PAKET
1
Ny W, 31 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena pingsan saat olahraga pagi.
Pasien tidak pernah mengalami pingsan sebelumnya. Keluhan lain seperti nyeri dada,
pusing, dan berdebar disangkal oleh pengantar pasien. Pada pemeriksaan pasien
sudah mulai sadar, GCS E4M6V5, TD 140/90 mmHg, Nadi 81x/menit, RR 22x/menit,
Suhu 36,80C, dan SpO2 97%. Setelah melakukan pemeriksaan EKG, irama yang
tampak adalah sebagai berikut:
Apa Diagnosis pada pasien ini?
a. LBBB
b. Sick sinus syndrome
c. RBBB
d. Pulseless electrical activity
e. Premature ventricular complex
1
Ny W, 31 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena pingsan saat olahraga pagi.
Pasien tidak pernah mengalami pingsan sebelumnya. Keluhan lain seperti nyeri dada,
pusing, dan berdebar disangkal oleh pengantar pasien. Pada pemeriksaan pasien
sudah mulai sadar, GCS E4M6V5, TD 140/90 mmHg, Nadi 81x/menit, RR 22x/menit,
Suhu 36,80C, dan SpO2 97%. Setelah melakukan pemeriksaan EKG, irama yang
tampak adalah sebagai berikut:
1. C. RBBB
a. LBBB
b. Sick sinus syndrome
c. RBBB
d. Pulseless electrical activity
e. Premature ventricular complex
2
Tn B, 52 tahun datang dengan keluhan sesak yang memberat sejak 2 jam lalu.
Heteroanamnesis yaitu pasien sudah merasakan sesak sejak 2 minggu lalu
disertai bengkak di perut dan kedua kaki. Pasien memiliki riwayat gagal ginjal
karena glomerulonefritis kronik dan hipertensi. Pasien rutin hemodialysis 2
kali per minggu. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan TD 90/70, HR: 110 x,
RR: 34x, dan SpO2: 88% udara bebas. Pemeriksaan fisik bermakna yaitu
Kussmaul sign +, JVP meningkat, suara jantung menjauh dan sulit didengar,
ronki +,-, wheezing -/-, vbs +/+, asites +, edema pretibial +/+, akral lembab crt
< 2”. Pemeriksaan rontgen thorax memberikan hasil sebagai berikut
Apa diagnosis paling tepat pada
pasien tersebut?
a. Edema paru akut
b. Cor pulmonale
c. Gagal jantung kronik
d. Efusi pericardium masif
e. Sindrom koroner akut
2
Tn B, 52 tahun datang dengan keluhan sesak yang memberat sejak 2 jam lalu.
Heteroanamnesis yaitu pasien sudah merasakan sesak sejak 2 minggu lalu
disertai bengkak di perut dan kedua kaki. Pasien memiliki riwayat gagal ginjal
karena glomerulonefritis kronik dan hipertensi. Pasien rutin hemodialysis 2
kali per minggu. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan TD 90/70, HR: 110 x,
RR: 34x, dan SpO2: 88% udara bebas. Pemeriksaan fisik bermakna yaitu
Kussmaul sign +, JVP meningkat, suara jantung menjauh dan sulit didengar,
ronki +,-, wheezing -/-, vbs +/+, asites +, edema pretibial +/+, akral lembab crt
< 2”. Pemeriksaan rontgen thorax memberikan hasil sebagai berikut
Efusi Perikardium
• Anamnesis:
• Keluhan bervariasi tergantung jumlah efusi. Pada kasus berat dengan efusi
massif, dapat ditemukan gejala tamponade jantung
• Trias Beck pada tamponade jantung: hipotensi, suara jantung menjauh, dan
peningkatan JVP.
• Kussmaul sign yaitu peningkatan jvp paradox yang terjadi saat inspirasi
• Pemeriksaan fisik:
• Sesuai jumlah efusi, pada kasus efusi massif maka trias Beck +
• Cari underlying kondisi efusi seperti TB, trauma, gagal jantung, ACS, kanker,
dan CKD
Efusi Perikardium
• Pemeriksaan penunjang:
• Echocardiogram
• Rontgen thorax:
• Gambaran khas water bottle sign pada efusi massif
• EKG:
• Electrical alternans dan low voltage ECG
• Tatalaksana:
• Perikardiosentesis
2. D. Efusi Perikardium Masif
a. Edema paru akut
b. Cor pulmonale
c. Gagal jantung kronik
d. Efusi perikardium masif
e. Sindrom koroner akut
3
Ny K, 49 tahun datang untuk kontrol rutin ke poliklinik dengan membawa hasil lab. Saat ini
pasien tidak memiliki keluhan. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan gagal jantung yang
terkontrol. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan TD 138/70 mmHg, Nadi 68x/menit, RR
23x/menit, Suhu 36,90C, dan SpO2 96%. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Pemeriksaan lab sebagai berikut Hb 13,2 g/dL, HT 36%, Leukosit 8700 sel/mm3, trombosit
298.000 sel/mm3, Natrium 140 meq/L (135-145 meq/L), Kalium 6 meq/L (3,5-5 meq/L),
Ureum 22mg/dL (7-30 mg/dL), dan kreatinin 2,2 mg/dL (0,7-1,2mg/dL). Apa kemungkinan
obat antihipertensi yang menyebabkan efek samping pada pasien?
a. B.blocker
b. ACE inhibitor
c. ISDN
d. Hidroklorotiazide
e. Nitrogliserin
3
Ny K, 49 tahun datang untuk kontrol rutin ke poliklinik dengan membawa hasil lab.
Saat ini pasien tidak memiliki keluhan. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan gagal
jantung yang terkontrol. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan TD 138/70
mmHg, Nadi 68x/menit, RR 23x/menit, Suhu 36,90C, dan SpO2 96%. Pemeriksaan
fisik dalam batas normal. Pemeriksaan lab sebagai berikut Hb 13,2 g/dL, HT 36%,
Leukosit 8700 sel/mm3, trombosit 298.000 sel/mm3, Natrium 140 meq/L (135-145
meq/L), Kalium 6 meq/L (3,5-5 meq/L), Ureum 22mg/dL (7-30 mg/dL), dan
kreatinin 2,2 mg/dL (0,7-1,2mg/dL). Apa kemungkinan obat antihipertensi yang
menyebabkan efek samping pada pasien?
a. B.blocker
a. B.blocker
b. ACE inhibitor
c. ISDN
d. Hidroklorotiazide
e. Nitrogliserin
3. B. ACE Inhibitor
a. B.blocker
b. ACE inhibitor
c. ISDN
d. Hidroklorotiazide
e. Nitrogliserin
4
Tn P, 46 tahun datang dengan keluhan berdebar. Keluhan dirasakan sejak 1
hari terakhir dan memberat hari ini. Pasien tampak cemas. Pasien memiliki
riwayat hipertiroid dan rutin kontrol ke RS. Riwayat darah tinggi, jantung dan
DM disangkal. Keluhan lain seperti sesak, nyeri dada, dan pingsan disangkal.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 130/90, nadi 210x/menit reguler,
RR 23x/menit, suhu 36,2 C, dan SpO2 95%. Pemeriksaan fisik bermakna
ditemukan bunyi jantung regular dan takikardia. Pada pemeriksaan
elektrokardiografi didapatkan gambaran sebagai berikut:
Berikut ini adalah tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien, kecuali
a. Manuver valsalva
b. Memberikan kompres es ke wajah
c. Memijat arteri karotis pada kedua sisi
d. Meniup spuit 10 cc
e. Meminta pasien untuk batuk
4
Tn P, 46 tahun datang dengan keluhan berdebar. Keluhan dirasakan sejak 1
hari terakhir dan memberat hari ini. Pasien tampak cemas. Pasien memiliki
riwayat hipertiroid dan rutin kontrol ke RS. Riwayat darah tinggi, jantung dan
DM disangkal. Keluhan lain seperti sesak, nyeri dada, dan pingsan disangkal.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 130/90, nadi 210x/menit reguler,
RR 23x/menit, suhu 36,2 C, dan SpO2 95%. Pemeriksaan fisik bermakna
ditemukan bunyi jantung regular dan takikardia. Pada pemeriksaan
elektrokardiografi didapatkan gambaran sebagai berikut:
Takiaritmia
Interpretasi Bagan Takiaritmia
No Jenis QRS Irama Diagnosis Stabil Tidak Stabil
SVT SVT (Vagal Kardioversi 50-
Reguler Atril maneuver dahulu) 100 J
1 Sempit Flutter Adenosine 6mg
BB, CCB Kardioversi 120-
Irreguler AF
200 J
Adenosine, Kardioversi 100 J
Amiodarone,
Reguler VT
Lidokain,
2 Lebar Procainamide
Amiodarone, Defibrilasi
Irreguler VF Lidokain,
Procainamide.
Supraventricular Tachycardia (SVT)
Reguler
Kompleks QRS Sempit,
Gelombang P tidak terlihat
Nadi> 150 bpm
Atrial Flutter
Reguler, >150 bpm Terdapat banyak gelombang P ,menyebabkan tampilan seperti ‘gigi
gergaji’
Atrial Fibrilasi
Ireguler
Tidak tampak gelombang P dengan baseline yang sangat ireguler.
Manuver Vagal
• Batuk
• Valsalva maneuver
• Kompres dingin ke wajah
• Modifikasi vagal dengan meniup spuit 10 cc
• Pijat karotis (dilakukan dalam 10 detik di salah satu sisi karotis)
Mitral
Stenosis
MS AI D
Aorta
Insufisiensi
Murmur
Diastolik
Kelainan Katup Jantung
Mitral
Insufisiensi
MI SA S
Stenosis
Aorta
Murmur
Sistolik
Berbagai Diagnosis Murmur
No Lokasi Murmur Fase terjadi Murmur Diagnosis
1 ICS II Parasternal Dextra Stenosis Aorta
Fase Sistolik
2 ICS II Parasternal Sinistra Stenosis Pulmonal
3 ICS II Parasternal Dextra Insufisiensi Aorta
ICS II Parasternal Sinistra Fase Diastolik Insufisiensi Pulmonal
4
gejala ispa
ringan sampai Retraksi otot
ARDS disertai Febris Takipnea bantu
adanya riwayat pernapasan
kontak dengan
unggas
Pemeriksaan Penunjang
LAB
• Limfopeni dan trombositopeni (ditemukan hampir pada seluruh kasus)
• Peningkatan enzim hati (SGOT dan SGPT);
• Dapat ditemukan peningkatan urea-N dan kreatinin.
FOTO THORAKS
• Gambaran radiologis abnormal ditemukan 3-17 hari setelah timbul demam (median 7
hari), gambaran yang dapat ditemukan yaitu :
• Infiltrat difus multifokal atau berbercak
• Infiltrat interstisial
• Konsolidasi segmental atau lobar
• Progresivitas menjadi gagal napas: infiltrat ground-glass, difus, bilateral
Klasifikasi
Kasus suspek
• Kasus suspek adalah seseorang yang menderita infeksi saluran respiratorik atas dengan gejala demam (suhu
≥ 380 C), batuk dan atau sakit tenggorokan, sesak napas dengan salah satu keadaan di bawah ini dalam 7 hari
sebelum timbul gejala klinis:
• Kontak erat dengan pasien suspek, probable, atau confirmed seperti merawat, berbicara atau bersentuhan
dalam jarak <1 meter.
• Mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit KLB flu burung.
• Riwayat kontak dengan unggas, bangkai, kotoran unggas, atau produk mentah lainnya di daerah yang satu
bulan terakhir telah terjangkit flu burung pada unggas, atau adanya kasus pada manusia yang confirmed.
• Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai
menderita flu burung dalam satu bulan terakhir.
• Memakan/mengkonsumsi produk unggas mentah atau kurang dimasak matang di daerah diduga ada infeksi
H5N1 pada hewan atau manusia dalam satu bulan sebelumnya.
• Kontak erat dengan kasus confirmed H5N1 selain unggas (misal kucing, anjing).
Klasifikasi
Kasus probable
• Adalah kasus suspek atau kasus probable didukung salah satu hasil pemeriksaan
laboratorium di bawah ini:
• Isolasi/Biakan virus influenza A/H5N1 positif
• PCR influenza A H5 positif
• Peningkatan titer antibodi netralisasi sebesar 4 kali dari spesimen serum konvalesen
dibandingkan dengan spesimen serum akut (diambil 7 hari setelah muncul gejala penyakit)
dan titer antibodi konvalesen harus 1/80
• Titer antibodi mikronetralisasi untuk H5N1 1/80 pada spesimen serum yang diambil pada
hari ke 14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit, disertai hasil positif uji serologi lain,
misal titer HI sel darah merah kuda 1/160 atau western blot spesifik H5 positif.
Tatalaksana (kasus suspek, probable, dan
konfirmasi)
Umum
• Isolasi pasien dalam ruang tersendiri.
Khusus
• Antiviral Oseltamivir dan zanamivir aktif melawan virus influenza A dan B termasuk
virus AI. Rekomendasi Terapi Menurut WHO yaitu:
• Oseltamivir (Tamiflu®) merupakan obat pilihan utama
• Cara kerja: Inhibitor neuraminidase (NA)
• Diberikan dalam 36-48 jam setelah awitan gejala
• Dosis: 2 mg/kg ( dosis maksimum 75 mg) 2 kali sehari selama 5 hari
Pencegahan
Menghindari kontaminasi dengan tinja, sekret unggas, binatang, bahan, dan alat yang dicurigai tercemar oleh virus.
Kemoprofilaksis pada kelompok berisiko (Oseltamivir dosis tunggal selama 1 minggu 1X 75 mg selama 7 hari)
10.C. Oseltamivir 2x75 mg Selama 5 hari
a. Azitromisin 1x500 mg PO single dose
b. Oseltamivir 1x75 mg PO selama 7 hari
c. Oseltamivir 2x75 mg PO selama 5 hari
d. Pseudoefedrin HCL 3x60 mg selama 5 hari
e. Favipiravir 2x800 mg po selama 5 hari
11
Ny P, berusia 62 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 2 bulan. Pasien
mengeluhkan kadang batuk disertai darah, berbau, berdahak kental, dan
berbusa. Pasien juga mengeluhkan demam dan sesak. Pasien memiliki
riwayat merokok sejak 15 tahun. Riwayat kontak TB disangkal. Pada
pemeriksaan tanda vital TD: 150/90, N: 106, RR: 28, Suhu : 37,1, dan SpO2:
89%. Pemeriksaan fisik lain yaitu ronki di kedua lapang paru, wheezing -/-,
retraksi ics +. Pemeriksaan lab Hb 16,5 gr/dL, HT 43%, dan leukosit 12.000.
Rontgen thoraks sebagai berikut
Apa diagnosis yang paling
mungkin pada pasien tersebut?
a. Avian influenza
b. TB Milier
c. Pneumokoniosis
d. Bronkiektasis
e. Pneumonia aspirasi
11
Ny P, berusia 62 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 2 bulan. Pasien
mengeluhkan kadang batuk disertai darah, berbau, berdahak kental, dan
berbusa. Pasien juga mengeluhkan demam dan sesak. Pasien memiliki
riwayat merokok sejak 15 tahun. Riwayat kontak TB disangkal. Pada
pemeriksaan tanda vital TD: 150/90, N: 106, RR: 28, Suhu: 37,1, dan SpO2:
89%. Pemeriksaan fisik lain yaitu ronki di kedua lapang paru, wheezing -/-,
retraksi ics +. Pemeriksaan lab Hb 16,5 gr/dL, HT 43%, dan leukosit 12.000.
Rontgen thoraks sebagai berikut
BRONKIEKTASIS
Definisi
Bronkiektasis merupakan penyakit
saluran napas kronik ditandai dengan
dilatasi abnormal yang permanen
disertai rusaknya dinding bronkus
akibat infeksi atau proses stress
oksidatif.
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
• Batuk kronis
• Batuk dengan dahak 3 lapis (darah, cairan, busa)
• Keluhan dirasakan progresif dapat disertai sesak nafas
dan nyeri dada
Pemeriksaan fisik
• Bronkiektasis tidak spesifik, dapat ditemukan ronkhi dan
wheezing pada auskultasi paru sering ditemukan pada
lobus paru bagian bawah
Pemeriksaan Penunjang
• Foto rontgen PA: ditemukan gambaran sarang tawon /
honeycomb appearance
• Laboratorium : kultur dahak untuk tes sensitivitas
antibiotik
Tatalaksana
Tujuan pengobatan
• Mencegah eksaserbasi, mengurangi keluhan, meningkatkan kualitas hidup pasien, dan
menghentikan perburukan penyakit.
Terapi yang diberikan antara lain yaitu :
Antibiotik
• Antibiotik yang dapat diberikan antara lain :
• Antibiotik oral lini pertama adalah amoksisilin 500 mg oral setiap 8 jam selama 14 hari
• Terapi eradikasi kuman Pseudominas Aeruginosa: siprofloksasin oral 750 mg dua kali per hari
selama 14 hari.
Mukolitik
11. D. Bronkiektasis
a. Avian influenza
b. TB Milier
c. Pneumokoniosis
d. Bronkiektasis
e. Pneumonia aspirasi
12
Berdasarkan kasus diatas, apa gambaran yang khas pada rontgen pasien tersebut?
a. Honeycomb appearance
b. Trem line
c. Pleural line
d. Diffuse reticulogranular spot
e. Multiple coin lession
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
• Batuk kronis
• Batuk dengan dahak 3 lapis (darah, cairan, busa)
• Keluhan dirasakan progresif dapat disertai sesak nafas
dan nyeri dada
Pemeriksaan fisik
• Bronkiektasis tidak spesifik, dapat ditemukan ronkhi dan
wheezing pada auskultasi paru sering ditemukan pada
lobus paru bagian bawah
Pemeriksaan Penunjang
• Foto rontgen PA: ditemukan gambaran sarang tawon /
honeycomb appearance
• Laboratorium : kultur dahak untuk tes sensitivitas
antibiotik
12. A. Honeycomb Appearance
a. Honeycomb appearance
b. Trem line
c. Pleural line
d. Diffuse reticulogranular spot
e. Multiple coin lession
13
Anak F, 5 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak sejak 1 hari. Awalnya anak
demam tinggi disertai batuk dan suara serak sejak 4 hari terakhir. 1 hari terakhir
pasien tampak gelisah, sesak, duduk dengan badan condong ke depan, dan suara
menjadi semakin suliit terdengar. Keluarga mengaku riwayat imunisasi anak sudah
lengkap. Pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak sakit berat,Nadi 120x, respirasi
44x, SpO2 90%, dan suhu 38,2 C. Pemeriksaan fisik lain yaitu stridor +, drooling +,
anak duduk dengan posisi tripod +, pulmo vbs +/+, ronki -/-, wheezing -/-, retraksi
otot napas +. Pemeriksaan lab Hb 12,4, Leukosit 16.000, trombosit 210.000, dan
rontgen soft tissue lateral leher memberi gambaran Thumb sign +. Apa diagnosis
yang paling tepat pada pasien ini?
a. Bronkiolitis
b. Croup
c. Epiglotitis
d. Pertusis
e. Tonsilitis
13
Anak F, 5 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak sejak 1 hari. Awalnya anak
demam tinggi disertai batuk dan suara serak sejak 4 hari terakhir. 1 hari terakhir
pasien tampak gelisah, sesak, duduk dengan badan condong ke depan, dan suara
menjadi semakin suliit terdengar. Keluarga mengaku riwayat imunisasi anak sudah
lengkap. Pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak sakit berat,Nadi 120x, respirasi
44x, SpO2 90%, dan suhu 38,2 C. Pemeriksaan fisik lain yaitu stridor +, drooling +,
anak duduk dengan posisi tripod +, pulmo vbs +/+, ronki -/-, wheezing -/-, retraksi
otot napas +. Pemeriksaan lab Hb 12,4, Leukosit 16.000, trombosit 210.000, dan
rontgen soft tissue lateral leher memberi gambaran Thumb sign +. Apa diagnosis
yang paling tepat pada pasien ini?
a. Bronkiolitis
b. Croup
c. Epiglotitis
d. Pertusis
e. Tonsilitis
Epiglotitis
Epiglotitis mendadak panas tinggi
Akut Gejala klinis
stridor inspiratoir , retraksi
cepat timbul
Pre- Post
Renal
Renal Renal
RIFLE KRITERIA
Pengobatan Suportif pada GGA
Tabel . Pengobatan Suportif pada Gangguan Ginjal Akut
Komplikasi Terapi
Kelebihan cairan Batasi garam (1-2 gram/hari) dan air (<1 liter/hari)
Manifestasi Klinis:
Penatalaksanaan
• Bedah : Surgical Repair (Chordectomy, Urethroplasty,
Glanspasty)
19. D. Hipospadia scrotal
a. Epispadia scrotal
b. Epispadia penoscrotal
c. Hipospadia koronal
d. Hipospadia scrotal
e. Hipospadia perineal
20
Tn. W usia 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAK bercabang.
Pasien mengakui beberapa kali menjalani pengobatan karena penyakit
infeksi kelamin dengan keluhan kencing bernanah, namun saat ini
sudah tidak. Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada
pasien ini adalah?
a. USG
b. CT-Scan
c. Uretrografi retrograde
d. MRI
e. BNO IVP
20
Tn. W usia 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAK bercabang.
Pasien mengakui beberapa kali menjalani pengobatan karena penyakit
infeksi kelamin dengan keluhan kencing bernanah, namun saat ini
sudah tidak. Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada
pasien ini adalah?
a. USG
b. CT-Scan
c. Uretrografi retrograde
d. MRI
e. BNO IVP
Striktur Uretra
Striktur uretra adalah kondisi penyempitan uretra yang
menghambat aliran urine. Kondisi ini umumnya terjadi pada pria.
Namun dalam kondisi yang jarang, striktur uretra juga dapat terjadi
pada bayi yang baru lahir dan pada wanita
Manifestasi Klinis
• Keinginan buang air kecil yang lebih sering dan mendadak.
• Retensi urin
• Nyeri dan panas saat buang air kecil
• Pancaran urin terbelah menjadi 2
• Lemahnya aliran urine atau berkurangnya jumlah urine.
• Keluarnya cairan selain urine dari uretra.
• Munculnya darah pada cairan sperma atau urine.
• Warna urine agak gelap.
• Penis terasa nyeri dan bengkak.
• Rasa nyeri pada rongga panggul atau perut bagian bawah.
Etiologi
• Prosedur medis yang memasukkan alat ke uretra, seperti
endoskopi uretra.
• Menderita kanker uretra atau kanker prostat.
• Penggunaan kateter dalam jangka panjang.
• Cedera pelvis
• Cedera selangkangan
• Infeksi menular seksual, gonore atau chlamydia.
• BPH (pembesaran prostat jinak).
• Infeksi saluran kemih yang sering kambuh atau tidak tertangani.
Pemeriksaan Penunjang
• Urin rutin
• Sistoskopi
• Uretrogram retrograde
• Tes penyakit menular seksual
20. C. Uretrografi retrograde
a. USG
b. CT-Scan
c. Uretrografi retrograde
d. MRI
e. BNO IVP
21
An. PO, laki-laki, usia 8 tahun, tiba-tiba menangis kesakitan di halaman
belakang rumah saat bermain bola dengan kakanya. Menurut cerita kakanya,
area perut pasien terkena bola 30 menit yang lalu. Pasien mengatakan
awalnya tidak terlalu nyeri tapi semakin lama semakin memberat. Keluhan
mual dan muntah disangkat. Sesampainya di IGD, pada pemeriksaan status
lokalis tampak blue dot sign (+), refleks kremaster (+). Hasil pemeriksaan
Doppler didapatkan blood flow normal. Tatalaksana yang tepat pada kasus
ini adalah?
a. Detorsio manual
b. Analgetik, elevasi testis, kompres dingin
c. Bedah detorsion dalam 6 jam sejak onset
d. Pemasangan kateter
e. Pemberian antibiotik profilaksis
21
An. PO, laki-laki, usia 8 tahun, tiba-tiba menangis kesakitan di halaman
belakang rumah saat bermain bola dengan kakanya. Menurut cerita kakanya,
area perut pasien terkena bola 30 menit yang lalu. Pasien mengatakan
awalnya tidak terlalu nyeri tapi semakin lama semakin memberat. Keluhan
mual dan muntah disangkat. Sesampainya di IGD, pada pemeriksaan status
lokalis tampak blue dot sign (+), refleks kremaster (+). Hasil pemeriksaan
Doppler didapatkan blood flow normal. Tatalaksana yang tepat pada kasus
ini adalah?
a. Detorsio manual
b. Analgetik, elevasi testis, kompres dingin
c. Bedah detorsion dalam 6 jam sejak onset
d. Pemasangan kateter
e. Pemberian antibiotik profilaksis
Torsio Appendiks Testis
Appendiks testis merupakan suatu appendiks kongenital di dalam
testis; lebih dari separuh laki-laki terlahir dengan adanya appendiks
ini, namun tidak memiliki fungsi.
Torsio appendiks testis merupakan salah satu penyebab tersering
keadaan nyeri skrotum akut, hal ini terjadi jika appendiks ini
terpuntir.
Manifestasi Klinis
Blue dot
sign
Penatalaksanaan
• Torsio appendiks testis dapat ditangani secara suportif, saat
kemungkinan torsio testis sudah disingkirkan.
• Pasien dianjurkan istirahat/pembatasan aktivitas fisik, observasi,
kompres dengan “ice pack” pada area nyeri, pemberian analgesik
dan obat NSAID, serta pemakaian ‘scrotal support’ untuk
meminimalisir pergerakan testis. Biasanya nyeri akan berkurang
dalam 48 jam
• Intervensi bedah hanya direkomendasikan jika nyeri menetap lebih
dari 10 hari akan dilakukan eksisi appendiks testis yang terpuntir
tersebut
21. B. Analgetik, elevasi testis, kompres
dingin
a. Detorsio manual
b. Analgetik, elevasi testis, kompres dingin
c. Bedah detorsion dalam 6 jam sejak onset
d. Pemasangan kateter
e. Pemberian antibiotik profilaksis
22
Tn. A, berusia 59 tahun, datang ke
rumah sakit dengan keluhan diare
disertai darah sejak 3 bulan
terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum baik
dan tanda vital TD 120/80 mmHg,
Nadi 88x/mnt, RR 22x/mnt dan
suhu 37C. Pada pemeriksaan
barium enema didapatkan
gambaran seperti di samping ini:
22
Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Irritable bowel syndrome
b. Chron disease
c. Ulcerative colitis
d. Diverticulitis
e. Ca colon
22
Tn. A, berusia 59 tahun, datang ke
rumah sakit dengan keluhan diare
disertai darah sejak 3 bulan
terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum baik
dan tanda vital TD 120/80 mmHg,
Nadi 88x/mnt, RR 22x/mnt dan
suhu 37C. Pada pemeriksaan
barium enema didapatkan
gambaran seperti di samping ini:
INFLAMATORY
BOWEL DISEASE (IBD)
• Inflamatory Bowel Disease (IBD) Manifestasi Klinis
adalah penyakit inflamasi kronik • Diare kronik yang disertai atau
yang melibatkan saluran cerna, tanpa darah dan nyeri perut
bersifat remisi dan merupakan manifestasi klinis IBD
relaps/kambuhan dengan yang paling umum
penyebab pastinya sampai saat
ini belum diketahui dengan jelas. • Dengan beberapa manifestasi
eksra intestinal seperti arthritis,
uveitis, eritema nodosum dan
kolangitis
Perbedaan Kolitis Ulseratif dan Chron’s disease
Kolitis Ulseratif Crohn’s disease
Inflamasi Mukosa Transmural
Luas area Rektum-> Proksimal Mulut-anus skip lesion
Continuous
• Usia > 40 tahun • Rasa panas dan terbakar • Pasien diterapi dengan PPI
• Obesitas di retrosternal atau test, bila memberikan
• Merokok epigastrik dan dapat respon positif terhadap
menjalar ke leher terapi, maka diagnosis
• Konsumsi kopi
• Rasa asam di mulut. definitif GERD dapat
• Alkohol disimpulkan.
• Terutama setelah makan
dengan volume besar dan • Gold standar : endoskopi
berlemak. saluran cerna bagian atas
• Diperberat dengan posisi yaitu ditemukannya
berbaring terlentang. mucosal break di
esophagus
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Komplikasi
• Esofagitis, Ulkus esophagus, Perdarahan esofagus, Striktur esophagus, Barret’s esophagus.
Penatalaksanaan
• Terapi medikamentosa
• Proton Pump Inhibitor (PPI) selama 7-14 hari. Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan
(50-75%) maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD.
• PPI dosis tinggi : Omeprazol 2x20 mg/hari dan lansoprazol 2x 30 mg/hari.
• Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat diteruskan sampai 4 minggu dan boleh
ditambah dengan prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
• Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka penggunaan H2 Blocker 2x/hari: simetidin 400-800
mg atau ranitidin 150 mg atau famotidin 20 mg.
23. a. Domperidon
a. Domperidon
b. Antasida
c. Proton pump inhibitor
d. Sucralfate
e. Ranitidine
24
Nn. C, 16 tahun datang ke RS dengan keluhan mata berwarna kuning dan
BAK seperti teh kecoklatan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan didahului rasa
lemas, mual dan muntah sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
laboratorium tes fungsi hati didapatkan bilirubin total 4,3 mg/dL, bilirubin
indirek 2,0 mg/dL, Gamma GT 96 U/L, SGOT 346 U/L, SGPT 624 U/L. Apakah
pemeriksaan lanjutan yang diperlukan?
a. Alkali-fosfatase
b. Ureum dan Kreatinin
c. CEA
d. Alfa feto-protein
e. Marker virus Hepatitis A,B,C
24
Nn. C, 16 tahun datang ke RS dengan keluhan mata berwarna kuning dan
BAK seperti teh kecoklatan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan didahului rasa
lemas, mual dan muntah sejak 5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
laboratorium tes fungsi hati didapatkan bilirubin total 4,3 mg/dL, bilirubin
indirek 2,0 mg/dL, Gamma GT 96 U/L, SGOT 346 U/L, SGPT 624 U/L. Apakah
pemeriksaan lanjutan yang diperlukan?
a. Alkali-fosfatase
b. Ureum dan Kreatinin
c. CEA
d. Alfa feto-protein
e. Marker virus Hepatitis A,B,C
HEPATITIS A
HEPATITIS A
Manifestasi
• Fase pre ikterik
• (1-2 mgg sebelum ikterik)
• Prodromal: anoreksia, mual, malaise,
rasa tak nyaman abdomen, diare,
demam
• Fase ikterik
• 2-12 mgg
• Jaundice, nyeri kuandran kanan atas
• Fase perbaikan
PF
• Hepatomegali (78%), ikterus (71%),
splenomegali & limfadenopati jarang
dijumpai
HEPATITIS A
Pemeriksaan Penunjang Komplikasi
• Tes laboratorium urin (bilirubin di Hepatitis A fulminan
dalam urin)
• Pemeriksaan darah : peningkatan
kadar bilirubin dalam darah, kadar Penatalaksanaan
SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal
tertinggi, dilakukan pada fasilitas • Obat simptomatik: antipiretik
primer yang lebih lengkap. • Asupan kalori dan cairan yang
• IgM anti HAV (+) adekuat
• Tirah baring
HEPATITIS B
• Manifestasi
• Fase pre ikterik
• (1-2 mgg sebelum ikterik)
• Prodromal: anoreksia, mual, malaise,
rasa tak nyaman abdomen, demam
lebih jarang terjadi dibanding Hep.A
• Fase ikterik
• Jaundice, nyeri kuandran kanan atas
• Fase perbaikan
• Pemeriksaan Fisik
• Hepatomegali (78%), ikterus (71%),
splenomegali & limfadenopati jarang
dijumpai
HEPATITIS B
Pemeriksaan Penunjang
• Serologi Hepatitis B Penanda Serologis Keterangan
• Biokimia hati
• IKTERIK: BILIRUBIN ↑ (UMUMNYA > 2,5 HbsAg Infeksi HBV atau carrier
mg/dl Anti HBs Sembuh dan imun
• ALT>AST HbeAg Replikasi aktif HBV
• Waktu protrombin ↑
Anti Hbe Replikasi tidak aktif
• Alpha-fetoprotein → karsinoma
hepatoseluler Anti HBc IgG Riwayat kontak dengan
HBV
• USG abdomen
• Derajat nekrosis inflamasi dan fibrosis HBV DNA Replikasi aktif HBV
hepar DNA polymerase Replikasi aktif HBV
Marker Hepatitis B
Masa Inkubasi - - - - -
Infeksi Akut + - + + +/-
Infeksi Kronis + - + +/- +/-
Window Period - - + + -
Sembuh - + + - -
Imunisasi - + - - -
Karier + - - - -
24. e. Marker virus Hepatitis A,B,C
a. Alkali-fosfatase
b. Ureum dan Kreatinin
c. CEA
d. Alfa feto-protein
e. Marker virus Hepatitis A,B,C
25
Tn. D, 57 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak dan muntah. Muntah warna merah
kehitaman seperti kopi dan bergumpal kurang lebih 1.000 cc. Keluhan didahului dengan perut sebah
dan terasa makin membesar. Sejak 1 bulan yang lalu mata tampak kuning disertai nafsu makan dan
berat badan menurun dan perut terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, denyut nadi 98 x/menit, reguler, frekuensi napas 32 x/menit, suhu 36,8°C, kesadaran
kompos mentis, tampak sakit berat. Pemeriksaan jantung dan dalam batas normal, paru terdapat
ronkhi di seluruh lapang. Pemeriksaan abdomen didapatkan hepar teraba 5 cm bawah arkus kosta,
nyeri tekan, konsistensi keras dan berdungkul, shifting dulness (+). Pada pemeriksaan ekstremitas
didapatkan eritema palmaris (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 6,7 g/dL, leukosit
8.000/ìL, trombosit 96.000/ìL, ureum 200 Cr 4.5. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Hepatorenal syndrom
b. Sirosis hepatis
c. Hepatitis akut
d. Koma hepaticum
e. Hepatitis fulminan akut
25
Tn. D, 57 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak dan muntah. Muntah warna merah
kehitaman seperti kopi dan bergumpal kurang lebih 1.000 cc. Keluhan didahului dengan perut sebah
dan terasa makin membesar. Sejak 1 bulan yang lalu mata tampak kuning disertai nafsu makan dan
berat badan menurun dan perut terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, denyut nadi 98 x/menit, reguler, frekuensi napas 32 x/menit, suhu 36,8°C, kesadaran
kompos mentis, tampak sakit berat. Pemeriksaan jantung dan dalam batas normal, paru terdapat
ronkhi di seluruh lapang. Pemeriksaan abdomen didapatkan hepar teraba 5 cm bawah arkus kosta,
nyeri tekan, konsistensi keras dan berdungkul, shifting dulness (+). Pada pemeriksaan ekstremitas
didapatkan eritema palmaris (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 6,7 g/dL, leukosit
8.000/ìL, trombosit 96.000/ìL, ureum 200 Cr 4.5. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Hepatorenal syndrom
b. Sirosis hepatis
c. Hepatitis akut
d. Koma hepaticum
e. Hepatitis fulminan akut
SIROSIS HEPATIS
Sirosis Hepatis
Sirosis Hepatis (SH) Etiologi
merupakan tahap akhir
proses difus fibrosis secara • Penyakit hati alkoholik
progresif yang ditandai • Hepatitis C kronik
oleh distorsi arsitektur hati • Hepatitis B kronik
dan pembentukan nodul
regenerative.
Sirosis Hepatis
Tanda-tanda klinis sirosis hati dan penyebabnya
Tanda Penyebab
Spider angioma/Spider navi
Estradiol meningkat
Ginekomastia
Palmar eritema Gangguan metabolism hormone sex
Splenomegali
Ascites
Hipertensi Portal
Caput medusa
Hepatomegali
Ikterus Bilirubin meningkat(min. 2-3 mg/dl)
Perubahan kuku
Terry nails Hipoalbuminemia
Clubbing Hipertensi portopulmonal
Sirosis Hepatis
Sirosis Hepatis
SPONTANOUS BACTERIAL
PERITONITIITIS
HEPATO RENAL
SYNDROME
Sirosis Hepatis
Sirosis Hati Kompensata:
• Penyebab tersering di asia dari SH adalah HBV
dan HCV. Untuk HBV kronis dapat diberikan
preparat interferon injeksi/oral dengan
preparat nukleosida jangka panjang. Pada HCV
kronis diberikan interferon.
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan Penunjang
Nyeri tekan perut bagian
atas karena rangsang Penatalaksanaan
peritonitis lokal Kenaikan enzim amylase
Kenaikan enzim Lipase Tindakan konservatif masih dianggap
terapi dasar pancreatitis akut
leukositosis (25% kasus) Pemberian analgesic
Pasien dipuasakan, nutrisi : parenteral
Penghisapan cairan lambung
PPI u/ riwayat dyspepsia sebelum
terjadi pancreatitis akut
Pembedahan : bila penyebab batu
bilier
26. a. Operasi
a. Operasi
b. Rehidrasi cairan
c. Antibiotik
d. Bilas lambung
e. Antiemetik
27
Tn. F, 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 2
hari yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan di daerah pusar kemudian dirasakan berpindah ke
bagian kiri bawah, lalu dirasakan di seluruh area perut. Nyeri dirasakan dengan demam,
mual, muntah dan perut kembung. Gejala ini memberat 2 jam yang lalu. Pasien baru
pertama kali merasakan sakit seperti ini. Pasien juga tidak BAB sejak 2 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan nampak lemah, dengan tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 110 x/menit, RR 24x/menit, suhu 37.8 C. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan perut sedikit cembung, bising usus menurun, perkusi timpani, perut nampak
seperti papan, defans muscular (+), nyeri tekan di seluruh regio abdomen. Diagnosa?
a. Peritonitis e.c Kholedokolitiasis
b. Peritonitis e.c Appendcitis perforata
c. Peritonitis e.c Ulkus peptikum
d. Peritonitis e.c Pankreatitis akut
e. Peritonitis e.c Kholelitiasis
27
Tn. F, 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 2
hari yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan di daerah pusar kemudian dirasakan berpindah ke
bagian kiri bawah, lalu dirasakan di seluruh area perut. Nyeri dirasakan dengan demam,
mual, muntah dan perut kembung. Gejala ini memberat 2 jam yang lalu. Pasien baru
pertama kali merasakan sakit seperti ini. Pasien juga tidak BAB sejak 2 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan nampak lemah, dengan tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 110 x/menit, RR 24x/menit, suhu 37.8 C. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan perut sedikit cembung, bising usus menurun, perkusi timpani, perut nampak
seperti papan, defans muscular (+), nyeri tekan di seluruh regio abdomen. Diagnosa?
a. Peritonitis e.c Kholedokolitiasis
b. Peritonitis e.c Appendcitis perforata
c. Peritonitis e.c Ulkus peptikum
d. Peritonitis e.c Pankreatitis akut
e. Peritonitis e.c Kholelitiasis
Definisi Peritonitis
Klasifikasi
• Primer: penyebaran melalui hematogen. Contoh: peritonitis TB
• Sekunder: penyebaran secara perkontinuitatum dari organ viseral
abdomen. Contoh: peritonitis ec perforasi apendiks atau perforasi
gaster.
Manifestasi Klinis Peritonitis
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan Penunjang
Nyeri tekan perut bagian
atas karena rangsang Penatalaksanaan
peritonitis lokal Kenaikan enzim amylase
Kenaikan enzim Lipase Tindakan konservatif masih dianggap
terapi dasar pancreatitis akut
leukositosis (25% kasus) Pemberian analgesic
Pasien dipuasakan, nutrisi : parenteral
Penghisapan cairan lambung
PPI u/ riwayat dyspepsia sebelum
terjadi pancreatitis akut
Pembedahan : bila penyebab batu
bilier
27. d. Peritonitis e.c Pankreatitis akut
a. Peritonitis e.c Kholedokolitiasis
b. Peritonitis e.c Appendcitis perforata
c. Peritonitis e.c Ulkus peptikum
d. Peritonitis e.c Pankreatitis akut
e. Peritonitis e.c Kholelitiasis
28
Seorang laki-laki 56 tahun datang dengan keluhan lemah letih lesu sejak 1
minggu yang lalu, disertai rasa mual muntah dan nyeri epigastric. Tidak ada
perubahan frekuensi dan warna BAB. Pasien merupakan seorang peminum
alkohol sejak muda. Dari PF TTV dalam batas normal, pucat, sclera ikteric,
hepar teraba 5 cm di bawah arkus kostae. Spleen tak teraba. Dari hasil lab
HbsAg (-) anti HCV (-) OT 125 PT 230, amilase 40, lipase 86. Pemeriksaan
lanjutan yang tepat?
a. USG abdomen
b. Foto polos abdomen
c. HbeAg
d. Endoskopi
e. Aspirasi cairan lambung
28
Seorang laki-laki 56 tahun datang dengan keluhan lemah letih lesu sejak 1
minggu yang lalu, disertai rasa mual muntah dan nyeri epigastric. Tidak ada
perubahan frekuensi dan warna BAB. Pasien merupakan seorang peminum
alkohol sejak muda. Dari PF TTV dalam batas normal, pucat, sclera ikteric,
hepar teraba 5 cm di bawah arkus kostae. Spleen tak teraba. Dari hasil lab
HbsAg (-) anti HCV (-) OT 125 PT 230, amilase 40, lipase 86. Pemeriksaan
lanjutan yang tepat?
a. USG abdomen
b. Foto polos abdomen
c. HbeAg
d. Endoskopi
e. Aspirasi cairan lambung
FATTY LIVER
FATTY LIVER
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati,
kondisi ini dikenal sebagai Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD).
Setiap kali konsumsi alcohol dapat menyebabkan 1 sel hepar mati.
RISK
FACTOR
28. a. USG abdomen
a. USG abdomen
b. Foto polos abdomen
c. HbeAg
d. Endoskopi
e. Aspirasi cairan lambung
29
Nn. H, usia 26 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan batuk sejak 1
minggu lalu yang memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien juga meraaskan nyeri di dada
setiap batuk. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 90x/menit,
RR 20x/menit, suhu 37C. Status generalis konjungtiva anemis +/+, kemerahan di wajah,
suara vesicular melemah pada thorax ICS 4 ke bawah kedua lapang paru, dengan
perkusi redup. Pemeriksaan laboratorium Hb 8 mg/dL, leukosit 4000, trombosit
160.000, ureum 12, creatinine 0,5. Apakah penyakit yang kemungkinan besar dialami
pasien?
a. Gagal jantung kongestif
b. Efusi pleura
c. Pneumonia
d. Sistemik lupus eritematosus
e. Bisitopenia
29
Nn. H, usia 26 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan batuk sejak 1
minggu lalu yang memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien juga meraaskan nyeri di dada
setiap batuk. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 90x/menit,
RR 20x/menit, suhu 37C. Status generalis konjungtiva anemis +/+, kemerahan di wajah,
suara vesicular melemah pada thorax ICS 4 ke bawah kedua lapang paru, dengan
perkusi redup. Pemeriksaan laboratorium Hb 8 mg/dL, leukosit 4000, trombosit
160.000, ureum 12, creatinine 0,5. Apakah penyakit yang kemungkinan besar dialami
pasien?
a. Gagal jantung kongestif
b. Efusi pleura
c. Pneumonia
d. Sistemik lupus eritematosus
e. Bisitopenia
LUPUS ERITEMATOSUS
SISTEMIK
definisi :
DEFINISI :
Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus)
(SLE) merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis.
Manifestasi Muskuloskeletal • mialgia, artralgia atau artritis (tanpa bukti jelas inflamasi sendi)
Manifestasi artikular:
• Bengkak/efusi sendi
• nyeri tekan sendi
• sendi teraba hangat,
• deformitas (swan neck,
boutonniere, deviasi ulnar)
MANIFESTASI KLINIS :
Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis rendah
(sebagai bridging therapy).
Fisioterapi
Compartement Syndrome
• gejala kompleks disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan jaringan dalam suatu
kompartemen (yang dibatasi oleh suatu jaringan fibro osseus) dari anggota gerak yang
mempengaruhi sirkulasi dan fungsi jaringan dalam kompartemen tersebut lebih dari
30 mmHg.
• Pain (nyeri), Paresthesia, Paralysis, Pallor (pucat), Pulselessness (hilangnya pulsasi),
Poikiloterm (dingin), puffiness (kulit yang tegang)
• Tatalaksana: Fasciotomi
Komplikasi (late)
Delayed Union
• Proses penyembuhan berjalan dalam waktu lebih lama daripada yang diperkirakan atau
normal ( lebih dari 4 bulan). Gambaran radiologis pada keadaan ini belum menampakkan
deformitas, sklerosis belum tampak pada ujung fragmen.
Non Union
• Suatu kegagalan penyembuhan tulang, terjadi pada masa lebih dari 8 bulan. Semua
proses reparatif sudah berhenti, tetapi kesinambungan tulang belum atau tidak tercapai,
ditandai dengan nyeri.
Mal Union
• Union pada posisi non anatomis, terdapat deformitas tulang seperti pemanjangan,
angulasi, dan translasi.
32. C. Mal-union
a. Non-union
b. Union
c. Mal-union
d. Osteomyelitis akut
e. Osteomyelitis kronis
33
Tn. S, usia 44 tahun, datang ke IGD setelah terjatuh dari Gedung 5 lantai saat bekerja
membersihkan kaca. Pasien mengeluhkan lemah pada seluruh ekstremitas atas dan
bawahnya disertai kesemutan. Riwayat penurunan kesadaran, mual muntah
disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, kekuatan motorik
ekstremitas atas 2222/2222 dan bawah 1111/1111. Pasien belum BAK dan BAB sejak
kejadian, namun buli teraba penuh. Tatalaksana awal yang harus dilakukan adalah?
a. Pasang collar neck dan long spine board
b. Pasang jalur IV dan loading cairan
c. Airway management dengan head tilt, chin lift
d. Pasang kateter urin
e. Foto rontgen vertebra
33
Tn. S, usia 44 tahun, datang ke IGD setelah terjatuh dari Gedung 5 lantai saat bekerja
membersihkan kaca. Pasien mengeluhkan lemah pada seluruh ekstremitas atas dan
bawahnya disertai kesemutan. Riwayat penurunan kesadaran, mual muntah
disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, kekuatan motorik
ekstremitas atas 2222/2222 dan bawah 1111/1111. Pasien belum BAK dan BAB sejak
kejadian, namun buli teraba penuh. Tatalaksana awal yang harus dilakukan adalah?
a. Pasang collar neck dan long spine board
b. Pasang jalur IV dan loading cairan
c. Airway management dengan head tilt, chin lift
d. Pasang kateter urin
e. Foto rontgen vertebra
Trauma medulla spinalis
• Trauma medulla spinalis adalah gangguan terhadap medulla spinalis yang
berdampak terhadap fungsi motorik, sensorik, atau otonom baik temporer
atau permanen.
• Klasifikasi → ASIA (American Spinal Injury Association) Impairment Scale
• Diagnosis :
• Laboratorium: AGD, laktat, DPL, UL
• Imaging: foto polos, CT Scan, MRI
• Tatalaksana
• ABCD
• Onset ≤ 8 𝑗𝑎𝑚 → MP IV bolus 30 mg/kg (15 menit) → jeda 45 menit: 5,4
mg/kg/jam (24/48 jam)
ASIA (American Spinal Injury Association)
Impairment Scale
33. A. Pasang collar neck dan long spine board
a. Pasang collar neck dan long spine board
b. Pasang jalur IV dan loading cairan
c. Airway management dengan head tilt, chin lift
d. Pasang kateter urin
e. Foto rontgen vertebra
34
Tn.Suhu usia 40 tahun, dibawa ke IGD akibat kelemahan mendadak pada kedua
ekstremitas bawah sejak 2 bulan lalu yang semakin memberat. Tidak ada
riwayat trauma. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya paraparesis UMN dan
gibbus pada vertebra. Pemeriksaan rontgen vertebra ditemukan adanya
destruksi vertebra thoracal 3-5. Bagaimana tatalaksana selanjutnya pada
pasien tersebut?
a. Pemberian metilprednisolone IV
b. Pemberian tramadol IV
c. Pemberian antibiotik IV
d. Pemberian OAT lini pertama
e. Tatalaksana operasi segera
34
Tn. S usia 40 tahun, dibawa ke IGD akibat kelemahan mendadak pada kedua
ekstremitas bawah sejak 2 bulan lalu yang semakin memberat. Tidak ada
riwayat trauma. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya paraparesis UMN dan
gibbus pada vertebra. Pemeriksaan rontgen vertebra ditemukan adanya
destruksi vertebra thoracal 3-5. Bagaimana tatalaksana selanjutnya pada
pasien tersebut?
a. Pemberian metilprednisolone IV
b. Pemberian tramadol IV
c. Pemberian antibiotik IV
d. Pemberian OAT lini pertama
e. Tatalaksana operasi segera
SPONDILITIS TB
Peradangan vertebra oleh
bakteri, biasanya oleh
M. Tuberkulosa, disebut juga
dengan Pott’s disease.
Densitometri DEXA
Pemberian vitamin D
Asupan kalsium
Faktor Risiko
• Kekurangan asam folat ibu selama masa kehamilan
Manifestasi klinis
• Gejala klasik anemia, namun pada ibu hamil dapat terjadi
anenchepalus atau polidiramnion
• Pemeriksaan penunjang: Hb ↓, MCV↑, kadar asam folat serum
menurun
Tatalaksana
Suportif : pebanyak makan sayur dan buah
Pemberian asam folat : 1 x 4 mg
Profilaksis pada ibu hamil : 1 x 400 mcgram
37. C. Anemia defisiensi asam folat
a. Anemia akibat penyakit kronis
b. Anemia defisiensi besi
c. Anemia defisiensi asam folat
d. Anemia defisiensi vitamin B12
e. AIHA
38
Ny. D usia 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan lemas dan pucat yang
memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sedang menjalani diet ketat dalam 1
tahun terakhir. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada hepatomegali dan splenomegali.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9 g/dL, leukosit 5.600, trombosit
245.000, MCV 110, dan apusan darah sebagai berikut:
Nilai normal
MCV: 82-92 fl
MCH: 27-32 pg
MCHC: 32-37 %
Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Sumber
besi 90% berasal dari makanan, yaitu dalam bentuk senyawa besi
inoerganik feri (Fe3+), agar diserap dalam usus besinya harus diubah
dulu menjadi bentuk fero (Fe2+).
Klasifikasi derajat defisiensi besi dibagi
menjadi 3 tingkatan:
1. Deplesi besi (iron depleted state)
Cadangan Fe ↓/(-), saturasi transferin < 15%, serum Fe ↓, TIBC↑, Anemia (-)
Cadangan Fe ↓↓/(-), saturasi transferin < 10%, serum Fe ↓, TIBC↑↑, Anemia (+) , sudah ada gejala klinis
anemia
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah: Hemoglobin
(Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
Trombosit, jumlah eritrosit,
morfologi darah tepi (apusan
darah tepi), MCV↓, MCH↓,
MCHC ↓, feses rutin, dan urin
rutin
• Pemeriksaan Khusus (dilakukan di
layanan sekunder) :
• Serum iron ↓, TIBC ↑, saturasi
transferrin ↓, dan feritin serum ↓
Penatalaksanaan
• Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus oral 3
x 200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental) dapat
ditambah pemberian vitamin C (asam askorbat)
• Pemberian besi dilakukan sampai 3-6 bulan setelah Hb normal.
Penatalaksanaan
Preparat Besi Parenteral
Indikasi:
• Intoleransi terhadap pemberian besi oral
• Penyerapan besi terganggu pasien pasca gastrektomi
• Keadaan di mana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak dapat
dikompensasi dengan pemberian besi oral
• Preparat yang tersedia: iron dextran complex (mengandung 50 mg besi/ml)
diberikan IV perlahan, dengan perhitungan :
• Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 mg
39. C. Sulfas ferrous + asam askorbat
a. Asam folat
b. Piridoksin
c. Sulfas ferrous + asam askorbat
d. Sulfas ferrous
e. Sulfas ferrous + kafein
40
Tn. O berusia 37 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan lemah lesu sejak 6
bulan. Pasien diketahui menderita penyakit paru menahun, Pada
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva palpebra anemis. Pada
pemeriksaan hematologi ditemukan Hb 9 gr/dL, eritrosit mikrositik
hipokrom. Pada pemeriksaan status besi ditemukan feritin meningkat.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Thalassemia
b. Anemia sel sabit
c. Anemia defisiensi besi
d. Anemia megaloblastik
e. Anemia akibat penyakit menahun
40
Tn. O berusia 37 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan lemah lesu sejak 6
bulan. Pasien diketahui menderita penyakit paru menahun, Pada
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva palpebra anemis. Pada
pemeriksaan hematologi ditemukan Hb 9 gr/dL, eritrosit mikrositik
hipokrom. Pada pemeriksaan status besi ditemukan feritin meningkat.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Thalassemia
b. Anemia sel sabit
c. Anemia defisiensi besi
d. Anemia megaloblastik
e. Anemia akibat penyakit menahun
Anemia
Nilai normal
MCV: 82-92 fl
MCH: 27-32 pg
MCHC: 32-37 %
Diagnosis
Serum Iron ↓
Karena asupan besi yang Karena aktifitas
kurang Ferritin ↓ Ferritin ↑ mobilisasi besi sistem
retikuloendotelial ke
plasma menurun
Anemia Anemia
Defisiensi Besi Penyakit Kronis
40. E. Anemia akibat penyakit menahun
a. Thalassemia (gejala khas)
b. Anemia sel sabit (kelainan pada bentuk Hb seperti bulan sabit yang
mudah pecah)
c. Anemia defisiensi besi
d. Anemia megaloblastik (makrositik)
e. Anemia akibat penyakit menahun
41.
Tn V usia 23 tahun datang dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu
dengan frekuensi 5-6x/hari. Keluhan diare tidak disertai dengan lendir dan
darah. Pemeriksaan tanda vital TD 120/70mmHg nadi 80x/m RR 18x/m suhu
afebris. Pemeriksaan fisik nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan darah
didapatkan eosinophilia. Pemeriksaan analisis fases didapatkan larva
rhabditiform. Etiologi yang tepat pada kasus pasien adalah?
a. Ancylostoma duodenale
b. Necator americanus
c. Ascaris lumbricoides
d. Strongyloides stercoralis
e. Trichuris trichiura
41.
Tn V usia 23 tahun datang dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu
dengan frekuensi 5-6x/hari. Keluhan diare tidak disertai dengan lendir dan
darah. Pemeriksaan tanda vital TD 120/70mmHg nadi 80x/m RR 18x/m suhu
afebris. Pemeriksaan fisik nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan darah
didapatkan eosinophilia. Pemeriksaan analisis fases didapatkan larva
rhabditiform. Etiologi yang tepat pada kasus pasien adalah?
a. Ancylostoma duodenale
b. Necator americanus
c. Ascaris lumbricoides
d. Strongyloides stercoralis
e. Trichuris trichiura
STRONGILOIDASIS
Definisi
Plasmodium Falciparum,
Plasmodium Vivax
Plasmodium Ovale
Plasmodium Malariae
Plasmodium Knowlesi. Parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan di Indonesia.
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
Pemeriksaan fisik
Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
Konjungtiva atau telapak tangan pucat
Sklera ikterik
Pembesaran Limpa (splenomegali)
Pembesaran hati (hepatomegali)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Bentuk stadium
- - - Bunga (rosette)
Skizont
• Hipoglikemi
• Asidosis metabolik
• Anemia berat
• Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL
di daerah endemis rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000
parasit /μl di daerah endemis tinggi
• Hiperlaktemia
• Hemoglobinuria
• Gangguan fungsi ginjal
Pengobatan Malaria Secara Umum
P. Falciparum +
Malaria Malaria vivaks Malaria
Malaria Vivaks Malaria ovale P.
Falcifarum yang relaps malariae
vivax/P.ovale
Regimen ACT
ACT 3 hari +
yang sama tapi
Primakuin
ACT 3 hari + ACT 3 hari + dosis ACT 3 hari +
dengan dosis
Primakuin 1 Primakuin 14 Primakuin Primakuin 14 ACT 3 hari
0,25
hari hari ditingkatkan hari
mg/kgBB/hari
menjadi 0,5
selama 14 hari
mg/kgBB/hari.
➢ Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB,
dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.
➢ ACT = Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP)
42. B Dihidroartemisinin + Piperakuin 4
tablet (3 hari) + Primakuin 1 tablet (1 hari)
a. Dihidroartemisinin + Piperakuin 4 tablet (3 hari) + Primakuin 4
tablet (1 hari)
b. Dihidroartemisinin + Piperakuin 4 tablet (3 hari) + Primakuin 1
tablet (1 hari)
c. Dihidroartemisinin + Piperakuin 4 tablet (3 hari) + Primakuin 3
tablet (14 hari)
d. Dihidroartemisinin + Piperakuin 4 tablet (3 hari) + Primakuin 1
tablet (3 hari)
e. Dihidroartemisinin + Piperakuin 4 tablet (3 hari) + Primakuin 1
tablet (14 hari)
43.
Tn PK usia 35 tahun datang dengan keluhan diare berdarah sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan juga disertai dengan demam, mual dan muntah.
Pemriksaan tanda vital TD 120/70mmHg nadi 92x/m RR 18x/m suhu
37,90C. Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan perut kiri.
Pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus adalah?
a. Endoskopi
b. Kultur fases
c. Kolonoskopi
d. Barium enema
e. Urea breath test
43.
Tn PK usia 35 tahun datang dengan keluhan diare berdarah sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan juga disertai dengan demam, mual dan muntah.
Pemriksaan tanda vital TD 120/70mmHg nadi 92x/m RR 18x/m suhu
37,90C. Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan perut kiri.
Pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus adalah?
a. Endoskopi
b. Kultur fases
c. Kolonoskopi
d. Barium enema
e. Urea breath test
DISENTRI BASILER DAN DISENTRI
AMOEBA
Manifestasi Klinis
Anamnesis
• Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus menerus bercampur lendir
dan darah
• Muntah-muntah
• Sakit kepala
• Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S. dysentriae dengan gejalanya
timbul mendadak dan berat, dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong.
Faktor Risiko
• Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
Pemeriksaan Fisik
• Febris
• Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
• Terdapat tanda-tanda dehidrasi
• Tenesmus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Pemeriksaan tinja
darah
Shigella sp.
Diagnosis Banding
Infeksi Eschericiae coli
Hiponatremia berat
Hipoglikemia berat
Disentri Amuba
Leptospirosis Anikterik
Setelah beberapa hari (2-3
hari), pada beberapa pasien
Terdapat juga mialgia
gejala kembali muncul,
Fase akut dicirikan oleh dengan karakteristik nyeri
disebut fase kedua atau fase
demam awitan mendadak, Demam sering melebihi tekan betis, paha, abdomen,
imun. Muncul antibodi IgM,
menggigil, nyeri kepala 40oC dan didahului dan regio paraspinal
karena itu fase imun. Gejala
retroorbita, anoreksia, nyeri kekakuan. (lumbosakral), Nyeri tekan
utama fase ini adalah
perut, mual, dan muntah. abdomen dapat menyerupai
meningitis pada 50% kasus,
akut abdomen.
mungkin terjadi neuritis
optik dan neuropati perifer
Manifestasi Klinis
Klinis
Setiap pasien demam akut mempunyai riwayat, setidaknya 2 hari
tinggal di daerah banjir atau memiliki risiko tinggi terpapar (berjalan kaki di banjir atau air yang terkontaminasi, kontak
dengan cairan dari hewan, berenang di air banjir atau menelan air yang terkontaminasi dengan atau tanpa luka
dan menunjukkan setidaknya dua dari gejala berikut: mialgia, nyeri tekan betis, injeksi konjungtiva, menggigil, nyeri perut,
sakit kepala, ikterus, atau oliguria.
Klasifikasi
LEPTOSPIROSIS
Ringan Berat
Leptospirosis Ringan
Tidak ada
Sklera Keluaran urin yang
Tanda vital stabil meningismus/
anikterik/ikterik baik
iritasi meningen
Dapat
Tidak ada sulit Ditatalaksana
mengonsumsi
bernapas atau dengan rawat
obat per oral
ikterus jalan.
dianggap
Leptospirosis Sedang-berat
nyeri perut,
Tanda vital oliguria/
Ikterus mual, muntah
tidak stabil anuria
dan diare
meningismus/
sepsis/ syok Perubahan
iritasi Sulit bernapas
sepsis status mental
meninges
Agen Alternatif
Amoksisilin 500 mg, 4x/hari atau 1g Ampisilin IV 0.5-1 g setiap 6 jam
setiap 8 jam PO
Ampisilin 500-750 mg 4x/hari Azitromisin dihidrat 500 mg/hari selama 5 hari
*Antibiotik harus diberikan selama 7 hari, kecuali azitromisin dihidrat selama 3 hari
Pencegahan
Semua bayi lahir dari ibu hamil Dihentikan pada usia 18 bulan Trimetropim 8 – 10
HIV dengan hasil test HIV negatif mg/kg BB dosis
Jika test HIV positif tunggal
dihentikan pada usia 18 bulan
jika mendapatkan terapi ARV
45. E Cotrimoxazole 1x960 mg PO
a. Ciprofoloxacin 2x500 mg PO
b. Kloramfenikol 4x500 mg PO
c. Rifampisin 1x600 mg PO
d. Cefixime 2x100 mg P0
e. Cotrimoxazole 1x960 mg PO
46
Tn. K, 54 tahun, datang dengan keluhan sering buang air kecil dan berat
badan turun 10 kg dalam 4 bulan terakhir. Keluhan saat ini juga lemas dan
mudah lelah. Pemeriksaan tanda vital TD 160/100 mmHg, nadi 70x/menit,
RR 18x/menit, suhu 36,5C. BB 50kg dan TB 165cm. Hasil pemeriksaaan
glukosa plasma sewaktu adalah 240 mg/dl. Pasien tersebut kemudian
diberijan terapi metformin 2x500mg. Apakah penyebab poliuri pada pasien
tersebut?
a. Hipersekresi hormone ADH
b. Resistensi hormone ADH
c. Polidipsi psikogenik
d. Gangguan reabsorbsi natrium di tubulus ginjal
e. Diuresis osmosis
46
Tn. K, 54 tahun, datang dengan keluhan sering buang air kecil dan berat
badan turun 10 kg dalam 4 bulan terakhir. Keluhan saat ini juga lemas dan
mudah lelah. Pemeriksaan tanda vital TD 160/100 mmHg, nadi 70x/menit,
RR 18x/menit, suhu 36,5C. BB 50kg dan TB 165cm. Hasil pemeriksaaan
glukosa plasma sewaktu adalah 240 mg/dl. Pasien tersebut kemudian
diberijan terapi metformin 2x500mg. Apakah penyebab poliuri pada pasien
tersebut?
a. Hipersekresi hormone ADH
b. Resistensi hormone ADH
c. Polidipsi psikogenik
d. Gangguan reabsorbsi natrium di tubulus ginjal
e. Diuresis osmosis
DM TIPE 2
Faktor Risiko
TidakBisa Dimodifikasi Bisa Dimodifikasi
• Ras dan etnik • Berat badan lebih
• Riwayat keluarga dengan DM • Kurangnya aktivitas
• Riwayat melahirkan bayi dengan • Hipertensi
BB lahir bayi
• Dislipidemia
• >4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional (DMG). • Diet tak sehat
Diagnosis
Keluhan lain
Keluhan klasik DM: •lemah badan
•Poliuria •Kesemutan
•Polidipsia •Gatal
•Polifagia •mata kabur
•Penurunan berat badan •disfungsi ereksi pada pria
•pruritus vulva pada
wanita.
Patofisiologi
Protein: 10-20%
Lemak: 20-25%
KH : 45-65%
Terapi Farmakologis
Farmakologi Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Golongan Obat Cara Kerja Utama Efek Samping Utama
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia
Menekan produksi glukosa hati Dispepsia, Mual, diare, asidosis
Biguanid & menambah laktat
sensitifitas terhadap insulin
Penghambat Menghambat absorpsi glukosa Flatus, tinja lembek
Alfa-
Glukosidase
Menambah sensitifitas Edema
Tiazolidindion
terhadap insulin
Glinid Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia
Sediaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Golongan Generik Mg/Tab Dosis Harian (mg) Waktu
Glibenclamide 5 2,5-20
Sulfonilurea Gliclazide 80 40-320 Sebelum Makan
Glimepiride 1, 2, 3, 4 1-8
Metformin Bersama/sesudah
Biguanide 500 500-3000
makan
Penghambat Acarbose Bersama
Alfa- 50, 100 100-300 suapan
Glukosidase pertama
Pioglitazone Tidak
Thiazolidinedi bergantung
15, 30 15-45
one jadwal
makan
Repaglinide 0.5, 1, 2 1-16 Sebelum Makan
Glinide
Nateglinide 60, 120 180-360 Sebelum Makan
48. C. Menghambat glukoneogenesis hepar
a. Meningkatkan sekresi insulin
b. Menurunkan sensitifitas insulin
c. Menghambat glukoneogenesis hepar
d. Mencegah glikogenolisis otot
e. Menghambat absrobsi glukosa di usus
49
Tn.U, usia 50 tahun, datang dengan keluhan wajah yang sembab, nafsu
makan bertambah, berat badan meningkat, tumbuh bulu badan di badannya.
Pasien sering mengkonsumsi obat dexamethasone sendiri sebagai suplemen
agar badan segar. Pemeriksaan fisik, BB 100 kg, TB 165cm, TD 160/10 mmHg,
nadi 87x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,5C. Ditemukan buffalo hump.
Kelenjar apakah yang menyebabkan kelainan tersebut?
a. Kelenjar timus
b. Kelenjar tiroid
c. Kelenjar hipofisis
d. Kelenjar endokrin pancreas
e. Kelenjar adrenal
49
Tn.U, usia 50 tahun, datang dengan keluhan wajah yang sembab, nafsu
makan bertambah, berat badan meningkat, tumbuh bulu badan di badannya.
Pasien sering mengkonsumsi obat dexamethasone sendiri sebagai suplemen
agar badan segar. Pemeriksaan fisik, BB 100 kg, TB 165cm, TD 160/10 mmHg,
nadi 87x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,5C. Ditemukan buffalo hump.
Kelenjar apakah yang menyebabkan kelainan tersebut?
a. Kelenjar timus
b. Kelenjar tiroid
c. Kelenjar hipofisis
d. Kelenjar endokrin pancreas
e. Kelenjar adrenal
SINDROMA CUSHING
DAN PENYAKIT CUSHING
Sindroma Cushing & Penyakit Cushing
Disfungsi gonad 69
Kelamahan otot 68
Hirsutisme, jerawat 56
Penatalaksanaan
• Pemberian hormon tiroksin 100 ug/hari selama 3 bulan meningkatkan
IQ anak yang menderita gondok di daerah endemik kekurangan
iodium
51. B. L-tiroksin
a. Garam yodium
b. L-tiroksin
c. PTU
d. Tiroidektomi
e. Radiasi
52
An. J usia 7 tahun, diantar orangtuanya dengan keluhan pembesaran
kedua payudaranya yang diikuti dengan tumbuhnya rambut pubis. Anak
juga pertumbuhannya berjalan cepat. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut?
a. Pubertas normal
b. Pubertas prekoks
c. Telars premature
d. Adrenars premature
e. Pubertas terlambat
52
An. J usia 7 tahun, diantar orangtuanya dengan keluhan pembesaran
kedua payudaranya yang diikuti dengan tumbuhnya rambut pubis. Anak
juga pertumbuhannya berjalan cepat. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut?
a. Pubertas normal
b. Pubertas prekoks
c. Telars premature
d. Adrenars premature
e. Pubertas terlambat
Pubertas prekoks
• Definisi: masa pubertas
terjadi lebih awal yaitu:
• Usia < 8 tahun
(perempuan)
• Usia < 10 tahun (laki-laki)
tanner staging
52. B. Pubertas prekoks
a. Pubertas normal
b. Pubertas prekoks
c. Telars premature
d. Adrenars premature
e. Pubertas terlambat
53
Tn. N, usia 32 tahun datang ke praktik klinik dokter umum dengan keluhan leher
depan bengkak disertai rasa nyeri menjalar ke telinga dan rahang, serta badan
meriang dan lemas. Pada pemeriksaan ditemukan TD 120/80 mmHg, nadi
78x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,7C. Status lokalis ditemukan pembesaran tiroid,
teraba hangat, merah, nyeri dengan penekanan. Apakah obat yang diberikan
untuk kasus tersebut?
a. Tiroksin
b. Metamizole
c. Tiroglobulin
d. Kalium yodida
e. Antibiotik
53
Tn. N, usia 32 tahun datang ke praktik klinik dokter umum dengan keluhan leher
depan bengkak disertai rasa nyeri menjalar ke telinga dan rahang, serta badan
meriang dan lemas. Pada pemeriksaan ditemukan TD 120/80 mmHg, nadi
78x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,7C. Status lokalis ditemukan pembesaran tiroid,
teraba hangat, merah, nyeri dengan penekanan. Apakah obat yang diberikan
untuk kasus tersebut?
a. Tiroksin
b. Metamizole
c. Tiroglobulin
d. Kalium yodida
e. Antibiotik
Tiroiditis
53. E. Antibiotik
a. Tiroksin
b. Metamizole
c. Tiroglobulin
d. Kalium yodida
e. Antibiotik
54
Ny.W berusia 22 tahun P1A0 dirujuk ke UGD RS setelah sebelumnya melahirkan di
Puskesmas. Spontan pervaginam dengan BBL 3000 gram. Telah dilakukan
manajemen kala III selama 30 menit namun plasenta tidak kunjung-kunjung lahir
dan terjadi perdarahan. Pasien tampak lemah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 105 x/menit, RR 20 x/menit, dan suhu 36,8oC.
Tampak tali pusat menjulur di depan vagina.
Apakah tindakan yang selanjutnya dilakukan?
a. Injeksi oksitosin
b. Peregangan tali pusat
c. Masase uterus
d. Manual plasenta
e. Rangsangan puting susu
54
Ny.W berusia 22 tahun P1A0 dirujuk ke UGD RS setelah sebelumnya melahirkan di
Puskesmas. Spontan pervaginam dengan BBL 3000 gram. Telah dilakukan
manajemen kala III selama 30 menit namun plasenta tidak kunjung-kunjung lahir
dan terjadi perdarahan. Pasien tampak lemah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 105 x/menit, RR 20 x/menit, dan suhu 36,8oC.
Tampak tali pusat menjulur di depan vagina.
Apakah tindakan yang selanjutnya dilakukan?
a. Injeksi oksitosin
b. Peregangan tali pusat
c. Masase uterus
d. Manual plasenta
e. Rangsangan puting susu
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
54. D. Manual plasenta
a. Injeksi oksitosin
b. Peregangan tali pusat
c. Masase uterus
d. Manual plasenta
e. Rangsangan puting susu
55
Ny. P G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu datang dengan keluhan keluar air-
air dari jalan lahir sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai rasa mulas yang
semakin sering terasa. Keluhan disertai keluar lendir darah. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan 2cm dan ketuban tidak intak,
namun pemeriksan meraba sesuatu yang berdenyut. Kemungkinan
diagnosis yang tepat adalah?
a. Vasa previa
b. Prolaps uteri
c. Prolaps tali pusat
d. Prolaps vagina
e. Plasenta previa
55
Ny. P G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu datang dengan keluhan keluar air-
air dari jalan lahir sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai rasa mulas yang
semakin sering terasa. Keluhan disertai keluar lendir darah. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan 2cm dan ketuban tidak intak,
namun pemeriksan meraba sesuatu yang berdenyut. Kemungkinan
diagnosis yang tepat adalah?
a. Vasa previa
b. Prolaps uteri
c. Prolaps tali pusat
d. Prolaps vagina
e. Plasenta previa
PROLAPS TALI PUSAT
Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari uterus
sebelum janin
Diagnosis
• Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada setiap pemeriksaan dalam
saat persalinan.
Klasifikasi
Terkemuka
Tali Pusat • Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk
mengurangi kompresi pada tali pusat.
Bagian terendah
Perdarahan tanpa
janin tidak masuk Klinis Syok
nyeri
PAP
Penatalaksanaan
PP
Terapi
SC
ekspektatif
*Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam
sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
Terapi Ekspektatif
Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan
secara non-invasif.
Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60
mg selama 1 bulan.
Faktor Risiko
• Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang
SHIGELLOSIS
Pemeriksaan Fisik Tatalaksana
• Febris Disentri Basiler
Siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari
• Nyeri perut pada penekanan di bagian selama 3 hari
sebelah kiri
Azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal
• Tenesmus Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari.
Komplikasi *Pemberian Siprofloksasin merupakan kontraindikasi
• Haemolytic uremic syndrome (HUS) terhadap anak-anak dan wanita hamil.
• Hiponatremia berat
• Hipoglikemia berat
• Komplikasi intestinal seperti toksik
megakolon, prolaps rektal, peritonitis
dan perforasi
71 B. Cotrimoxazole
a. Metronidazole
b. Cotrimoxazole
c. Cefixime
d. Tetrasiklin
e. Amoxicillin
72
An.Z berusia usia 7 tahun datang dengan keluhan diare berlendir dan bercampur darah
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan muntah disangkal. Menurut ibunya terdapat benjolan
seperti daging yang keluar dari duburnya. Anak ini suka bermain di tanah lapang
sekolahnya dan jarang mencuci tangan. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sadar, TD:
120/80 mmHg, RR: 20 kali/menit, N: 80 kali/menit, S: 36.7 C. konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, mata cekung (-), JVP dalam batas normal, ronkhi -/-, wheezing -/-, BJ S1 S2 murni
reguler, abdomen nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, dan CRT < 2 detik.
Diagnosis kasus di atas adalah?
a. Ascariasis
b. Trikuriasis
c. Trikinelosis
d. Necatoriasis
e. Schistosomiasis
72
An.Z berusia usia 7 tahun datang dengan keluhan diare berlendir dan bercampur darah
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan muntah disangkal. Menurut ibunya terdapat benjolan
seperti daging yang keluar dari duburnya. Anak ini suka bermain di tanah lapang
sekolahnya dan jarang mencuci tangan. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sadar, TD:
120/80 mmHg, RR: 20 kali/menit, N: 80 kali/menit, S: 36.7 C. konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, mata cekung (-), JVP dalam batas normal, ronkhi -/-, wheezing -/-, BJ S1 S2 murni
reguler, abdomen nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, dan CRT < 2 detik.
Diagnosis kasus di atas adalah?
a. Ascariasis
b. Trikuriasis
c. Trikinelosis
d. Necatoriasis
e. Schistosomiasis
TRIKURIASIS
Kebanyakan kasus tanpa gejala, kadang kolik abdomen dan perut
kembung
Pada infeksi berat : diare berdarah, anemia dan prolapsus rekti
Feses: mikroskopok ditemukan trichuris trichiura
Tatalaksana: Mebendazol 2x100 mg p.o 3 hari berturutturut.
TRIKURIASIS
72 B. Trikuriasis
a. Ascariasis
b. Trikuriasis
c. Trikinelosis
d. Necatoriasis
e. Schistosomiasis
73
An.H berusia 6 tahun saat bermain bersama temannya tiba-tiba bibir dan ujung jari
membiru. Sejak kecil os sering mengalami keluhan serupa terutama ketika
beraktivitas berat. Pasien dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran
somnolen, nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36.9C, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, bibir sianosis, leher tidak ada kelainan, pemeriksaan jantung ditemukan
murmur (+) dan sianosis pada seluruh ekstremitas.
Apakah yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rontgen thoraks pasien?
a. Vaskularisasi paru bertambah
b. Vaskularisasi paru berkurang
c. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
d. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
e. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
73
An.H berusia 6 tahun saat bermain bersama temannya tiba-tiba bibir dan ujung jari
membiru. Sejak kecil os sering mengalami keluhan serupa terutama ketika
beraktivitas berat. Pasien dibawa ke IGD dengan kondisi sesak, kesadaran
somnolen, nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36.9C, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, bibir sianosis, leher tidak ada kelainan, pemeriksaan jantung ditemukan
murmur (+) dan sianosis pada seluruh ekstremitas.
Apakah yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rontgen thoraks pasien?
a. Vaskularisasi paru bertambah
b. Vaskularisasi paru berkurang
c. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
d. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
e. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
TETRALOGI OF FALLOT
TOF adalah suatu penyakit jantung bawaan sianotis yang ditandai
dengan terjadinya 4 kelainan:
1. Overriding aorta
2. Stenosis pulmonal
3. Ventrikel septal defek
4. Hipertrofi ventrikel kanan
Etiologi
o Bawaan
o Riwayat infeksi TORCH pada ibu
TETRALOGI OF FALLOT
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
o Keluhan utama: anak biru disertai sesak o Kesadaran: CM/somnolen, gelisah
o Serangan sianotik mulai timbul usia 2 – 12 o Kesan sakit: sakit sedang, berat dan
bulan tampak sesak
o Keluhan dirasakan berulang o TTV: takikardi, takipnea
o Keluhan dirasakan semakin anak aktif, o Kepala: mata conjunctiva hiperemis,
maka semakin berat hidung PCH +, bibir sianosis
o Keluhan dirasakan hilang timbul setelah o Thorax: retraksi, jantung murmur (sistolik
anak bermain (berhubungan dengan soufflé)
aktivitas) o Extremitas: clubbing fingers, sianosis
o Keluhan berkurang jika anak berjongkok
TETRALOGI OF FALLOT
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium: eritrosit tinggi, Hb tinggi
• Foto thorax
o Hipertrofi ventrikel kanan: apex membulat diatas diafragma
o VSD R-L: Pembesaran RVH-VL
o Overriding aorta: arcus aorta di sebelah kanan
o Stenosis pulmonal: bronkovaskuler berkurang
o *) boot-shaped: hipertrofi ventrikel kanan, VSD, overriding aorta
• Echocardiografi
• Angiokardiografi
73 E. Atrium kanan dan ventrikel kanan
membesar
a. Vaskularisasi paru bertambah
b. Vaskularisasi paru berkurang
c. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
d. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
e. Atrium kanan dan ventrikel kanan membesar
74
By.F berusia 3 bulan dibawa ke RS dengan keluhan sesak napas disertai bunyi ngik-
ngik. Sesak disertai batuk dan demam sejak 3 hari yg lalu. Keluhan serupa
sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh os. Pemeriksaan tanda vital nadi 120x/m,
RR 30x/m, suhu 37.9C, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, leher tidak ada
kelainan, pemeriksaan paru ditemukan suara tambahan bronkovesikuler dan
wheezing, dan ekstremitas dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan penunjang yang diharapkan pada kasus ini adalah?
a. Ditemukan gambaran wine bottle sign pada foto cervical
b. Ditemukan gambaran honeycomb appearence pada foto thorax
c. Ditemukan gambaran air trapping pada foto thorax
d. Ditemukan gambaran thumb sign pada foto cervical
e. Ditemukan gambaran air fluid level pada foto thorax
74
By.F berusia 3 bulan dibawa ke RS dengan keluhan sesak napas disertai bunyi
ngik-ngik. Sesak disertai batuk dan demam sejak 3 hari yg lalu. Keluhan
serupa sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh os. Pemeriksaan tanda vital
nadi 120x/m, RR 30x/m, suhu 37.9C, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
leher tidak ada kelainan, pemeriksaan paru ditemukan suara tambahan
bronkovesikuler dan wheezing, dan ekstremitas dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan penunjang yang diharapkan pada kasus ini adalah?
a. Ditemukan gambaran wine bottle sign pada foto cervical
b. Ditemukan gambaran honeycomb appearence pada foto thorax
c. Ditemukan gambaran air trapping pada foto thorax
d. Ditemukan gambaran thumb sign pada foto cervical
e. Ditemukan gambaran air fluid level pada foto thorax
BRONKHIOLITIS
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus,
yang biasanya lebih berat pada bayi muda dan terjadi pada balita berusia < 2
tahun ditandai dengan obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.
Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus.
Manifestasi Klinis
• Demam disertai gejala ispa
• wheezing
• ekspirasi memanjang/expiratory effort
• hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi
• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• crackles atau ronki pada auskultasi dada
BRONKHIOLITIS
Pemeriksaan penunjang:
foto thoraks PA : gambaran air trapping hiperinflasi disertai gambaran konsolidasi
Tatalaksana
• Antibiotik: Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25
mg/ kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.
• Apabila terdapat tanda distress pernapasan tanpa sianosis tetapi anak masih bisa
minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/
kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72
jam pertama.
• Oksigen
• Obat-obatan simptomatik ( demam : paracetamol)
74 C. Ditemukan gambaran air trapping
pada foto thorax
a. Ditemukan gambaran wine bottle sign pada foto cervical
b. Ditemukan gambaran honeycomb appearence pada foto thorax
c. Ditemukan gambaran air trapping pada foto thorax
d. Ditemukan gambaran thumb sign pada foto cervical
e. Ditemukan gambaran air fluid level pada foto thorax
75
An.M berusia 3 bulan, dibawa ke RS dengan keluhan batuk ngik-ngik, batuk
disertai sesak napas dan demam sejak 3 hari yg lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 110x/mnt, RR 23x/mnt, suhu 36,7C, Konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik-/-, JVP dalam batas normal, ronkhi -/-, wheezing +/+, suara
tambahan bronkovaskuler, BJ S1 S2 murni reguler, nyeri tekan abdomen (-),
ekstremitas dalam batas normal.
Penyebab yang paling sering pada kasus ini adalah?
a. Haemophillus influenza
b. Streptococcus pneumonia
c. Respiratory Syncytial Virus
d. Rotavirus
e. Reaksi alergi
75
An.M berusia 3 bulan, dibawa ke RS dengan keluhan batuk ngik-ngik, batuk
disertai sesak napas dan demam sejak 3 hari yg lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 110x/mnt, RR 23x/mnt, suhu 36,7C, Konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik-/-, JVP dalam batas normal, ronkhi -/-, wheezing +/+, suara
tambahan bronkovaskuler, BJ S1 S2 murni reguler, nyeri tekan abdomen (-),
ekstremitas dalam batas normal.
Penyebab yang paling sering pada kasus ini adalah?
a. Haemophillus influenza
b. Streptococcus pneumonia
c. Respiratory Syncytial Virus
d. Rotavirus
e. Reaksi alergi
BRONKHIOLITIS
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus,
yang biasanya lebih berat pada bayi muda dan terjadi pada balita berusia < 2
tahun ditandai dengan obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.
Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus.
Manifestasi Klinis
• Demam disertai gejala ispa
• wheezing
• ekspirasi memanjang/expiratory effort
• hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi
• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• crackles atau ronki pada auskultasi dada
BRONKHIOLITIS
Pemeriksaan penunjang:
foto thoraks PA : gambaran air trapping hiperinflasi disertai gambaran konsolidasi
Tatalaksana
• Antibiotik: Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25
mg/ kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.
• Apabila terdapat tanda distress pernapasan tanpa sianosis tetapi anak masih bisa
minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/
kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72
jam pertama.
• Oksigen
• Obat-obatan simptomatik ( demam : paracetamol)
75 C. Respiratory Syncytial Virus
a. Haemophillus influenza
b. Streptococcus pneumonia
c. Respiratory Syncytial Virus
d. Rotavirus
e. Reaksi alergi
76
An.M berusia 4 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
bawah disertai dengan muntah muntah hijau. Anak sudah 1 hari tidak bisa
flatus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri perut bawah dan pada
pemeriksaan foto didapatkan bagian yg kolaps dengan udara tak sampai ke
distal serta ditemukan gambaran target sel.
Apakah diagnosa yg mungkin pada anak tersebut?
a. Hernia inguinalis
b. Paten ductus arteriosus
c. Invaginasi
d. Apendisitis
e. Hirsprung disease
76
An.M berusia 4 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
bawah disertai dengan muntah muntah hijau. Anak sudah 1 hari tidak bisa
flatus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri perut bawah dan pada
pemeriksaan foto didapatkan bagian yg kolaps dengan udara tak sampai ke
distal serta ditemukan gambaran target sel.
Apakah diagnosa yg mungkin pada anak tersebut?
a. Hernia inguinalis
b. Paten ductus arteriosus
c. Invaginasi
d. Apendisitis
e. Hirsprung disease
• Trias:
• Nyeri Kolic
• Muntah
• BAB seperti jelly (Red current Jelly Stool)
• Menangis
• Ekstremitas Fleksi
• Abdomen seperti sosis (Sausage-Shaped Abdominal
Mass)
76 C. Invaginasi
a. Hernia inguinalis
b. Paten ductus arteriosus
c. Invaginasi
d. Apendisitis
e. Hirsprung disease
77
By.U berusia 1 bulan di keluhkan ibunya karena sulit BAB. Setiap kali BAB
harus dibantu dengan obat pencahar. Keluhan disertai perut kembung. Os
sudah berobat ke dotkter umum namun tidak ada perubahan. Pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik tampak perut distended,
bising usus meningkat. Pemeriksaan colok dubur terlihat feses menyemprot.
Apa gambaran radiologi yang mungkin ditemukan?
a. Double bubble apperance
b. Single buble appearance
c. Saw tooth appearance
d. Cofee bean sign
e. Step ladder appearance
77
By.U berusia 1 bulan di keluhkan ibunya karena sulit BAB. Setiap kali BAB
harus dibantu dengan obat pencahar. Keluhan disertai perut kembung. Os
sudah berobat ke dotkter umum namun tidak ada perubahan. Pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik tampak perut distended,
bising usus meningkat. Pemeriksaan colok dubur terlihat feses menyemprot.
Apa gambaran radiologi yang mungkin ditemukan?
a. Double bubble apperance
b. Single buble appearance
c. Saw tooth appearance
d. Cofee bean sign
e. Step ladder appearance
Aganglionik kolon
sehingga tidak ada
peristaltik usus
• Tidak BAB
• Mekonium tidak keluar selama 48 jam lebih
• Massa a/r Abdomen
• Rectal Toucher: Menyemprot & Berbau
77 C. Saw tooth appearance
a. Double bubble apperance
b. Single buble appearance
c. Saw tooth appearance
d. Cofee bean sign
e. Step ladder appearance
78
An.Q berusia 6 tahun datang dibawa orang tuanya dengan keluhan
pandangan sering kosong dan bengong sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan
tersebut dapat berulang hingga 10x sehari selama beberapa detik, timbulnya
mendadak kemudian normal kembali. Riwayat trauma disangkal. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan nadi 92x/menit, RR 19x/menit, suhu 37 C.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Diagnosis pada pasien ini
adalah...
a. Epilepsi parsial sederhana
b. Epilepsi umum absans
c. Epilepsi parsial kompleks
d. Kejang demam sederhana
e. Epilepsi umum tonik
78
An.Q berusia 6 tahun datang dibawa orang tuanya dengan keluhan
pandangan sering kosong dan bengong sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan
tersebut dapat berulang hingga 10x sehari selama beberapa detik, timbulnya
mendadak kemudian normal kembali. Riwayat trauma disangkal. Dari
pemeriksaan fisik, didapatkan nadi 92x/menit, RR 19x/menit, suhu 37 C.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Diagnosis pada pasien ini
adalah...
a. Epilepsi parsial sederhana
b. Epilepsi umum absans
c. Epilepsi parsial kompleks
d. Kejang demam sederhana
e. Epilepsi umum tonik
KLASIFIKASI EPILEPSI
Bangkitan Bangkitan
parsial/fokal umum
Parsial
Lena
sederhana
Parsial
Mioklonik
kompleks
Parsial Umum
Tonik-klonik
Sekunder
Atonik/astatik
SIMPLE PARTIAL SEIZURES
COMPLEX PARTIAL SEIZURES
ABSENCE
TONIC CLONIC
PENATALAKSANAAN AWAL
78 B. Epilepsi umum absans
a. Epilepsi parsial sederhana
b. Epilepsi umum absans
c. Epilepsi parsial kompleks
d. Kejang demam sederhana
e. Epilepsi umum tonik
79
Bayi H usia 5 hari datang ke IGD dengan keluhan kuning. Keluhan kuning
tampak sejak kemarin dari kepala hingga perut bayi. Keluhan disertai bayi
tampak lemas dan sering muntah. Menurut ibu pasien, bila menangis
suaranya seperti meninggi dan tidak seperti sebelumnya. Riwayat dilahirkan
secara norma di bidanl. ASI ibu lancar dan dirasa cukup.golongan darah ibu
tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan reflex hisap
buruk. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
a. Breast feeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Kern icterus
d. Ikterus fisiologi
e. Bilirubin ensefalopati
79
Bayi H usia 5 hari datang ke IGD dengan keluhan kuning. Keluhan kuning
tampak sejak kemarin dari kepala hingga perut bayi. Keluhan disertai bayi
tampak lemas dan sering muntah. Menurut ibu pasien, bila menangis
suaranya seperti meninggi dan tidak seperti sebelumnya. Riwayat dilahirkan
secara norma di bidanl. ASI ibu lancar dan dirasa cukup.golongan darah ibu
tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan reflex hisap
buruk. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
a. Breast feeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Kern icterus
d. Ikterus fisiologi
e. Bilirubin ensefalopati
Bilirubin Encefalopati
• Manifestasi yang timbul akibat efek toksik bilirubin pada SSP
(basal ganglia dan nuclei batang otak) → akut
• Gejala:
• Fase awal:
• Letargis, hipotonik, reflex hisap buruk
• Fase intermediate:
• moderate stupor, hipertoni, irritable, kejang
• Fase lanjut:
• demam, high pitched cry, hipotoni, koma
79 E. Bilirubin ensefalopati
a. Breast feeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Kern icterus
d. Ikterus fisiologi
e. Bilirubin ensefalopati
80
Bayi H usia 5 hari datang ke IGD dengan keluhan kuning. Keluhan kuning
tampak sejak kemarin dari kepala hingga perut bayi. Keluhan disertai bayi
tampak lemas dan sering muntah. Menurut ibu pasien, bila menangis
suaranya seperti meninggi dan tidak seperti sebelumnya. Riwayat dilahirkan
secara norma di bidanl. ASI ibu lancar dan dirasa cukup. Golongan darah ibu
tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan reflex hisap
buruk. Kremer berapakah pada kasus di atas?
a. Kremer 1
b. Kremer 2
c. Kremer 3
d. Kremer 4
e. Kremer 5
80
Bayi H usia 5 hari datang ke IGD dengan keluhan kuning. Keluhan kuning
tampak sejak kemarin dari kepala hingga perut bayi. Keluhan disertai bayi
tampak lemas dan sering muntah. Menurut ibu pasien, bila menangis
suaranya seperti meninggi dan tidak seperti sebelumnya. Riwayat dilahirkan
secara norma di bidanl. ASI ibu lancar dan dirasa cukup. Golongan darah ibu
tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan reflex hisap
buruk. Kremer berapakah pada kasus di atas?
a. Kremer 1
b. Kremer 2
c. Kremer 3
d. Kremer 4
e. Kremer 5
Diagnosis
Klinis: ikterometer kramer
Bilirubin total
Kremer
mg/dL mmol/L
1 5–7 100
2 8 – 10 150
3 11 – 13 200
4 14 – 17 250
5 >17 >250
80 C. Kremer 3
a. Kremer 1
b. Kremer 2
c. Kremer 3
d. Kremer 4
e. Kremer 5
81
Bayi H usia 5 hari datang ke IGD dengan keluhan kuning. Keluhan kuning
tampak sejak kemarin dari kepala hingga perut bayi. Keluhan disertai bayi
tampak lemas dan sering muntah. Menurut ibu pasien, bila menangis
suaranya seperti meninggi dan tidak seperti sebelumnya. Riwayat dilahirkan
secara norma di bidanl. ASI ibu lancar dan dirasa cukup. Golongan darah ibu
tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan reflex hisap
buruk. Salah satu pencegehan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi
hiperbilirubinemia pada bayi adalah?
a. Rutin meminum vitamin C selama kehamilan
b. Memeriksa golongan darah serta rhesus ibu saat hamil
c. Rutin meminum susu untuk ibu hamil selama kehamilan
d. Memberikan ASI pada bayi minimal 7x/hari
e. Rutin memeriksa kadar bilirubin saat hamil
81
Bayi H usia 5 hari datang ke IGD dengan keluhan kuning. Keluhan kuning
tampak sejak kemarin dari kepala hingga perut bayi. Keluhan disertai bayi
tampak lemas dan sering muntah. Menurut ibu pasien, bila menangis
suaranya seperti meninggi dan tidak seperti sebelumnya. Riwayat dilahirkan
secara norma di bidanl. ASI ibu lancar dan dirasa cukup. Golongan darah ibu
tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan reflex hisap
buruk. Salah satu pencegehan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi
hiperbilirubinemia pada bayi adalah?
a. Rutin meminum vitamin C selama kehamilan
b. Memeriksa golongan darah serta rhesus ibu saat hamil
c. Rutin meminum susu untuk ibu hamil selama kehamilan
d. Memberikan ASI pada bayi minimal 7x/hari
e. Rutin memeriksa kadar bilirubin saat hamil
Pencegahan
• Pencegahan primer
• Anjuran pemberian ASI 8 – 12x/hari
• Tidak memberikan cairan tambahan rutin pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami
dehidrasi
• Pencegahan sekunder
• Golongan darah: semua wanita hamil periksa goldar dan rhesus
• Penilaian klinis: penilaian klinis icterus tiap 8 – 12 jam
Predileksi
• 75% : a/r Inguinalis, Femoralis, 10% Hernia Insisional, 10% Hernia Ventralis, 3% Hernia
Umbilikalis, 3% Hernia lainnya
Sifat Hernia :
• Reponible, Irreponible, Akreta (Perlekatan Karena Fibrosis), Inkarserata (Gangguan Pasase co:
nyeri) , Strangulata (Gangguan pasase & vaskularisasi
Hernia
Hernia Femoralis : Organ yang masuk melalui anulus femoralis -> kanalis femoralis -> fosa
ovalis di lipat paha
Hernia Umbilikalis : Penonjolan isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikalis.
Paling sering berisi omentum.
Hernia Paraumbilikalis : Penonjolan organ melalui suatu celah di garis tengah di tepi kanal
umbilicus.
d.Hernia Epigastrika (Hernia Linea Alba) : Penonjolan organ melalui defek linea alba
antara umbilicus dan prosesus xiphoideus. Isi hernia terdiri dari jaringan lemak dengan
preperitoneal dengan/tanpa kantong peritoneum
Hernia
86. B. Hernia femoralis
a. Hernia irreponible
b. Hernia femoralis
c. Hernia inguinalis medial
d. Hernia strangulata
e. Hernia inkarserata
87.
Ny. ND, Berusia 30 Tahun dibawa ke UGD RS Dengan keluhan sesak napas.
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan dada tidak simetris, dada kiri lebih
cembung dari pada dada kanan, dada kiri tertinggal, dan bunyi napas
meredup. Oleh Dokter dilakukan penusukan dengan jarum pada sela iga.
Keadaan Pasien kemudian membaik. Apakah tujuan tindakan tersebut?
a. Meningkatkan Tekanan intrapleura
b. Menurunkan Tekanan intraalveolar
c. Meningkatkan Tekanan intralveolar
d. Menurunkan Tekanan intratorakal
e. Menurunkan Tekanan intrapleura
87.
Ny. ND, Berusia 30 Tahun dibawa ke UGD RS Dengan keluhan sesak napas.
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan dada tidak simetris, dada kiri lebih
cembung dari pada dada kanan, dada kiri tertinggal, dan bunyi napas
meredup. Oleh Dokter dilakukan penusukan dengan jarum pada sela iga.
Keadaan Pasien kemudian membaik. Apakah tujuan tindakan tersebut?
a. Meningkatkan Tekanan intrapleura
b. Menurunkan Tekanan intraalveolar
c. Meningkatkan Tekanan intralveolar
d. Menurunkan Tekanan intratorakal
e. Menurunkan Tekanan intrapleura
Tension Pneumothorax
Pneumotoraks yang progresif dan cepat.
Membahayakan jiwa penderitadalam waktu singkat.
• Mekanisme ventile. Penekanan mediastinum hebat sehingga
penurunan cardiac output
Manifestasi Klinis:
• Keluhan sesak nafas yang progresif dan berat.
• Tanda2 hipoksia: sianosis, takipneu, hunger of air.
• Trias: hipotensi, jvp meningkat, hipersonor.
• Pemeriksaan cepat: inspeksi, perkusi dan aukultasi.
Tension Pneumothorax
Tension Pneumothorax
Tata laksana
• Pastikan Oksigenasi cukup. Jaga SpO2 minimal 94%. Periksa adakah jejas pada paru
BREATHING & OXYGENATION dan jantung atau tidak. Jika ada tangani segera sesuai kasus!
CIRCULATION & • HENTIKAN PERDARAHAN & GANTI CAIRAN! (Jika Lesi Eksternal lakukan Balut
Tekan/Pasang Torniquet, Fraktur pelvis pasang PELVIC BINDER, Lesi Internal lakukan
HAEMORRHAGIC CONTROL : CITO operasi)
EXPOSURE & • a. Lepas semua pakaian pasien & Selimuti pasien (CEGAH
HIPOTERMIA)
COMPLETE • b. Periksa dari ujung kepala hingga kaki dan periksa bagian
belakang
EXAMINATION : • (HEAD TO TOE EXAMINATION & LOG ROLLING)
90. A airway
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
e. Exposure
91.
Ny. Nora, perempuan berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB
bercampur darah. Terjadi penurunan BB dalam 10 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan rectal touché didapatkan mukosa berbenjol-benjol, teraba keras,
batas tidak jelas, handscoen terdapat darah. Pada pemeriksaan foto polos
abdomen didapatkan filling defect. Apakah pemeriksaan penunjang yang
tepat untuk diagnosis pasien?
a. Ca 125
b. Ca 19-9
c. PSA
d. CEA
e. Ca 15-3
91.
Ny. Nora, perempuan berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB
bercampur darah. Terjadi penurunan BB dalam 10 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan rectal touché didapatkan mukosa berbenjol-benjol, teraba keras,
batas tidak jelas, handscoen terdapat darah. Pada pemeriksaan foto polos
abdomen didapatkan filling defect. Apakah pemeriksaan penunjang yang
tepat untuk diagnosis pasien?
a. Ca 125
b. Ca 19-9
c. PSA
d. CEA
e. Ca 15-3
Tumor Marker
1. PSA 2. Ca 15-3
• Kanker prostat • Kanker Payudara
• Nilai normal di serum < 4ng/mL • Jaringan dianalisis: Darah
• Berdasarkan usia, 3. CA19-9
• 40-49 tahun = 0-2,5ng/mL
• Jenis kanker: Kanker pankreas,
• 50-59 tahun = 0-3,5ng/mL kanker kandung empedu, kanker
• 60-69 tahun = 0-4,5ng/mL saluran empedu, dan kanker
• 70-79 tahun = 0-6,5ng/mL lambung
• Jaringan dianalisis: Darah
Tumor Marker
4. CA-125 6. Antigen Carcinoembryonic
(CEA)
• Jenis kanker: Kanker ovarium • Jenis kanker: Kanker kolorektal dan
• Jaringan dianalisis: Darah beberapa kanker lainnya
• Jaringan dianalisis: Darah
5. Kalsitonin
• Jenis kanker: Kanker tiroid 7. CD20
meduler
• Jenis kanker: Limfoma Non-Hodgkin
• Jaringan dianalisis: Darah • Jaringan dianalisis: Darah
91. D. CEA
a. Ca 125
b. Ca 19-9
c. PSA
d. CEA
e. Ca 15-3
92.
Tn G laki-laki usia 20 tahun datang dengan keluhan mata kiri tampak tidak
simetris. Bagian hitam dari mata kiri tidak sama dengan mata kanan. Kelopak
mata kiri tertutup sebagian serta tidak pernah berkeringat pada wajah
sebelah kiri. Riwayat trauma disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan fisik didapatkan pupil anisokor 5mm dan 3 mm, ptosis
(+) palpebral sinistra. Riwayat ayah juga sering mengalami keluhan serupa.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. Bell’s palsy
b. Neuralgia trigeminal
c. Cluster headache
d. Sindroma horner
e. Temporal arteritis
92.
Tn G laki-laki usia 20 tahun datang dengan keluhan mata kiri tampak tidak
simetris. Bagian hitam dari mata kiri tidak sama dengan mata kanan. Kelopak
mata kiri tertutup sebagian serta tidak pernah berkeringat pada wajah
sebelah kiri. Riwayat trauma disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan fisik didapatkan pupil anisokor 5mm dan 3 mm, ptosis
(+) palpebral sinistra. Riwayat ayah juga sering mengalami keluhan serupa.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. Bell’s palsy
b. Neuralgia trigeminal
c. Cluster headache
d. Sindroma horner
e. Temporal arteritis
Sindroma Horner
Oculo-sympathetic paresis/Bernard’s syndrome/ Bernard’s Horner
Syndrome/ Horner Ptosis
ETIOLOGI
• Jika terdapat lesi pada jaras simpatis yang mensarafi kepala, mata,
dan leher
• Lesi primer neuron, stroke batang otak, trauma pleksus brachialis,
iskemia arteri karotis, neoplasma kranial
Sindroma Horner
TRIAS Horner
1. Ptosis
2. Miosis
3. Anhidrosis
92. D Sindroma horner
a. Bell’s palsy
b. Neuralgia trigeminal
c. Cluster headache
d. Sindroma horner
e. Temporal arteritis
93.
Ny H usia 66 tahun dayang dengan keluhan hilangnya kemampuan indra
pengecapan. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
didapatkan rasa garam dan gula dikenali dengan baik, sedangkan rasa asam
dan pahit tidak dapat dirasakan oleh pasien. Dimanakah letak saraf kranialis
yang terkena?
a. N. V
b. N. VI
c. N. VII
d. N. IX
e. N. XII
93.
Ny H usia 66 tahun dayang dengan keluhan hilangnya kemampuan indra
pengecapan. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
didapatkan rasa garam dan gula dikenali dengan baik, sedangkan rasa asam
dan pahit tidak dapat dirasakan oleh pasien. Dimanakah letak saraf kranialis
yang terkena?
a. N. V
b. N. VI
c. N. VII
d. N. IX
e. N. XII
SARAF KRANIAL
93. D N. IX
a. N. V
b. N. VI
c. N. VII
d. N. IX
e. N. XII
94.
Ny T usia 50 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki terasa kesemutan
dan tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki kanannya. Pasien juga
mengeluhkan pandangan kabur yang hilang timbul, disertai dengan kesulitan
menahan kencing. Pasien mengatakan keluhan ini terasa hilang timbul, dan
ini merupakan serangan yang keempat kalinya. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan lab Hb 11g/dL, Leukosit 9.600 sel/mm3
trombosit 250.000 sel/mm3 sputum BTA (-). Diagnosis yang tepat pada
pasien adalah?
a. Polineuropati
b. Defisiensi Vit B12
c. Sarcoidosis
d. Multipel sklerosis
e. Spondilitis TB
94.
Ny T usia 50 tahun datang dengan keluhan tangan dan kaki terasa kesemutan
dan tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki kanannya. Pasien juga
mengeluhkan pandangan kabur yang hilang timbul, disertai dengan kesulitan
menahan kencing. Pasien mengatakan keluhan ini terasa hilang timbul, dan
ini merupakan serangan yang keempat kalinya. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan lab Hb 11g/dL, Leukosit 9.600 sel/mm3
trombosit 250.000 sel/mm3 sputum BTA (-). Diagnosis yang tepat pada
pasien adalah?
a. Polineuropati
b. Defisiensi Vit B12
c. Sarcoidosis
d. Multipel sklerosis
e. Spondilitis TB
MULTIPEL SKLEROSIS
Penyakit demielinisasi pada sistem saraf pusat yang
diakibatkan oleh proses autoimun.
Manifestasi Klinis
Anamnesis
• Pola gejala MS yang tersering
adalah pola remisi eksaserbasi.
Pada pola ini gejala klinis akan
muncul dan memberat pada fase
eksaserbasi dan setelah kurun
waktu tertentu gejala tersebut
akan membaik (remisi).
Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik dan neurologis
ditemukan:
• Penurunan ketajaman penglihatan dan
nyeri pergerakan mata
• Gangguan sensorik atau kelemahan
• Gangguan keseimbangan
• Lhermitte sign positif
Tatalaksana
• Terapi Relaps : Metilpredinisolon IV 500-1000 mg selama 3-5 hari
• Alternatif terapi: Metilprednisolon oral 500-1000 mg selama 3-5 hari.
Pemberian dapat dosis tunggal atau dosis terbagi
• Terapi Jangka Panjang Clinically Isolated Syndrome (CIS): Interferon β
94. D Multipel sklerosis
a. Polineuropati
b. Defisiensi Vit B12
c. Sarcoidosis
d. Multipel sklerosis
e. Spondilitis TB
95.
Tn IS usia 65 tahun datang dengan keluhan mengalami gangguan berbicara
secara mendadak. Pasien dapat memahami, mengikuti dan menjalani
instruksi yang diberikan. Namun pasien tidak bisa mengekspresikan dalam
bentuk kata atau kalimat. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Berdasarkan keluhan pasien dimanakah letak kelainan yang terjadi?
a. Lobus parietal
b. Lobus frontal
c. Lobus oksipital
d. Lobus temporal
e. Cerebellum
95.
Tn IS usia 65 tahun datang dengan keluhan mengalami gangguan berbicara
secara mendadak. Pasien dapat memahami, mengikuti dan menjalani
instruksi yang diberikan. Namun pasien tidak bisa mengekspresikan dalam
bentuk kata atau kalimat. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Berdasarkan keluhan pasien dimanakah letak kelainan yang terjadi?
a. Lobus parietal
b. Lobus frontal
c. Lobus oksipital
d. Lobus temporal
e. Cerebellum
95. B Lobus frontal
a. Lobus parietal
b. Lobus frontal
c. Lobus oksipital
d. Lobus temporal
e. Cerebellum
96.
Ny K usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri wajah sebelah kanan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan nyeri terutama muncul pada saat
pasien menyikat gigi atau minum minuman dingin. Pemeriksaan tanda
vital TD 110/80mmHg nadi 84x/m RR 20x/m suhu 36,70C. Keluhan
penyerta yang dapat mengikuti diagnosis pasien adalah?
a. Anhidrosis
b. Alodinia
c. Hemiparesi
d. Hemiplegia
e. Anopsia
96.
Ny K usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri wajah sebelah kanan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan nyeri terutama muncul pada saat
pasien menyikat gigi atau minum minuman dingin. Pemeriksaan tanda
vital TD 110/80mmHg nadi 84x/m RR 20x/m suhu 36,70C. Keluhan
penyerta yang dapat mengikuti diagnosis pasien adalah?
a. Anhidrosis
b. Alodinia
c. Hemiparesi
d. Hemiplegia
e. Anopsia
NEURALGIA TRIGEMINAL
Rasa nyeri tajam di daerah persarafan n. Trigeminus
(N. V), dapat merupakan suatu kondisi idiopatik
aaupun simtomatik
Manifestasi Klinis
Non Farmakologik:
• Rehabilitasi medik
Tatalaksana
• Minimal invasif: (Atas indikasi)
• Ganglion Gasserian Radiofrekuensi Ablasi
• Konsul bedah saraf : bila terapi farmaka adekuat gagal dan ditemukan
lesi sinkenesis atau penekanan N. trigeminus
• Terapi kausal : pada neuralgia trigeminal simtomatik
96. B Alodinia
a. Anhidrosis
b. Alodinia
c. Hemiparesi
d. Hemiplegia
e. Anopsia
97.
Nn D usia 23 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan penurunan kesadaran
sejak 1 hari yang lalu. Satu minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala
dan demam. Riwayat keluar cairan dari telinga kanan sejak 6 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik kesadaran somnolen TD 130/90mmHg nadi 90x/m RR
20x/m suhu 38,70C. Pemeriksaan neurologis didapatkan kaku kuduk dan
hemiparesis kanan. Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah?
a. Ampisilin
b. Doksisiklin
c. Tetrasiklin
d. Ceftriaxone
e. Levofloxacin
97.
Nn D usia 23 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan penurunan kesadaran
sejak 1 hari yang lalu. Satu minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri kepala
dan demam. Riwayat keluar cairan dari telinga kanan sejak 6 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik kesadaran somnolen TD 130/90mmHg nadi 90x/m RR
20x/m suhu 38,70C. Pemeriksaan neurologis didapatkan kaku kuduk dan
hemiparesis kanan. Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah?
a. Ampisilin
b. Doksisiklin
c. Tetrasiklin
d. Ceftriaxone
e. Levofloxacin
ABSES OTAK
Penumpukan materi piogenik yang terlokalisir di
dalam/di antara parenkim otak
Manifestasi Klinis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Demam, Kesadaran menurun
• Nyeri kepala, Demam
Kejang
• Perubahan kesadaran, Defisit neurologis fokal
• Kejang
• Defisit neurologis fokal Faktor Risiko
• Otitis media
• Sinusitis
• Endokarditis
• Pneumonia
• Selulitis.
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan kepala dengan kontras
• Massa hipodens dengan cincin pada
tepinya
Tatalaksana
• Terapi empirik:
• Ceftriaxone 2 g/12 jam iv atauCefotaxime 2 g/8 jam iv)
+Metronidazole 500 mg/8 jam IV
• Dexamethason/manitol sesuai indikasi
• Operasi bila tindakan konservatif gagal atau abses berdiameter >2,5 cm
97. D Ceftriaxone
a. Ampisilin
b. Doksisiklin
c. Tetrasiklin
d. Ceftriaxone
e. Levofloxacin
98.
Ny U usia 60 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan kelemahan anggota
gerak bawah setelah terjatuh dengan posisi terduduk. Pasien juga mengeluh
gangguan BAK dan BAB. Pemeriksaan tanda vital TD 120/70mmHg nadi 88x/m RR
20x/m suhu afebris. Pemeriksaan neurologis didapatkan kelemahan pada kedua
tungkai, saddle anestesi (+), kekuatan motorik ekstremitas bawah 3333/3333,
terdapat penurunan sensasi nyeri dan suhu setinggi dermatom lumbal. Diagnosis
yang tepat pada pasien adalah?
a. Sindrom conus medularis
b. Sindrom cauda equine
c. HNP lumbal
d. Myelopati
e. Anterior cord syndrome
98.
Ny U usia 60 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan kelemahan anggota
gerak bawah setelah terjatuh dengan posisi terduduk. Pasien juga mengeluh
gangguan BAK dan BAB. Pemeriksaan tanda vital TD 120/70mmHg nadi 88x/m RR
20x/m suhu afebris. Pemeriksaan neurologis didapatkan kelemahan pada kedua
tungkai, saddle anestesi (+), kekuatan motorik ekstremitas bawah 3333/3333,
terdapat penurunan sensasi nyeri dan suhu setinggi dermatom lumbal. Diagnosis
yang tepat pada pasien adalah?
a. Sindrom conus medularis
b. Sindrom cauda equine
c. HNP lumbal
d. Myelopati
e. Anterior cord syndrome
Conus Medularis Syndrome
• Kompresi konus medularis terjadi akibat fraktur-dislokasi di L1 (Th12-
L2)
• Biasanya tidak dijumpai gangguan motorik yang menetap, tetapi
terdapat gangguan sensorik pada segmen sakralis yang terutama
mengenai daerah sadel, perineum dan bokong.
• Gangguan motoric dan sensorik terjadi bilateral dan simetris.
• Pada pemeriksaan reflex fisiologis didapatkan hiperrefleks dan spastik
karena kerusakan terjadi Upper Motor Neuron (UMN)
• Di samping itu djumpai juga gangguan otonom yang berupa retensio
urine serta pada pria terdapat impotensi.
CMS VS CES
Perbedaan Gejala pada CMS dan CES
Gejala CMS CES
Nyeri punggung Ya Ya
bawah, menjalar
ke ekstremitas
bawah
Gangguan Ya Ya
bladder dan
sfingter anis
98. A Sindrom conus medularis
a. Sindrom conus medularis
b. Sindrom cauda equine
c. HNP lumbal
d. Myelopati
e. Anterior cord syndrome
99.
Tn V 32 tahun dibawa keluarga ke IGD karena dirawat digigit anjing liar 3
minggu yang lalu. Menurut keluarga pasien pernah mengeluh nyeri dan
panas pada luka bekas gigitan anjing serta mengeluh daerah sekitar luka
kebas. Saat ini pasien tampak cemas terutama jika mendengar suara air
mengalir di kamar mandi disertai dengan produksi air liur yang tampak
berlebihan. Termasuk pada stadium apakah keluhan pasien?
a. Stadium prodromal
b. Stadium sensoris
c. Stadium eksitasi
d. Stadium paralisis
e. Stadium koma
99.
Tn V 32 tahun dibawa keluarga ke IGD karena dirawat digigit anjing liar 3
minggu yang lalu. Menurut keluarga pasien pernah mengeluh nyeri dan
panas pada luka bekas gigitan anjing serta mengeluh daerah sekitar luka
kebas. Saat ini pasien tampak cemas terutama jika mendengar suara air
mengalir di kamar mandi disertai dengan produksi air liur yang tampak
berlebihan. Termasuk pada stadium apakah keluhan pasien?
a. Stadium prodromal
b. Stadium sensoris
c. Stadium eksitasi
d. Stadium paralisis
e. Stadium koma
RABIES
Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan riwayat gigitan (+) dan hewan yang menggigit
mati dalam 1 minggu.
Gejala fase awal tidak khas: gejala flu, malaise, anoreksia, kadang ditemukan
parestesia pada daerah gigitan.
Stadium sensoris: panas, nyeri bekas luka, cemas dan stimulus berlebih
DYSSOMNIA PARASOMNIA
Insomnia Somnabulisme
Narcolepsy
Klasifikasi
Demensia tipe Alzheimer prevalensinya paling besar (50-60%), disusul Demensia Vaskular (20-30%).
DEMENSIA VASKULAR
Gangguan memori yang disertai dengan bukti penyakit serebro vascular, biasanya
terdapat riwayat hipertensi tidak terkontro dan stroke
Demensia tipe Alzheimer prevalensinya paling besar (50-60%), disusul Demensia Vaskular (20-30%).
105. D. Demensia Vaskular
a. Demensia alzheimer
b. Demensia lewy bodies
c. Demensia frontotemporal
d. Demensia vaskular
e. Demensia tak terinci
106.
Ny. P, 24 tahun datang diantar adiknya karena sering sedih, keluhan
muncul sejak suaminya meninggal akibat sakit 3 bulan yang lalu. Pasien
tidak bertenaga dan tidak semangat menjalani hidup. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Apa diagnosis yang tepat untuk pasien?
a. Depresi berat dengan gejala psikotik
b. Distimia
c. Gangguan penyesuaian
d. Gangguan stress pasca trauma
e. Gangguan cemas menyeluruh
106.
Ny. P, 24 tahun datang diantar adiknya karena sering sedih, keluhan
muncul sejak suaminya meninggal akibat sakit 3 bulan yang lalu. Pasien
tidak bertenaga dan tidak semangat menjalani hidup. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Apa diagnosis yang tepat untuk pasien?
a. Depresi berat dengan gejala psikotik
b. Distimia
c. Gangguan penyesuaian
d. Gangguan stress pasca trauma
e. Gangguan cemas menyeluruh
Manifestasi Klinis Gangguan Penyesuaian
• Respon emosional terhadap peristiwa stres.
• Stressor melibatkan masalah keuangan, penyakit medis, atau masalah
hubungan.
• Gejala harus dimulai dalam waktu 3 bulan dari stressor.
• Hal ini dapat: akut (kurang 6 bulan) atau kronis (lebih dari 6 bulan)
Penatalaksanaan
Psikoterapi
• Psikoterapi tetap merupakan pengobatan pilihan untuk gangguan
penyesuaian. Terapi kelompok dapat sangat bermanfat bagi pasien
yang memiliki stress. Psikoterapi individu menawarkan kesempatan
bagi pasien untuk mengeksplorasi makna stressor nya sehingga
trauma sebelumnya dapat bekerja melalui.
106. C. Gangguan penyesuaian
a. Depresi berat dengan gejala psikotik
b. Distimia
c. Gangguan penyesuaian
d. Gangguan stress pasca trauma
e. Gangguan cemas menyeluruh
107.
Ny. S, 32 tahun dibawa ke IGD karena mengamuk karena tidak boleh keluar
rumah oleh keluarganya. Pasien saat ini menggunakan pakaian musim dingin
dan berdandan sangat menor padahal cuaca sedang sangat panas, pasien
juga berteriak-teriak tidak berhenti. Pasien percaya bahwa dirinya adalah
istri dari Brad pitt sehingga sering mengambur-hamburkan uangnya. Gejala
ini sudah terjadi sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya tidak pernah ada
keluhan seperti ini. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Skizofrenia residual
b. Distimia
c. Gangguan afektif bipolar tipe manik
d. Skizoafektif tipe manik
e. Skizofrenia herbefrenik.
107.
Ny. S, 32 tahun dibawa ke IGD karena mengamuk karena tidak boleh keluar
rumah oleh keluarganya. Pasien saat ini menggunakan pakaian musim dingin
dan berdandan sangat menor padahal cuaca sedang sangat panas, pasien
juga berteriak-teriak tidak berhenti. Pasien percaya bahwa dirinya adalah
istri dari Brad pitt sehingga sering mengambur-hamburkan uangnya. Gejala
ini sudah terjadi sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya tidak pernah ada
keluhan seperti ini. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Skizofrenia residual
b. Distimia
c. Gangguan afektif bipolar tipe manik
d. Skizoafektif tipe manik
e. Skizofrenia herbefrenik.
Definisi
Skizoafektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan dua
gambaran yang berulang yaitu :
❑ Gambaran gangguan skizofrenia (memenuhi kriteria A skizofrenia)
dan
❑ Episod mood baik depresi mayor maupun bipolar.
Tipe Tiga
Manik Subtipe
Tipe Tipe
Depresi Campuran
Pedoman Diagnosis ( ICD 10 & PPDGJ 3 )
• Visus umumnya
turun
• Tampak darah di
bilik mata depan
Terapi
• Pembatasan aktivitas fisik: berbaring semi fowler
• Pelindung mata (protective shield)
• Analgesik yang tidak mengandung NSAID (Non-Steroidal
Anti Inflammatory Drug)
• Siklopegik (midriasis): mengurangi sakit dan risiko
sinekia posterior
• Peningkatan TIO: Acetazolamid 500 mg PO
• Rujuk
113. A. Bedrest + Asetazolamid
a. Bedrest + Asetazolamid
b. Bedrest saja
c. Asetazolamid + Antikoagulan
d. Parasintesis saat ini juga
e. Antibiotik dan steroid topikal
114
Tn. J, 35 tahun datang ke tempat praktek anda dengan keluhan mata terasa
berat dan nyeri. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 minggu SMRS dan terus
memberat. Riwayat trauma disangkal. Pada pemeriksaan mata didapatkan
tampak kemerahan dan bengkak pada sisi temporal mata sebelah kanan.
Didapati bentuk S terbalik pada palpebra dekstra. Pemeriksaan segmen mata
anterior dan posterior dalam batas normal. Apa diagnosis dan penyebab
terseringnya?
a. Dakriosistitis – S. aureus
b. Dakrioadenitis – S. aureus
c. Hordeolum – S. epidermidis
d. Dakriosistitis – Mumps Virus
e. Dakrioadenitis – Mumps Virus
114
Tn. J, 35 tahun datang ke tempat praktek anda dengan keluhan mata terasa
berat dan nyeri. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 minggu SMRS dan terus
memberat. Riwayat trauma disangkal. Pada pemeriksaan mata didapatkan
tampak kemerahan dan bengkak pada sisi temporal mata sebelah kanan.
Didapati bentuk S terbalik pada palpebra dekstra. Pemeriksaan segmen mata
anterior dan posterior dalam batas normal. Apa diagnosis dan penyebab
terseringnya?
a. Dakriosistitis – S. aureus
b. Dakrioadenitis – S. aureus
c. Hordeolum – S. epidermidis
d. Dakriosistitis – Mumps Virus
e. Dakrioadenitis – Mumps Virus
Dakrioadenitis
• Peradangan kelenjar
lakrimal.
Etiologi
• Kondisi ini paling sering terjadi pada anak akibat
komplikasi dari parotitis e.c Mumps Virus
• Selain itu bisa juga diakibatkan Eipsten-Barr virus,
campak, atau influenza
Etiologi
Gejala Klinis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
0: no polyps
1: small polyps in the middle meatus/edema
2: blocked midlle meatus
3: polyps extending beyond the middle meatus, without complete obstruction
4: massive nasal polyps
Tatalaksana
Kortikosteroid
Polipektomi
119. A Polip nasi
a. Polip nasi
b. Hipertrofi konka
c. Ca nasofaring
d. Deviasi septum
e. Corpus alienum
120.
An V laki-laki usia 13 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan
keluhan sering mengorok saat tidur dan sering tiba-tiba terbangun saat
tidur. Pasien menjadi sering mengantuk saat di sekolah. Pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan tonsil T1-
T1. Mallampati score 3 Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. Obstructive sleep apneu
b. Nightmare
c. Sumbatan jalan napas atas
d. Tonsilofaringitis
e. Abses peritonsilar
120.
An V laki-laki usia 13 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan
keluhan sering mengorok saat tidur dan sering tiba-tiba terbangun saat
tidur. Pasien menjadi sering mengantuk saat di sekolah. Pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan tonsil T1-
T1. Mallampati score 3 Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. Obstructive sleep apneu
b. Nightmare
c. Sumbatan jalan napas atas
d. Tonsilofaringitis
e. Abses peritonsilar
Obstructive Sleep Apneu Syndrome (OSAS)
Suatu obstruksi jalan napas atas transien yang disebabkan oleh gangguan air flow intermitten dan
pernapasan pada usaha napas yang normal
Apnea-hypoapnea index >5 episode/ jam tidur, pada episode ini oxyhemoglobin desaturase hingga <90%
Etiologi
Faktor risiko
Interupsi tidur
Disfagia dnegan episode Nightmare Hipersomnolen
terbangun
Failure to thrive
(pada anak
Performa
mengganggu
sekolah/bekerja Eneuresis Obesitas
hormon
jadi buruk
pertumbuhan
selama tidur REM)
Mallampati Score
Pemeriksaan Fisik
• Hidung: deviasi septum, hipertrofi konka, rhinitis alergi, polip/tumor
• Rongga mulut: macroglosia, retroganathia, micrognathia
• Orofaring: pembesaran tonsil, hipertrofi tonsil lingual
• Laringofaring: dinding lateral faring collaps, omega shaped epiglotitis,
tumor
• Laring: vocal cord palsy
• Neck: full & thick neck
• Children: tonsil dan hipertrofi adenoid, kista nasofaring, encephalocele,
atresia choane, deviasi nasal septum
• General : obesitas, akondroplasia, marfan syndrome
Pemeriksaan Penunjang
Polsomnography merupakan gold standar, indikasi untuk anak-anak yang
OSA bukan karna hipertrofi adenotonsilar
Sleep sonography: tape recording dari pola tidur malam di rumah pasien
untuk mendeteksi bukti OSA
Tatalaksana
Farmakologi
• Terapi latihan bernapas
• Saline/steroid nasal drop
• Antihistamin
• Antibiotik
Operatif
• Adenotonsilektomi
120. A Obstructive sleep apneu
a. Obstructive sleep apneu
b. Nightmare
c. Sumbatan jalan napas atas
d. Tonsilofaringitis
e. Abses peritonsilar
121.
Ny OP usia 27 tahun datang dengan keluhan telinga kanan keluar cairan sejak
1 tahun yang lalu. Tiga bulan ini pasien juga mengeluh pusing berputar dan
tidak merasakan rasa manis/asin. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan otoskopi didapatkan membrane timpani perforasi pada
bagian atik. Pemeriksaan garpu tala didapatkan tuli konduktif. Diagnosis
yang tepat pada pasien adalah?
a. OMSK tipe aman
b. OMSK tipe bahaya
c. OMA
d. Otitis eksterna difusa
e. Otitis eksterna maligna
121.
Ny OP usia 27 tahun datang dengan keluhan telinga kanan keluar cairan sejak
1 tahun yang lalu. Tiga bulan ini pasien juga mengeluh pusing berputar dan
tidak merasakan rasa manis/asin. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan otoskopi didapatkan membrane timpani perforasi pada
bagian atik. Pemeriksaan garpu tala didapatkan tuli konduktif. Diagnosis
yang tepat pada pasien adalah?
a. OMSK tipe aman
b. OMSK tipe bahaya
c. OMA
d. Otitis eksterna difusa
e. Otitis eksterna maligna
OTITIS MEDIA
SUPURATIF KRONIK
(OMSK)
Definisi
• Peradangan kronik telinga tengah dengan perforasi membran
timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih dari 2
bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul.
• Tipe OMSK:
• OMSK tipe aman (tanpa kolesteatoma)
• OMSK tipe bahaya (dengan kolesteatoma)
Anamnesis
Keluar cairan dari liang telinga terus menerus atau hilang
timbul lebih dari 2 bulan
Gangguan pendengaran
Pemeriksaan Fisik
OMSK TIPE AMAN OMSK TIPE BAHAYA
• Perforasi pada sentral atau pars tensa • Perforasi atik, marginal, atau sental
berbentuk ginjal atau bundar besar (total)
• Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu • Sekret sangat berbau, berwarna kuning
berbau abu-abu, purulen, dan dapat terlihat
• Granulasi tdk biasa di dapat kepingan berwarna putih mengkilat
• Polip jika ada → pucat, edema • Granulasi biasa didapat
• Tuli konduktif ringan sedang • Polip jika ada → hiperemi, lunak
• Radiografi mastoid normal • Tuli konduktif atau campuran
• Koleastoma sangat jarang • Radiografi mastoid tidak ada sel udara
• Kolesteatoma sering
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium: kultur ressitensi
2. Tes garputala
3. Audiometri nada murni
4. Foto stenver, schuller, lateral, ct scan, mri
Komplikasi
INTRATEMPORAL EKSTRATEMPORAL
INTRAKRANIAL EKSTRAKRANIAL
TELINGA TENGAH • Abses ekstradura • Abses retroaurikular
• Paresis n. fasialis • Abses subdura • Abses bezolds
• Kerusakan tulang • Abses otak • Abses zigomatikus
pendengaran • Meningitis
• Perforasi MT • Tromboflebitis sinus
lateralis
RONGGA MASTOID • Hidrosefalus otikus
Petrositis
Mastoiditis koalesen
TELINGA DALAM
• Labirinitis
• Tuli sensorineural
121. B OMSK tipe bahaya
a. OMSK tipe aman
b. OMSK tipe bahaya
c. OMA
d. Otitis eksterna difusa
e. Otitis eksterna maligna
122.
By W usia 8 bulan dibawa ibunya dengan keluhan telinga kanan sakit sejak 3
hari yang lalu. Keluhan serupa pernah dialami 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan
tanda vital nadi 104x/m RR 20x/m suhu 380C. Pemeriksaan fisik didapatkan
tampak lubang kecil di depan telinga kanan disertai dengan edema,
hiperemis dan fluktuatif. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. OE sirkumpkripta
b. OE maligna
c. Abses preaurikula
d. Abses aurikula
e. OMA
122.
By W usia 8 bulan dibawa ibunya dengan keluhan telinga kanan sakit sejak 3
hari yang lalu. Keluhan serupa pernah dialami 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan
tanda vital nadi 104x/m RR 20x/m suhu 380C. Pemeriksaan fisik didapatkan
tampak lubang kecil di depan telinga kanan disertai dengan edema,
hiperemis dan fluktuatif. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. OE sirkumpkripta
b. OE maligna
c. Abses preaurikula
d. Abses aurikula
e. OMA
Abses Preaurikular
SERANGAN DERAJAT
Gejala
• Penurunan pendengaran
• Tinitus
Noise Induced Hearing Loss
Pemeriksaan Audiometri
Terdapat takik (notch) pada frekuensi tinggi
Tatalaksana
• Tonsil hipertrofik dengan ukuran ≥ T2. • Tonsil membesar dengan permukaan yang
• Hiperemis dan terdapat detritus di dalam tidak rata, kriptus melebar dan berisi
kripti yang memenuhi permukaan tonsil detritus
• Palatum mole, arkus anterior dan posterior • Pembesaran kelenjar limfe submandibula
tampak udem dan hiperemis. dan tonsil yang mengalami perlengketan.
• Kelenjar limfe leher dapat membesar dan • Etiologi: S. pyogenes, bakteri anaerob dan
disertai nyeri tekan adenovirus
• Etiologi: streptococcus beta hemolitikus
grup A, s. pyogenes, EBV, hemofilus
influenzae
Pemeriksaan Fisik
Tonsilitis difteri
Tonsil membengkak ditutupi
bercak putih kotor yang
makin lama makin meluas →
pseudomembran yang
melekat erat pada dasar tonsil
sehingga bila diangkat akan
mudah berdarah.
Terapi Tonsilitis Difteri
Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur, dengan
dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan jenis kelamin
Superficial Corynebacterium
Profunda Mycobacterium
Pioderma Superfisial
Impetigo
Folikulitis
Furunkel
Karbunkel
Ektima
Bentuk Pioderma Berdasarkan Etiologi
Staphylococcus aureus Streptocoocus sp.
Impetigo bulosa Phlegon
Impetigo neonatarum Impetigo Krustosa
SSSS Ektima
Folikulitis Selulitis
Furunkel karbuknkel Erisepelas
Paronikia Scarlet Fever
Multipel abses kelanjar
Apokrin
Hidradenitis supurativa
Impetigo Krustosa
Gambaran Klinis
Anamnesis
▪ Sering pada anak
▪ Pencetus : garukan atau trauma
Predileksi : sekitar mulut dan lubang hidung
Klinis
Makula eritem → vesikel berisi cairan bening/pustule →
pecah → krusta berwarna kuning madu → krusta diangkat
→ erosi kulit yang lembab dan kemerahan.
Komplikasi
Glomerulonefritis
Rematik fever
127. a. Streptococus beta hemolitikus
Erisipelas
Selulitis
Flegmon
AMKK
Erisepalas
Infeksi bakteri akut mengenai lapisan epidermis dan dermis
meluas ke limfatik kutaneus superfisial.
Erisepalas
Anamnesis
❑Gejala konstitusi: demam, malaise
❑Didahului trauma atau faringitis
❑Lesi terasa gatal, terbakar, nyeri, bengkak
Predileksi: tungkai bawah
Klinis :
Kulit merah cerah, batas tegas, pinggir meninggi
Tanda radang akut
Leukositosis
Komplikasi : elefantiasis, glomerulonefritis
Erisepalas
a. Erysipelas
b. Impetigo
c. Selulitis
d. Abses
e. Ektima
129
Nn. C, 21 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan kuku tangannya
terasa gatal sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan status lokalis
didapatkan kuku yang rapuh, dan terdapat sisa jaringan. Pada
pemeriksaan KOH tampak adanya hifa panjang bersepta. Apakah terapi
yang tepat untuk kasus diatas?
a. Terapi oral, griseofulvin 2 x 500 mg 2 minggu
b. Terapi denyut, Itrakonazole 2 x200 mg diberikan 2 tahap
c. Ketokonazole 1 x 100 mg 2 minggu
d. Terapi topical, mikonazole cream sampai lesi hilang
e. Fluconazole 150 mg single dose
129
Nn. C, 21 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan kuku tangannya
terasa gatal sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan status lokalis
didapatkan kuku yang rapuh, dan terdapat sisa jaringan. Pada
pemeriksaan KOH tampak adanya hifa panjang bersepta. Apakah terapi
yang tepat untuk kasus diatas?
a. Terapi oral, griseofulvin 2 x 500 mg 2 minggu
b. Terapi denyut, Itrakonazole 2 x200 mg diberikan 2 tahap
c. Ketokonazole 1 x 100 mg 2 minggu
d. Terapi topical, mikonazole cream sampai lesi hilang
e. Fluconazole 150 mg single dose
Dermatofitosis
Non Dermatofitosis
Etiologi
Epidermohyton
Trycophyton sp. Mycosporum sp.
sp.
Tinea Unguium
• Onikomikosis
• Infeksi Pada Kuku
Bentuk Klinis
1. Onikomikosis Subungual Proksimal (OSP)
Dari Proksimal Ke Distal
2. Onikomikosis Subungual Distal Lateral
(OSDL)
Dari Bagian Distal Atau Lateral Ke Arah Proksimal
3. Onikomikosis Superfisial (OS)
Garis Transversal Putih Keruh Batas Tegas
4. Onikomikosis Endoniks (OE)
Pada Permukaan Kuku Dan Lapisan Dalam
5. Onikomikosis Distrofik Totalis (ODT)
Akibat Lanjut OSD/OSDL, OSP, OS, OE
Penatalaksanaan
Sistemik
• Terbinafin 1x250 mg/hari selama 6 minggu
untuk kuku tangan dan 12-16 minggu untuk Topikal
kuku kaki
• Itrakonazol dosis denyut (2x200 mg/hari Siklopiroksolamin 8% Cat Kuku 4-8
selama 1 minggu, istirahat 3 minggu) Minggu
sebanyak 2 denyut untuk kuku tangan dan 3-
4 denyut untuk kuku kaki
129. B. Terapi denyut, Itrakonazole 2 x200
mg diberikan 2 tahap
a. Terapi oral, griseofulvin 2 x 500 mg 2 minggu
b. Terapi denyut, Itrakonazole 2 x200 mg diberikan 2 tahap
c. Ketokonazole 1 x 100 mg 2 minggu
d. Terapi topical, mikonazole cream sampai lesi hilang
e. Fluconazole 150 mg single dose
130
Ny. D, 62 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal dan bercak
merah di kedua lipat payudara sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan obesitas, di kedua inframamae tampak lesi eritematosa,
maserasi, berukuran plakat dengan papulopustula miliar di sekitarnya.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat dilakukan?
a. Biopsi
b. Tes tzank
c. Pewarnaan giemsa
d. Pemeriksaan KOH
e. Pemeriksaan lampu wood
130
Ny. D, 62 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal dan bercak
merah di kedua lipat payudara sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan obesitas, di kedua inframamae tampak lesi eritematosa,
maserasi, berukuran plakat dengan papulopustula miliar di sekitarnya.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat dilakukan?
a. Biopsi
b. Tes tzank
c. Pewarnaan giemsa
d. Pemeriksaan KOH
e. Pemeriksaan lampu wood
Kandidiosis
Infeksi jamur disebabkan oleh Candida albicans
Bentuk Klinis
Anamnesis
❑ Predisposisi: iklim lembab panas,
iritasi, imunokompromais
❑ Gatal dan panas
❑ Semakin gatal bila berkeringat
Klinis
Plak eritem dengan lesi satelit
Pemeriksaan Penunjang
Sistemik
• Griseofulvin → 2 dosis dalam 6-8 minggu
• Ultramicrosize: 15mg/kg/hari
• Microsize: 20-25 mg/kg/hari
• Itrakonazol
• 5 mg/kg/hari 2-4 mg
• 5 mg/kg/hari 1 mg. dosis denyut 3 bulan
• Terbinafin
• 3-6 mg/kg/hari 2-4 mg utk Trycophyton, 4-8 mg utk Mycosporum
Kerion
• Prednison 3x5 mg/hari 2 mg
131. E. M. Canis
a. Tricophyton schonlei
b. M. furfur
c. Tricophyton violaseum
d. Tricophyton rubrum
e. M. Canis
132
Tn. F, 25 tahun datang ke puskemas dengan keluhan gatal gatal pada
badannya sejak minggu yang lalu. Pasien merupakan seorang
pengembara, dan sering menggunakan baju yang tebal. Pada
pemeriksaan dermatologi tampak banyak bekas garukan pada
tubuhnya. Apakah etiologi yang tepat pada kasus diatas?
a. Phthirus pubis
b. Pediculus animalis
c. Pediculus humanus var. corporis
d. Pediculus humanus var. capitis
e. Sarcoptes scabiei
132
Tn. F, 25 tahun datang ke puskemas dengan keluhan gatal gatal pada
badannya sejak minggu yang lalu. Pasien merupakan seorang
pengembara, dan sering menggunakan baju yang tebal. Pada
pemeriksaan dermatologi tampak banyak bekas garukan pada
tubuhnya. Apakah etiologi yang tepat pada kasus diatas?
a. Phthirus pubis
b. Pediculus animalis
c. Pediculus humanus var. corporis
d. Pediculus humanus var. capitis
e. Sarcoptes scabiei
Skabies
Infeksi Pedikulosis
Parasit
Creeping
eruption
PEDIKULOSIS KAPITIS PEDIKULOSIS KORPORIS PEDIKULOSIS PUBIS
Pediculus humanus var. Kapitisis Pediculus humanus corporis. Phtrirus Pubis.
Gatal, Kelainan kulit karena garukan : Gatal disertai bentol dan bekas Gatal daerah pubis dan sekitarnya,
erosi, ekskoriasi garukan. Kadang disertai infeksi meluas hingga abdomen. bercak abu-
Ditemukan parasit atau telur pada sekunder dan pembesaran KGB abu atau kebiruan (makula serule/ blue
kepala regional. sky spot).
ditemukan telur kutu / kutu pada serat Ditemukan black dot (bercak hitam
pakaian pada celana dalam berwarna putih)
1. Malathion 0,5 % atau 1 % 1. Gameksan 1% 1. Rambut genital dicukur, pakaian
2. Gameksan 1% 2. Benzil benzoat 25% dalam dicuci dengan air panas atau
3. Benzil benzoat 25% disetrika, mitra seksual harus
4. Permetrin 1% diperiksa dan jika perlu diobati
2. Krim gameksan 1%
3. emulsi benzil benzoate 25%
132. c. Pediculus humanus var. corporis
a. Phthirus pubis
b. Pediculus animalis
c. Pediculus humanus var. corporis
d. Pediculus humanus var. capitis
e. Sarcoptes scabiei
133
Tn. G, 45 tahun datang dengan keluhan gatal gatal pada punggung kaki
kanan. Awalnya gatal dan ruam kemerahan muncul pada area telapak kaki,
namun pasien perhatikan gatal dan ruam berpindah ke punggung kaki.
Keluhan dialami sudah sejak 1 minggu terakhir. Gatal memberat pada malam
hari. Pasien bekerja sebagai tukang kebun. Pada pemeriksaan fisik tampak
papul multiple dasar eritematosa berbentuk linear dan berkelok kelok serta
kulit tampak meninggi (timbul). Apakah tatalaksana yang tepat untuk
pasien pada kasus di atas?
a. Metronidazole
b. Ketokonazole
c. Albendazole
d. Dietilkarbamazine
e. Itrakonazole
133
Tn. G, 45 tahun datang dengan keluhan gatal gatal pada punggung kaki
kanan. Awalnya gatal dan ruam kemerahan muncul pada area telapak kaki,
namun pasien perhatikan gatal dan ruam berpindah ke punggung kaki.
Keluhan dialami sudah sejak 1 minggu terakhir. Gatal memberat pada malam
hari. Pasien bekerja sebagai tukang kebun. Pada pemeriksaan fisik tampak
papul multiple dasar eritematosa berbentuk linear dan berkelok kelok serta
kulit tampak meninggi (timbul). Apakah tatalaksana yang tepat untuk
pasien pada kasus di atas?
a. Metronidazole
b. Ketokonazole
c. Albendazole
d. Dietilkarbamazine
e. Itrakonazole
Cutaneous Larva Migran
• peradangan berbentuk linear/berkelok-kelok/menimbul dan
progresif disebabkan oleh invasi larva cacing tambang hewan
yang berasal dari anjing dan kucing.
Manifestasi Klinis
GK khas :
Papul menjalar seperti adanya kelainan
Papul, lesi benang berkelok-kelok, seperti benang
Gatal dan panas berkelok/linier, polisiklik,serpiginosa, yang lurus atau
(saat larva menimbul, berkelok-kelok,
masuk ke kulit) d=2-3 mm, menimbul,membentuk menimbul, dan
kemerahan terowongan mencapai terdapat papul
panjang beberapa atau vesikel
sentimeter diatasnya.
Cutaneous Larva Migran
Anamnesis
Faktor pencetus
❑Faktor eksterna: Lingkungan, Gigitan Serangga
❑Faktor Interna: Dermatitis Atopil, Psikologis (stres, cemas)
Predileksi
Scalp, tengkuk, pergelangan kaki anterior, lengan bagian
ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial,
lutut, tungkai bawah lateral, punggung kaki
Klinis
Hiperpigmentasi, likenifikasi, batas tegas
Khas: likenifikasi (akibat gosokan dan garukan yang berulang-
ulang dalam waktu yang cukup lama)
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
Steroid topical Sistemik
(Low potent): antihistamin
Untuk jangka pendek & kulit tipis
(vulva, wajah, axila)
(Intermediate):
Pada radang akut
(High potent):
Untuk kulit tebal, maks selama
3 minggu
135. A Neurodermatitis
a. Neurodermatitis
b. Atopic dermatitis
c. Dermatitis kontak iritan
d. Psoriasis vulgaris
e. Liken planus
136
Tn. J, 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada lengan
menjalar ke bahu kanan. Pasien sudah pernah terkena cacar air. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya vesikel berkelompok dengan
dasar eritema, unilateral, sesuai dermatome. Dimanakah letak dorman
kelainan pada kasus diatas?
a. Ganglia basalis
b. Radiks posterior medulla spinalis
c. Radiks anterior medulla spinalis
d. Stratum korneum
e. Stratum spinosum
136
Tn. J, 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada lengan
menjalar ke bahu kanan. Pasien sudah pernah terkena cacar air. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya vesikel berkelompok dengan
dasar eritema, unilateral, sesuai dermatome. Dimanakah letak dorman
kelainan pada kasus diatas?
a. Ganglia basalis
b. Radiks posterior medulla spinalis
c. Radiks anterior medulla spinalis
d. Stratum korneum
e. Stratum spinosum
Herpes Zoster
Reaktivasi virus varisela zoster yang persisten pada ganglia sensoris
dalam bentuk laten setelah infeksi primer varisela
Manifestasi Klinis
Anamnesis
• Dewasa
• Nyeri radikular dan gatal sebelum erupsi
• Demam, pusing, malese
Predileksi: unilateral sesuai dermatom
Klinis :
Makula eritem tampak diatasnya papula dan vesikel
yang segmental sepanjang saraf sensoris → krusta
Pemeriksaan Penunjang :
❑ Tzank smear: apus kerokan dasar vesikel
❑ Pewarnaan giemsa: multinucleated giant cell
Komplikasi
Sistemik
1. Analgetik antipiretik
2. Antipruritus
3. Antivirall
❑ asiklovir 5x800mg/hari 7 hari
❑ Valasiklovir 3x1000 mg/hari 7 hari
❑ Famsiklovir 3x500 mg/hari 7 hari
4. Steroid : prednison 3x20 mg/hari tapp off
136. B. Radiks posterior medulla spinalis
a. Ganglia basalis
b. Radiks posterior medulla spinalis
c. Radiks anterior medulla spinalis
d. Stratum korneum
e. Stratum spinosum
137
An. K, 7 tahun datang diantar ibunya ke klinik dengan keluhan gatal
pada perut dan punggung. Dari pemeriksaan didapatkan efloresensi
vesikel umbilikated dengan tepi hiperemis. Apa kemungkinan
penyebab pada kasus di atas?
a. HSV
b. VZV
c. Poxvirus
d. HPV
e. MUMPS
137
An. K, 7 tahun datang diantar ibunya ke klinik dengan keluhan gatal
pada perut dan punggung. Dari pemeriksaan didapatkan efloresensi
vesikel umbilikated dengan tepi hiperemis. Apa kemungkinan
penyebab pada kasus di atas?
a. HSV
b. VZV
c. Poxvirus
d. HPV
e. MUMPS
Molukskum kontagiosum
penyakit yang disebabkan oleh virus poks, yang menginfeksi sel
epidermal
Manifestasi Klinis
Predileksi
• Anak: muka, conjungtiva, mukosa bibir,
mulut, tangan, perut
• Dewasa: genital, pubis, perianal
Klinis
Papula pada permukaannya terdapat lekukan
(umbilikasi) berisi masa yang mengandung bahan
moluskum → Jika dipijat akan tampak keluar masa
berwarna putih eperti nasi
Penatalaksanaan
❑Kuretase
❑Elektrokauterisasi
❑Bedah
137. C. Poxvirus
a. HSV
b. VZV
c. Poxvirus
d. HPV
e. MUMPS
138
Ny. L, 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keputihan yang
berbau amis, berwarna putih keabuan. Pada pemeriksaan didapatkan
clue cell +, fishy odor +, KOH -. Apakah diagnosis yang tepat pada
pasien diatas?
a. Gonorhea
b. Trichomonisasis
c. Candidiasis vulvovaginalis
d. Ulkus mole
e. Bakterial vaginosis
138
Ny. L, 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keputihan yang
berbau amis, berwarna putih keabuan. Pada pemeriksaan didapatkan
clue cell +, fishy odor +, KOH -. Apakah diagnosis yang tepat pada
pasien diatas?
a. Gonorhea
b. Trichomonisasis
c. Candidiasis vulvovaginalis
d. Ulkus mole
e. Bakterial vaginosis
FLUOR ALBUS
Disertai • Gatal
Faktor risiko: • Faktor risiko: pil Faktor risiko:
dyspareunia,
IUD, KB, DM, pakaian promiskuitas
dysuria
ketat
• Whiff test (+) • Strawberry cervix • Dinding vagina penuh • Nyeri adnexa
• pH >4,5 • pH >5,0 sekret puti5 • N. gonorrheae:
• wet mount : • Wet mount: protozoa • pH <4,5 Diplococcus
clue cells (+) motil berflagel • KOH: pseudohifa (+), Gram (-)
budding yeast
BACTERIAL CANDIDIASIS
TRICHOMONIASIS VULVOVAGINA GONORE
VAGINOSIS
Diagnosis
Diagnosis Leukore
Leukore Patologis
Patologis
Diagnosis Tanda Gejala Pemfis Khas Pem Lab
Kandidiasis Vaginitis Gatal pada vulva, vulva Duh tubuh vagina, putih 1. Gram dan KOH 10 %
(Candida albicans, lecet, dapat timbul fisura seperti susu, bergumpal, →blastospora atau
Candida sp) serta dapat terjadi tidak berbau pseudohifa
dispareunia 2. Kultur jamur dengan
media Saboraud
3. pH < 4,5
Vaginosis bakterial Duh tubuh vagina Duh putih atau abu-abu 1. Clue cells
(Gardenella Vaginalis) berbau amis dengan 2. Tes amin/Whiff test
(+)
3. pH >4,5.
Trichomoniasis Duh tubuh Vagina Duh kuning kehijauan, 1. Gambaran
(Trichomonas Vaginalis) berbau tidak enak berbusa strawberry cervix
2. Ditemukan Flagella,
motil
3. pH > 4,5
Terapi Leukore Patologis
138. E. Bakterial vaginosis
a. Gonorhea
b. Trichomonisasis
c. Candidiasis vulvovaginalis
d. Ulkus mole
e. Bakterial vaginosis
139
Tn. M, 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan timbul luka pada
kemaluan. Sebelumnya pasien ada berhubungan dengan PSK sebanyak
3 kali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya lesi soliter pada glands
penis, tidak nyeri, indurasi +, luka bersih, tepi rata. Penyebab yang
paling tepat pada pasien diatas adalah?
a. H. Ducreyi
b. Treponema pallidum
c. Poxvirus
d. Trikomonas
e. N. Gonorhea
139
Tn. M, 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan timbul luka pada
kemaluan. Sebelumnya pasien ada berhubungan dengan PSK sebanyak
3 kali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya lesi soliter pada glands
penis, tidak nyeri, indurasi +, luka bersih, tepi rata. Penyebab yang
paling tepat pada pasien diatas adalah?
a. H. Ducreyi
b. Treponema pallidum
c. Poxvirus
d. Trikomonas
e. N. Gonorhea
Ulkus Durum/Sifilis
Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik.
Sinonim: lues venerea atau lues, raja singa
Kriteria Diagnostik
• Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat
Stadium I indurasi, tidak nyeri; terdapat pembesaran kelenjar
getah bening regional.
Tindakan:
• bedah beku, bedah laser, bedah pisai, photodynamic therapy
141. B. Cryotherapy
a. Acyclovir
b. Cryotherapy
c. Tingtura Podofilin
d. Doxycycline
e. Benzatin penisilin
142
Seorang anak perempuan usia 4 tahun, ditemukan tidak bernyawa di dalam mobil
yang parkir di tempat parkir umum dekat perumahan. Dari pemeriksaan ditemukan
terdapat lebam mayat berwarna cherry red dan tidak ditemukan adanya jejas lain di
permukaan tubuh. Pemeriksaan laboratorium forensik ditemukan titer alkali dilusi
(+). Penyebab kematian yang mungkin adalah?
a. Keracunan karbon
b. Keracunan CO2
c. Keracunan CO
d. Keracunan asam karbonat
e. Keracunan deoksihemoglobin
142
Seorang anak perempuan usia 4 tahun, ditemukan tidak bernyawa di dalam mobil
yang parkir di tempat parkir umum dekat perumahan. Dari pemeriksaan ditemukan
terdapat lebam mayat berwarna cherry red dan tidak ditemukan adanya jejas lain di
permukaan tubuh. Pemeriksaan laboratorium forensik ditemukan titer alkali dilusi
(+). Penyebab kematian yang mungkin adalah?
a. Keracunan karbon
b. Keracunan CO2
c. Keracunan CO
d. Keracunan asam karbonat
e. Keracunan deoksihemoglobin
Inhalation Of Suffocating Gases
Keracunan CO
• Pada jenazah, dapat ditemukan warna lebam mayat yang berupa Cherry Red pada kulit, otot, darah
dan organ-organ interna.
• Pada keracunan CO2, darah berwarna merah gelap.
Keracunan CN (SIANIDA)
• Pemeriksaan luar jenazah dapat tercium bau amandel yang merupakan tanda patognomonik untuk
keracunan CN, dengan cara menekan dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung.
• Selain itu didapatkan sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan lebam jenazah
berwarna merah terang, karena darah kaya akan oksi hemoglobin (karena jaringan dicegah dari
penggunaan oksigen)
• Pada korban yang menelan garam alkali sianida, dapat ditemukan kelainan pada mukosa lambung
berupa korosi dan berwarna merah kecoklatan karena terbentuk hematin alkali dan pada perabaan
mukosa licin seperti sabun.
142. C. Keracunan CO
a. Keracunan karbon
b. Keracunan CO2
c. Keracunan CO
d. Keracunan asam karbonat
e. Keracunan deoksihemoglobin
143
Seorang laki-laki usia 18 tahun, ditemukan meninggal di bawah pohon
dekat lapangan setelah terjadi hujan deras. Pada pemeriksaan luar
ditemukan bercak warna kebiruan seperti cabang pohon di sekitar area
leher dan punggung. Apakah nama tanda tersebut?
a. Arborescent mark
b. Arbor vitae
c. Livor vitae
d. Algor mortis
e. Livor mortis
143
Seorang laki-laki usia 18 tahun, ditemukan meninggal di bawah pohon
dekat lapangan setelah terjadi hujan deras. Pada pemeriksaan luar
ditemukan bercak warna kebiruan seperti cabang pohon di sekitar area
leher dan punggung. Apakah nama tanda tersebut?
a. Arborescent mark
b. Arbor vitae
c. Livor vitae
d. Algor mortis
e. Livor mortis
Luka Petir
Kecelakaan akibat sambaran petir. Petir
termasuk arus searah (DC) dengan tegangan
20 juta volt dan kuat arus 20 ribu ampere.
Malpraktek pada prinsipnya merujuk pada suatu praktek profesi yang buruk karena tidak sesuai
standar profesi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dapat berupa pelanggaran terhadap standar kompetensi, standar perilaku, dan standar
pelayanan.
Tidak semua kerugian yang timbul dalam pelayanan kedokteran dapat dikategorikan malpraktek,
karena ada kerugian yang terjadi meski dokter telah melakukan tindakan sesuai standar.
Professional Misconduct
Kelalaian
• Mengamalkan sumpah • Bersikap tulus, ikhlas dan • Memperlakukan teman • Memelihara kesehatan
kedokteran menggunakan segala ilmu sejawat sebagaimana ingin • Mengikuti perkembangan
• Melaksanakan standar keterampilan untuk pasien diperlakukan ilmu pengetahuan dan
profesi • Memberikan kesempatan • Tidak boleh mengambil alih teknologi kedokteran
• Tidak dipengaruhi pihak lain pada pasien agar bisa pasien dari teman sejawat
• Hindari memuji diri berhubungan dengan kecuali ada persetujuan atau
keluarga dan beribadah berdasarkan prosedur
• Hati-hati dalam
mengumumkan dan • Merahasiakan tentang pasien
menerapkan penemuan baru • Melakukan pertolongan
• Memberi surat keterangan darurat, kecuali yakin ada
yang telah diperiksa sendiri orang lain yang bersedia dan
mampu
• Memperhatikan kepentingan
masyarakat
• Bekerjasama dengan pejabat
Pelanggaran Disiplin
Melanggar UU Praktik
Kedokteran dapat
Sanksi: moral, psikologis,
diadukan ke Majelis
teguran, pencabutan STR
Kehormatan Disiplin Ilmu
Kedokteran (MKDIK) IDI.
Contoh:
- Praktik tanpa SIP dan STR
- Menyediakan dokter pengganti tidak sesuai kompetensi
- Praktik tidak sesuai dengan SKDI (kompetensi, rujukan)
Malpraktik Hukum
Kriminal/Pidana Perdata
Euthanasia
Gugatan pasien ke pengadilan,
contoh:
Membuka rahasia jabatan
• Duty (kewajiban)
• Kesesuaian indikasi medis
• Melakukan/tidak informed consent
• Derelection of duty
• Kesesuaian dengan SOP
• Direct cause
• Hubungan sebab akibat
• Tindakah dokter yang menyebabkan cedera langsung pada pasien
• Damage
• Efek/cedera yang jelas ada.
• Administratif
• Menjalankan praktik tanpa Surat Ijin Praktek (SIP)
• Memalsukan SIP dapat diadukan ke Depkes.
144. B. Misfeasance
a. Malfeasance
b. Misfeasance
c. Nonfeasance
d. Unforeseen accident
e. Unfeaseable
145
Ny. W, usia 50 tahun datang ke RS tempat suaminya kontrol penyakit stroke
ringan yang dialami 3 bulan lalu. Istri pasien meminta rekam medis pasien
terhadap dokter yang menangani suaminya untuk mengajukan permohonan
WFH ke kantor. RS menolak memberikan rekam medis dan hanya
memberikan resume penyakit. Siapa yang berhak memiliki rekam medis?
a. Dokter
b. Pasien
c. Pasien dan keluarga
d. Pasien dan rumah sakit
e. Rumah sakit
REKAM MEDIS
Rekam Medis
Aplikasi: Karena isi Rekam Medis merupakan milik pasien, maka pada
prinsipnya tidak pada tempatnya jika dokter atau petugas medis menolak
memberitahu tentang isi Rekam Medis kepada pasiennya, kacuali pada
keadaan-keadaan tertentu yang memaksa dokter untuk bertindak sebaliknya.
Edema paru
Tardieu spot pada
perikard
Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan seperti fraktur laring,
fraktur tulang lidah dan resapan darah pada luka.
Asfiksia Mekanik
Pembekapan (smothering) Penutupan lubang
• Luka lecet geser atau lecet tekan (misalnya jejas kuku jari
tangan) pada hidung, pipi, bibir ungu.
saluran pernafasan
Penyumbatan/ penyumpalan (gagging , bagian atas:
choking)
• Asfiksia mekanik yang terjadi akibat tertutupnya rongga
mulut oleh benda asing, misalnya sapu tangan, tissue,
makanan, dan sebagainya.
• Memar atau lecet pada bagian tubuh akibat perkelahian
dengan pelaku dapat ditemukan.
• Luka memar atau robek di rongga mulut dapat
ditemukan.
• Lengan atau tungkai kadang ditemukan dalam keadaan
terikat.
Asfiksia Mekanik
Penekanan dinding saluran pernafasan:
Penjeratan (strangulation)
Gantung (hanging)
DECISION MAKER
• Mempertimbangkan keuntungan & resiko
• Mempertimbangkan penunjang yang efektif
• Mempertimbangkan cost efektif
COMMUNICATOR
• Promosi kesehatan pada individu dan Komunitas
COMMUNITY LEADER
• Menggerakan Masyarakat
MANAGER
• Bekerja sama dengan individu, organisasi, komunitas, bidan medis & non medis
147. C Decision maker
a. Care provider
b. Communicator
c. Decision maker
d. Community leader
e. Manager
148.
Dr. Alex, seorang dokter puskesmas mendapatkan pasien ibu hamil
yang mengalami anemia berat. Dokter tersebut berinisiatif untuk
merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk transfusi, namun sebelum
dirujuk dokter ini melakukan informed consent dan menanyakan
apakah ada kepercayaan pasien atau keluarga untuk tidak menerima
transfusi darah. Apakah prinsip kedokteran keluarga pada dokter ini
adalah?
a. Kolaboratif
b. Komprehensif
c. Holistik
d. Berkesinambungan
e. Koordinatif
148.
Dr. Alex, seorang dokter puskesmas mendapatkan pasien ibu hamil
yang mengalami anemia berat. Dokter tersebut berinisiatif untuk
merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk transfusi, namun sebelum
dirujuk dokter ini melakukan informed consent dan menanyakan
apakah ada kepercayaan pasien atau keluarga untuk tidak menerima
transfusi darah. Apakah prinsip kedokteran keluarga pada dokter ini
adalah?
a. Kolaboratif
b. Komprehensif
c. Holistik
d. Berkesinambungan
e. Koordinatif
Prinsip Pelayanan Kedokteran
Keluarga
Holistik
Komprehensif
Berkesinambungan/continyu
Koordinatif
Kolaboratif
Holistik
Mencakup seluruh tubuh jasmani dan rohani
pasien (whole body system), nutrisi
Puskesmas
Dinkes Kabupaten
Dinkes Provinsi
Kementrian kesehatan
Laporan W1 (Laporan Wabah)
Isi Laporan: Tempat KLB, Jumlah P/M, Gejala/tanda-
tanda.