SKRIPSI
Oleh:
Rafika Rahmi
141101075
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, dan Shalawat
bersertakan salam penulis hadirkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
Rumah Sakit Umum Sundari Medan”, untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan, dukungan, bantuan, serta nasehat dan saran
dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Untuk itu pada
Sumatera Utara.
3. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
4. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
5. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
7. Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku Penguji III, yang telah meluangkan
menjalani pendidikan.
10. Prof. Dr. H. Darwin Dalimunthe, Ph.D yang telah mendukung dan
11. Sahabat terabaik penulis Devi Anjelina Damanik, Deasya Arisandi, dan
Fitri Lestari yang selalu ada disaat penulis membutukan semangat dan
12. Teristimewa kedua orang tua, ayahanda Alm. Saiful Adam S.E dan ibunda
terbesar serta doa restunya kepada penulis yang tiada ternilai dan kepada
saudara penulis kakanda Nurul Husna S.K.M dan Ilham Mahadi Rangkuti
ini.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis selama masa penulisian skripsi
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta
Penulis
Rafika Rahmi
141101075
PENDAHULUAN
anatomi serta fisiologi dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologi yang
terjadi adalah perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan
(Sarwono, 2010).
kepada resistensi insulin, sehingga mengakibatkan kadar glukosa darah akan naik
dalam darah selama masa kehamilan disebut dengan Diabetes Melitus Gestasional
yang beresiko.
diproduksi memadai, tetapi tidak mampu mengontrol kadar gula didalam darah
dalam batas normal. Kondisi semacam ini dapat dijumpai pada ibu hamil yang
mengalami obesitas, dimana terjadi hiperglikemia karena pola hidup yang tidak
berdampak pada janin karena kadar gula darah janin bergantung pada ibu yang
diabetes tipe 2. Selain itu, kelainan ini juga menyebabkan sejumlah kelainan
dengan tepat. Namun, jumlah penambahan berat badan pada ibu selama
Penambahan berat badan yang diinginkan selama kehamilan bervariasi pada ibu.
penambahan berat badan adalah kesesuaian dari berat badan ibu sebelum hamil
Ibu dengan berat badan yang sangat kurang lebih cenderung mengalami
persalinan prematur dan melahirkan bayi berat lahir rendah. Ibu dengan
penambahan berat badan yang tidak adekuat memiliki resiko yang meningkat
untuk melahirkan bayi yang gagal tumbuh. Ibu dengan obesitas lebih cenderung
mengalami hipertensi dan diabetes pada kehamilan dibandingkan ibu dengan berat
penduduk dunia yang berusia lebih dari sama dengan 25 tahun mengalami
peningkatan kadar gula darah puasa (WHO, 2014). Proporsi penduduk Indonesia
yang berumur kurang dari sama dengan 15 tahun dengan Diabetes melitus (DM)
adalah 6,9 persen. Prevalensi penderita Diabetes melitus di Indonesia pada tahun
al, 2001). Prevalensi prediabetes di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 10%
gestasional juga dapat meningkatkan risiko bagi ibu 3-5% untuk menjadi diabetes
Rumah Sakit Umum Sundari merupakan salah satu Rumah Sakit Umum
menemukan data hasil penelitian terkait kejadian kehamilan resiko tinggi dengan
diabetes gestasional pada ibu hamil yang berkunjung ke Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian Saldah (2012) menunjukkan bahwa ibu hamil dan riwayat
gestasional. Oleh karena itu sebaiknya melakukan pengaturan pola makan dan
rutin kontrol gula darah, kontrol tekanan darah serta kontrol berat badan sebelum
dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil deteksi kehamilan diabetes melitus
pendidikan keperawatan.
Sakit Umum Sundari Medan serta sebagai pedoman kebijakan dalam pelayanan
TINJAUAN PUSTAKA
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan
yang kebetulan unik. Pada kehamilan resiko tinggi terdapat adanya satu atau lebih
faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang dapat memberi dampak
kurang menguntungkan bagi ibu dan janin (Indriyani, 2013). Kehamilan risiko
tinggi adalah suatu keadaan di mana kehamilan itu dapat berpengaruh buruk
terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, penyakit ibu dapat berpengaruh buruk pada
janinnya, atau keduanya ini saling berpengaruh. Kehamilan risiko tinggi (high risk
Sebagai contoh, setelah asupan glukosa melalui makan, ibu hamil memperlihatkan
glukagon yang lebih besar. Hal ini tidak dapat dijelaskan oleh penurunan
Respons ini konsisten dengan keadaan resistensi insulin perifer yang dipicu oleh
kebutuhan energi untuk ibu dan janin. Perubahan hormonal ditandai dengan
insulin ibu tidak optimal dan terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Efek dari resistensi insulin ini mengakibatkan kadar gula
darah ibu hamil tinggi sehingga terjadi diabetes gestasional. Keadaan ini dapat
berdampak pada janin, sebab kadar gula darah ibu akan mempengaruhi gula darah
janin sehingga gula darah janin juga meningkat (Maryunani, 2008 dalam Saldah,
2012).
keparahan bervariasi dan awitan atau dikenali pertama kali selama kehamilan.
dengan usia dan dipengaruhi oleh faktor diabetogenik lain, yaitu obesitas, maka
2012).
penyesuaian metabolisme ibu akan memungkinkan nutrisi yang cukup untuk ibu
yang dimediasi oleh suatu karier, yang berarti kadar glukosa pada janin secara
langsung proporsional dengan kadar gula darah pada ibu. Meskipun glukosa dapat
menembus plasenta, insulin tidak bisa. Sekitar usia 10 minggu, janin akan mulai
menyekresi insulin sendiri dalam jumlah yang cukup untuk menggunakan glukosa
yang didapat dari ibu. Oleh karena itu, ketika kadar glukosa janin juga akan
Diabetes dapat disebabkan baik oleh gangguan sekresi insulin, karena sel
beta pankreas dirusak oleh proses autoimun, maupun karena kerja insulin di organ
target tidak adekuat pada satu titik di jalur metabolik. Diabetes melitus adalah
disebabkan oleh defek pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya
pankreas, meregulasi kadar gula darah dengan membuat glukosa dapat masuk ke
sel lemak dan otot, di mana glukosa tersebut digunakan sebagai sumber energi.
Ketika insulin tidak cukup atau tidak efektif dalam meningkatkan pengambilan
glukosa oleh sel otot dan lemak, glukosa akan terakumulasi di aliran darah dan
yang menarik cairan intrasel ke dalam sistem vaskular, sehingga terjadi dehidrasi
sel dan ekspansi volume darah (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).
memobilisasi SLC2A4 (GLUT 4) dari dalam sel ke permukaan sel. Hal ini
kadar insulin, beberapa ibu tidak dapat meningkatkan produksi insulinnya relatif
intoleransi glukosa dengan onset atau pertama kali diketahui saat hamil. Definisi
ini sudah sesuai, baik pada saat insulin digunakan maupun tidak untuk
penatalaksanaan, atau apakah diabetes menetap setelah kehamilan atau tidak. Hal
kehamilan atau dibutuhkan obat untuk kontrol glukosa optimal. Ibu yang
kehamilan selesai. Ibu dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya beresiko
terjadinya komplikasi ini meningkat sesuai lama dan tingkat keparahan diabetes
yang mungkin sudah ada penyulit berupa kelainan vascular, retinopati, nefropati,
atau sekuele diabetes lainnya, atau tidak. Diabetes tipe 2 lebih lebih umum terjadi
meningkat. Tendensi ini terutama terjadi pada ibu yang di diagnosis diabetes
melitus gestasional pada awal masa kehamilan atau pada ibu yang mengalami
kematian janin dalam rahim sebelumnya yang tidak bisa dijelaskan, riwayat
atau diabetes gestasional, obesitas (berat > 90kg [198 pon]) dan glukosa darah
puasa di atas 140 mg/dl atau glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl. Ibu dengan
skrining glukosa pada kunjungan kehamilan dan sekali lagi pada usia kehamilan
24 sampai 28 minggu bila skrining awal negatif (Lowdermik, Perry dan Casion,
2013).
Ibu yang berisiko tinggi menderita diabetes melitus gestasional adalah ibu
yang berusia lebih dari 30 tahun, multiparitas, sering abortus, glukosuria, berat
badan melebihi 120% dari Berat Badan Ideal (BBI); BBI= (TB-100)-10% atau
IMT > 30 kg/m2, riwayat diabetes melitus gestasional sebelumnya, tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg, ada riwayat diabetes melitus pada keluarga, dan
kehamilan dengan berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram (Indriyani,
2013). Faktor risiko diabetes melitus gestasional antara lain glukosuria, umur
kehamilan. Ketika kebutuhan gizi meningkat pada trimester kedua dan ketiga,
asupan nutrisi ibu akan menginduksi kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Pada
kebutuhan insulin ibu akan meningkat sampai tiga kali lipat. Sebagian besar ibu
insulin dan menjaga euglikemia. Namun, ketika pankreas tidak bisa lagi
memproduksi insulin yang cukup atau insulin tidak digunakan dengan efektif,
Diabetes geatasional
Pasien dengan dua atau lebih nilai abnormal pada tes
toleransi glukosa dengan gula darah puasa yang
Kelas A1
normal. Kadar glukosa darah harus dikontrol dengan
diet.
Pasien tidak diketahui mengalami diabetes sebelum
Kelas A2 hamil tapi memerlukan obat untuk mengontrol
glukosa darah.
Diabetes pregestasional
Awalnya terjadi setelah usia 20 tahun dan durasi
Kelas B
penyakit < 10 tahun
Awalnya terjadi di usia 10-19 tahun atau durasi
Kelas C
penyakit 10-19 tahun atau keduanya
Awalnya terjadi pada usia < 10 tahun atau durasi
Kelas D
penyakit sudah > 20 tahun tahun keduanya
Kelas F Pasien mengalami nefropati diabetes
Kelas R Pasien mengalami retinitis proliferans
Kelas T Pasien pernah menjalani transplantasi ginjal
oleh kadar estrogen dan progesterone yang meningkat. Hormon ini akan
merangsang sel beta pankreas untuk meningkatkan produksi insulin, yang akan
darah, dengan kadar saat puasa berkurang sekitar 10%. Pada saat yang sama,
glukosa di hepar, yang akan semakin menurunkan kadar glukosa puasa. Oleh
karena perubahan metabolisme seperti ini terjadi pada kehamilan, ibu hamil
diabetogenik pada status metabolisme ibu. Oleh karena perubahan hormon ibu,
untuk janin. Kebutuhan insulin ibu meningkat perlahan dari usia kehamilan 18-24
minggu sampai 26 minggu. Kebutuhan insulin ibu dapat menjadi dua atau empat
kali lipat pada akhir kehamilan (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).
karena pola hidup yang tidak seimbang antara pemakaian dan pengeluaran
terhadap energi, sehingga berdampak pada janin karena kadar gula darah janin
bergantung pada ibu yang ditransfer melalui glukosa. Hal tersebut akan
mengakibatkan diabetes melitus pada kehamilan atau bisa disebut dengan diabetes
yang diketahui pertama kali saat hamil dan dapat terjadi karena pada masa
resistensi insulin. Ibu hamil yang belum pernah menghidap diabetes melitus tetapi
memiliki angka gula darah yang cukup tinggi selama masa kehamilan sudah dapat
memiliki kecepatan yang tinggi untuk menyimpan lemak dan protein. Sebagian
lemak disintesis dari glukosa, dan bukan diabsorbsi dari darah ibu (Indriyani,
2013). Kadar gula darah ibu hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil, hal
ini terjadi akibat zat antagonis insulin yang dihasilkan oleh plasenta. Sehingga
jumlah gula darah maternal untuk waktu yang lebih lama menyebabkan gula lebih
banyak dan akan terus masuk kedalam janin. Kadar gula darah yang lebih tinggi
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam
darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui
darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa
dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari
mengendalikan kadar gula darah normal rata-rata. Gula darah rata-rata ibu hamil
normal yaitu kadar gula darah puasa 70,9 ± 7,8 mg/dL (3,94 mmol/L ± 0,43),
kadar gula darah 1 jam setelah makan 108,9 ± 12,9 mg/dL (6.05 ± 0,72 mmol/L),
rata-rata normal untuk ibu diabetes hamil yaitu kadar gula darah puasa 79 mg/dL
(4,4 mmol/L), kadar gula darah 1 jam setelah makan 122 mg / dL (6,8 mmol/L),
Association) target untuk ibu dengan tipe 1 atau tipe 2 diabetes sama seperti
diabetes melitus gestasional adalah kadar gula darah puasa 95 mg/dL (5,3
mmol/L), satu jam setelah makan (postprandial) 140 mg/dL (7,8 mmol/L) dan dua
ketika puasa ialah 72-126 mg/dl, 90 menit setelah makan adalah 180 mg/dl. Gula
Darah Sewaktu (GDS) normal 2 jam setelah makan berkisar antara 80-180 mg/dl.
Kondisi idealnya adalah 80-144 mg/dl, sedangkan untuk kondisi cukup adalah
145-179 mg/dl. Jika pas pada angka 180 mg/dl dapat dikatakan kondisi gula darah
riwayat, faktor risiko klinis, skrining laboratorium, untuk kadar glukosa darah
berdasarkan faktor risiko klinis dan riwayat, beberapa wanita mempunyai resiko
kurang dari 25 tahun yang tidak memiliki riwayat diabetes di keluarga, bukan
bagian dari suatu etnis atau ras tertentu yang mempunyai prevalensi diabetes yang
tinggi dan tidak ada riwayat toleransi glukosa yang abnormal sebelumnya atau
jam. Pasien tidak perlu puasa. Nilai glukosa 130-140 mg/dl dianggap sebagai
positif dan harus diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (Lowdermik, Perry dan
Casion, 2013).
melalui 2 tahap yaitu tahap pertama; pada semua ibu hamil diberikan minum
glukosa sebanyak 50 gram kemudian diambil contoh darah satu jam kemudian.
Hasil gula darah (plasma vena) > 140 mg/dl disebut tes positif dan harus
dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tes toleransi glukosa oral. Apabila kadar
glukosa puasa ≥ 126 mg/dl atau glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl, maka
mereka hanya dilakukan tes darah ulang, apabila hasilnya sama diagnosis dapat
ditegakkan dan perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral. Tahap kedua: tes
toleransi glukosa oral; ada dua jenis yaitu tes toleransi glukosa oral tiga jam dan
dua jam. Perbedaannya adalah jumlah beban glukosa, untuk tiga jam dengan
glukosa 100 gram sedang untuk 2 jam dengan glukosa 75 gram. Penilaian tes
Tes darah dilakukan sebelum dan setelah pemberian glukosa pada ibu
hamil, yang biasanya dilakukan saat usia kehamilan memasuki bulan keenam.
Bagi ibu hamil yang memiliki faktor resiko diabetes dalam keluarga disarankan
untuk periksa diabetes antara minggu ke-26 dan ke-28 dalam masa kehamilan
(Indriyani, 2013).
dilakukan dengan salah satu dari dua strategi yaitu “one-step” 75 gram TTGO dan
tes toleransi glukosa oral (TTGO) menggunakan 100 gram glukosa jika skrining
awal memberikan hasil positif. Strategi “one-step”, tes toleransi glukosa oral
dengan 75 gram glukosa. Pengukuran glukosa plasma dilakukan saat pasien dalam
keadaan puasa, 1 jam, dan 2 jam setelah tes toleransi glukosa. Tes toleansi
glukosa oral harus dilakukan pada pagi hari setelah puasa semalaman setidaknya
kadar glukosa plasma nilainya memenuhi setidaknya satu criteria dibawah ini:
(tanpa puasa), kadar glukosa plasma diukur 1 jam setelah pembebanan glukosa,
dilakukan pada ibu dengan usia kehamilan 24-28 minggu yang belum pernah
pembebanan glukosa >140 mg/dl* (7,8 mmol/L), dilanjutkan dengan tes toleransi
glukosa oral dengan 100 gram glukosa. Step 2: tes toleransi glukosa oral dengan
100 gram glukosa dilakukan pada pasien dalam keadaan puasa. Diagnosa diabetes
melitus gestasional ditegakan apabila setidaknya dua dari empat hasil pengukuran
Carpenter/Coustan NDDG
Puasa 95 mg/dl (5,3 mmol/L) >105 mg/dl (5,8 mmol/L)
1 jam 180 mg/dl (10 mmol/L) >190 mg/dl (10,6 mmol/L)
2 jam 155 mg/dl (8,6 mmol/L) >165 mg/dl (9,2 mmol/L)
3 jam 140 mg/dl (7,8 mmol/L) >145 mg/dl (8 mmol/L)
NDDG, National Diabetes Data Group
*pada populasi etnis berisiko tinggi dan memiliki prevalensi diabetes melitus
gestasional lebih tinggi, batasan yang direkomendasikan adalah >135 mg/dl (7,5
mmol/L), sejumlah ahli merekomedasikan >130 mg/dl (7,2 mmol/L).
ibunya. Salah satu faktor penting untuk kesehatan ibu adalah pengaturan berat
badan. Ibu hamil, terdapat empat kategori indeks massa tubuh, yaitu berat badan
kurang, berat badan normal, berat badan lebih, dan obesitas. Kisaran kenaikan
berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh kehamilan. Berat
badan ibu hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg. (Yeyeh.dkk, 2009)
Bagi ibu hamil dengan janin tunggal, rekomendasi saat ini adalah bahwa
ibu hamil dengan indeks massa tubuh normal harus menambah 11,3-15,9 kg
selama kehamilan, ibu dengan berat badan kurang harus menambah 12,7-18,1 kg,
ibu hamil dengan berat badan lebih harus menambah 6,8-11,3 kg dan ibu obesitas
Kenaikan berat badan ibu hamil secara tepat tidak dapat ditentukan. Ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk pengaruh berat badan ibu tehadap
kehamilan yaitu bila berat badan ibu sebelum hamil adalah normal, maka
kurang, maka kenaikan berat badan sebaiknya antara 12-15 kg, bila berat badan
sebelumnya adalah berlebihan, maka kenaikan berat badannya cukup antara 6-9
kg (Indriyani, 2013).
dengan tepat. Namun, jumlah penambahan berat badan pada ibu hamil selama
Penambahan berat badan yang adekuat tidak selalu menandakan bahwa dietnya
melahirkan bayi lahir kecil atau prematur (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013)
melahirkan bayi lahir kecil lebih besar ketika penambahan berat badan pada awal
Risiko ini muncul bahkan ketika penambahan berat badan total pada kehamilan
pada jaringan ibu; selama trimester ketiga pertumbuhan terjadi terutama pada
jaringan janin. Selama trimester pertama rata-rata penambahan berat badan total
hanya 1 sampai 2,5 kg. Oleh karena itu, penambahan berat badan yang
direkomendasikan sekitar 0,4 kg tiap minggu pada ibu dengan berat badan
pada ibu dengan berat badan kurang adalah 0,5 kg (Lowdermik, Perry dan Casion,
2013).
Pertambahan berat badan pada ibu hamil tidak hanya dipengaruhi oleh
karakteristik ibu lain dan faktor biologis (metabolisme plasenta). Fungsi plasenta
adalah sebagai organ endokrin dan zat perantara antara ibu dan janin. Perubahan
tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua
kebutuhan tubuh ibu) dapat merubah struktur dan fungsi plasenta yang dapat
Berikut standar penambahan berat badan pada ibu hamil selama masa
adalah usia kehamilan 0-12 minggu, trimester 2 adalah usia kehamilan 13-27
minggu dan trimester 3 adalah usia kehamilan 28-40 minggu) sesuai dengan
Tabel 2.3.2 Standar pertambahan berat badan ibu hamil tiap trimester
IMT sebelum hamil Total penambahan Pertambahan berat
berat badan pada badan pada trimester
trimester I ke II dan III per
minggu
2
Kurang (< 18,5 kg/m ) 1-3 kg 0,44-0,58 kg
Normal (18,5-24,9 kg/m2) 1-3 kg 0,35-0,5 kg
2
Overweight ( 25-29,9 kg/m ) 1-3 kg 0,23-0,33 kg
Obesitas (> 30 kg/m2) 0,2-2 kg 0,17-0,27 kg
penambahan berat badan ini. Pada kehamilan trimester pertama, tidak ada
peningkatan yang diperlukan; selama trimester kedua dan ketiga penambahan 340
kkal per hari dan 462 kkal per hari, secara berurutan, dari asuapan sebelum
kalori yang dibutuhkan tidak banyak. 340 kkal tambahan yang diperlukan selama
trimester kedua dapat disediakan dengan satu sajian tambahan dari salah satu
kelompok berikut: susu, yogurt atau keju (semua produk susu skim), buah,
sayuran, roti, sereal, beras, atau pasta (Lowdermik, Perry dan Casion, 2013).
KERANGKA PENELITIAN
yang diteliti adalah pengukuran kadar gula darah ibu hamil, dan peninjauan faktor
resiko terdiri dari usia ibu, multiparitas, riwayat abortus, berat badan ibu, riwayat
kelahiran bayi makrosomia, dan tekanan darah dan berat badan ibu. Selama
kehamilan banyak perubahan yang terjadi didalam tubuh, seperti halnya sistem
metabolik tubuh, kadar gula darah ibu dan berat badan. Penelitian ini bertujuan
Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Sasaran penelitian adalah ibu yang
1. Pengukuran
kadar gula darah
Beresiko
2. Peninjauan
kehamilan
faktor resiko
diabetes
a. Usia ibu
gestasional
b. Multiparitas
Ibu hamil
c. Riwayat
trimester
abortus
I,II &III
d. Berat badan
ibu Tidak beresiko
e. Riwayat kehamilan
kehamilan diabetes
diabetes gestasioanal
gestasional
sebelumnya
f. Riwayat
diabetes pada
keluarga
g. Riwayat
kelahiran
bayi
makrosomi
h. Tekanan
darah
gestasional melalui:
b. Multiparitas
c. Riwayat abortus
d. Glukosuria
e. Berat badan melebihi 120% dari Berat Badan Ideal (BBI) atau IMT
>30 kg/m2
h. Kehamilan dengan berat badan lahir yang lahir lebih dari 4000 gram
b. Riwayat multiparitas
c. Riwayat abortus
d. Berat badan melebihi 120% dari Berat Badan Ideal (BBI) atau IMT >30
kg/m2
g. Kehamilan dengan berat badan lahir yang lahir lebih dari 4000 gram
METODOLOGI PENELITIAN
melihat gambaran hasil deteksi kehamilan diabetes gestasional pada ibu hamil di
4.2.1 Populasi
akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I,II
dan III yang datang ke Rumah Sakit Umum Sundari. Jumlah populasi ibu hamil
yang datang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Sundari adalah 236 ibu hamil.
4.2.2 Sampel
keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2010). Dalam penelitian ini jumlah
populasi 236, maka untuk memudahkan penentuan jumlah sampel yang diambil
ditentukan dengan rumus Slovin sehingga jumlah sampel yang didapatkan adalah
sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang
Kriteria responden :
Lokasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Sundari Medan.
Alasan memilih Rumah Sakit Umum Sundari Medan sebagai tempat penelitian
karena merupakan satu-satunya rumah sakit milik Organisasi Sosial Kota Medan
yang berbentuk RSU dan tergolong ke dalam RS kelas C dengan kata lain dapat
mewakili sampel yang di inginkan oleh peneliti. Selain itu, lokasi penelitian dekat
dengan jalan umum sehingga mudah dikunjungi peneliti dan lebih efisien dalam
waktu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai selesai.
izin etik dari Komisi Etik Fakultas Keperawatan dan Rumah Sakit Umum Sundari
Polit & Beck (2012) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian perlu
dimana bagi peneliti akan mendapatkan data yang diinginkan dan bagi responden
menimbulkan bahaya bagi responden, apabila responden diteliti sedang tidak enak
sendiri dengan bersedia ikut atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitian
ini tanpa adanya unsur paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun.
Responden memiliki hak penuh dalam hal ini. Anonymity, demi menjaga
kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden dan tetap diganti
dengan nomor responden serta terlebih dahulu akan ditanya kesediaan untuk
Informed consent, lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti
namun jika responden tidak setuju peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati
4.5.Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar perkerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data lebih mudah
diolah (Arikunto,2006).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuisoner yang
memuat data demografi yang terdiri dari tanggal pemeriksaan, nama ibu (inisial),
kelahiran bayi hidup, kelahiran bayi mati, kelahiran abortus, berat lahir bayi yang
hidup, berat lahir yang mati, HPHT (hari pertama haid terakhir), berat badan
sebelum hamil, berat badan ibu saat diteliti, tinggi badan ibu serta tuga pertanyaan
tentang riwayat diabetes (kencing manis) pada keluarga, riwayat diabetes (kencing
manis) pada ibu, dan riwayat kehamilan diabetes gestasional (kencing manis saat
perubahan berat badan, kadar gula darah dengan menggunakan alat dan bahan
berupa glukotest (accu chek), glukotest strip, kapas alkohol, jarum lancet, glukosa
stestoskop. Instrumen ini tidak ada uji validitas. Alat ini tidak dikalibrasi ulang
namun alat yang digunakan sudah diuji dengan menggunakan alat yang memiliki
merek yang sama dan memiliki hasil tidak jauh berbeda. Pada pengukuran
pertama perbedaan nilai kadar gula darahnya antara 110 mg/dl dengan 112 mg/dl,
pengukuran kedua dengan hasil yang sama 102 mg/dl, pengukuran ketiga 98
mg/dl dengan 97 mg/dl. Hal ini membuktikan bahwa alat glukotest dapat
digunakan.
setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
penelitian ini didapatkan dalam satu hari lima sampai sepuluh responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan krtiteria ibu hamil yang berkunjung ke
Rumah sakit trimester I,II & III dan bersedia menjadi responden. Kemudian
apabila tidak jelas. Setelah itu, peneliti melakukan pengecekan kadar gula darah di
salah satu ruangan yang telah disediakan oleh ibu Sundari di Rumah Sakit Umum
demografi pasien diantara lain nama, umur, alamat, pekerjaan ibu, dan pendidikan
ibu.
mengetahui kadar gula darah sewaktu, apabila kadar gula darah > 200 mg/dl maka
dilanjut pengambilan kadar gula darah satu jam dan dua jam setelah pemberian
tangan responden dengan alkohol swab peneliti menyiapkan alat dan menanyakan
tangan yang mana yang akan dilakukan penusukan, setelah itu peneliti menusuk
tangan responden yang sudah dibersihkan dengan alkohol swab. Kemudian darah
yang sudah keluar di letakan di strip tes yang telah dipasangkan ke alat glukotest
dan peneliti membaca dan menulis hasil kadar gula darah di lembar pemeriksaan.
meraba nadi radialis dan brachialis, setelah itu peneliti memompa balon pada
spigmomanometer sampai denyut nadi radialis tida teraba. Setelah nadi tidak
kesehatan dan kehamilan ibu. Didalam data riwayat kesehatan dan kehamilan ibu
terdapat pegukuran tinggi dan berat badan. Untuk mengukur tinggi badan, peneliti
meminta responden untuk berdiri didekat dinding yang telah dipasang mirotoice
tanpa mengunakan alat kaki dan ikat rambut responden dilonggarkan (bila ada).
Untuk menimbang berat badan peneliti meminta responden untuk naik keatas
timbangan tanpa menggunakan alas kaki, aksesoris, ataupun barang yang terbuat
dari logam. Setelah itu peneliti mencatat hasil pengukuran tinggi badan dan berat
Setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan analisa data melalui
dikumpulkan. Langkah ini dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul. Kedua coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Hal ini sangat penting
bila pengolahan analisa data menggunakan komputer. Ketiga entry data yaitu
kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau
entri dan analisa data statistik deskriptif. Keempat melakukan teknik analisa data
frekuensi dan presentase dari semua sub variable penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan
Rumah Sakit Umum Sundari Medan yang telah dilaksanakan peneliti dari tanggal
5 Mei- 6 Juni 2018 dengan jumlah responden 70 orang ibu hamil. Penyajian hasil
data meliputi data demografi, pengukuran kadar gula darah, dan faktor resiko
terdiri dari usia ibu, riwayat multiparitas, riwayat abortus, IMT (Indeks Massa
Tubuh) sebelum hamil dan penambahan berat badan ibu, riwayat diabetes melitus
gestasional, riwayat diabetes mellitus pada ibu dan keluarga, riwayat makrosomia,
Karakteristik f %
Usia Ibu
< 20 tahun 4 5,7 %
20-35 tahun 57 81,4 %
>35 tahun 9 12,9 %
Usia Kehamilan
Trimester I (1-3 bulan) 6 8,6%
Trimester II (4-6 bulan) 30 42,9%
Trimester III (7-9 bulan) 34 48,6%
Pekerjaan Ibu
Pegawai Negeri 5 7,1 %
IRT 59 84,3 %
Pegawai Swasta 2 2,9 %
Wiraswasta 4 5,7 %
yaitu 20-35 tahun sebanyak 57 responden (81,4%), pada usia kehamilan trimester
III sebanyak 34 responden (48,6%), dengan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah
Berikut dipaparkan hasil pemeriksaan kadar gula dara sewaktu ibu hamil
dengan kategori kadar gula darah sewaktu < 200 mg/dl dan > 200 mg/dl. Ibu yang
beresiko diabetes gestasional bila kadar gula darah > 200 mg/dl.
Tabel 5.2 Kadar gula darah sewaktu pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan (n=70)
Hasil pemeriksaan f %
KGD
Tidak beresiko (KGD <200 mg/dl) 70 100%
Beresiko (KGD >200 mg/dl) 0 0%
Pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat tidak ada responden (0%) mempunyai
kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau beresiko diabetes gestasional pada ibu
hamil. Oleh karena itu tidak dilakukan pemeriksaan kedua dengan pemberian
glukosa 75 gram.
meliputi usia ibu, riwayat multiparitas, riwayat abortus, IMT (Indeks Massa
diabetes melitus gestasional, riwayat diabetes melitus pada keluarga dan ibu,
Tabel 5.3 Gambaran faktor resiko pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan (n=70)
Diabetes Gestasional
Tidak
Faktor resiko kesehatan dan Terdeteksi
terdeteksi
kehamilan ibu beresiko
beresiko
f % f %
Usia Ibu 9 12,9% 61 87,1%
Riwayat Multiparitas 46 65,7% 24 34,3%
Riwayat Abortus 0 0% 46 100%
Berat badan ibu
- IMT Sebelum Hamil 2 2,9% 68 97,1%
- Penambahan Berat Badan 3 4,3% 67 95,7%
Selama Kehamilan
Riwayat Diabetes Gestasional 0 0% 46 100%
Riwayat DM Keluarga 9 12,9% 61 87,1%
Riwayat Makrosomia (BBL 1 1,4% 69 98,6%
>4000gram)
Tekanan Darah 3 4,3% 67 95,7%
gambaran faktor resiko diabetes gestasional didapatkan bahwa usia ibu yang tidak
gestasional, namun riwayat abortus dilihat pada ibu yang multiparitas mayoritas
responden (97,1%) sementara pada penambahan berat badan ibu yang beresiko
gestasional, serta riwayat diabetes pada ibu sebanyak 70 responden (100%) yang
(1,4%) yang beresiko diabetes gestasioanal dan tekanan darah ibu sebanyak 3
5.2 Pembahasan
Sundari Medan didapatkan bahwa tidak ada ibu hamil yang terdeteksi beresiko
diabetes gestasional. Semua ibu hamil tidak memiliki kadar gula darah sewaktu
>200 mg/dl. Namun terdapat beberapa ibu hamil yang memiliki beberapa faktor
resiko diabetes melitus gestasional. Beberapa faktor resiko tersebut berupa usia
(2,9%) ibu yang memiliki IMT sebelum hamil obesitas, serta penambahan berat
badan selama kehamilan sebanyak 3 orang (4,3%), sementara itu riwayat diabetes
pada keluarga yang dijumpai pada 9 orang (12,9%) ibu, riwayat makrosomia
(BBL >4000 gram) 1 orang (1,4%). Selain itu juga terdapat 3 orang (4,3%) yang
diabetes melitus gestasional adalah ibu yang berusia lebih dari 30 tahun,
multiparitas, sering abortus, glukosuria, berat badan melebihi 120% dari Berat
Badan Ideal (BBI); BBI= (TB-100)10% atau IMT > 30 kg/m2, riwayat diabetes
melitus gestasional sebelumnya, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, ada
riwayat diabetes melitus pada keluarga, dan kehamilan dengan berat bayi yang
Semua (100%) ibu hamil dalam penelitian ini tidak terdeteksi beresiko
diabetes gestasional dengan hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu <200
mg/dl, oleh karena itu tidak dilakukan pemeriksaan kedua dengan pemberian
glukosa 75 gram karena seluruh ibu hamil memiliki kadar gula darah <200 mg/dl.
Hal lain yang ditemukana dalam penelitian ini adalah terdapat ibu memiliki kadar
gula darah <80 mg/dl sebanyak 19 orang (27,1%). Hiperglikemia saat hamil
mengakibatkan diabetes gestasional pada ibu, pada bayi lahir makrosomia atau
berat lahir >4000 gram, sedangkan hipoglikemia sendiri juga mengakibatkan bayi
terlahir prematur, kondisi berat badan bayi lahir sangat ringan, serta bayi lahir
melebihi batasan waktu normal. Hal ini dikarenakan seluruh ibu mengaku
menjaga asupan makan dan mengaku takut untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi gula. Hal ini terjadi karena sebagian besar ibu hamil tidak
berlebihan dan ada yang tidak mau untuk mengkonsumsi gula berlebih.
rentang usia reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun, namun terdapat 9 orang
(12,9%) ibu yang mempunyai faktor resiko berada pada rentang usia dalam
kategori terdektesi beresiko diabetes gestasional yaitu >35 tahun. Usia tersebut
yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh (degeneratif) terutama gangguan
melitus akan meningkatkan kasus sejalan dengan pertambahan usia. Hal ini serupa
dikategorikan sebagai ibu hamil yang tidak berisiko. Menurut Mocthar kehamilan
pada usia yang terlalu muda dan tua termasuk dalam kriteria kehamilan beresiko
Pada hasil penelitian ini juga didapatkan sebagian besar ibu multiparitas
(2007), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik
Dari hasil penelitian ini didapatkan seluruh ibu yang multiparitas (46
riwayat abortus sebanyak 46 orang (100%). Abortus ialah kematian bayi dalam
tembakau dan alcohol. Hal ini dikarenakan seluruh ibu menjaga kondisi
Faktor resiko terkait berat badan ibu terdapat 2 responden (2,9%) yang
mempunyai faktor resiko diabetes gestasional pada IMT sebelum hamil obesitas
kehamilan. Hal ini dikarenakan sebagian besar ibu menjaga keadaan tubuhnya dan
aktif dalam mengurus pekerjaan rumah. Penelitian ini serupa dengan hasil
penduduk yang belum terlalu terpapar banyak dengan makanan cepat saji seperti
menjaga pola hidup sehat. Pada penambahan berat badan banyak ibu yang
penurunan berat badan karena sebagian besar ibu hamil mengalami mual muntah
dan mengakibatkan ibu hamil tidak mau makan makanan yang membuatnya mual
dan ibu hamil mengatakan tidak nafsu makan bila terjadi mual sehingga asupan
Seluruh ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kadar gula darah selama
gestasional. Dalam penelitian ini semua ibu yang multiparitas (46 orang) tidak
diabetes melitus gestasional terjadi 5,6 %. Hal ini disebabkan diabetes mellitus
gestasional tidak menunjukan gejala sama sekali. Dari hasil studi yang dilakukan
yang tidak menyadari dirinya menghidap penyakit diabetes melitus. Hal ini
sebagian besar ibu tidak terdektesi mempunyai faktor resiko diabetes gestasioanal.
melitus tipe 2 dan untuk ibu hamil yang dengan diabetes melitus gestasional,
meningkatkan resiko terjadinya diabetes dan anak yang sedang berada dalam
penelitian ini juga didapatkan seluruh ibu yang tidak terdektesi mempunyai faktor
resiko diabetes gestasional dalam riwayat diabetes melitus pada ibu sebanyak 70
orang (100%). Hal ini dikarenakan seluruh ibu tidak pernah melakukan
Salah satu faktor resiko diabetes gestasional adalah ibu yang memiliki
riwayat kelahiran bayi besar >4000 gram atau makrosomia. Dalam penelitian ini
besar dengan bobot lebih dari 4 kilogram. Penyebabnya antara lain faktor genetik,
konsumsi makanan berlebih sehingga ibu mengalami obesitas saat hamil atau bayi
lahir melebihi waktu perkiraan, yakni usia kehamilan lebih dari 41 minggu.
hamil. Hal ini didapatkan karenakan sebagian besar ibu memiliki berat badan
normal dan mengatur pola makan ibu, sebagian besar ibu tidak memiliki riwayat
keluarga yang diabetes serta tidak terdapat ibu yang memiliki diabetes saat hamil
resiko terjadinya diabtes gestasional pada ibu hamil. Dalam penelitian ini terdapat
pada tekanan darah ≥140/90 mmHg. Tiga orang ibu tersebut memiliki tekanan
darah antara lain 140/90 mmHg, 130/100 mmHg, dan 130/110 mmHg. Pada
penelitian ini belum ditemukan penelitian lain yang serupa terkait tekanan darah
tekanan darah.
6.1 Kesimpulan
Rumah Sakit Umum Sundari Medan didapatkan bahwa tidak ada ibu hamil yang
terdeteksi beresiko diabetes gestasional. Semua ibu hamil tidak memiliki kadar
gula darah sewaktu >200 mg/dl. Namun terdapat beberapa ibu hamil yang
resiko tersebut berupa faktor usia >35 tahun terdapat 9 orang ibu (12,9%), riwayat
multiparitas sebanyak 46 orang (65,7%), faktor resiko terkait berat badan ibu
yaitu 2 orang (2,9%) ibu yang memiliki IMT sebelum hamil obesitas dan
sementara itu riwayat diabetes pada keluarga yang dijumpai pada 9 orang (12,9%)
ibu, riwayat makrosomia (BBL > 4000 gram) 1 orang (1,4%). Selain itu juga
6.2 Saran
maternitas.
diabetes gestasional dengan menilai ada tidaknya resiko pada ibu melalui
penelitan ini didapatkan 27,1% (19 orang) ibu hamil yang memiliki kadar
gula darah < 80 mg/dl, maka disarankan pada pelayanan kesehatan agar
melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang tidak hanya untuk
dengan deteksi diabetes melitus gestasional pada ibu hamil dan diharapkan
Buckley,et al. (2001). Gestational Diabetes Melitus. Journal of Diabetes Care; vol
29 (Suppl.1): 43-48.
Mayes, J. (2001). HACCP: Principles and Applications. New York: Van Nostrand
Reinhold
World Health Organization. (2004). Low Birth Weight, Country Regional and
Global Estimates. UNICEF: New York
Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni & juli Agustus
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
Proses persetujuan
2
judul
Menyusun Bab 1
3
Pendahuluan
Menyusun Bab 2
4
Tinjauan Pustaka
Menyusun Bab 3
5
Kerangka Penelitian
Menyusun Bab 4
6 Metodologi
Penelitian
Menyusun instrumen
7
penelitian
8 Sidang proposal
9 Perbaikan proposal
10 Uji etik penelitian
11 Pengumpulan data
12 Analisa data
13 Penyusunan laporan
Sidang akhir
14
penelitian
Perbaikan laporan
15
akhir
Penyerahan laporan
16
dan manuskrip
Universitas Sumatera Utara Dengan ini ingin mengajak ibu dalam penelitian yang
Sakit Umum Sundari Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mendektesi kehamilan
diabetes gestasional pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.
Medan, 2018
Peneliti
Rafika Rahmi
mengetahui bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk
mendektesi kehamilan diabetes gestasional pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Sundari Medan. Saya mengetahui bahwa tidak ada resiko yang akan saya alami
dan saya beritahukan tentang adanya jaminan kerahasiaan informasi yang akan
diberikan dan saya juga memahami bahwa penelitian ini bermanfaat bagi layanan
keperawatan.
Medan, 2018
Responden
─────────────
Petunjuk pengisian :
A. Data demografi
Tanggal Pemeriksaan : - - -
Identitas ibu
1. Nama (Inisial) :
2. Umur : ..........Tahun
3. Alamat :
4. Pekerjaan ibu :
5. Pendidikan terakhir :
SD SMP SMA S1
*Pada ibu yang kadar gula darah pemeriksaan pertama ≥ 200 mg/dl
SOP
mengetahui kadar gula darah sewaktu, apabila kadar gula darah > 200 mg/dl maka
dilanjut pengambilan kadar gula darah satu jam dan dua jam setelah pemberian
a. Siapkan Alat Accu Chek meter; glukotest, glukotest strip, jarum lancet,
a. Ambil chip dan cek kodenya dimana kodenya harus sama dengan kode
tabung strip accu chek yang baru maka kode chipnya menggunakan
chip yang baru juga yang ada di tabung strip accu chek yang baru).
kuning dan siap digunakan dengan cara menekan tombol picu lancet.
bergantian jarinya)
c. Ambil strip test wadahnya, masukan strip test ke mesin accu chek
sesuai penunjuk arah panahnya, maka nomor kode akan muncul sesaat
dilayar (nomor kode nya harus sama dengan no yang di tabung strip).
d. Setelah pada layar meter muncul tanda darah berkedip berarti sudah
siap digunakan.
h. Layar akan berkedip tunggu sampai keluar hasil tes gula darah
i. Setalah hasil keluar, apabila kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl,
j. Tes toleransi glukosa oral ibu diminta puasa selama semalam dan pagi
pemeriksaan.
m. Pemeriksaan selesai, buang strip test dan jarum yang sudah digunakan
1. Alat
a. Tensimeter
b. Stetoskop
2. Prosedur
b. Meraba denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam)
tidak teraba
d. Setelah tidak teraba lagi tambah pompa 20 mmHg dari titik radialis
1. Alat
a. timbangan
2. Prosedure:
d. Setelah itu ibu naik keatas timbangan dan berdiri tegak pada
1. Alat
a. Microtoise
2. Prosedure
Hasil pemeriksaan f %
KGD
<80 mg/dl 19 27,1%
80-144 mg/dl 50 71,4%
145-179 mg/dl 1 1,4%
180-200 md/dl 0 0%
>200 mg/dl 0 0%
Berikut hasil deskripsi pemeriksaan kadar gula darah < 80 mg/dl yang terdapat pada 19 responden diantara lain;
Hasil pemeriksaan f %
Tekanan Darah
<140/90 mmHg 67 95,7%
≥140/90 mmHg 3 4,3%
Berikut hasil deskripsi pemeriksaan tekanan darah ≥140/90 mmHg yang terdapat pada 3 orang responden diantara lain;
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Rafika Rahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 08 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr.Mansyur no.68 medan
No HP : 081375844146
Alamat E-mail : rafikarahmi8@gmail.com
Data Keluarga
Nama Ayah : Alm. Saiful S.E.
Nama Ibu : Irmawati
Pendidikan Formal :
Sekolah – Universitas Tahun
S1 Ilmu Keperawatan/ Fakultas Keperawatan 2014 - Sekarang
SMAS Dharma Pancasila Medan 2011- 2014
SMPN 1 Sunggal 2008 – 2011
SDN 104185 Sei Semayang 2002 – 2008
TK AL-Furqon Diski 2001 – 2002