diabetes gestasional pada IMT sebelum hamil obesitas

dan 3 responden (3,4%) pada penambahan berat badan berlebih selama

kehamilan. Hal ini dikarenakan sebagian besar ibu menjaga keadaan tubuhnya dan

aktif dalam mengurus pekerjaan rumah. Penelitian ini serupa dengan hasil

penelitan oleh Rahmawati (2016) dengan judul skrining diabetes mellitus

gestasional dan faktor yang mempengaruhinya, menyatakan sebagian besar

responden memiliki BMI sebelum hamil dengan kategori normal sebanyak 12

responden (66,7%). Hal ini mungkin disebabkan karena sampel merupakan

penduduk yang belum terlalu terpapar banyak dengan makanan cepat saji seperti

di kota-kota besar. Mereka juga rutin menjalankan aktivitas sehari-hari dan

menjaga pola hidup sehat. Pada penambahan berat badan banyak ibu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menagalami penurunan berat badan diakarenakan banyak ibu yang mengalami

penurunan berat badan karena sebagian besar ibu hamil mengalami mual muntah

dan mengakibatkan ibu hamil tidak mau makan makanan yang membuatnya mual

dan ibu hamil mengatakan tidak nafsu makan bila terjadi mual sehingga asupan

nutrisi kurang dalam tubuh ibu.

Seluruh ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kadar gula darah selama

kehamilan, kerena kurangnya pemberitahuan informasi tentang diabetes melitus

gestasional. Dalam penelitian ini semua ibu yang multiparitas (46 orang) tidak

terdeteksi mempunyai faktor resiko dalam riwayat diabetes melitus gestasional

pada ibu sebanyak 46 responden (100%). Penelitian oleh Rahmawati (2016),

diabetes melitus gestasional terjadi 5,6 %. Hal ini disebabkan diabetes mellitus

gestasional tidak menunjukan gejala sama sekali. Dari hasil studi yang dilakukan

oleh Qurratuaeni (2009) diantara beberapa pendetita diabetes melitus, banyak

yang tidak menyadari dirinya menghidap penyakit diabetes melitus. Hal ini

disebabkan karena beberapa faktor, yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan,

perilaku, kebiasaan makan, dan keterpaparan terhadap sumber informasi. Pada

diabetes melitus gestasional, katidaktahuan ibu hamil bahwa dirinya menderita

diabetes melitus gestasional terjadi karena tidak dilakukannya skrining selama

antenatal care, pemeriksaan hanya berfokus ke beberapa penyakit tertentu seperti

hipertensi dan anemia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada penelitian ini didapatkan riwayat diabetes melitus pada keluarga

sebagian besar ibu tidak terdektesi mempunyai faktor resiko diabetes gestasioanal.

Namun terdapat 9 responden (12,9%) yang terdektesi mempunyai faktor resiko

diabetes gestasional. Penelitian oleh Vincent (2016), didapatkan banyak

responden yang mengatakan tidak memiliki riwayat diabetes melitus keluarga

sebanyak 45 orang (86,5%) dan menjawab memiliki riwayat diabetes melitus

keluarga sebanyak 7 orang (13,5%). Menurut National Institute of Diabetes and

Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) (2016) menyatakan bahwa memiliki

riwayat diabetes melitus dalam keluarga meningkatkan resiko terjadinya diabetes

melitus tipe 2 dan untuk ibu hamil yang dengan diabetes melitus gestasional,

meningkatkan resiko terjadinya diabetes dan anak yang sedang berada dalam

kandungan, beresiko terjadinya obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Pada

penelitian ini juga didapatkan seluruh ibu yang tidak terdektesi mempunyai faktor

resiko diabetes gestasional dalam riwayat diabetes melitus pada ibu sebanyak 70

orang (100%). Hal ini dikarenakan seluruh ibu tidak pernah melakukan

pengecekkan kadar gula darah sebelum hamil bahkan saat hamil

Salah satu faktor resiko diabetes gestasional adalah ibu yang memiliki

riwayat kelahiran bayi besar >4000 gram atau makrosomia. Dalam penelitian ini

hanya terdapat 1 responden (1,4%) yang terdektesi mempunyai faktor resiko

diabetes gestasional dalam riwayat makrosomia. Makrosomia ialah kelahiran bayi

besar dengan bobot lebih dari 4 kilogram. Penyebabnya antara lain faktor genetik,

konsumsi makanan berlebih sehingga ibu mengalami obesitas saat hamil atau bayi

lahir melebihi waktu perkiraan, yakni usia kehamilan lebih dari 41 minggu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penyebab lain yang cukup sering terjadi adalah diabetes yang dialami ibu saat

hamil. Hal ini didapatkan karenakan sebagian besar ibu memiliki berat badan

normal dan mengatur pola makan ibu, sebagian besar ibu tidak memiliki riwayat

keluarga yang diabetes serta tidak terdapat ibu yang memiliki diabetes saat hamil

dengan hasil kadar gula darah <200 mg/dl.

Hasil pemeriksaan tekanan darah ≥140/90 merupakan salah satu faktor

resiko terjadinya diabtes gestasional pada ibu hamil. Dalam penelitian ini terdapat

3 responden (4,3%) yang terdektesi mempunyai faktor resiko diabetes gestasional

pada tekanan darah ≥140/90 mmHg. Tiga orang ibu tersebut memiliki tekanan

darah antara lain 140/90 mmHg, 130/100 mmHg, dan 130/110 mmHg. Pada

penelitian ini belum ditemukan penelitian lain yang serupa terkait tekanan darah

terhadap diabetes gestasional dan hubungan terkait diabetes gestasional terhadap

tekanan darah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 70 responden di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan didapatkan bahwa tidak ada ibu hamil yang

terdeteksi beresiko diabetes gestasional. Semua ibu hamil tidak memiliki kadar

gula darah sewaktu >200 mg/dl. Namun terdapat beberapa ibu hamil yang

memiliki beberapa faktor resiko diabetes melitus gestasional. Beberapa faktor

resiko tersebut berupa faktor usia >35 tahun terdapat 9 orang ibu (12,9%), riwayat

multiparitas sebanyak 46 orang (65,7%), faktor resiko terkait berat badan ibu

yaitu 2 orang (2,9%) ibu yang memiliki IMT sebelum hamil obesitas dan

penambahan berat badan berlebih selama kehamilan sebanyak 3 orang (4,3%),

sementara itu riwayat diabetes pada keluarga yang dijumpai pada 9 orang (12,9%)

ibu, riwayat makrosomia (BBL > 4000 gram) 1 orang (1,4%). Selain itu juga

terdapat 3 orang (4,3%) yang mempunyai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.

6.2 Saran

1. Bagi pendidikan keperwatan

Pendidikan keperawatan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai

referensi terkait dengan deteksi kehamilan diabetes melitus gestasional

pada ibu hamil dalam pembelajaran perkuliahan dibidang keperawatan

maternitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Bagi pelayanan keperawatan

Disarankan bagi pelayanan kesehatan hendaknya melakukan skrining

diabetes gestasional dengan menilai ada tidaknya resiko pada ibu melalui

pemeriksaan ANC (Antenatal Care). Selain itu mengingatkan dalam

penelitan ini didapatkan 27,1% (19 orang) ibu hamil yang memiliki kadar

gula darah < 80 mg/dl, maka disarankan pada pelayanan kesehatan agar

melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang tidak hanya untuk

mendektesi diabetes gestasional tetapi juga untuk mencegah kejadian

hipoglikemia selama kehamilan.

3. Bagi penelitian keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan menjadi sumber

referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait

dengan deteksi diabetes melitus gestasional pada ibu hamil dan diharapkan

peneliti selanjutnya melakukan penelitian terkait hipoglikemia pada ibu

hamil dengan responden yang lebih banyak untuk melihat gambaran

hipoglikemia selama kehamilan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Pustaka

Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjdo.

American Diabetes Association. (2004). Gestasional Diabetes Melitus. Journal of


Diabetes Care Vol 27, (suppl. 1): S88-S90

American Diabetes Association. (2017). Diabetes Care Journal of Clinical and


Applied Research and Education Vol 40, Januari 2017.

Arikunto,S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Buckley,et al. (2001). Gestational Diabetes Melitus. Journal of Diabetes Care; vol
29 (Suppl.1): 43-48.

Cunningham,F.G. (2012).Obstetri Williams Ed.23,vol.1. Jakarta : EGC

Cunningham,F.G. (2012).Obstetri Williams Ed.23,vol.2. Jakarta : EGC

Hernandez, T. I. (2011). Patterns of Glycemia in Normal Pregnancy

Indriyani,D. (2013). Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan Antrenatal.


Yogyakarta : Graha Ilmu

IOM dan National Research Council (NRC). (2009). Implementing Guidelines on


Weight Gain Pregnancy

Kathen, dkk. (2009). Committe to Reexamine IOM Pregnancy: Weight


Guidelines. The National Academy Press: Washington DC

Kurniawan,L.B. (2016). Patofisiologi, Skrining, dan Diagnosis Laboratorium


Diabetes Melitus Gestasional. Vol 43, (11)

Lowdermik,D.L.,Perry,S.E.,& Cashion,K. (2013). Keperawatan Maternitas, Edisi


8-buku 1. Singapure : Elsevier

Lowdermik,D.L.,Perry,S.E.,& Cashion,K. (2013). Keperawatan Maternitas, Edisi


8-buku 2. Singapure : Elsevier

Mayes, J. (2001). HACCP: Principles and Applications. New York: Van Nostrand
Reinhold

Notoatmodjo,S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Pranumi,I.F. (2016). Gambaran Glukosa Darah pada Kehamilan Trimester 3

Prawirohardjo Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Putri,M.,Wahjudi,P., & Prasetyowati, I. (2018). Gambaran Kondisi Ibu Hamil


dengan Diabetes Melitus di RSD dr. Soebandi Jember Tahun 2013-2017.
Vol 6 (1), Januari 2018

Rahmawati,F., Natosba,J., & Jaji. (2016). Skrining Diabetes Melitus Gestasional


dan Faktor Risikoyang Mempengaruhinya Vol 3, (2), Juli 2016

Riduwan.(2010).Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

Rumangkang,B.,Wilar,R.,& Pateda,V. (2016). Hubungan antara Kadar Gula


Darah Bayi Baru Lahir dengan Ibu Hamil yang Mengalami Obesitas

Saifuddin,A.B dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepasi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman U1 – U6, MK1 –
MK 84, PK 59 – PK 77

Saifuddin, A.B. (2009). Panduan Praktis Kesehatan Martenal dan Neonatal.


Jakarta: EGC

Saldah, I.P., Wahiddun,. Sidik, D. (2012). Faktor Resiko Kejadian Prediabetes I


Diabetes Mellitus Gastasional di RSIA Siti Khadijah 1 Kota Makassar.

Suioroka, IP. (2012). Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Soewondono, Perdana dan Pramono, Laurentius. (2011). Prevalence,


Characteristics, and Predictors of Pre-diabetes in Indonesia. Journal of Med
J. Vol. 20, (4): 283-294

Vincent, K.H, Nelly.W, & Shirley.E.S.K. (2016). Analisis Faktor yang


berhubungan dengan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Ibu Hamil di Kota
Manado Vol.4, (2), Juli-Desember 2016

World Health Organization. (2004). Low Birth Weight, Country Regional and
Global Estimates. UNICEF: New York

World Health Organization. (2013). Diagnostic Criteria and Classification of


Hyperglycaemia First Detected in Pregnancy. WHO/NMH/13.2

Yeyeh,A.,Yulianti,L.,Maemunah.,& Susilawati,L. (2009). Asuhan Kebidanan 1


(Kehamilan). Jakarta : TIM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni & juli Agustus
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
Proses persetujuan
2
judul
Menyusun Bab 1
3
Pendahuluan
Menyusun Bab 2
4
Tinjauan Pustaka
Menyusun Bab 3
5
Kerangka Penelitian
Menyusun Bab 4
6 Metodologi
Penelitian
Menyusun instrumen
7
penelitian
8 Sidang proposal
9 Perbaikan proposal
10 Uji etik penelitian
11 Pengumpulan data
12 Analisa data
13 Penyusunan laporan
Sidang akhir
14
penelitian
Perbaikan laporan
15
akhir
Penyerahan laporan
16
dan manuskrip

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2

SURAT PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN

Saya Rafika Rahmi, Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Dengan ini ingin mengajak ibu dalam penelitian yang

berjudul: Deteksi Kehamilan Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil di Rumah

Sakit Umum Sundari Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mendektesi kehamilan

diabetes gestasional pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Medan, 2018

Peneliti

Rafika Rahmi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah saya memperoleh penjelasan dari peneliti, dengan ini saya

memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya

mengetahui bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk

mendektesi kehamilan diabetes gestasional pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum

Sundari Medan. Saya mengetahui bahwa tidak ada resiko yang akan saya alami

dan saya beritahukan tentang adanya jaminan kerahasiaan informasi yang akan

diberikan dan saya juga memahami bahwa penelitian ini bermanfaat bagi layanan

keperawatan.

Medan, 2018

Responden

─────────────

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4

KUISIONER DETEKSI KEHAMILAN DIABETES GESTASIONAL


Deteksi Kehamilan Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil di Rumah Sakit
Umum Sundari Medan

Petunjuk pengisian :

1. Ibu dimohonkan menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dan memberikan

tanda ceklist (√) pada setiap kotak yang tersedia .

2. Bila ada yang kurang mengerti silakan bertanya kepada peneliti.

A. Data demografi

No . Responden : (di isi oleh peneliti)

Tanggal Pemeriksaan : - - -

Identitas ibu

1. Nama (Inisial) :

2. Umur : ..........Tahun

3. Alamat :

4. Pekerjaan ibu :

PNS Wiraswasta Ibu rumah tangga Lainya…..

5. Pendidikan terakhir :

SD SMP SMA S1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Data riwayat kesehatan dan kehamilan ibu

1. Usia kehamilan : Bulan ( Minggu)

2. HPHT (hari pertama haid terakhir) :

3. Status obstetri :G P A (diisi oleh peneliti)

4. Kelahiran bayi hidup : kali

5. Berat badan lahir bayi hidup : 1. gram; 2. gram; 3. gram

6. Kelahiran bayi mati : kali

7. Berat badan lahir bayi mati : 1. gram; 2. gram; 3. gram

8. Kelahiran bayi abortus : kali

9. Berat badan sebelum hamil : kg

10. Berat badan saat ini : kg

11. Tinggi badan ibu : cm

12. Riwayat diabetes (kencing manis)

pada keluarga : Ya Tidak

13. Riwayat diabetes (kencing manis)

pada ibu : Ya Tidak

14. Riwayat kehamilan diabetes gestasional

(kencing manis saat kehamilan) : Ya Tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBARAN HASIL PEMERIKSAAN
Deteksi Kehamilan Diabetes Gestasional Ibu Hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan

1. Kadar gula darah ibu


- Pemeriksaan pertama
a. Sewaktu :
- Pemeriksaan kedua*
a. Puasa :
b. 1 jam :
c. 2 jam :
2. Tekanan darah ibu :

*Pada ibu yang kadar gula darah pemeriksaan pertama ≥ 200 mg/dl

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5

SOP

Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Adapun prosedur pemeriksaan kadar gula darah bertujuan untuk

mengetahui kadar gula darah sewaktu, apabila kadar gula darah > 200 mg/dl maka

dilakukan pemeriksaan kedua dengan pengambilan kadar gula darah puasa

dilanjut pengambilan kadar gula darah satu jam dan dua jam setelah pemberian

glukosa 75 gram sebagai indikator kerja insulin.

1. Alat dan bahan:

a. Siapkan Alat Accu Chek meter; glukotest, glukotest strip, jarum lancet,

alkohol swab dan handscone serta glukosa 75 gram

b. Atur jam, tanggal dan tahun pada mesin

2. Mengkode meter Accu Chek:

a. Ambil chip dan cek kodenya dimana kodenya harus sama dengan kode

yang di tabung strip accu chek.

b. Masukan ke dalam mesin posisi disamping mesin. (jika menggunakan

tabung strip accu chek yang baru maka kode chipnya menggunakan

chip yang baru juga yang ada di tabung strip accu chek yang baru).

3. Menyiapkan lancet Accu chek :

a. Lepaskan tutup kepala pena coblos

b. Masukan jarum lancet pada tempat lancet

c. Pasang kembali tutup lancet

d. Atur ketebalan penetrasi jarum biasanya pakai no.2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Tekan tombol kekang ke bawah sehingga tobol picu muncul tanda

kuning dan siap digunakan dengan cara menekan tombol picu lancet.

4. Melakukan tes gula darah

a. Pilih jari tangan yang akan diambil sample darahnya (diusahakan

bergantian jarinya)

b. Cuci tangan sebelum melakukan pengetesan dan memakai handscone

c. Ambil strip test wadahnya, masukan strip test ke mesin accu chek

sesuai penunjuk arah panahnya, maka nomor kode akan muncul sesaat

dilayar (nomor kode nya harus sama dengan no yang di tabung strip).

d. Setelah pada layar meter muncul tanda darah berkedip berarti sudah

siap digunakan.

e. Siapkan jarum lancet kemudian desinfeksi jari yang akan ditusuk

menggunakan alkohol swab.

f. Lakukan penusukan dengan pena ke jari yang akan diambil darahnya.

g. Setelah keluar darahnya tempelkan sample darah tersebut pada strip

test yang berwarna oranye

h. Layar akan berkedip tunggu sampai keluar hasil tes gula darah

responden setelah 5 detik.

i. Setalah hasil keluar, apabila kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl,

maka dilakukan tes toleransi glukosa oral

j. Tes toleransi glukosa oral ibu diminta puasa selama semalam dan pagi

hari dilakuakan pengecekan glukosa, setelah darah pertama diambil,

catat hasil pemeriksaan glukosa puasa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


k. Lakukan pemeriksaan sama b-I sebelum melakukan pemeriksaan

berikan ibu glukosa 75 gram dan lakukan pengambilan glukosa setiap

jam selama 2 kali.

l. Setiap hasil yang diperoleh setiap jam dicatat pada lembar

pemeriksaan.

m. Pemeriksaan selesai, buang strip test dan jarum yang sudah digunakan

di tempat sampah yang sudah disediakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SOP

Pemeriksaan Tekanan Darah

Langkah-langkah pengukuran tekanan darah yaitu:

1. Alat

a. Tensimeter

b. Stetoskop

2. Prosedur

a. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan

digunakan, yaitu dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop.

Kemudian peneliti menjelasakan prosedur. Responden disarankan

untuk berbaring dan meletakkan tangan klien disamping pada

posisi telentang. Lengan baju dibuka dan memasang manometer

pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (Siku

lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.

b. Meraba denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam)

dekstra/sinistra dengan jari tangan kita.

c. Balon udara manset dipompa samapai denyut nadi arteri radialis

tidak teraba

d. Setelah tidak teraba lagi tambah pompa 20 mmHg dari titik radialis

yang tidak teraba.

e. Balon udara manset dikempeskan secara perlahan dan

berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara

berlawanan arah jarum jam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


f. Mencatat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba.

Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi dan tak

mungkin dengan cara ini menemukan tekanan diastolik. Hasil

dicatat dan memberitahukan kepada responden.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SOP

Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengukuran berat badan

1. Alat

a. timbangan

2. Prosedure:

Langkah-langkah pengukuran berat badan yaitu;

a. Letakan timbangan berat badan ditempat yang datar

b. Pastikan jarum kalibrasi tepat pada angka 0

c. Lepaskan alas kaki, asesoris yang digunakan, maupun barang yang

terbuat dari logam lainnya serta pakaian luar seperti jaket

d. Setelah itu ibu naik keatas timbangan dan berdiri tegak pada

bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus kedepan. Ibu

tetap rileks dan tidak bergerak

e. Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (kg).

Pengukuran tinggi badan

1. Alat

a. Microtoise

2. Prosedure

Langkah-langkah pengukuran tinggi badan yaitu;

a. Sebelum melakukan pengukuran lepaskan alas kaki dan

melonggarkan ikat rambut (bila ada)

b. Ibu berdiri tepat dibawah microtoise

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Ibu berdiri tegap, pandangan lurus, kedua tangan berada disamping

posisi lutut tegak/tidak menekuk, dan telapak dengan menghadap

ke paha (posisi siap)

d. Pastikan kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel

pada bidang vertikal atau dinding dalam keadaan rileks

e. Turunkan microtoise hingga mengenai atau menyentuh rambut ibu

namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi

microtase tegak lurus

f. Catat hasil pengukuran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9

Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Hasil pemeriksaan f %
KGD
<80 mg/dl 19 27,1%
80-144 mg/dl 50 71,4%
145-179 mg/dl 1 1,4%
180-200 md/dl 0 0%
>200 mg/dl 0 0%

Berikut hasil deskripsi pemeriksaan kadar gula darah < 80 mg/dl yang terdapat pada 19 responden diantara lain;

No Usia ibu Usia Multiparitas IMT R.Diabetes R. Diabetes R. Abortus KGD


kehamilan keluarga gestasional Makrosomia
1. 30 tahun Trimester 2 24,58 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 75 mg/dl
2
2. 34 tahun Trimester 3 25,66 kg/m2 Ya Tidak Tidak Tidak 64 mg/dl
3
3. 25 tahun Trimester 2 20,31 kg/m2 Ya Tidak Tidak Tidak 69 mg/dl
3
4. 35 tahun Trimester 2 24,21 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 66 mg/dl
2
5. 30 tahun Trimester 3 28,90 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 61 mg/dl
2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. 29 tahun Trimester 1 22,34 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 65 mg/dl
2
7. 32 tahun Trimester 3 25 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 68 mg/dl
1
8. 19 tahun Trimester 1 18,75 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 79 mg/dl
2
9. 36 tahun Trimester 5 18,33 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 73 mg/dl
3
10. 32 tahun Trimester 4 28,12 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 63 mg/dl
2
11 23 tahun Trimester 1 20,41 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 67 mg/dl
2
12 26 tahun Trimester 3 18,75 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 69 mg/dl
3
13 18 tahun Trimester 1 20 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 78 mg/dl
3
14. 22 tahun Trimester 1 18,75 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 74 mg/dl
2
15. 22 tahun Trimester 1 17,91 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 62 mg/dl
3
16. 36 tahun Trimester 2 20 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 79 mg/dl
3
17. 25 tahun Trimester 2 18,7 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 78 mg/dl
3
18. 28 tahun Trimester 2 21,25 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 69 mg/dl
2
19. 25 tahun Trimester 1 21,13 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 72 mg/dl
3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah

Hasil pemeriksaan f %
Tekanan Darah
<140/90 mmHg 67 95,7%
≥140/90 mmHg 3 4,3%

Berikut hasil deskripsi pemeriksaan tekanan darah ≥140/90 mmHg yang terdapat pada 3 orang responden diantara lain;

No Usia ibu Usia Multiparitas IMT R.Diabetes R. Diabetes R. Abortus KGD


kehamilan keluarga gestasional Makrosomia
1. 34 tahun Trimester 3 25,66 kg/m2 Ya Tidak Tidak Tidak 140/90
3 mmHg
2. 38 tahun Trimester 3 31,62 kg/m2 Ya Tidak Tidak Tidak 130/100
2 mmHg
3. 26 tahun Trimester 3 18,75 kg/m2 Tidak Tidak Tidak Tidak 130/110
3 mmHg

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 11

RINCIAN BIAYA PENELITIAN


Nama : Rafika Rahmi
NIM : 141101075
Judul Penelitian : Deteksi Kehamilan Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil
di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Tabel Rincian Biaya Penelitian


1. Persiapan Proposal Penelitian
Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah
Pencetakan referensi dari 100 lbr Rp. 100,00 Rp. 10.000,00
internet
Kertas HVS 2 rim Rp. 38.000,00 Rp. 76.000,00
Fotocopy buku 1 buku Rp. 28.000,00 Rp. 28.000,00
Denda buku perpustakan 5 buku Rp. 300/hari Rp. 45.000,00
(1bulan)
Pencetakan proposal 100 lbr Rp. 200,00 Rp. 20.000,00
bimbingan
Pencetakan proposal 70 lbr Rp. 200,00 Rp. 14.000,00
Fotocopy dan jilid proposal 5 buah Rp. 15.000,00 Rp. 75.000,00
Pencetakan dan jilid revisi 5 buah Rp. 20.000,00 Rp.100.000,00
proposal
Konsumsi Seminar Proposal 3 buah Rp. 50.000 Rp. 150.000,00
Total Rp. 368.000,00
2. Pelaksanaan Penelitian
Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah
Pencetakan lembar penjelasan 2 lbr Rp. 500,00 Rp. 1.000,00
dan surat izin penelitian
Administrasi untuk tempat Rp. 250.000,00
penelitian
Pembelian alat glukotest 1 buah Rp. 420.000 Rp. 420.000,00
Alkhol swab 1 kotak Rp. 15.000 Rp. 15.000,00
Lancet (jarum) 1 kotak Rp. 125.000 Rp. 125.000,00
Fotocopy kuesioner penelitian 100 set Rp. 150,00 Rp. 150.000,00
(@3 lbr)
Total Rp. 961.000,00

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Persiapan Sidang Hasil
Harga
Nama Jumlah Jumlah
Satuan
Pencetakan Skripsi 1 Rp. Rp. 40.000,00
40.000,00
Fotocopy dan jilid skripsi 5 Rp. Rp. 325.000,00
65.000,00
CD 1 Rp. Rp. 10.000,00
10.000,00
Konsumsi 3 Rp. 50.000 Rp. 150.000
Total Rp. 525.000,00
4. Transportasi Rp. 100.000,00
Total Rp. 1.829.000,00
Biaya tak terduga 10% Rp. 137.700,00
Total Biaya Keseluruhan Rp. 2.091.700,00

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 12

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama Lengkap : Rafika Rahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 08 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr.Mansyur no.68 medan
No HP : 081375844146
Alamat E-mail : rafikarahmi8@gmail.com

Data Keluarga
Nama Ayah : Alm. Saiful S.E.
Nama Ibu : Irmawati

Pendidikan Formal :
Sekolah – Universitas Tahun
S1 Ilmu Keperawatan/ Fakultas Keperawatan 2014 - Sekarang
SMAS Dharma Pancasila Medan 2011- 2014
SMPN 1 Sunggal 2008 – 2011
SDN 104185 Sei Semayang 2002 – 2008
TK AL-Furqon Diski 2001 – 2002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai