Anda di halaman 1dari 2

Pengelolaan Keuangan BUMDES

1. Penganggaran
2. Penatausahaan

BUMDES adalah organisasi yang terpisah dari pemerintah desa

Pola pengelolaan keuangan / ketentuan yang ada di pemerintah desa tidak otomatis berlaku di
BUMDes karena ini adalah 2 entitas yang berbeda

Tapi karena Sebagian besar penyertaan modal dana BUMDes berasal dari dana APBDes – Dana Desa,
maka pengelolaan keuangan BUMDes tidak lepas dari pengelolaan keuangan desa.

Ilustrasi:

Ketika ada penyertaan dana dari Pemerintah Desa ke BUMDes, Penyertaan Dana desa ke BUMDes
mengikuti mekanisme di APBDes.

Di APBDes ada 3 pos besar, Penerimaan – Belanja – Pembiayaan

BUMdes perlu juga membuat rencana kegiatan dan anggaran BUMDes, ini posnya kurang lebih sama
dengan pos yang ada di pemerintah Desa.

Misal ada penyertaan dana desa ke BUMDes sebesar 100.000.000. Bagaimana mencatat di BUMDes?

Untuk pencatatan di Desa, Penyertaan Modal ini bukan terletak pada pos belanja, melainkan pada
Pos pembiayaan – Investasi Jangka Panjang.

Dan masuk ke BUMDes sebagai pos Pembiayaan – Penerimaan Modal.

Lazimnya sebelum ada penyertaan modal ini harus ada

1. Analisa kelayakan usaha. Isinya antara lain: a. Berapa modal yang kita perlukan, b.
Digunakan untuk apa saja dan c. Berapa keuntungan yang didapat serta berapa tahun modal
tersebut bisa balik.
2. Perdes APBDes – harus melalui Musyawarah Desa
3. Berita Acara
4. Kwitansi

Banyak BUMDes yang melalukan alokasi yang tepat untuk dana yang diperoleh dari desa, mayoritas
dialokasikan untuk fisik/peralatan mesin tanpa mencadangkan untuk modal kerja.

Misal 100.000.000 (alokasi 70% untuk Fisik peralatan/Belanja Modal dan 30% untu

Alokasi: 70.000.000 untuk belanja Modal

Idealnya untuk belanja gaji/pegawai seharusnya diambil dari penerimaan bumdes.

Tapi misal penerimaan masih 0 bagaimana? Itulah pentingnya ada modal kerja (Cadangan untuk
pegawai, operasional sampai dengan waktu tertentu kita bisa memperoleh pendapatan).

Modal kerja 30.000.000 ada di bank


PROYEKSI PENERIMAAN

Inti dari Penyusunan Anggaran yang baik adalah kemampuan Manajemen dalam membuat proyeksi
penerimaan. Pengelola BUMDes seharusnya bisa menjawab apabila ditanya brapa penerimaan yang
bisa dihasilkan dalam 1 tahun kedepan.

Dalam Analisa kelayakan usaha harus diuji perhitungan tersebut. Proyeksi penerimaan tersebut yang
akan dialokasikan ke belanja dengan proporsional (Belanja Pegawai dan operasional lainnya) serta
dicadangkan untuk surplus/laba usaha.

Dalam pembagian Laba ditetapkan di ADART

Pentingnya kita menetapkan pagu dalam RKAB, supaya punya control untuk maksimal biaya yang
bisa kita keluarkan sehingga mengakibatkan kerugian.

Ini adalah dana Masyarakat sehingga ada koridor2 yang kita perhatikan dalam Akuntabilitas
Keuangan BUMDes

Anda mungkin juga menyukai