Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Percobaan Double pipe heat exchanger ini bertujuan untuk mengetahui
unjuk kerja penukar kalor jenis pipa ganda (double pipe HE) dengan menghitung
koefisein perpindahan panas, factor kekotoran, efektivitas dan perbandingan untuk
aliran searah (co-current) dan berlawanan arah (counter current).
• Cooler
• Pompa
2.2 Bahan yang digunakan
• Air panas
• Air dingin
Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk
extreme temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface
area yang moderat (range surface area: 1 – 6000 ft2). Hairpin heat exchanger
tersedia dalam :
• Straight tubes,
Double pipe heat exchanger sangatlah berguna karena ini bisa digunakan
dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas
permukaan panas yang besar.Ukuran standar dari tees dan return head diberikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS Inner Pipe, IPS
3 1¼
2½ 1¼
3 2
4 3
(source : Kern, “Process Heat Transfer”, 1983)
Double pipe exchangers biasanya dipasang dalam 12-, 15- atau 20-ft
Panjang efektif, panjang efektif dapat membuat jarak dalam each leg over di mana
terjadi perpindahan panas dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati
the exchanger section.(Kern, 1983).
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran
dalam type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana
aliran fluida panas ada pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.
Gambar 3. Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner
tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa
cabang. Sedangkan pada aliran countercurrent, di dalam tube sebelah dalam dan
fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada
gambar 4 dan gambar 5.
a) Keuntungan
b) Kerugian
1. Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal tidak
dibangununtuk industry standar dimana pun selain ASME code.
Gambar 6. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah
dibersihkan dan pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
4. Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis
materialyang digunakan sesuai dengan temperatur dan tekanan operasi.
5. Mudah membersihkannya.
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
Penjumlahannya adalah:
f. Log Mean Temperature Difference (LMTD)
Sebelum menentukan luas permukaan panas alat penukar kalor, maka
ditentukan dulu nilai dari ΔT . ΔT dihitung berdasarkan temperatur dari fluida yang
masuk dan keluar. Selisih temperatur rata-rata logaritmik (Tlm) (logaritmic mean
overall temperature difference-LMTD) depat dihitung dengan formula berikut :
0 Atotal
Area
Atotal
Gambar13.
LMTD untuk
aliran counter
current
3. Mengatur salah satu laju alir dari fluida panas / dingin konstan.
Laju Co - Cureent
No
Alir Fluida Panas Fluida Dingin
LMTD Q mh Qh LMTD Q Mc Qc
LMTD Q mh Qh LMTD Q Mc Qc
A. Co-Current
Percobaan 1
Diketahui:
T1 = 48,4 oC
T2 = 46,5 oC
t1 = 22,4 oC
t2 = 31,5 oC
Ditanya : LMTD
LMTD = ∆𝒕𝟐 − ∆𝒕𝟏
ln(∆𝑡2/∆𝑡1)
=
(𝑇1 − 𝑡1) − (𝑇2 − 𝑡2)
𝑙𝑛(𝑇1 − 𝑡1/𝑇2 − 𝑡2)
= 20
Percobaan 2
Diketahui:
T1 = 48,4 oC
T2 = 44,8 oC
t1 = 20,3 oC
t2 = 26,2 oC
Ditanya : LMTD
LMTD = ∆𝒕𝟐 − ∆𝒕𝟏
ln(∆𝑡2/∆𝑡1)
=
(𝑇1 − 𝑟1) − (𝑇2 − 𝑡2)
𝑙𝑛(𝑇1 − 𝑡1/𝑇2 − 𝑡2)
= 23
Percobaan 3
Diketahui:
T1 = 47,9 oC
T2 = 42,4 oC
t1 = 22,0 oC
t2 = 26,4 oC
Ditanya : LMTD
LMTD = ∆𝒕𝟐 − ∆𝒕𝟏
ln(∆𝑡2/∆𝑡1)
=
(𝑇1 − 𝑇2) − (𝑇2 − 𝑇1)
𝑙𝑛(𝑇1 − 𝑡1/𝑇2 − 𝑡2)
= 20,7
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 48,4˚C x 5
+ 32 = 119,12 ˚F
9
T keluar = 46,5˚C x 5
+ 32 = 115,7 ˚F
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 3,42 ˚F
= 1809,713 Btu/hr
-Fluida Dingin
= 4,238 ft3/hr
9
T masuk = 22,4˚C x 5
+ 32 = 72,32 ˚F
9
T keluar = 31,5˚C x + 32 = 88,7 ˚F
5
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 264,578 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 16,38 ˚F
= 4333,787 Btu/hr
Percobaan 2
-Fluida Panas
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 48,5˚C x 5
+ 32 = 119,12 ˚F
9
T keluar = 44,8˚C x 5
+ 32 = 112,64 ˚F
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 6,48 ˚F
= 3428,930 Btu/hr
-Fluida Dingin
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 20,3˚C x 5
+ 32 = 68,54 ˚F
9
T keluar = 26,2˚C x + 32 = 79,16 ˚F
5
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 10,62 ˚F
= 5619,636 Btu/hr
Percobaan 3
-Fluida Panas
Q = 2𝐿 0,0353174𝑓𝑡3 60𝑚𝑖𝑛
𝑥 𝑥
min 1𝐿 1ℎ𝑟
= 4,238 ft3/hr
9
T masuk = 47,9˚C x 5
+ 32 = 118,22 ˚F
9
T keluar = 42,4˚C x 5
+ 32 = 108,32˚F
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 264,578 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 9,9 ˚F
= 2619,322 Btu/hr
-Fluida Dingin
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 22,0˚C x 5
+ 32 = 71,6 ˚F
9
T keluar = 26,4˚C x + 32 = 79,52 ˚F
5
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 7,92 ˚F
= 4190,915 Btu/hr
B. Counter -Current
Percobaan 1
Diketahui:
T1 = 48,4 oC
T2 = 45,7 oC
t1 = 18,4 oC
t2 = 26,3 oC
Ditanya : LMTD
LMTD = ∆𝒕𝟐 − ∆𝒕𝟏
ln(∆𝑡2/∆𝑡1)
=
(𝑇1 − 𝑡1) − (𝑇2 − 𝑡2)
𝑙𝑛(𝑇1 − 𝑡1/𝑇2 − 𝑡2)
= 24,5
Percobaan 2
Diketahui:
T1 = 48,5 oC
T2 = 44,7 oC
t1 = 20,6 oC
t2 = 25,3 oC
Ditanya : LMTD
LMTD = ∆𝒕𝟐 − ∆𝒕𝟏
ln(∆𝑡2/∆𝑡1)
=
(𝑇1 − 𝑡1) − (𝑇2 − 𝑡2)
𝑙𝑛(𝑇1 − 𝑡1/𝑇2 − 𝑡2)
= 23,7
Percobaan 3
Diketahui:
T1 = 48,3 oC
T2 = 42,5 oC
t1 = 21,5 oC
t2 = 25,2 oC
Ditanya : LMTD
LMTD = ∆𝒕𝟐 − ∆𝒕𝟏
ln(∆𝑡2/∆𝑡1)
=
(𝑇1 − 𝑡1) − (𝑇2 − 𝑡2)
𝑙𝑛(𝑇1 − 𝑡1/𝑇2 − 𝑡2)
= 22
Percobaan 1
-Fluida Panas
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 48,4˚C x 5
+ 32 = 119,12 ˚F
9
T keluar = 45,7˚C x + 32 = 114,26 ˚F
5
-Fluida Dingin
= 4,238 ft3/hr
9
T masuk = 18,4˚C x 5
+ 32 = 65,2 ˚F
9
T keluar = 26,3˚C x + 32 = 79,34 ˚F
5
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 264,578 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 14,22 ˚F
= 3762,303 Btu/hr
Percobaan 2
-Fluida Panas
Q = 4𝐿 0,0353174𝑓𝑡3 60𝑚𝑖𝑛
𝑥 𝑥
min 1𝐿 1ℎ𝑟
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 48,5˚C x 5
+ 32 = 119,3 ˚F
9
T keluar = 44,7˚C x 5
+ 32 = 112,46 ˚F
- Laju Alir Massa Fluida Panas (mh)
ρ Air = 62,43 lb/ ft3
ΔT = 6,84 ˚F
Cp Air = 1 btu/lb ˚F
𝑚
ρ=
v
m=ρxv
m = 62,43 lb/ ft3 x 8,476 ft3/hr
m = 529,156 lb/hr
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 6,84 ˚F
= 3619,427 Btu/hr
-Fluida Dingin
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 20 6˚C x 5
+ 32 = 69,08 ˚F
9
T keluar = 25,3˚C x + 32 = 77,54 ˚F
5
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 8,46 ˚F
= 4476,659 Btu/hr
Percobaan 3
-Fluida Panas
Q = 2𝐿 0,0353174𝑓𝑡3 60𝑚𝑖𝑛
𝑥 𝑥
min 1𝐿 1ℎ𝑟
= 4,238 ft3/hr
9
T masuk = 48,3˚C x 5
+ 32 = 118,94˚F
9
T keluar = 42,5˚C x + 32 = 108 5˚F
5
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 264,578 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 10,44 ˚F
= 2762,194 Btu/hr
-Fluida Dingin
= 8,476 ft3/hr
9
T masuk = 21,5˚C x 5
+ 32 = 70,7 ˚F
9
T keluar = 25,2˚C x 5
+ 32 = 77,36 ˚F
- Neraca Panas
Qh = m x Cp x ΔT
= 529,156 lb/hr x 1 btu/lb ˚F x 6,66 ˚F
= 3524,178 Btu/hr