LUTFIANI SAMAUN
(711490121080)
KONSEP KEHAMILAN
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seseorang wanita sebagai
calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang
mempengaruhi kehidupanya.
B. Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari, atau 40
minggu) dihitung dari hasil pertama haid terakhir. Masa kehamilan dibagi
dalam 3 triwulan yaitu:
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan
berat badan sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
2. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan penambahan berat
badan 4 ons per minggu)
3. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat
badan keseluruhan 12 kg) (Manuaba, 2010).
Untuk menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold (Manuaba
(2010).
1. Leopold I: Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi
bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba difundus, maka
akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
2. Leopold II Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya:
Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung
akan teraba cembung dan resisten.
3. Leopold III: Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat
dengan daerah pelvik. Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang
dominan pada sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien
menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan
sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak
jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
4. Leopold IV Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian
terendah janin masuk ke pintu atas panggul. Caranya: Menghadap ke
kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen
mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang
timbul.
Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah,
divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke
dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d
Desember
b. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d
Maret
Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan :
a. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
a. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
b. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan
yang lalu.
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
a. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior
kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm).
b. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan
dan kiri (normal: 26-29).
c. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas
simpisis dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima)
(normal: 10-20 cm).
d. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina
illiaca anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor
kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina
illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis
(normal : 80-90 cm).
C. Tanda dan Gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan (Manuaba 2010) dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1. Tanda tidak pasti hamil
a. Amenore (tidak haid) Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari
pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan
taksiran tanggal persalinan akan menjadi lebih mudah, dengan
memakai rumus Neagele rumus ini terutama berlaku untuk wanita
dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Caranya yaitu tanggal hari pertama mestruasi terakhir ditambah 7
dan bulan dikurangi 3.
b. Mual dan muntah Bisa terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut
morning sickness.
c. Mengidam (ingin makan khusus) Sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan, Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.
d. Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (tidak ada selera makan) Hanya berlangsung pada
triwulan pertama kehamilan, Tetapi setelah itu nafsu makan timbul
lagi.
f. Mamae menjadi tegang dan membesar Keadaan ini disebabkan
pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara.
g. Miksi sering Sering buang air kecil disebabkan karena kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan
hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja
ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h. Konstipasi atau obstipasi Ini terjadi karena tonus usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit) Pada areola mamae, genital,
cloasma, linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan
bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j. Epulis Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering
terjadi pada triwulan pertama.
k. Varises (pemekaran vena-vena)
l. Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penambahan pembuluh darah ini
terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
2. Tanda kemungkinan hamil (Manuaba 2010).
a. Perut membesar. Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba
dari luar dan mulai pembesaran perut.
b. Uterus membesar. Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa
uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
c. Tanda hegar. Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi
lunak, terutama daerah hismus. Pada minggu-minggu pertama
hismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.
Hipertrofiismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus
menjadi panjang dan lebih lunak
d. Tanda Chadwick. Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan
pada vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan
oleh pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda piscaseck. Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu
jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus
yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton-hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen. Merupakan fenomena bandul atau pantulan
balik. Ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif. Cara khas yang dipakai dengan
menentukan adanya hormon chorionigonadotropin pada kehamilan
muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini
dapat membantu menemukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3. Tanda pasti hamil (Manuaba (2010).
a. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian
bagian janin.
b. Denyut jantung janin 1) Didengar dengan stetoskop-monoral
Laennec 2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler 3) Dicatat
dengan feto-elektro kardiogram 4) Dilihat pada untrasonograf
c. Diagnosa banding Kehamilan Diagnosa banding kehamilan menurut
Manuaba (2010) meliputi : 1) Hamil palsu Dijumpai tanda dugaan
hamil tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak
menunjukkan kehamilan. 2) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk
pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi. 3)
Kista ovarium Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda
hamil, datang bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut
dapat melampaui umur kehamilan dan pemeriksaan tes biolgis
kehamilan dengan tes negatif. 4) Hematometra Terlambat datang
bulan dapt melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit setiap
bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan
hamil tidak menunjukkan hasil yang positif.
D. Perubahan Fisiologis Pada Wanita Hamil
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan
identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa
syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari, tapi tidak
sekarang”. Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode
awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum terjadi. Reaksi pertama
pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang bapak
adalah kekacauan antara kebanggaan tentang kemampuannya
memberikan keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan untuk
menerima peran sebagai bapak dan memberikan nafkah pada
keluarganya. Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti
oleh rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu,
selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin
dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral dan ekonomi mereka.
Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan dibuat. Kadang-
kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya tinggal rencana,
sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi dan
diterima. Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan ditinjau
ulang, terjadi proses belajar.
2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya
sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk
bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan
tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon
terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir kehamilan sebagai cara
untuk melestarikan alam suatu penghargaan atau emansipasi dari control
parental. Mereka mungkin menyamakan kehamilan dengan penyakit,
kejelekan, memalukan, atau mereka mungkin memandang kehamilan
sebagai suatu periode kreatifitas dan pemenuhan tugas. Bayangan pria
tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti apa
seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari bapaknya,
pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini
mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anakanaknya.
3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah
dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan
orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan
keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam
menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki
seseorang. Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan
keterampilan seseorang untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi
stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti “menceritakannya”
pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan musik,
menangis, menulis puisi, dan lain-lain. Mekanisme pertahanan diri adalah
cara mempertahankan diri (seperti menyangkal) tetapi mungkin dapat
membantu dalam mengurangi kecemasan untuk sementara waktu.
Metode koping tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan
anggota keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan
dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Riwayat menstruasi / hari perkiraan lahir: Frekuensi, siklus dan lama
haid terakhir, kehamilan (tanggal)
b. Riwayat kontrasepsi: Metode yang pernah digunakan dan alasan
penghentian. Metode yang terakhir digunakan dan pemakaian
terakhir
c. Riwayat obstetri: tipe kelahiran, gender, lama gestasi, komplikasi,
lama persalinan, berat lahir, kesehatan anak-anak saat ini dan tempat
tinggalnya, perasaan tentang kehamilan terdahulu atau pengalaman
melahirkan.
d. Riwayat pembedahan: Masalah gynekologi termasuk HPV, herpes,
gonorhoe, sifilis, penyakit organic, pembedahan, kecelakaan,
hospitalisasi. Masalah psikiatri, termasuk penyakit jiwa, depresi,
ansietas, mania, serangan panic, bat-obatan (saat ini dan masa lalu)
e. Riwayat keluarga: risiko penyakit genetic, termasuk latar belakang
etnis, riwayat obstetrik, termasuk riwayat keguguran, kembar,
preeklamsi, hubungan kekerabatan
f. Kebiasaan tidak sehat (merokok, mengkonsumsi alcohol, obat-
obatan)
g. Riwayat sosial: tempat lahir, situasi hidup, pekerjaan, pendidikan,
sumber pendukung, sumber stress, dan status perkawinan
2. Pemeriksaan fisik ibu hamil
a. Palpasi
Dilakukan palpasi bimanual pada perut dan payudara, palpasi perut
dilakukan dengan metode leopold yaitu
Leopold I:
1) Menentukan tinggi fundus uteri
2) Menentukan bagian janin yang berada pada fundus uteri
Leopold II
3) Menentukan batas rahim kanan dan kiri
4) Menentukan letak punggung janin
5) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III
6) Menentukan bagian terbawah janin
7) Menentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP
Leopold IV
8) Menentukan bagian terbawah janin dan menentukan berapa jauh
janin masuk PAP
b. Auskultasi
Untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ)
Dari janin : DJJ pada bulan 4-5
Bising tali pusat
Gerakan tendangan janin
Dari ibu: : bising rahim, bising aorta, peristaltik usus
c. Pemeriksaan dalam: Vaginal toucher (VT), rectal toucher (RT),
dapat dinilai:
1) pembuka pembukaan servik berapa cm/jari
2) bagian anak paling bawah: kepala, bokong, serta posisinya
3) selaput ketuban sudah pecah atau belum
d. Mengukur tinggi fundus uteri berdasarkan minggu kehamilan
e. Pemeriksaan panggul luar (dengan pelvimeter)
1) Distantia spinarum / distantia interspinalis: sias kanan-kiri: 25,5
cm
2) Konjungata eksterna: ukuran ini dilakukan dengan posisi ibu
berdiri atau miring. Diukur dari tepi atas simfisis- ujung
prosesus spinosus vertebra lumbal V
3) Lingkar panggul: diukur dari tepi atas simfisis ke pertengahan
sias dan trochanter mayor lumbal V. ukuran normal . ukuran
normal: 80-90 cm.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017)
diagnosa keperawatan yang muncul sebagai berikut :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan,
penurunan energi, kecemasan
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan
intake cairan
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan, peningkatan kebutuhan
metabolisme, faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.
inflamasi, iskemia, neoplasma)
5. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Perubahan status
nutrisi (kelebihan atau kekurangan), kekurangan/kelebihan volume
cairan, penurunan mobilitas, perubahan hormonal, suhu lingkungan yang
ekstrem
6. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit,
ketidakadekuatan sumber daya (mis.dukungan finansial, social dan
pengetahuan), gangguan adaptasi kehamilan
7. Konstipasi berhubungan dengan fisiologis (penurunan motilitas
gastrointestinal, ketidakcukupan asupan serat, ketidakcukupan asupan
cairan, kelemahan otot abdomen), psikologis (depresi), situasional
(ketidakadekuatan toileting)
8. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan, peningkatan laju
metabolisme
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, tirah baring, kelemahan, imobilitas
C. Intervensi Keperawatan
N SDKI SLKI SIKI
O
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan PEMANTAUAN RESPIRASI
efektif tindakan keperawatan (I.01014)
Definisi: selama 1x24 jam, maka Observasi
Inspirasi dan/atau pola napas membaik, Monitor frekuensi,
ekspirasi yang tidak dengan kriteria hasil: irama, kedalaman, dan upaya
memberikan Dsipnea menurun napas
ventilasi adekuat. Penggunaan otot Monitor pola napas
bantu napas Monitor kemampuan
menurun batuk efektif
Frekuensi napas Monitor adanya
membaik produksi sputum
Monitor adanya
sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi bunyi
napas
Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2. Hipovolemia. Setelah dilakukan MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
Definisi: enurunan tindakan keperawatan (I.03116)
cairan intravaskuler, selama 3x24 jam, maka Observasi
interstisial, dan/atau
status cairan membaik Periksa tanda dan
intraseluler
dengan kriteria hasil : gejala hipovolemia (mis.
frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun,
hematokrit meningkat)
Monitor intake dan
output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan
cairan
Berikan posisi
modified trendelenburg
Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
Anjurkan
memperbanyak asupan cairan
oral
Anjurkan
menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian cairan IV issotonis
(mis. cairan NaCl, RL)
Kolaborasi
pemberian cairan IV hipotonis
(mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Kolaborasi
pemberian cairan koloid
Kolaborasi
pemberian produk darah
3. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan MANAJEMEN NUTRISI
faktor psikologis tindakan keperawatan Observasi :
(keengganan untuk selama 3x24 jam, maka Identifikasi status
makan) status nutrisi membaik nutrisi
dengan kriteria hasil : Identifikasi alergi
1) Porsi makan yang dan intoleransi makanan
dihabiskan Identifikasi makanan
meningkat yang disukai
2) Berat badan Identifikasi
membaik kebutuhan kalori dan jenis
3) Indeks Massa nutrien
Tubuh (IMT) Monitor asupan
membaik makanan
4) Nafsu makan Monitor berat badan
membaik Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
Lakukan oral
hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi
menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
Sajikan makanan
secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makan
tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makan melalui selang nasogatrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Rina & Arni. (2018). Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas. Jawa Barat:
LovRinz