Bab Ii Baru
Bab Ii Baru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok 1 2-1
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
F
σ= .................................................(2.1)
A
Dengan keterangan :
σ = Tegangan
F = Besarnya gaya yang bekerja pada percontohan batuan pada batuan
pada saat terjadi keruntuhan (failure)
A = Luas penampang percontohan batuan yang diuji
Kelompok 1 2-2
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.1.
Hubungan Stress-Strain
Kelompok 1 2-3
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Sumber: temonseojadi.com
Gambar 2.2.
Regangan yang dihasilkan dari pengujian kuat tekan batuan
(a) regangan aksial, (b) regangan lateral dan (c) regangan volumik
Kita dapat membagi material menjadi 2 (dua) kelas didasarkan atas sifat
perilaku dari material ketika dikenakan gaya tegangan padanya, yaitu material
yang bersifat retas (brittle material) kemudian material yang bersifat lentur
(ductile material) (Anonim, 2013).
Kelompok 1 2-4
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.3.
Brittle and Ductile Material
2.3. Karakteristik Batuan
Wn−Wo
h. Derajad kejenuhan = ×100 %
Ww−Wo
Kelompok 1 2-5
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Ww−Wo
i. Porositas = ×100 %
Ww−Ws
n
j. Void ratio =
1−n
Kelompok 1 2-6
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Kelompok 1 2-7
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
pengujian kuat tekan digunakan yaitu 2 < l/D < 2,5. Semakin besar maka kuat
tekannya bertambah kecil seperti ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini.
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.4.
Penyebaran tegangan didalam percontoh batu (a) teoritis dan
(b) eksperimental, (c) Bentuk pecahan teoritis dan (d) Bentuk pecahan
eksperimental
Kelompok 1 2-8
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.5.
Kodisi tegangan didalam percontoh untuk l/D berbeda
(a) l/D = 1 (b) l/D = 2
2.4.2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung (Indirect Tensile Strength Test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari contoh
batu berbentuk silinder secara tak langsung. Uji ini dikenal sebagai uji tarik Brazil
(Brazilian Test). Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada uji kuat
tekan. Rumus kuat tarik yang digunakan adalah:
P
σ= ..............................................(2.9)
πRh
Keterangan :
P = Beban (kg)
π = 3,14
R = Jari-jari percontoh (cm)
h = Tinggi percontoh (cm)
Kelompok 1 2-9
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Gambar 2.6.
(a,b) Kurva tegangan-regangan, (c) Kurva regangan-waktu
untuk perilaku elastik linier dan elastik non linier
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.7.
(a) Kurva tegangan-regangan dan (b) Kurva regangan-waktu
untuk perilaku batuan elasto plastik
Kelompok 1 2-10
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Sesudah itu kurva menjadi linier sampai batas tegangan tertentu yang kita
kenal dengan batas elastik lalu terbentuk rekahan baru dengan perambatan
stabil sehingga kurva tetap linier. Sesudah batas elastik dilewati, maka
perambatan rekahan menjadi tidak stabil, kurva tidak linier lagi dan tidak berapa
lama kemudian batuan akan hancur. Titik hancur ini menyatakan kekuatan
batuan. Kekuatan batuan yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan di laboratorium
sangat dipengaruhi oleh lamanya uji tersebut berlangsung.
2.5.2. Creep dan Relaksasi Batuan
Creep merupakan deformasi gradual batuan secara perlahan-lahan
karena pengaruh luar atau pengaruh massanya sendiri. Uji creep adalah salah
satu alternatif untuk mengetahui perilaku serta mendapatkan kekuatan jangka
panjang batuan secara langsung.
Seperti pada creep batuan, relaksasi batuan juga akan terjadi di daerah
yang sama ketika terjadi tegangan-regangan. Relaksasi batuan terbagi atas
relaksasi stabil, relaksasi kestabilan semu, relaksasi tidak stabil dan tidak ada
relaksasi.
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.8.
Kurva tegangan-regangan hasil pengujian kuat tekan batuan
Kelompok 1 2-11
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
∆σ
E= ..................................................
∆ εa
(2.10)
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (MPa)
Δσ = Perubahan tegangan (MPa)
Δεa = Perubahan regangan aksial (%)
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.9.
Kurva tegangan-regangan
Kelompok 1 2-12
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan nilai modulus
elastisitas yaitu :
a. Tangent Young’s Modulus,
Tengent Young’s Modulus yaitu perbandingan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial yang dihitung pada persentase tetap dari nilai kuat
tekan. Umumnya diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
b. Average Young’s Modulus
Average Young’s Modulus yaitu perbandingan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial yang dihitung pada bagian linier dari kurva tegangan-
tegangan.
c. Secant Young’s Modulus
Secant Young’s Modulus yaitu perbandingan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial yang dihitung dengan membuat garis lurus.
Umumnya diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
(Anonim, 2013)
2.6.2. Nisbah Poisson (Poisson’s Ratio)
Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara
regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan adanya
pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat adanya tegangan dalam
arah aksial. Sifat mekanik ini dapat ditentukan dengan persamaan :
ε li
E= ..................................................(2.11)
ε ai
Keterangan:
V = Nisbah Poisson
εl = regangan lateral (%)
εa = regangan aksial (%)
Kelompok 1 2-13
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Teori Mohr menganggap bahwa ntuk suatu keadaan tegangan 1 > 2 >
3 (intermediate stress) tidak mempengaruhi failure batuan dan kuat tarik tidak
sama dengan kuat tekan. Teori ini didasarkan pada hipotesa bahwa tegangan
normal dan tegangan geser yang bekerja pada permukaan rupture (pecah)
memainkan peranan pada proses failure batuan.
2.7.2. Kriteria Mohr-Coulomb
Teori Mohr-Coulomb adalah model matematika untuk menggambarkan
respons bahan rapuh seperti beton, atau tumpukan puing-puing, untuk tegangan
geser dan tegangan normal. Umumnya teori ini berlaku untuk bahan yang
kekuatan tekannya jauh melebihi kekuatan tarik. Secara spesifiknya, teori ini
digunakan untuk mendefinisikan kekuatan geser dari tanah dan batuan pada
tegangan efektif. Bila suatu titik pada sembarang bidang dari suatu massa tanah
memiliki tegangan geser yang sama dengan kekuatan gesernya, maka
keruntuhan akan terjadi pada titik tersebut.
Sumber: temonsoejadi.com
Gambar 2.10.
Kriteria Mohr
Kelompok 1 2-14
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
ataupun gas bumi. Persentase rongga yang terisi oleh fluida dikenal dengan
istilah kejenuhan fluida, untuk air dinamakan saturasi air, untuk hidrokarbon
(minyak dan gas bumi) dikenal dengan saturasi hidrokarbon.
Sumber: ensiklopediseismik.blogspot.com
Gambar 2.11.
Densitas Batuan
Kelompok 1 2-15
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Tabel 2.1.
Tabel Jenis Batuan Kuat Tekan (MPa) Kuat Tarik (MPa) Kuat
tekan Batuan Intrusif
Granit 1000-2800 40-250
Diorit 1800-3000 150-300
Gabro 1500-3000 50-300
Dolerit 2000-3500 150-350
Batuan Ekstrusif
Riolit 800-1600 50-90
Dasit 800-1600 30-80
Andesit 400-3200 50-110
Basal 800-4200 60-300
Tufa Vulkanik 50-600 5-45
Batuan Sedimen
Batupasir 200-1700 40-250
Batugamping 300-2500 50-250
Dolomit 800-2500 150-250
Serpih 100-1000 20-100
Batubara 50-500 20-50
Batuan Metamorfik
Kuarsit 1500-3000 100-300
Gneiss 500-2500 40-200
Marmer 1000-2500 70-200
Sabak 1000-2000 70-200
uniaksial dan kuat tarik dari beberapa jenis batuan
Kelompok 1 2-16
Laporan Praktikum Mekanika Batuan 2013
Kelompok 1 2-17