Anda di halaman 1dari 7

Penyakit sistem reproduksi wanita

Mengutip dari Cleveland Clinic, organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua,
bagian luar dan dalam. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari labia majora, labia
minora, kelenjar bartholin, dan klitoris. Sementara itu, organ reproduksi bagian dalam
yaitu vagina, ovarium, tuba falopi, rahim, dan leher rahim atau serviks. Penyakit sistem
reproduksi wanita menyerang pada bagian-bagian organ luar dan dalam tersebut.

Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut berbagai
penyakit pada sistem reproduksi wanita.

1. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim, tumbuh di
luar rahim. Sebagai contoh, jaringan ini tumbuh pada indung telur, belakang rahim,
atau kandung kemih. Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri di perut, punggung,
perdarahan berat saat menstruasi, dan ketidaksuburan. Penyebab endometriosis adalah
perubahan sel embrio, gangguan sistem imun, sampai bekas luka bedah. Tidak hanya
itu, endometriosis juga dapat mengganggu keberadaan telur yang telah sperma buahi di
dalam rahim. Akan tetapi, masalah kesehatan sperma ini biasanya tidak menyerang
kesuburan secara langsung. Artinya, masalah kesehatan reproduksi ini menyebabkan
terjadinya penurunan kesuburan melalui kerusakan sperma atau sel telur.

Pencegahan :
Hingga saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah endometriosis. Namun, kamu
dapat menurunkan peluang terkena endometriosis dan mengelola gejala yang ada
apabila mengalaminya. Endometriosis terjadi ketika endometrium tumbuh di luarnya.
Teorinya bahwa jaringan ini masih berfungsi sebagaimana mestinya selama siklus
menstruasi. Artinya, jaringan ini akan pecah dan berdarah selama menstruasi. Hal ini
yang menyebabkan muncul rasa sakit parah pada kebanyakan wanita yang mengalami
menstruasi. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya di usia muda, yaitu:
 Menurunkan Tingkat Estrogen
Dokter mungkin akan meresepkan hormon untuk menurunkan kadar estrogen. Ini
termasuk pil KB atau cincin vagina dengan estrogen rendah. Terapi hormon juga
membantu meredakan nyeri, namun efeknya akan bertahan selama kamu
mengonsumsi hormon.
 Olahraga
Berolahraga baik untuk kesehatan seluruh tubuh. Jika kamu membiasakan diri
melakukan olahraga minimal 30 menit sebanyak empat hingga lima kali seminggu,
kemungkinan kamu akan mengurangi risiko endometriosis.
 Hindari Alkohol
Penelitian menunjukkan bahwa minum terlalu banyak alkohol meningkatkan
jumlah estrogen yang diproduksi tubuh, yang dapat menyebabkan endometriosis.
 Kurangi Kafein

Minum kafein dapat menyebabkan tingkat estrogen menjadi lebih tinggi. Cobalah
untuk menghindari minuman berkafein. Lebih baik perbanyak minum air putih agar
tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

2. PCOS (sindrom polikistik ovarium)

Masalah kesehatan reproduksi pada wanita yang satu ini dapat menyebabkan Anda
sulit hamil. Sindrom ovarium polisistik, adalah gangguan hormon ketika produksi
androgen (hormon pria) meningkat oleh ovarium. PCOS dapat memicu
ketidakseimbangan hormon yang dapat memengaruhi ovulasi. Kondisi ini
menyebabkan indung telur membesar dan menumbuhkan banyak kista di dalamnya.
Sindrom polisistik ovarium umumnya timbul pertama kali pada saat remaja. PCOS
sering berhubungan dengan resistensi insulin dan obesitas. Selain itu, PCOS termasuk
salah satu kondisi gangguan kesuburan yang paling banyak dialami oleh wanita.
Tergantung dari tipe dan keparahan kondisi, kelainan ini dapat dokter tangani dengan
obat-obatan pengontrol keseimbangan hormon dan menstruasi.

Pencegahan :
PCOS sulit dicegah, tetapi dengan menjaga berat badan ideal, gejala dan risiko
komplikasinya dapat dikurangi. Berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk
menjaga berat badan ideal:
 Batasi konsumsi makanan manis
 Perbanyak konsumsi serat

 Olahraga secara teratur


3. Penyakit menular seksual (PMS)

Penyakit menular seksual merupakan salah satu gangguan pada sistem reproduksi yang
bisa wanita alami. Masalah kesehatan ini bisa terjadi karena berhubungan seks dengan
seseorang yang terinfeksi. Penyebab utama penyakit menular seksual adalah bakteri,
parasit, dan virus. Orang yang memiliki infeksi jamur vagina, gonore, sifilis, herpes
simpleks, klamidia, HIV, bisa menularkan penyakit ini. Penyakit menular seksual bisa
terjadi pada pria dan wanita, tetapi masalah bisa lebih parah bila wanita yang
mengalaminya. Seorang ibu hamil yang menderita penyakit menular seksual bisa
menyebabkan masalah kesehatan serius pada bayi. Bila Anda mengidap PMS karena
bakteri atau parasit, dokter dan petugas kesehatan akan mengobatinya dengan
pemakaian antibiotik. Namun, masih belum tersedia obat bila penyakit menular seksual
yang menyerang sistem reproduksi wanita karena virus. Akan tetapi, penggunaan obat
antivirus bisa mengendalikan gejala-gejala yang mengganggu.

Pencegahan :
Mencegah penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:
 Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang.
 Rutin menjaga kebersihan vagina.
 Selalu gunakan alat pengaman.

 Vaksinasi.

4. Kanker ginekologi

Sel kanker bisa tumbuh di mana saja pada tubuh, termasuk sekitar rahim, leher rahim,
indung telur, atau vagina. Kanker ginekologi adalah penyakit yang berada pada sistem
reproduksi wanita. Ada lima jenis kanker ginekologi, yaitu serviks, ovarium, rahim,
vagina, dan vulva. Jika kondisi ini terjadi, dokter spesialis kandungan akan bekerja
sama dengan dokter spesialis penyakit dalam atau bedah konsultan kanker untuk
memberikan perawatan.

Pencegahan :
Anda dapat melakukan beberapa langkah pencegahan guna mengurangi risiko
terserang kanker serviks, di antaranya:
 Berhubungan seks secara aman. Gunakan kondom dan hindari berhubungan
seksual dengan berganti pasangan.
 Menerima vaksin HPV. Vaksin HPV dapat diberikan pada wanita usia 9-26 tahun.
Vaksin ini akan lebih efektif bila diberikan sebelum aktif secara seksual.
 Rutin menjalani pap smear. Menjalani pap smear secara rutin berdasarkan usia
membuat kondisi serviks selalu terpantau. Sehingga bila terdapat kanker, akan
lebih mudah ditangani sebelum berkembang lebih lanjut.
 Tidak merokok.

5. Fibroid Rahim

Fibroid rahim atau miom adalah tumbuhnya tumor jinak di bagian atas atau bagian
dalam otot rahim. Tumor ini tidak memiliki sifat kanker dan salah satu penyakit sistem
kesehatan reproduksi yang bisa wanita alami. Tumor ini bisa membesar menyebabkan
perdarahan berat selama menstruasi, nyeri saat buang air dan seks, serta sakit
punggung. Bila Anda mengalami gejala dan tanda yang merujuk pada masalah
reproduksi, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter spesialis kandungan, agar
mendapat penanganan yang tepat.

Pencegahan :
Pencegahan fibroid rahim dapat dilakukan dengan berikut ini:
 Olahraga atau Aktivitas Fisik. Tubuh akan membakar kalori lebih sedikit ketika
kamu malas bergerak.
 Pola Makan Sehat. Pola makan yang tinggi kalori, sedikit sayur dan buah, sering
melewatkan sarapan, serta minum-minuman tinggi gula dapat menyebabkan
terjadinya obesitas.
 Hindari Merokok. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko mioma.
6. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

HIV adalah penyakit sistem reproduksi yang memengaruhi sel tertentu dari sistem
kekebalan tubuh. Seiring berjalannya waktu, HIV bisa menghancurkan banyak sel,
sampai tubuh tidak bisa melawan infeksi. HIV adalah virus yang bisa menyebabkan
sindrom defisiensi imun atau AIDS. HIV dan AIDS adalah penyakit berbeda. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV ketika sistem kekebalan penderitanya sudah
sangat parah.

Pencegahan :
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan
AIDS, antara lain:
 Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim
vaginal maupun anal.
 Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
 Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.
 Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan
dari ibu ke janin.
 Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
 Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah
melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter.
Agar bisa mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi
selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.

7. Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan yang membuat rasa gatal, perih, infeksi, sampai
pembengkakan pada vagina. Penyebab peradangan vagina adalah bakteri, jamur,
parasit, atau virus. Namun, penyebab paling umum dari penyakit sistem reproduksi
wanita ini adalah bacterial vaginosis, infeksi jamur, trichomoniasis, dan vaginitis non
infeksius. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab pasti
dari vaginitis dan memilih perawatan yang tepat.

Pencegahan :
Vaginitis dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah sederhana di bawah ini:
 Bersihkan vagina dengan air tanpa menggunakan sabun, dan hindari membasuh
bagian dalam vagina.
 Selalu bersihkan vagina dari arah depan ke belakang setiap kali selesai buang air,
dan pastikan menyeka vagina hingga benar-benar kering.
 Hindari penggunaan benda yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada vagina,
seperti pembalut yang mengandung pewangi atau sabun pembersih vagina.
 Lakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dan tidak
bergonta-ganti pasangan.
 Gunakan air hangat bila ingin berendam, jangan air yang terlalu panas.
 Pilih celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun.
 Kontrol kadar gula darah bila menderita diabetes.

8. Kista ovarium

Penyakit sistem reproduksi yang satu ini memiliki nama lain kista indung telur. Kista
ovarium atau indung telur adalah kelenjar abnormal yang terbentuk dalam indung telur
berisikan cairan atau material semi-padat lain. Kelenjar abnormal ini umum terjadi dan
tergolong tidak mengkhawatirkan, kecuali kelenjar terus bertumbuh besar. Kista besar
dapat menekan organ sekelilingnya dan menyebabkan nyeri pada perut. Pada
kebanyakan kasus, kista akan menghilang dengan sendirinya dan tidak perlu perawatan
khusus. Jika kista terasa menyakitkan, dokter akan meresepkan pil KB untuk
menghentikan pertumbuhannya, atau melakukan prosedur pengangkatan kista.

Pencegahan :
 Terapkan Pola Makan Sehat
 Kelola Stres
 Cukup Tidur

 Hindari Alkohol dan Rokok

9. Penyakit radang panggul

Rongga perut wanita memiliki jalur yang terbuka melalui saluran reproduksi. Bakteri
bisa masuk ke dalam vagina lewat rahim, melewati saluran rahim yang membuka ke
dalam rongga perut dan memicu radang panggul. Ada banyak penyebab penyakit
radang panggul pada sistem reproduksi wanita, tetapi yang paling banyak adalah
infeksi gonore. Peradangan pada saluran rahim bisa menyumbat saat pembuahan
sehingga menyebabkan mandul. Jika ingin cek gangguan reproduksi yang mungkin
Anda alami, sebaiknya pilih konsultasi ke dokter spesialis kandungan. Dokter spesialis
kandungan sudah memiliki pengetahuan mengenai reproduksi wanita yang mumpuni
dengan peralatan lengkap dari rumah sakit.

Pencegahan :
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya radang panggul,
yaitu:
 Jangan berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
 Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
 Periksa kesehatan rutin jika memiliki risiko tertular infeksi menular seksual.
 Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan dokter.
 Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai