Anda di halaman 1dari 3

Alam Yang Sudah ‘Tidak Perawan’

Oleh: Rafly Muhamad Ikhsan

Alam merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting bagi manusia,
sebab manusia hidup di tengah-tengah alam ciptaan Alloh SWT. Sebelum manusia diciptakan,
alam sudah terlebih dahulu hadir untuk menampung kehidupan manusia di atas bumi Alloh
SWT.

Hadirnya manusia di bumi tiada lain adalah untuk menjadi ‘khalifah’, pemimpin di muka
bumi sebagaimana yang tercantum dalam firman Alloh SWT “‫و إذ قال ربّك للملئكة إنّي جاعل في ألرض‬
‫"خليفة‬, bahwasanya tidaklah semata-mata Alloh SWT menciptakan manusia secara sia-sia. Selain
untuk beribadah kepada Alloh SWT juga untuk menjadi penghuni bumi. Sejak belum tercipta
pun manusia memang sudah di takdirkan tinggal, menjaga dan melestarikan semua yang ada di
bumi. Semua yang ada di bumi adalah tanggung jawab manusia yang harus dijaga keindahan dan
kelestariannya.

Nabi Adam As dan Hawa adalah manusia pertama yang menginjakkan kakinya di muka
bumi setelah Alloh turunkan mereka dari Surga karena telah melanggar perintah Alloh SWT.
Namun itu semua bukan berarti bahwa jika Nabi Adam As dan Hawa tidak melanggar perintah
Alloh, semua umat manusia akan tinggal di Surga sejak dulu. Kita kembalikan lagi kepada
Firman Alloh SWT dalam surat al-Baqarah: 30, bahwasanya dari awal pun manusia memang
sudah di takdirkan untuk tinggal di bumi, bukan di Surga.

Alloh SWT menyediakan alam beserta seluruh komponen-komponen yang ada di


dalamnya untuk menunjang kebutuhan hidup manusia di bumi. Manusia dan alam sudah tidak
bisa dipisahkan lagi dari kehidupan. karena tanpa alam, manusia tidak akan bisa hidup. Sudah
menjadi kewajiban bagi manusia untuk menjaga hubungan baik dengan alam. Selain hablu
minalloh (hubungan dengan Alloh) dan hablu minannaas (hubungan dengan manusia), hablu
minal alam (hubungan baik dengan alam) juga tidak boleh dilewatkan, karena kita hidup pun
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Manusia mulai berkembang, berevolusi dari waktu ke waktu. Mulailah terbentuknya


suatu peradaban di atas bumi. Manusia mulai mencari dan memanfaatkan apa yang ada di
lingkungan sekitarnya untuk membantu mempermudah kelangsungan hidupnya dari mulai
kebutuhan sandang, pangan dan papan. Manusia mulai menggunakan akalnya untuk menciptakan
suatu perubahan, hingga sampailah pada gerenasi kita sekarang yang bisa di katakan sebagai
suatu peradaban yang modern, peradaban yang maju, yang sudah memasuki era digital, era serba
mesin dan teknologi modern. Hampir semua sendi kehidupan digantikan oleh teknologi modern.
Lapangan kerja semakin berkurang karena kerja manusia digantikan oleh mesin ciptaan manusia.
Ibaratkan kita sekarang hidup di zaman dimana kita harus berjuang melawan ciptaan bangsa kita
sendiri.

Namun itu semua tidak akan terjadi tanpa adanya bantuan dari alam. Kita bisa
menciptakan berbagai macam kemajuan teknologi karena kita mencari bahan baku yang tersedia
di alam. Kita tidak akan bisa menciptakan kertas untuk menulis, jika di bumi tidak ada
pepohonan. Kita tidak akan bisa menciptakan bangunan yang megah jika tidak ada bebatuan,
pohon, dan lain sebagainya. Semua yang kita butuhkan untuk hidup sudah tersedia di alam.
Maha Besar kasih sayang Alloh SWT kepada manusia. Tugas kita sebagai manusia hanyalah
menjaga apa yang telah Alloh titipkan kepada kita.

Tidak ada larangan bagi manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada,
hanya saja kita tidak boleh berlebihan dan harus tau bagaimana cara memanfaatkan sumber daya
alam yang baik dan benar agar tidak merusak ekosistem yang sudah ada. Banyak fenomena dan
bencana alam yang terjadi saat ini karena manusia sudah salah kaprah dalam hal pemanfaatan
sumber daya alam. Banjir bandang dan tanah longsor merupakan bencara alam yang sering
terjadi akibat keteledoran manusia. Penebangan hutan secara liar tanpa diimbangi dengan usaha
reboisasi merupakan suatu tindakan pemicu terjadinya kedua bencana tersebut. Belum lagi
masalah sampah yang sudah tidak cukup lagi untuk ditampung karena bahan plastik yang sangat
sulit terurai merupakan masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Awal mula
diciptakannya plastik adalah untuk mempermudah aktivitas manusia, namun malah berdampak
buruk bagi kelangsungan hidup. Bahkan banyak ditemukan sampah-sampah plastik di bawah laut
yang ketika dilihat sudah berumur puluhan tahun dan bentuknya masih utuh karena sulit terurai.

Manusia sudah dibutakan oleh hawa nafsu. Nafsu untuk terus memenuhi keserahakannya,
menggunduli hutan, merusak gunung, daratan, bahkan mencemari lautan dengan dalih
“memanfaatkan sumber daya alam” dan kemajuan peradaban umat manusia, tanpa sadar bahwa
perbuatannya itu sudah merusak ekosistem yang ada. Dari situlah muncul istilah “alam yang
sudah tidak perawan”, untuk menggambarkan bagaimana kondisi alam yang keindahan dan
kelestariannya sudah rusak dan tidak utuh lagi seperti semula akibat tangan-tangan manusia
yang tidak bertanggungjawab.

Kerusakan yang terjadi di bumi di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri sebagaimana
yang tercantum dalam firman Alloh SWT " ‫ "ظهر الفساد في الب ّر و البحر بما كسبت أيد النّاس‬yang artinya
telah nampak kerusakan di darat dan di laut karena disebabkan oleh tangan-tangan manusia (QS.
Ar-Rum: 41). Artinya fenomena kerusakan yang terjadi sekarang adalah akibat dari perbuatan
manusia itu sendiri. Hanya saja manusia kadang menyalahkan kehendak Alloh SWT atas
bencana alam yang terjadi. Seperti halnya longsor dan banjir, mereka menyalahkan kondisi curah
hujan yang tinggi, tanpa di sadari bahwa itu terjadi akibat ulahnya sendiri.

Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai manusia, khalifah di bumi,
pemegang amanah Alloh SWT untuk menjaga kelestarian alam, karena itu semua tidak lain
untuk kelangsungan hidup kita dan generasi kita ke depannya. Jaga kelestarian alam, jaga
keindahan alam yang sudah Alloh ciptakan untuk kita semua, jangan sampai di masa mendatang,
para generasi penerus kita tidak tau seperti apa hakikat keindahan alam yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai