Anda di halaman 1dari 12

DETERMINAN PENYAKIT JANTUNG

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Kesehatan Masyarakat

Dosen pengampu: Rika Resmana SKM, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 6

Adella Fitri (P17324120001)

Allya Amani (P17324120007)

Nurlaelatul Maulidiyah (P17324120047)

Salsa Ayu Samira (P17324120056)

Zalffa Aliifah (P17324120066)

Kelas 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLIKTEKNIK KESEHATAN BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ Determinan Penyakit Jantung ” dengan
tepat waktu.

Tugas “ Determinan Penyakit Jantung ” ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Kesehatan Masyarakat. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan dan keilmuan. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Rika Resmana SKM, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat.
Semoga Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni oleh kami.

Kami menyadari tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 28 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
2.1 Perjalanan Penyakit ............................................................................................................... 5
2.2 Determinan Intrinsik ............................................................................................................. 6
2.3 Determinan Ekstrinsik ........................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................................... 11
PENUTUP .......................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk
gangguan itu sendiri bisa bermacam-macam. Ada gangguan pada pembuluh darah
jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir. Jantung adalah
otot yang terbagi menjadi empat ruang. Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium
(serambi) kanan dan kiri. Sedangkan dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu
ventrikel (bilik) kanan dan kiri. Antara ruang kanan dan kiri dipisahkan oleh dinding otot
(septum) yang berfungsi mencegah tercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah
yang miskin oksigen.

Determinan adalah faktor – faktor yang menelatarbelakangi timbulnya suatu


penyakit. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan host
(organisme hidup). Interaksi antara agen (faktor penyebab penyakit), manusia (pejamu/
Host), dan faktor lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Perjalanan penyakit penyakit jantung
2. Mengidentifikasi determinan intrinstik dari penyakit jantung
3. Mengidentifikasi determinan ekstrinstik dari penyakit jantung

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan penyakit jantung
2. Untuk dapat mempelajari identifikasi determinan intrinstik dari penyakit jantung
3. Untuk dapat mempelajari identifikasi determinan ekstrinstik dari penyakit jantung

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat agar dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis
maupun pembaca tentang determinan penyakit jantung. Selain menambah wawaan,
penulisa juga berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang memerlukan
informasi lebbih lanjut mengenai determinan penyakit jantung.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perjalanan Penyakit


Jantung adalah organ vital bahkan menjadi pusat aliran darah di dalam tubuh. Dengan
pertambahan usia, keelastisan pembuluh darah mengalami penurunan, dan ditambah dengan
radikal bebas serta plak lemak di dinding pembuluh darah. Proses terjadinya PJK sudah
dimulai dari usia dini, dimana terjadi penyumbatan darah arteri melalui pola hidup yang
kurang baik. Sehingga menjaga pola hidup sehat sejak usia dini akan menurunkan risiko
terjadinya PJK.

PJK atau Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab kematian paling tinggi di
Indonesia. Bahkan, 35% kematian masyarakat Indonesia disebabkan oleh penyakit ini.
Penyakit jantung koroner adalah suatu gangguan jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler) yang ditandai dengan penyumbatan aliran darah akibat suatu zat seperti lilin,
yang terdiri dari kolesterol dan simpanan lemak lainnya dan terbentuk pada arteri koroner
(plak). Penyakit jantung koroner juga dikenal sebagai penyakit jantung iskemik,
atherosklerosis, atau penyakit arteri koroner.

Penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner. Penyakit
ini terjadi, ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak
pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Jantung koroner sering disebabkan oleh
penumpukan plak dalam lapisan pembuluh darah arteri koroner. Penumpukan ini dapat
menyebabkan sebagian atau keseluruhan aliran darah di arteri besar jantung terblokir.

Pada dinding pembuluh arteri dapat terjadi kondisi ateroskelosis, yaitu penumpukan
kolesterol dan substansi lainnya, seperti kalsium dan fibrin, yang membentuk sumbatan atau
plak di pembuluh darah arteri. Plak dapat terbentuk di dinding arteri bahkan sejak seseorang
masih muda. Namun semakin bertambahnya usia, risiko pembentukan plak akan semakin
tinggi. Jika tidak diobati, lama kelamaan plak ini dapat menyebabkan berkurangnya elastitas
pembuluh darah arteri dan mengganggu kelancaran aliran darah.

Makin besar plak, maka makin sempit pembuluh arteri jantung, sehingga suplai darah
yang kaya oksigen ke jantung akan makin sedikit. Plak juga dapat lepas dan kemudian

5
menyumbat sebagian besar hingga seluruh aliran darah pada pembuluh arteri. Bila hambatan
aliran darah ini terjadi pada arteri koroner, maka dapat terjadi serangan jantung.

2.2 Determinan Intrinsik


 Determinan Agen

1. Risiko lipida

Yaitu kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Kedua jenis lipid tersebut relatif
mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut
dalam plasma, sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme transport dalam
serum.

2. Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya PJK. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan
menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria dan
memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (faktor koroner). Hal ini memunculkan
gejala angina pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering
didapatkan pada penderita hipertensi dibandingkan orang normal. Penderita hipertensi
tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit
lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik setidaknya 140 mmHg atau tekanan
diastolik 90 mmHg (Price.S & Wilsosn.L, 2006)

3. Diabetes mellitus

Diabetes menyebabkan faktor risiko terhadap PJK yaitu, bila kadar glukosa darah
naik, terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, kadar gula darah
(glukose) tersebut dapat menjadi racun terhadap tubuh termasuk sistem
kardiovaskuler. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada
usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang
tinggi di dalam darah juga cenderung berperan menaikan kadar kolesterol maupun
trigliserida, dan mendorong timbulnya plak (Soeharto, 2004).

6
4. Merokok

Keadaan jantung dan paru-paru mereka yang merokok tidak dapat bekerja secara
efisien. Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti
adrenalin. Zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah. Asap rokok
mengndung karbon monoksida (CO) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat dari
pada sel darah merah (haimoglobin) dalam hal menarik atau menyerap oksigen
sehingga menurunkan kapasitas darah merah oksigen, sehingga menurunkan kapasitas
darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan termasuk jantung. Hal ini
perlu diperhatikan terutama oleh penderita PJK, karena daerah arteri yang sudah ada
plak, aliran darahnya sudah berkurang dari yang seharusnya. Perokok memiliki kadar
kolesterol darah HDL rendah. Hal ini berarti unsur pelindung terhadap PJK menurun
(Soeharto, 2004).

5. Stres Psikososial

Saat ini stress prikososial tampaknya turut berperan. Sudah diketahui bahwa stress
menyebabkan pelepasan katekolamin, tetapi masih dipertanyakan apakah stress masih
bersifat aterogenik atau hanya mempercepat serangan. Teori bahwa aterogenesis
disebabkan oleh stress dapat merumuskan pengaruh neuroendokrin terhadap dinamika
sirkulasi, lemak serum dan pembekuan darah (Price.S & Wilson.L, 2006) 6. Asupan
makanan Asupan makanan merukapan faktor penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner yang dapat dirubah. Asupan makanan yang utama yang dapat mempengaruhi
terjadinya astersoklerosis adalah lemak. Asupan lemak yang berlebihan dapat
mempengaruhi kadarprofil lipid darah (Qauliyah, 2008). Sisa lemak yang telah
beredar keseluruh tubuh akan disimpan di hati dan metabolisme menjadi kolesterol
pembentuk asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak, berarti semakin
meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Dengan meningkatnya kolesterol
sehingga akan menumpuk didinding pembuluh darah (endotel), penumpukan tersebut
dapat menyebabkan (artherosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner
(arteri koronoria). Selain lemak jenis makromineral juga harus diperhatikan terutama
jenis kalsium dan natrium. 2 makromineral tersebut juga dapat memicu akan
terjadinya penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan kelenturan
pembuluh nadi menjadi berkurang, serangan jantung koroner akan lebih mudah terjadi
ketika pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang membawa

7
oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti (Sulistiani, 2005). Apabila kadar
trigliserida meningkat, penting dilakukan pembatasan asupan alkohol dan normalisasi
berat badan. Dengan demikian asupan makanan dikonsumsi harus sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Jika berlebih ataupun kekurangan akan menimbulkan dampak
negatif bagi tubuh dan bisa menyebabkan kematian. Adapaun jenis makanan harus
dikonsumsi sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Pola makanan harus selalu
memperhatikan jenis makanan, jumlah dan waktu makanan.

 Determinan Host

1. Usia

Kerentanana terhadap asterosklerosis coroner meningkat seiring bertambahnya usia.


Namun demikian jarang timbul penyakit serius sebelum usia 40 tahun, sedangkan dari
usia 40 hingga 60 tahun, insiden MI meningkat lima kali lipat. Faktor hormonal yang
menyebabkan hal tersebut. Seperti yang sudah disebutkan, perempuan baru akan
mengidap PJK di usia 55 tahun ke atas, sementara pria di usia 45 tahun ke atas. Ada
jarak 10 tahun antara usia pria dan perempuan, yang artinya, perempuan memiliki 10
tahun waktu lebih lama terlindungi dari PJK dibandingkan pria (Tomaszewski dalam
Letsoin, 2013). Alasannya, karena perempuan mengalami menstruasi dengan siklus
yang cenderung teratur setiap bulannya. Dengan menstruasi wanita mengeluarkan zat
feritin (semacam protein) yang diduga merupakan faktor risiko penyakit jantung
koroner. Feritin ini, secara teratur dikeluarkan bersama menstruasi yang dialami
perempuan. Sementara, ferritin di dalam tubuh pria tak bisa mengalami 15 proses
pengeluaran, sehingga tetap mendekam di dalam tubuh (Karson, 2011).

2. Jenis Kelamin

Secara keseluruhan, risiko asterosklerosis coroner lebih besar pada laki – laki
daripada perempuan. Perempuan agaknya 17 relative kebal terhadap penyakit ini
sampai usia setelah menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pada
laki –laki. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 2 jenis hormon seksual yaitu
estradiol dan estron, yang secara bersama disebut estrogen berhubungan dengan
meningkatnya kadar kolesterolLDL dan menurunnya kadar koleterol-HDL pada laki-
laki (Tomaszewski dalam Letsoin, 2013). Studi ini memperlihatkan bahwa salah satu
hormon seksual yaitu estradiol mempunyai korelasi positif dengan kolesterol total dan

8
mempunyai korelasi negatif dengan kolesterol HDL. Kadar hormon seks lain yaitu
estron, menunjukkan korelasi positif kuat dengan kolesterol total maupun kolesterol
HDL (Tomaszewski dalam Letsoin, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa hormon
seksual mungkin merupakan faktor risiko yang penting untuk timbulnya penyakit
jantung pada laki-laki, dan hal ini sudah terjadi sebelum adanya gejala penyakit arteri
koroner atau stroke (Karson, 2011).

3. Riwayat Keluarga

Riwayat penyakit jantung coroner dalam keluarga (yaitu, saudara laki – laki atau
orang tua yang menderita penyakit sebelum usia 50 tahun) meningkatkan
kemungkinan timbulnya asterosklerosis premature. Keturunan dari seseorang pederita
18 penyakit jantung koroner premature diketahui menyebabkan perubahan dalam
penanda asterosklerosi awal, missal reaktivitas asteria brakialis dan peningkatan
tunika intima arteria karotis dan penebalan tunika media.

2.3 Determinan Ekstrinsik


1. Cuaca Dingin

Menurut penelitian yang dilakukan oleh London School of Hygiene & Tropical
Medicine, cuaca dingin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi serta meningkatkan
risiko terkena serangan jantung atau gagal jantung.

Menurut penelitian tersebut, saat suhu turun 1 derajat celcius dalam sehari, bisa
meningkaykan risiko penyakit jantung sampai 2 persen di minggu-minggu berikutnya.
Krishnan Baskaran, salah satu penulis dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa
kenaikan 2 persen ini akan akan membuat risiko serangan jantung meningkat.

Risiko ini berlaku pada orang yang memiliki riwayat sakit jantung maupun yang
tidak. Namun risiko ini jauh lebih tinggi pada orang usia lanjut, yaitu mereka yang
berusia 65 tahun ke atas. Tubuh mereka biasanya sudah tidak terlalu kuat untuk
menghadapi perubahan iklim yang tiba-tiba.

2. Kebisingan Lingkungan

Tingkat kebisingan suara bisa memengaruhi kesehatan jantung kita. Mulai dari sekitar
50 desibel, yang setara dengan suara obrolan dan kebisingan lalu lintas dapat
meningkatkan tekanan darah dan kemungkinan gagal jantung.

9
Untuk setiap peningkatan 10 desibel, kemungkinan penyakit jantung dan stroke
seseorang juga akan meningkat. Hal ini mungkin terkait dengan bagaimana tubuh
bereaksi terhadap stres.

3. Terlalu banyak terpapar polusi udara

Bahan kimia di udara yang tercemar dapat meningkatkan peradangan di tubuh,


meningkatkan oksidasi, dan mencemari organ penting seperti jantung. Para ilmuwan
di Vancouver, British Columbia, menemukan fakta, peningkatan polusi lalu lintas dan
kebisingan mengakibatkan peningkatan jumlah kematian karena penyakit jantung,
sebanyak enam persen selama hampir sepuluh tahun.

4. Pekerjaan

Penelitian terbaru menunjukkan ada beberapa pekerjaan yang meningkatkan risiko


penyakit jantung. {enelitian yang dilakukan di Jepang menemukan bahwa pekerjaan
manajerial, apapun jenis industrinya, meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun,
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa masih belum
jelas, bagaimana faktor pekerjaan bisa menyebabkan penyakit jantung. Oleh
sebabnya, CDC menyarankan agar ahli melakukan penelitian lebih jauh akan hal ini.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jantung adalah organ vital bahkan menjadi pusat aliran darah di dalam tubuh. Dengan
pertambahan usia, keelastisan pembuluh darah mengalami penurunan, dan ditambah
dengan radikal bebas serta plak lemak di dinding pembuluh darah. Proses terjadinya PJK
sudah dimulai dari usia dini, dimana terjadi penyumbatan darah arteri melalui pola hidup
yang kurang baik. Sehingga menjaga pola hidup sehat sejak usia dini akan menurunkan
risiko terjadinya PJK
Penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner.
Penyakit ini terjadi, ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung
terhambat oleh plak pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Jantung koroner
sering disebabkan oleh penumpukan plak dalam lapisan pembuluh darah arteri koroner.
Penumpukan ini dapat menyebabkan sebagian atau keseluruhan aliran darah di arteri
besar jantung terblokir. Dari pembahasan ini dapat diketahui perjalanan penyakit jantung
serta determinan intrinsik serta determinan ekstrinsik penyakit jantung.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada masyarakat yaitu segera melakukan pencegahan
sejak dini untuk mencapai tekanan darah mendekati normal agar tidak terjadi komplikasi
yang lebih berat, melakukan pemeriksaan rutin untuk mengecek tekanan darah dan
menghindari kebiasaan yang dapat memperbesar risiko terkena PJK.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. (2021). Lebih Jauh Tentang Penyakit Jantung Koroner. Diakses dari
https://www.docdoc.com/id/info/condition/penyakit-arteri-koroner. Diakses pada 24 Maret
2021

Docdoc. (2020). Apa itu Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara
Mengobati. Diakses dari https://www.docdoc.com/id/info/condition/penyakit-arteri-koroner.
Diakses pada 25 Maret 2021

12

Anda mungkin juga menyukai