Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERWASITAN
Dosen pengampuh : Rices jatra S.pd.M.Pd

DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK VIII

Desrizal Rizkiadi(206610199)
Apriati Isna Mulia (206610324)
Rezky Pratama (206610695)
Jhodi fierstiance 206610349
Insani Zikri (206610028)

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS FKIP
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan

penyusunan makalah dengan judul “Perwasitan” sebatas kemampuan yang

dimiliki dan berdasarkan beberapa referensi buku dan internet.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi suatu karya yang memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca Mengenai Perwasitan. Penulis sadar

dalam pembuatan makalah masih jauh dari kata sempurna, penulis memohon

kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2

C. TUJUAN MASALAH..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

1. Pengertian Wasit...........................................................................................3

2. Menjadi Wasit yang Ideal.............................................................................4

3. Wasit Sebagai Seorang Pemimpin................................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. KESIMPULAN...........................................................................................10

B. SARAN.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara tentang pertandingan maupun permainan olahraga maka salah

satu yang menjadi bagian di dalamnya adalah wasit. Wasit memiliki peranan yang

sangat penting dalam suatu pertandingan atau permainan olahraga, apalagi

olahraga yang menuju prestasi. Tentu saja wasit bukan penentu utama dari

pentandingan olahraga. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya pemain,

pelatih, lapangan, penonton menjadi bagian dari penentu hasil pertandingan.

Sebagai   suatu  bagian  yang sangat penting, seorang  wasit diharapkan

akan menjalankan fungsinya secara baik  dan benar dengan selalu menjunjung

tinggi  rasa keadilan dan tanggung jawab terhadap  terselenggarakannya

pertandingan. Kesukaran yang muncul di  lapangan  tidak saja disebabkan oleh 

barangkali kurang dikuasainya ‘medan’ lapangan, melainkan juga faktor-faktor

eksternal yang mendukungnya.

Dari sejumlah pengalaman pertandingan, tidak jarang wasit dijadikan

biang kebrutalan  dan ketidakpuasan baik  yang dilakukan oleh  pemain, ofisial,

maupun penonton.  Hal ini kiranya  bukan  menjadi  suatu  kendala kemajuan

dalam perwasitan, melainkan  lebih menjadikan suatu tantangan yang perlu

dihadapi  oleh wasit dalam menegakkan  otoritas dan kredibilitasnya.

Agar wasit bisa menjalankan tugas dan fungsinya, maka ia pun perlu

memiliki sifat-sifat seorang pemimpin. Selain  itu,  wasit  sebagai  pemimpin

pertandingan hendaknya juga mengenal  kepribadiannya. Kepribadian wasit

1
merupakan modal yang  sangat  utama. Dari kapasitas  ini memiliki modal dasar

yang perlu untuk menjalankan fungsi dan tugasnya di lapangan. 

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan definisi Pengertian Wasit ?

2. Jelaskan bagaimana Menjadi Wasit yang Ideal ?

3. Jelaskan bagaimana Wasit Sebagai Seorang Pemimpin ?

Setelah kita mengetahui berbagai macam rumusan masalah diatas, maka

kita bisa memberikan tujuan masalah yang dapat kita jadikan sebagai jawaban dari

permasalahn diatas, berikut adalah tujuan masalah yaitu:

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui bagaimana Pengertian Wasit

2. Untuk mengetahui bagaimana Menjadi Wasit yang Ideal

3. Untuk mengetahui bagaimana Wasit Sebagai Seorang Pemimpin

2
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Wasit

            Wasit adalah seorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya

suatu pertandingan olahraga. Wasit memiliki hak penuh selama pertandingan

kepada seluruh pemain dan pelatih dan ofisial sebuah tim.  Ada bermacam-macam

istilah wasit. Dalam bahasa Inggris dikenal referee, umpire, judge atau linesman.

Wasit dituntut agar selalu tegas, adil, disegani, dan ditakuti oleh semua pemain

dan official. Ia harus pandai, cerdik, dan tidak memihak pada salah satu tim atau

pemain tertentu. Oleh karena itu, wasit harus menguasai teknik-teknik perwasitan

dan peraturan pertandingan dengan sempurna. Seperti pemimpin pada umumnya

penampilan wasit sangat menentukan ketika ia berada di lapangan, wasit harus

tampak berwibawa dan memiliki kharisma.

            Tugas pokok seorang wasit adalah memimpin suatu pertandingan agar

pertandingan itu berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan. Sebenarnya wasit

adalah seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi orang yang dipimpinnya

agar mau berusaha untuk memperlancar pertandingan. Agar wasit dapat

melaksanakan hal itu maka ia harus memenuhi peraturan perwasitan yaitu:

  Ø  Bakat

            Menurut J.W. Bunn, perwasitan itu adalah suatu seni. Pribadi yang dapat

mengembangkan seni dari potensi dirinya diharapkan menjadi wasit yang baik.

Selain itu memerlukan bakat sehingga perwasitan juga memerlukan bakat.

  Ø  Kemauan

3
            Kemauan untuk menjadi wasit yang baik adalah modal utama dalam

mengembangkan kemampuan mewasiti. Dengan adanya kemauan yang besar akan

mendorong seorang untuk belajar mencari pengalaman dan berlatih.

  Ø  Kesegaran jasmani dan sehat

            Seorang wasit yang mempunyai kesegaran jasmani baik akan mampu

menjalankan tugasnya sebagai wasit yang baik artinya tanpa gangguan jasmaniah

orang yang sehat berarti bebas dari penyakit. Agar wasit tetap sehat sebaiknya ia

selalu melakukan latihan-latihan fisik.

  Ø  Kewibawaan

            Wasit adalah seorang pemimpin. Agar sukses dalam memimpin seorang

pemimpin harus mempunyai wibawa. Kewibawaan wasit dapat diperoleh antara

lain dengan:

a. Kepribadian wasit yang baik

b. Sikap perwujudan yang baik

c. Cara berpakaian yang sopan dan sesuai dengan situasi

d. Klasifikasi perwasitan tinggi

e. Banyak pengalaman

f. Kecakapan wasit yang baik.

  Ø  Pemusatan Perhatian

            Selama bertugas wasit harus mampu memusatkan perhatian kepada tugas

yang sedang diembannya. Seorang wasit juga harus mampu menguasai peraturan

permainan dan peraturan pertandingan. Jadi sebelum terjun memimpin

4
pertandingan seoreng wasit harus benar-benar menguasai teori perwasitan sebagai

bekal untuk kemantapan batin didalam menjalankan tugasnya.

            Untuk bias menjadi seorang wasit yang memimpin suatu pertandingan

maka seorang wasit dan pembantu-pembantunya (assisten) harus memiliki

persyaratan tertentu yaitu:

a. Memahami dan menguasai peraturan permainan dan pertandingan (suatu

cabang olahraga) secara menyeluruh

b. Mengerti dam memahami tentang teknik dan taktik olahraga yang mereka

tekuni

c. Memiliki sikap kepribadian dan mental yang baik

d. Bertindak cepat, tegas, adil dan bijaksana

e. Memiliki kesegaran jasmani yang tinggi.

2. Menjadi Wasit yang Ideal

            Untuk  menjadi wasit yang  baik,  maka ada  beberapa syarat yang  perlu 

dipenuhi, yaitu:  syarat-syarat formal dan  syarat-syarat psikologis.

a. Syarat-syarat Formal. Yaitu syarat yang harus  dipenuhi  untuk menjadi

seorang wasit. Syarat-syarat  ini sudah ditentukan dalam aturan yang  telah

ditetapkan  oleh masing-masing induk organisasi olahraga baik nasional

maupun internasional.

b. Syarat-syarat Psikologis. Yaitu  syarat-syarat khusus yang mencerminkan 

kemampuan, kepribadian  dan  cara kerja wasit yang akan bermanfaat di

dalam melakukan kepemimpinannya  di lapangan. Syarat-syarat  ini

hendaknya sudah  dimiliki  wasit dan dapat  digunakan  sebagai modal

5
untuk menjadi wasit yang ideal.

Adapun  syarat-syarat  dasar  psikologis tersebut antara lain :

a. Mempunyai  intelegensi  umum  yang  cukup baik.  Intelegensi menyangkut 

kemampuan  dasar yang dimiliki oleh seorang wasit.  Kemapuan   itu

menyangkut kemampuan dalam memahami, menganalisa  dan  mensintesa

suatu  persoalan, kemampuan antisipasi gerakan, dan kemampuan bahasa yang

cukup baik verbal maupun isyarat.

b. Mempunyai hasrat berprestasi yang baik. Seorang  wasit yang ideal dituntut

untuk selalu memiliki motivasi untuk berprestasi secara memadai. Prestasi

seorang wasit tidak saja  dilihat dari  strata  ijasah wasitnya, melainkan dilihat

dari keberhasilan dalam setiap memimpin pertandingan  dan  upaya untuk

selalu  bisa menjalankan fungsi dan tugasnya di lapangan maupun di luar

lapangan.

c. Memiliki kematangan kepribadian. Seorang  pribadi wasit yang matang  tidak

saja dilihat dari stabilitas emosionalnya, melainkan juga dari integritas

perilaku dan perbuatannya.

d. Memiliki penyesuain diri yang baik. Menyesuaikan diri dengan situasi 

pertandingan merupakan modal yang penting bagi seorang  wasit. Dengan

kemampuan penyesuain diri ini, seorang wasit akan  dengan mudah mengatasi

persoalan persoalan  yang muncul di lapangan.

e. 5.      Memiliki kepercayaan diri. Kepercayaan diri menyangkut persepsi akan

kemampuan diri dalam  mengatasi   semua persoalan yang ada. Keragu-raguan

adalah bibit dari rusaknya keputusan yang  diambil dari seorang wasit.

6
Kepercayaan  diri  seorang wasit bisa berfluktuasi, dari sangat percaya  diri

hingga  kurang percaya  diri. Pengalaman pertandingan memiliki peran  yang

cukup penting  di dalam  membentuk kepercayaan diri di samping wasit 

tersebut  memang sudah  memiliki  dasar-dasar psikologis yang baik dalam

aspek ini.

f. Teliti. Ketelitian kerja bisa menjadikan  keputusan akurat. Oleh karena itu

seorang wasit yang memiliti dasar-dasar teliti diharapkan juga bisa teliti pula

di dalam melihat persoalan dan dalam melakukan pengambilan keputusan.

g. Cukup kreatif.  Wasit perlu kreatif, guna membawa situasi pertandingan enak

ditonton. Di dalam suatu pertandingan muncul kecenderungan iramanya

menurun dan ada dalam tempo yang tinggi. Bila muncul kejadian seperti itu,

wasit perlu untuk lebih  kreatif dalam mengarahkan ritme pertandingan.

Kreativitas  wasit juga bermanfaat untuk  mengembangkan berbagai macam

keputusannya dan caranya untuk berkomunikasi dengan pemain.

h. Memiliki kemampuan dalam mengambil  keputusan. Mengambil keputusan,

menurut Wayne Weiton (1992)  meliputi kegiatan mengevaluasi lternatif  dan

membuat pilihan terhadap alternatif-alternatif itu. Dengan demikian ada

seorang wasit  dituntut untuk mengevaluasi  alternatif  dan memilih alternatif

itu berdasarkan informasi yang dilihat dan diperolehnya  dari hakim garisnya.

Modal  ini merupakan salah  satu syarat yang  sangat penting sekali bagi 

seorang wasit.

i. Memiliki dasar kepemimpinan yang baik. Stogdil (1950) yang dikutip oleh

Richard H. Cox (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan  adalah  proses

7
untuk mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang terorganisasi dalam

upayanya untuk mencapai  tujuan yang telah direncanakan dan tujuan yang

ingin  dicapai. Dari pengertian itu wasit memiliki peran didalam

mengorganisir aktivitas pelatih khususnya  di dalam mengarahkan  berhasil

dan lancarnya jalannya pertandingan.  Meskipun  wasit merupakan  diktator  

di lapangan, namun bila hal itu dijalalankan dalam  pertandingan, maka ia

tidak saja akan  dimusuhi oleh tidak  tim-tim  yang bertanding, melainkan juga

suporter  yang menonton pertandingan. Dengan adanya  persyaratan

persyaratan dasar yang telah ditentukan ini, maka  kiranya  seorang wasit akan

bisa menjadi  wasit yang baik dan berprestasi. 

3. Wasit Sebagai Seorang Pemimpin

            Ada beberapa faktor penting yang harus dimiliki seorang wasit sebagai

seorang pemimpin:

(a) confident (percaya diri);

(b) tegas dan adil;

(c) idealisme (berpijak pada nilai standar ideal);

(d) tanggung jawab tinggi

(e) egaliter;

(f) caring/tidak selfish (lebih mengutamakan kepentingan umum);

(g) dignified (bermartabat).

a. Confident (percaya diri)

Inilah syarat mutlak pertama yang mesti dimiliki siapapun yang ingin jadi

wasit. Jangan berharap dan bermimpi jadi wasit kalau tidak percaya diri.

8
Ciri pribadi wasit percaya diri adalah: Selalu menganggap setiap

pemain/atlit/official sejajar dengan dirinya, tidak lebih tinggi dan tidak

lebih rendah. Tidak menunduk atau mengangkat kepala, apapun status

orang yang dihadapi: supporter/pendukung yang fanatik, manager kaya,

tim besar, pemain elite, atau pemain yang biasa;

b. Tegas dan adil

Menjadi wasit yang tegas dan adil memang penuh resiko.  Resiko

dimusuhi, dicurigai dan bahkan menjadi sasaran kemarahan.  Tetapi

kualitas kepemimpinan wasit dalam pertandingan olahraga.  Wasit yang

adil dan tegas sangat dibutuhkan, jika tidak ada, maka pertandingan akan

berlangsung timpang dan bisa memicu anarki. Anarki artinya tidak ada

pengaturan.  Dengan kata lain, tidak ada lagi yang bisa dipercayai untuk

membuat keputusan-keputusan di dalam pertandingan.

c. Idealisme

Wasit sebagai seorang pemimpin yang baik dan memiliki kepribadian kuat

selalu bersikap idealis. Dia tidak akan kompromi pada nilai-nilai idealisme

yang prinsip; tapi rela bersikap kompromistis, elastis atau pragmatis pada

hal-hal yang tidak prinsipil. Fair Play adalah sebuah idealisme. Wasit

adalah sebuah instrument pendukungnya dan manusia adalah individu-

individunya.

d. Tanggung Jawab

Salah satu hal yang membuat induk organisasi olahraga memilih wasit

utuk  memimpin  suatu pertandingan adalah karena kita dinilai memiliki

9
tanggung jawab. Tanggung jawab itu identik/intrinsik/koheren dengan

sikap konsisten dalam ucapan dan perilaku. Tanggung jawab juga

berkaitan erat dengan sikap semangat yang stabil dari awal tugas sampai

akhir. Dan akan selalu melakukan dan menyelesaikan tugas yang diemban

dengang penuh dedikasi, tanpa peduli tugasnya mendapat apresiasi atau

kritikan bahkan makian. Karena wasit yang baik tahu, melaksanakan tugas

dan menyelesaikannya sampai tuntas adalah dalam rangka membangun

kredibilitas kepemimpinannya sendiri di masa sekarang dan masa depan.

e. Caring/Tidak Selfish atau Egois

Seorang wasit dalam pengambilan keputusan tidak egois, berusaha

mengkomunikasikan dan memerlukan bantuan asisisten wasit/pembantu

wasit dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga keputusan memang

benar-benar sesuai dengan peristiwa/kejadian yang terjadi.

f. Dignified (bermartabat)

Seorang wasit itu simbol yangg mewakili institusi dan seluruh anggotanya.

Citra baik atau buruk seorang wasit akan mempengaruhi citra institusi dan

anggotanya.

10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Wasit sebagai pemimpin petandingan olahraga harus memiliki sifat

kepemimpinan. Wasit dituntut agar berwibawa, disegani, dan ditakuti oleh semua

pemain dan official. Seorang wasit harus pandai, cerdik, dan tidak memihak pada

salah satu tim atau pemain tertentu. wasit adalah seorang pemimpin yang mampu

mempengaruhi orang yang dipimpinnya agar mau berusaha untuk memperlancar

pertandingan Akan tetapi faktor-faktor eksternal disetiap pertandingan

mempengaruhi psokologis seorang wasit sehingga keputusan yang diambil kadang

tidak tepat dan berakibat buruk. Wasit dituntut untuk memiliki kemampuan

intelegensia yang baik, kemauan berprestasi, kematangan diri, teliti, sehingga

dapat menganalisa suatu kejadian dalam suatu pertandingan dan  tepat dalam

mengambil keputusan.

Disamping percaya diri, seorang wasit harus berperilaku tegas, adil,

idealisme, tanggung jawab, egaliter, tidak egois, dan bermartabat. Dengan sifat

dan karakter tersebut, maka wasit akan mampu memimpin suatu pertandingan

dengan baik

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis menyarankan

kepada para pembaca untuk melakukan penelitian lanjut dengan pendekatan yang

lebih mendalam terhadap apa yang telah dipaparkan diatas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Gilang. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesahatan Untuk SMA

XII.

Moh. Zein. 2009. Sepakbola Indonesia Bermain dalam Aturan. PSSI

Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktik. Jakarta Erlangga

Fakultas Ilmu Keolahragaan Olahraga. UNY. Olahraga (Majalah Ilmiah).2000

Gunarsa, 2008. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia.

Herdiansyah & Nuarsyifa, 2010. Mari Belajar Sepak Bola. Bogor: PT. Regina

Eka Utama. Herman, 2011. Psikologi Olahraga. Makasar: Jurusan Pendidikan

Kepelatihan Olahraga FIK Universitas Negeri Makassar. Jurnal ILARA.

2(2): 1-7.

Komarudin, 2015. Psikologi Olahraga Latihan Keterampilan Mental dalam

Olahraga Kompetitif. Bandung: Remaja Rosdakarya

12

Anda mungkin juga menyukai