Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL/LAPORAN PRAKTIK BELAJAR (PBL)

Gambaran Perencanaan Program Gizi Pada Bayi, Balita,


Ibu Hamil, Dan Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu

Disusun Oleh :
1. Riska Meranda P05130119032
2. Nurlita Putri P05130119066
3. Esmi fitria P05130119053
4. Arohnah ulandari P05130119005
5.Wimpi Aprelia Nengsi P05130119040
6. Lia surjati sapitri P05130119016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIII GIZI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya serta
kemudahan yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Belajar
Lapangan Perencanaan Program Gizi “Gambaran Perencanaan Program Gizi Bayi, Balita, Ibu
Hamil Dan Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu ”
Penyelesaian Laporan Praktik Belajar Lapangan Prencanaan Program Gizi ini, penyusun
banyak mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kesempatan
ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Anang Wahyudi, S.Gz, MPH sebagai Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bengkulu.
2. IbuJumiati, SKM.,M.GiziselakuDosenPembimbing mata kuliah perencanaan program
gizi..
Dalam Penyusunan LaporanPraktikBelajarLapanganPerencanaan Program Gizi ini
penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran agar dapat membantu perbaikan
selanjtnya. Terima kasih.

Bengkulu, Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................


A. Latar Belakang..........................................................................
B. Tujuan Kegiatan........................................................................
1. Tujuan Umum.....................................................................
2. Tujuan Khusus....................................................................
D. Manfaat Kegiatan......................................................................
1. Bagi Mahasiswa..................................................................
2. Bagi Institusi.......................................................................
3. Bagi Puskesmas...................................................................
4. Bagi Masyarakat..................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................


A. Perencanaan Program Gizi..................................................
B. Bayi.....................................................................................
C. Balita...................................................................................
D. Ibu hamil.............................................................................
E. Ibu menyusui.......................................................................
1. ASI (ASI EKSKLUSIF pengertian, keuntungan, dll)
2. Cara Menghitung Asupan ASI
3. M-PASI (pengertian,tujuan,persyaratan,resiko pemberian mpasi salah)
F. Status giizi (bayi, balita, ibu hamil, antropometri langsung dan tidak
langsung)
G. Survei Konsumsi Makanan (menggunakan metode apa, asupan KH,P, L
dll)
BAB III METODE PBL PERENCANAAN PROGRAM GIZI ................
A. Desain Kegiatan ........................................................................
B. Variabel (berdasarkan kuisioner) ..............................................
C. Teknik Pengumpulan Data (data primer dan data sekunder) ....
D. Alat Pengumpulan Data (timbangan injak,microtoice,dacin,lengboard,LILA,
foam recall/kuisioner, foto makanan).........................................
E. Pengumpulan Data.....................................................................
F. Pengolahan data .........................................................................
G. Analisis Data (univariat, untuk melihat gambaran dari variabel-variabel)

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ...................................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang.
Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah
bayi sebanyak 4.462.562 jiwa (Data Statistik Indonesia 2012). Sedangkan menurut Data
Statistik Indonesia Tahun 2014 jumlah bayi di Sumatera Barat 113.534 jiwa dan jumlah
bayi di kota Padang 17.534 jiwa. Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka
terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009).
Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu, neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari dan
bayi dari usia 29 hari sampai 12 bulan ( WHO, 2013). Sedangkan menurut Rusli ( 2013 )
bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan dalam masa hidupnya.Pertumhan dan perkembangan merupakan proses
yang berkesinambungan, bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari
proses perkembangan (Wong, 2009). Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan,
berat badan,gigi, struktur tulang,dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif.Sedangkan perkembangan seperti perkembangan motorik, sensorik, koknitif
dan psikososial bersifat kualitatif (Potter & Perry 2005).

Permasalahan gizi sebagai gangguan sangat kompleks dan penting segera diatasi.
Indonesia merupakan sebuah negara dengan permasalahan gizi paling lengkap dan
cenderung terus meningkat. Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan program
kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDG’s) yang salah satu tujuannya adalah
mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi. Hal inilah yang dijadikan dasar dalam
menetapkan target agar Indonesia pada tahun 2030 dapat mengakhiri kondisi malnutrisi,
termasuk menurunkan angka kejadiannya pada balita. Masa balita dimulai dari usia 12-60
bulan, merupakan masa keemasan (golden age) sebagai periode penting penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan sesuai tahapan usia. Pemenuhan zat gizi

4
seimbang pada balita merupakan sebuah keharusan, karena pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan terjadi begitu pesat dan tidak mungkin terulang kembali.
Kelompok balita usia 24-60 bulan sangat rentan terhadap penurunan status gizi karena
pada kelompok ini balita sudah tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) sedang makanan
yang dikonsumsi belum cukup memenuhi terhadap meningkatnya kebutuhan gizi
(Ernawati, 2016). Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting sehingga
memerlukan perhatian yang serius. Kualitas perkembangan anak harus ditingkatkan sejak
anak melalui periode penting yaitu pada masa ini, karena pada masa balita perkembangan
yang terjadi menentukan perkembangan selanjutnya, sehingga penyimpangan sekecil
apapun harus terdeteksi dan tertangani secara baik agar tidak mengurangi kualitas sumber
daya manusia kelak dikemudian hari. Secara umum ada dua faktor utama yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. faktor lingkungan yang berpengaruh adalah lingkungan biologis,
fisiologis, psikologis dan social yang mempengaruhi individu semasa hidupnya. Gizi anak
merupakan faktor biologis dalam faktor lingkungan yang memegang peranan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan (Tohaga, 2008).

Balita tergolong dalam masa pertumbuhan sehingga memerlukan peningkatan jumlah


protein yang ada di dalam tubuh. Jumlah protein yang dibutuhkan oleh balita lebih besar
dari pada yang dibutuhkan oleh orang dewasa yang telah terhenti masa pertumbuhannya.
Balita yang mempunyai konsumsi protein inadekuat dalam waktu lama akan menghambat
pertumbuhan tinggi badannya meskipun konsumsi energinya cukup. Tinggi badan anak
yang kekurangan protein akan tumbuh lebih lambat dibandingkan anak yang konsumsi
proteinnya cukup. Menurut Prentice dan Bates, protein menyediakan asam amino yang
digunakan untuk membangun matriks tulang serta memengaruhi pertumbuhan tulang
karena protein memiliki fungsi untuk memodifikasi sekresi maupun aksi osteotropic
hormone IGF-1. Oleh sebab itu, protein dapat memodulasi potensi genetik dari pencapaian
peak bone mass . Menurut Fanzo, makanan sumber protein hewani memiliki asam amino
esensial yang lengkap dalam memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
Apabila asam amino dalam tubuh yang diperoleh dari konsumsi makanan tidak lengkap
maka dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan.

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

5
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung
dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke40).WHO memperkirakan bahwa sekitar 15%
dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan
dengan kehamilannya serta dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang
berkualitas.
Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010 sampai 2013 adalah pendarahan,
hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus (Kemenkes RI, 2014b). Pendarahan
menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (Apriyanti, 2017). Salah satu bentuk
faktor risiko pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan
atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan
(Kemenkes RI, 2015) . Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang
semakin meningkat tidak terpenuhi (Depkes RI, 2002).
Air Susu Ibu (ASI) terbentuk sejak masa kehamilan dan ASI diproduksi secara alami
oleh tubuh, merupakan makanan terbaik bagi bayi. Air Susu Ibu mengandung nutrisi yang
lengkap dan penting untuk tumbuh kembang bayi. Air Susu Ibu memberikan kekebalan
tubuh dan manfaat psikologis bagi kesehatan bayi. Air Susu Ibu hanya dapat diproduksi
oleh payudara ibu pada saat masa menyusui dan harus diberikan pada bayi baru lahir
sampai bayi berusia 6 bulan, yang disebut ASI eksklusif kemudian dapat dilanjutkan
sampai bayi berusia 2 tahun. Susu buatan manusia dihasilkan dari sumber Hewani dan
Nabati namun tidak ada satupun yang dapat menyamai komponen dan kualitas ASI.
Seorang ibu dalam masa menyusui bisa memproduksi hingga satu liter ASI per hari.
Bayi mengkonsumsi antara 200 hingga 250 ml setiap kali menyusui. Payudara ibu masa
menyusui bisa memproduksi jumlah ASI sesuai dengan kebutuhan sang bayi.2 Air Susu
Ibu ekslusif memiliki konstribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan
tubuh anak. Anak yang diberi ASI ekslusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal
dan tidak mudah sakit. Global “The Lancet Breastfeeding Series, 2016” telah
membuktikan, 1) menyusui ekslusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak
88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, 2) sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak

6
sakit, karena tidak menerima ASI ekslusif. Air Susu Ibu ekslusif berguna dalam
pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), stunting, menurunkan resiko obesitas dan
penyakit kronis.

1.Tujuan Kegiatan

a. Umum
Untuk mengetahui gambaran kelompok rawan gizi pada bayi, balita, ibu
hamil, ibu menyusui di wilayah puskesmas sawah lebar.
b. Khusus
1. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin bayi dan
balita di wilayah kerja puskesmas/ desa x.
2. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
orang tua diwilayah kerja puskesmas/ desa x.
3. Mengetahui gambaran distribusi pekerjaan orang tua diwilayah kerja
puskesmas/ desa x.
4. Mengetahui gambaran ditribusi penduduk berdasarkan status gizi bayi
berdasarkan indeks BB/U di wilayah kerja puskesmas/ desa x.
5. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi bayi
berdasarkan indeks BB/TB diwilayah kerja puskesmas/desa x.
6. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi bayi
berdasarkan indeks IMT/U diwilayah kerja puskesmas/ desa x.
7. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi bayi
berdasaran pola pengetahuan ibu.
8. Mengetahui gambaran distribusi status gizi bayi berdasarkan asupan.
9. Mengetahui gambaran status bayi berdasarkan PB/U diwilayah kerja
puskesmas/ desa x.
10. Mengetahui gambaran status gizi balita berdasarkan indeks BB/U diwilayah
kerja puskesmas/desa x.
11. Mengetahui gambaran status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB diwilayah
kerja puskesmas/desa x.
12. Mengetahui gambaran asupan makro maupun mikro pada ibu hamil.
13. Mengetahui gambaran distribusi konsumsi ibu hamil diwilayah kerja
puskesmas/desa x.
14. Mengetahui gambaran pemberian ASI esklusif pada ibu menyusui

7
15. Mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi bayi
diwilayah kerja puskesmas/ desa x.
16. Mengetahui gambaran ketrampilan ibu dalam pemberian MPASI diwilayah
kerja puskesmas / desa x.
17. Mengetahui gambaran distribusi pola asuh ibu di wilayah kerja puskesmas/
desa x.
18. Mengetahui gambaran distribusi riwayat IMD pada balita di wilayah kerja
puskesmas/desa x.
19. Mengetahui gambaran distribusi pengetahuan ibu diwilayah kerja puskesmas/
desa x.
20. Mengetahui gambaran frequensi bayi yang diberikan ASI ekslusif diwilayah
kerja puskesmas/desa x.
2. Manfaat kegiatan
a. BagiMahasiswa
Agar mahasiswadapatmengaplikasikanteori yang sudah di
dapatkandikampusuntukdapatditerapkandimasyarakatdanmenambahpengalamanw
awasanilmupengetahuanmahasiswakhusunyadalambidnagilmugizi.
b. Bagi Institusi
Manfaatpembuatanlaporaniniyaitumemberikantambahaninformasibagimahasis
wa, mahasiswa program studigizitentang program apasaja yang
dapatdilakukanpadakelompokrawangizi.
c. BagiPuskesmas
Memberikaninformasiberupa data tentangmasalah –
masalahgizipadabalitadanibuhamil di Wilayah Kerjapuskesmas sawah lebar Kota
Bengkulu, agar dapatmenjadiacuanuntukmenanganimasalahgizipada
bayi,balita,ibuhamil dan ibu menyusui.
d. BagiMasyarakat
Dapatmemberikanpengetahuanapasaja yang
dapatmempengaharuisatatusgizimeningkatkanpengetahuantentangmasalah –
masalahgizi.

8
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Program Perencanaan Gizi (PPG)

Program Perencanaan Gizi (PPG) adalah merupakan suatu gambaran seni dalam
berencana, yang lebih banyak dititik beratkan dalam bidang kesehatan yang berkait
dengan program gizi. Dalam bidang manajemen, salah satu fungsi awal manajemen adalah
suatu perencanaan.

Perencanaan merupakaan suatu proses sistematis untuk menentukan tujuan dan


menyusun kegiatan-kegiatan sistematis yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan.
Masalah gizi di Indonesia meliputi masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Beban gizi
ganda atau Double Burden of Malnutrition (DBM) adalah suatu keadaan ko-eksistensi antara
kekurangan gizi dan kelebihan gizi makronutrien maupun mikronutrien di sepanjang
kehidupan.

2. Bayi

Pengertian Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan
dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah
bayi sebanyak 4.462.562 jiwa (Data Statistik Indonesia 2012). Sedangkan menurut Data
Statistik Indonesia Tahun 2014 jumlah bayi di Sumatera Barat 113.534 jiwa dan jumlah bayi
di kota Padang 17.534 jiwa. Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka
terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009).

Pengertian Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu, neonatus sejak lahir sampai usia
28 hari dan bayi dari usia 29 hari sampai 12 bulan ( WHO, 2013). Sedangkan menurut Rusli (
2013 ) bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan

9
dan perkembangan dalam masa hidupnya.Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses
yang berkesinambungan, bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses
perkembangan (Wong, 2009). Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan, berat
badan,gigi,struktur tulang dan karakteristik seksual.Pertumbuan ini bersifat kuanitatif
sedangkan perkembangan seperti perkembangan motorik,sensotik,koknitif dan psikososial
bersifat kualitatif(Potter dan Perry 2005).

a. Pengertian Bayiadalahindividu yang lemahdanmemerlukan proses adaptasi.


Bayiharusdapatmelakukan 4 penyesuaian agar
dapattetaphidupyaitupenyesuaianperubahansuhu, menghisapdanmenelan,
bernafasdanpembuangankotoran.
Kesulitanpenyesuaianatauadaptasiakanmenyebabkanbayimengalamipenurunanberatba
dan, keterlambatanperkembanganbahkanbisasampaimeniggaldunia (Mansur, 2009).

b. Untukmengetahuitumbuhkembanganakterutamapertumbuhanfisiknyadigunakan
parameter antropometri. Beratbadanmerupakansalahsatuukuranantropometri yang
terpentingkarenadipakaiuntukmemeriksakesehatananakpadasemuakelompokumur.
Padausiabeberapahari, beratbadanakanmengalamipenurunan yang sifatnya normal,
yaitusekitar 10% dariberatbadanlahir. Hal
inidisebabkankarenakeluarnyamenconiumdan air seni yang belumdiimbangiasupan
yang mencukupi, misalnyaproduksi ASI yang belumlancar. Umumnya,
beratbadanakankembalimencapaiberatlahirpadaharikesepuluh.
Padabayisehat, kenaikanberatbadan normal padatriwulan I adalahsekitar 700-1000
gram/bulan, padatriwulan II sekitar 500-600 gram/bulan, padatriwulan III sekitar 350-
450 gram/bulan, dantriwulan IV sekitar 250-350 gram per bulan(Hidayat.A.A, 2009).
c. Beratbadanbayisangatdipengaruhiolehfaktorketurunan, gizi, lingkungan, jeniskelamin,
status sosial( Chomaria,N, 2015).
Beratbadansalahsatuindikatorantropometrikuntukmenilaitumbuhpadabayiatauanak.
Ada beberapacara yang
dapatdilakukanuntukmenaikkanberatbadanbayiyaitumemberikangizi yang baik.
Giziberupanutrisi yang adekuatdiperlukanuntuktumbuhkembangbayi (Kemenkes
2010). Nutrisi yang cukupdanseimbangdapatmeningkatkanberatbadanbayi,
sebalikyanutrisi yang kurangdapatmenurunkanberatbadanbayi. Setelahbayilahir,
harusdiupayakanpemberian ASI secaraekslusifyaitupemberian ASI selama 6 bulan.

10
Setelah 6 bulananakdiberikanmakanantambahanataumakananpendamping.
Pemberianmakanantambahaninipentinguntukmelatihkebiasaanmakan yang
baikdanuntukmemenuhikebutuhannutrisi yang
mulaimeningkatpadamasabayidanmasapertumbuhanselanjutnya.
Selainpemberiannutrisi yang
cukupdanseimbangperludilakukanperawatankesehatandasarberupaimunisasi,
kontrolkePuskesmas/Posyandusecaraberkalauntukmemantaukesehatananak
(Nursalam,2008).
3. Balita
A. Pengertian Balita

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan
tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena
kekurangan makanan yang dibutuhkan. Konsumsi makanan memegang peranan penting
dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh
besar terhadap status gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak
(Ariani, 2017).

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Menurut Sediaotomo (2010), balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak pra sekolah (3-5 tahun). Saat usia
batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah
bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode
penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan pasa masa
itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak pada periode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung

cepat dan tidak akan pernah terulang kembali, karena itu sering disebut golden age atau masa
keemasmakan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik, namun
kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses
tumbuh kembang manusia.

B. Karakteristik Balita

11
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia di bawah satu tahun
juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang yang dikenal dengan batita dan anak usia
lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia pra sekolah (Proverawati &
Wati, 2010). Menurut karakterisik, balita terbagi dalam dua kategori, yaitu anak usia 1-3
tahun (batita) dan anak usia pra sekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif,
artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan oleh ibunya (Sodiaotomo, 2010).

Sedangkan pada usia pra sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini, anak mulai bergaul dengan lingkungannya
atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku.
Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan
“tidak” terhadap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan,
ini terjadi akibat dari aktifitas yang mulai banyak maupun penolakan terhadap makanan.

C. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita di antaranya adalah energi dan
protein. Kebutuhan energi sehari untuk tahun pertama kurang lebih 100-200 kkal/kg berat
badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan protein.
Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat
pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum serta
mengganti sel-sel yang telah rusak dan memelihara keseimbangan cairan tubuh.Lemak
merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi yang mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai
sumber lemak esensial, zat pelarut vitamin A, D, E dan K serta memberikan rasa sedap dalam
makanan. Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah sebanyak 60-70% dari total energi
yang diperoleh dari beras, jagung, singkong dan serat makanan. Vitamin dan mineral pada
masa balita sangat diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi status gizi adalah
asupan makanan dan penyakit infeksi. Beberapa faktor yang melatarbelakangi kedua faktor
tersebut, misalnya faktor ekonomi dan keluarga (Soekirman, 2012).

1. Ketersediaan dan Konsumsi Pangan

12
Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan merupakan cara
pengamatan langsung yang dapat menggambarkan pola konsumsi penduduk menurut daerah,
golongan sosial ekonomi dan sosial budaya.Konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai
salah satu teknik untuk memajukan tingkat keadaan gizi. Penyebab masalah gizi yang pokok
di tempat paling sedikit dua pertiga dunia adalah kurang cukupnya pangan untuk
pertumbuhan normal, kesehatan dan kegiatan normal.

Gizi kurang merupakan keadaan yang tidak sehat karena tidak cukup makan dalam
jangka waktu tertentu. Kurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi baik secara kualitas
maupun kuantitas dapat menurunkan status gizi.

2. Infeksi

Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Dengan infeksi, nafsu makan anak mulai menurun dan mengurangi konsumsi makanannya,
sehingga berakibat berkurangnya zat gizi ke dalam tubuh anak. Dampak infeksi yang lain
adalah muntah dan mengakibatkan kehilangan zat gizi. Infeksi yang menyebabkan diare pada
anak dapat mengakibatkan cairan dan zat gizi di dalam tubuh berkurang.

3. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan


sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan makanan. Status gizi yang baik
penting bagi kesehatan setiap orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya.

4. Higiene Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak lebih mudah

terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status gizi. Sanitasi

lingkungan sangat terkait dengan ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban, jenis lantai
rumah serta kebersihan peralatan makan pada setiap keluarga.

E. Status Gizi

Pengertian Status Giziadalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.
Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda antara individu, hal ini

13
tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktifitas tubuh dalam sehari.Status gizi
termasuk salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia
karena sangat mempengaruhi kecerdasan, produktifitas dan kreatifitas.

E.Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan
berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan
status gizi buruk. Menurut Supariasa dan Bakri (2002), penilaian status gizi dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung penilaian status gizi di antaranya
adalah antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Pengukuran status gizi anak yang paling
banyak digunakan adalah pengukuran antropometri.

 Antropometri

Secara umum, antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Parameter yang
diukur antara lain Berat Badan, Tinggi Badan, LILA, Lingkar Kepala dan Lingkar Dada.
Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran yang dihubungkan dengan umur.Pada metode antropometri dikenal dengan
Indeks Antropometri. Indeks antropometri adalah kombinasi antara beberapa parameter, yang
merupakan dasar dari penilaian status gizi. Beberapa indeks telah diperkenalkan seperti tinggi
badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB).

Berat badan berdasarkan umur (BB/U) Indikator ini bertujun untuk mengukur berat
badan sesuai dengan usia anak. Penilaian BB/U dipakai untuk mencari tahu kemungkinan
seorang anak mengalami berat badan kurang, sangat kurang atau lebih. Tinggi badan
berdasarkan umur (TB/U) Indikator ini bertujuan untuk mengukur tinggi badan sesuai dengan
usia anak. Penilaian TB/U dipakai untuk megindentifikasi penyebab jika anak memiliki tubuh
pendek. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB) Indikator ini bertujuan untuk
mengukur berat badan sesuai dengan tinggi badan anak.

F.Status Sosial Ekonomi

14
Status sosial ekonomi adalah ukuran gabungan dari posisi ekonomi dan sosial
individu atau keluarga yang relatif terhadap orang lain berdasarkan dari pendapatan,
pendidikan dan pekerjaan. Keadaan sosial ekonomi merupakan aspek sosial budaya yang
sangat mempengaruhi status kesehatan dan juga berpengaruh pola penyakit, seperti malnutrisi
yang lebih banyak ditemukan di kalangan yang berstatus ekonominya rendah.Dalam
kehidupan sosial setiap anggota masyarakat memiliki tingkatan yang berbeda. Dalam
sosiologi istilah ini sering dikenal dengan Social Stratification yang merupakan pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Secara teoristis
semua manusia dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-
kelompok sosial tidaklah demikian. Perwujudan nyata dari Stratification Social adalah kelas-
kelas tinggi dan kelas-kelas rendah.

G.Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh


penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja maka akan sering berinteraksi
dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja
akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan
keterpaduan secara ilmiah.

H. Pendapatan Keluarga

Pendapatan perbulan adalah besarnya rata-rata penghasilan yang diperoleh seluruh


anggota keluarga (ayah atau ibu) dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Pendapatan
seseorang identik dengan sumber daya manusia, sehingga seseorang yang berpendidikan
tinggi, umumnya memiliki pendidikan yang relatif tinggi pula.

I. Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukanoleh rumah tangga
untuk membeli berbagai jenis kebutuhanya dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang
diterima rumah tangga akan digunakan untuk membelimakanan, membiayai jasa angkutan,
membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang

15
tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhanya dan pembelanjaan tersebut
dinamakan konsumsi

3.Ibu hamil

a. Pengertian Ibu hamil

Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk melanjutkan keturunan.
Di dalam tubuh seorang wanita hamil terdapatjanin yang tumbuh di dalamrahim.
Kehamilanmerupakanmasakehidupan yang penting.Seorang ibu hamil harus mempersiapkan
diri sebaik- baiknya agar tidak menimbulkan permasalahan pada kesehatan ibu, bayi, dan saat
proses kelahiran. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu adalahkeadaan gizi

 Tanda – tandaseorang wanita yang hamil :

1) Ibu berhenti haid

2) Payudaramulaimembesardanmengeras.

3) Pada pagihariibu seringmuntah – muntah, pusing, dan mudah letih.

4) Semakin hari perut seorang wanita hamil akan membesar dan pada saat

usia kehamilan 6 bulan puncak rahim setinggi sekitar pusat.

5) Sifatibuberubah – ubah, misalnyaibulebihsukamakan yang asam – asam,

rujak, mudahtersinggungdansebagainyaadalah norma

b. Kebutuhangizimasahamil

Selama hamil metabolisme energi dan zat gizi lain dalam tubuh meningkat. Peningkatan
kebutuhan energi dan zat gizi lain dibutuhkan untuk pertumbuhan janin di dalam kandungan,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.
Defisiensikebutuhan zat gizi selama hamil dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang
tidak sempurna.

16
2. Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana sel darah merah atau eritrosit atau massa hemoglobin
dalam darah berkurang sehingga tidak dapat membawa oksigen ke seluruh jaringan. World
Health Organization (WHO)menyebutkan jika anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin dalam darah kurang dari batas normal berdasarkan kelompok umur yang
bersangkutan, jenis kelamin dan kondisi fisiologis.

3.Pelayanan ANC

b. Pengertian pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kementrian Kesehatan, 2012). Pelayanan antenatal
adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada
ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan. Tujuan antenatal adalah untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan,
persalinan dan nifas serta menjaga agar bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan
adanya risiko-risiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin perinatal.

 Standar pelayanan Antenatal

1) Identifikasi ibu hamil

Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal selama masa hamil.

2) Palpasi abdominal

17
Melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memprediksi usia kehamilan, memeriksa posisi bayi, bagian terndah janin dan masuknya
janin ke dalam rongga panggul, mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

3.Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Melakukan tindakan penceghan, penemuan, penanganan atau rujukan semua kasus


anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Petugas KIA menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenal tanda-tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.

5) Persiapan Persalinan

Petugas KIA memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik.

4.Tablet besi

a. Pengertian tablet besi

Tablet besi adalah hasil suplementasi antara zat besi dan asam folat yang diberikan pada ibu
hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi selama kehamilan.

b. Hemafort

Hemafort adalah jenis tablet besi yang diberikan petugas KIA pada ibu hamil yang
memeriksakan kehamilnnya di Puskesmas Godean II. Tablet besi ini diproduksi oleh PT.

c. Sasaran pemberian tablet besi :

Ibu hamil sampai nifas

1. Ibu hamil merupakan prioritas utama pemberian tablet besi karena prevalensi anemia
pada kelompok ini tertinggi yaitu 63,5%. Ibu hamil merupakan kelompok yang paling
rentan, karena anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
2. Balita (6 – 60 bulan)

18
Balita memerlukan zat besi untuk proses tumbuh kembang.

3. Anak usia sekolah (6-12 tahun)

Anak usia sekolah mempunyai aktivitas fisik yang cukup tinggi dan masih dalam proses
belajar. Agar kondisi anak tetap prima dan prestasi belajar meningkat kadar hemoglobin
harus normal. Untuk menjaga konsidi hemoglobin tetap normal maka dibutuhkan tablet
besi.

4. Remaja putri (12 – 18 tahun) dan wanita usia subur (WUS)

Kelompok WUS merupakan kelompok umur yang mendekati masa perkawinannya.

 Pengadaan tablet besi

Pengadaan tablet besi dapat dilaksanakan melalui : Sektor kesehatan, pada sektor ini
pengadaan tablet besi dilaksanakan oleh masing – masing provinsi/kabupaten dengan
memanfaatkan sumber dana yang tersedia(APBN,APBD) dan sumber dana lainnya
berdsarkan kebutuhan.

 Cara penyimpanan tablet besi

Tablet besi harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering untuk menghindari
kerusakan pada kemasan. Jauhkan pula dari jangkauan anak –anak.

 ManfaatPemberian Tablet ZatBesi


1. Menurunkanprevalensi anemia
2. Mencegahkasus BBLR
3. Menurunkanangkakematianibudanbayi
4. Memberikanmanfaatsecaraekonomi ,yaitumenurunkanbiayasakit yang
mungkinterjadibilaterserangefek ADB seperti BBLR, prematuritas, danabortus.
5. Mencegahpembengkakanbiaya. Bayi yang dilahirkan dengan kondisi BBLR
atauprematur, akanterjadipenambahanbiayaupayakesehatan.
6. Mencegah anemia defisiensibesi pada ibu hamil ,meningkatkan daya tahan tubuh yang
lebih baik.

19
5. Kepatuhan

a. PengertianKepatuhan

MenurutKamusBesar Bahasa Indonesia patuhadalah, taatpadaperintah, Sedangkan


kepatuhan adalah perilaku sifat patuh atau ketaatan.

b. Monitoring Kepatuhan

Monitoring kepatuahan minum tablet besi menurut Kementrian Kesehatan RI (2015)


adalah :

1. Tinja berubah menjadi warna hitam. Perubahan warna pada tinja menunjukkan
sasaran mengkonsumsi tablet besi secara rutin. Warna tinja disebabkan adanya sisa Fe
yang tidak diserap oleh tubuh.
2. Sasaran membawa kembali bungkus tablet besi kepada petugas, menunjukkan jumlah
tablet yang telah dikonsumsi.
3. Meminta bantuan anggota keluarga (suami) untuk memonitor dan mengingatkan
sasaran dalam mengkonsumsi tablet besi.
4. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan atau kader diperlukan untuk memastikan
apakah tablet besi benar-benar dikonsumsi oleh sasaran.
5. Melihat perkembangan kesehatan sasaran.
6. Pemeriksaan Hb secara berkala.
7. Melakukan pemantauan bersamaan dengan kegiatan lain

c. Pengukuran Kepatuhan

Kepatuhan minum tablet besi adalah ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
sesuai jumlah yang seharusnya dikonsumsi. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
dihitung dari jumlah tablet yang dikonsumsi dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya
dikonsumsi. Seorang ibu hamil dikatakan patuh minum tablet besi ketika jumlah tablet besi
yang dikonsumsi ≥ 90% dari jumlah tablet besi yang seharusnya dikonsumsi.

20
6. Karakteristik Ibu Hamil

Pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman adalah faktor – faktor yang


mempengaruhi pengetahuan ibu hamil. Menurut Skinner pengetahuan mempengaruhi
seseorang dalam bertingkah laku, jika dibuat dalam diagram alur pengetahuan akan
mempengaruhi sikap seseorang, sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
bertindak.

Dalam hal ini pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
hamil dalam bertindak. Pendidikan dapat diukur dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Tingkatan pendidikan pada ibu hamil mempengaruhi dirinya dalam berperilaku.
Kedua adalah pekerjaan, dunia pekerjaan menjadikan ibu hamil mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman, semakin banyak pengetahuan dan pengalaman semakin mempengaruhi
dirinya dalam berperilaku termasuk dalam hal kesehatan, yang ketiga adalah umur semakin
bertambahnya umur maka ibu hamil akanmengalami kematangan secara fisik maupun
psikologis. Pada aspek psikologis atau mental semakin bertambah umur ibu hamil maka akan
semakin dewasa dalam berpikir dan berperilaku termasuk menentukan perilaku yang baik dan
tidak baik untuk dirinya. Keempat adalah minat atau kecenderungan tinggi terhadap sesuatu.
Hal ini sangat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil.

2. Ibu menyusui
a. Pengertian Ibu menyusui
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi,
dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan
nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun
berikutnya (varney, 2004).

b. Keuntungan menyusui Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan yaitu:


1) Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir .
2) Air susu ibu normalnya bebas dari ketidakmurnian.
3) Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari susu formula.

21
4) Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu karena ada imunisasi
pasif.
5) Menyusui anak mempercepat involusi rahim, dengan demikian alat reproduksi ibu
lebih cepat kembali normal.
6) Menyusui kadangkala lebih menyenangkan bagi ibu.
7) Menyusui lebih ekonomis, baik bagi ibu maupun bagi masyarakat.
8) IQ bayi prematur yang menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa yang
tidak menyusu (Kristiyanasari, 2008).

c. Cara menyusui
Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi.
Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang akhir minggu keenam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur
antara 10 – 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam
sehingga tak perlu lagi member makanan di malam hari (Kristiyanasari, 2008).

d. Langkah – langkah menyusui yang benar


1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan padaputting dan
sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaatsebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban putting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar
pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah,dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan).

c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.

d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi).

e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

22
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang dibawah,
jangan menekan putting susu.

4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara :
a) Menyentuh pipi dengan putting susu atau,

b) Menyentuh sisi mulut bayi.

5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi

a) Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke mulut bayi, sehingga
putting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara. Posisi salah,
yaitu apabila bayi hanya menghisap pada putting susu saja, akan mengakibatkan
masukan ASI yang tidak adekuat dan putting lecet.

b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga
(Kristiyanasari, 2008).

6) Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain.Cara melepas isapan bayi :
a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
b) Dagu bayi ditekan kebawah.
7) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan (yang
dihisap terakhir).
8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9) Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara
dari lambung supaya bayi tidak muntah ( gumoh – jawa) setelah menyusu. Cara
menyendawakan bayi :
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan – lahan.
b) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap – usap punggung
bayi sampai bayi bersendawa (Kristiyanasari, 2008).

23
e. Lama menyusui
Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama
4 – 5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap
oleh bayi. Setelah hari ke 4 – 5,boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI
cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan
selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk
bayi. Dikatakaan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ±112 ml,
5 menit kedua ±64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ±16 ml (Soetjiningsih, 1997).

2. Air Susu Ibu (ASI)

a. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutanprotein, laktosa dan garam
organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi
bayi (Soetjiningsih, 1997).

b. Komposisi ASI ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok, antara lain
zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu
dengan yang lainya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat
ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin
ditiru oleh buatan manusia (Roesli, U, 2005).

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Kegiatan

Desain dari praktik belajar lapangan Perencanaan Program Gizi (PPG) adalah
analitik observasional dengan menganalisis data sekunder yang didapatkan dari
Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.

B. Waktu dan Tempat

Praktik belajar lapangan Perencanaan Program Gizi dilaksanakan pada hari ...

di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data dalam Praktek Belajar Lapangan (PBL) Perencanaan


Program Gizi ini menggunakan data primer yaitu dengan cara kuisioner dan
wawancara dengan subjek secara observasi ataupun pengamatan secara langsung.

D. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat
N Bayi Balita Ibu hamil Ibu menyusui
O
1. Leghtboard Microtoaice LILA LILA
2. Dacin Timbangan
3. LLA

2. Bahan
a. Booklet

25
b. Leaftlet
c. Power point
E. Pengolahan Data

Data yang digunakan pada Praktek Belajar Lapangan (PBL) Perencanaan Program
Gizi (PPG) berbentuk data primer yang di dapat dari Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu,pada proses pengolahan data yaitu dengan membuat data dalam bentuk
dokumen melalui upaya pengambilan data di lapangan langsung karena hal ini data
primer disebut sebagai data pertama atau data mentah. Kemudian data tersebut
dilakukan penjumlahan dari data yang diperoleh sebelumnya setelah itu di presentase
kan hasilnya.

F. Analisa Data

Analisa univariat adalah langkah awal yang dilakukan untuk mengethaui gambran
data yang di peroleh dilapangan. Analisa data yang digunakan dalam Praktek Belajar
Lapangan (PBL) Program Perencanaan Gizi(PPG) ini adalah menggunakan analisis
data univariat gambaran data yang didapat dari analisis univariat akan disajikan dalam
bentuk tabel cakupan frekuensi indikator.

26

Anda mungkin juga menyukai