Masa puber -- ?
• umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun.
Hurlock (1990):
• pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih
mendekati masa dewasa.
REMAJA
• Masa transisi
• sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa
dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990)
• Bagian masa dewasa proses kematangan semua organ tubuh & kematangan kognitif yang
ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990).
PERKEMBANGAN REMAJA
• Perkembangan Fisik
• Perkembangan Kognitif
• Perkembangan Sosioemosional
Namun memilih mempertahankan relasi dengan teman-teman sebaya yang positif, merasa terancam
bila ia menonjol di bidang matematika
Periode peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya tanpa terputus dengan perubahan
yang terjadi sebelurnnya
Status Remaja
Remaja tidak dapat lagi dikatakan seorang anak tetapi bukan juga orang dewasa
1. Meningginya emosi
2. Perubahan tubuh
• Dua alasan:
• Pertama: ketika masa kanak-kanak, masalah yang ada sering kali diselesaikan oleh orang
lain
Ketika beranjak remaja, mereka belum terbiasa menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka
sendiri
• Kedua, remaja merasa dirinya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan
orang lain
• Remaja mengangkat diri sendiri sebagai individu dengan menggunakan simbol status yang
berbentuk barang-barang yang mudah terlihat
• Banyak orang dewasa yang merasa khawatir bahkan ketakutan saat seorang anak sedang
melewati masa remajanya.
• Orang dewasa seringkali merasa bahwa remaja masih anak-anak dan tidak bisa bertanggung
jawab dan menjaga, dirinya sendiri. Dan anggapan seperti itu dapat membuat peralihan remaja
ke masa dewasa menjadi sulit.
• Menjelang akhir masa remaja mereka akan merasa kebebasannya hilang untuk selamanya
• Remaja merasa, jika sudah dewasa mereka akan punya tanggung jawab yang lebih besar dan itu
membuat mereka merasa tidak bebas lagi dan tidak siap menuju masa dewasa.
Havighurst (1991):
• memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan
sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
Tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan
krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya.
Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat
menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di
masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya
menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap,
nilai, serta minat yang dimilikinya.
PUBERTAS
• Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
fungsi seksual.
• Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat.
• Pubertas dini pada remaja bahan kimia mempunyai efek yang mirip dengan hormon estrogen
Ciri-ciri:
• Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan
seks.
• Pubertas terjadi dari kerja hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem
kelenjar penghasil hormon tubuh)
• Tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi berfungsi dan tubuh
kita mengalami perubahan.
• Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh kita
sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.
PERKEMBANGAN FISIK
• Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan
keterampilan motorik.
• Pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksi.
Perubahan Eksternal
• Tinggi, anak perempuan rata-rata mencapai tinggi yang matang antara usia tujuhbelas dan
delapan belas tahun, dan anak laki-laki setahun sesudahnya
• Berat, perubahan berat badan umumnya bersamaan dengan perubahan tinggi badan.
Umumnya tinggi badan akan menyebar ke seluruh tubuh
• Proporsi tubuh, lambat laun anggota tubuh akan mengalami perbandingan tubuh yang baik
• Organ seks, akan mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya
belum matang sampai beberapa tahun kemudian
• Ciri-ciri seks sekunder, akan berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa
remaja
Perubahan Internal
• Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus
bertambah panjang dan bertambah besar.
• Sistem peredaran darah, jantung tumbuh pesat selama masa remaja, dan pada usia 17 atau 18
tahun, beratnya mencapai 12 kali berat pada waktu lahir.
• Sistem pernapasan, anak perempuan mempunyai kapasitas paru-paru yang hampir matang pada
usia 17 tahun, dan pada anak laki-laki akan terjadi beberapa tahun kemudian
Remaja menggunakan kekuatan yang baru diperoleh untuk mengatasi setiap kecanggungan
yang timbul kemudian.
• Anak laki-laki umumnya menunjukkan peningkatan kekuatan terbesar setelah usia 14 tahun
• Anak perempuan menunjukkan kemajuan sampai usia ini dan kemudian ketinggalan, karena
perubahan ini lebih daripada kurangnya kemampuan. Anak perempuan umumnya mencapai
kekuatan maksimum kira kira ada 17 tahun, sedangkan anak laki-laki belum mencapai kekuatan
maksimum sebelum berusia 21 atau 22 tahun.
• Ketidakpuasan salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya
harga diri selama masa remaja.
• Mengembangkan citra diri individual dengan menggambarkan tubuh ideal mereka bercermin
berjam-jam
• Meningkat kualitas dan kompetensi diri pada masa pubertas pentingnya memanfaatkan
waktu luang dengan produktif dan menggali kompetensi akademis dan non-akademis
• Anak laki-laki yang lebih cepat matang (early maturing) memahami diri mereka dengan lebih
positif dan lebih berhasil menjalin relasi dengan teman sebaya daripada rekan-rekan mereka
yang terlambat matang (late maturing).
• Peneliti menemukan bahwa kematangan yang lebih awal pada anak-anak perempuan
rentan
• Masalah: merokok, minum alkohol, depresi, memiliki gangguan makan; menuntut kemandirian
lebih awal dari orangtua dan memiliki teman-teman yang lebih tua; dan tubuh mereka
mengundang respon dari anak laki-laki yang mengarah pada berkencan lebih dini dan
pengalaman seksual lebih awal.
• memiliki prestasi akademis dan pekerjaan yang lebih rendah pada masa dewasa
Dibandingkan pada anak perempuan yang lebih lambat matang.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
• Piaget: operasional formal
• Hipotesis
• dalil-dalil
• Remaja semakin berpikir tentang pemikiran itu sendiri perlu pendampingan karena
berpotensi mengandung bahaya
• IDEALIS
• membandingkan diri mereka sendiri & orang lain standar-standar ideal memengaruhi
perkembangan psikososial (kohesifitas kelompok)
• Mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-
masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis
CIRI-CIRI KOGNITIF
kemantapannya.
PERSONAL FABLE
• Personal fabel: keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus
yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta
sebenarnya.
Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum
alam.
• Belief egosentric ini mendorong perilaku merusak diri (self-destructive) oleh remaja yang
berpikir bahwa diri mereka secara magic terlindung dari bahaya.
IMAGINARY AUDIENCE
• Keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya
sendiri.
• Perilaku mengundang perhatian, umum terjadi pada masa remaja, mencerminkan egosentrisme
dan keinginan untuk tampil di atas pentas, diperhatikan, dan terlihat.
Contoh: remaja perempuan yang menganggap bahwa semua mata terpaku kepada corak
kulitnya karena ada cacat kecil sekali pada wajahnya
• Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan
menyatakan emosi secara unik
• Perkembangan kepribadian pencarian identitas diri, proses menjadi seorang yang unik
dengan peran yang penting dalam hidup
• Perkembangan sosial lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua,
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok
teman sebaya (Conger, 1991).
• Remaja lebih banyak di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok
Pengaruh teman teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih
besar daripada pengaruh keluarga
• Misal: sebagian remaja mengetahui bahwa apabila mereka memakai model yang sama dengan
pakaian anggota kelompok yang popular, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh
kelompok menjadi lebih besar konformitas
1. EMOSI
2. SOSIAL
3. MORAL
4. KEAGAMAAN
5. KEPRIBADIAN
A. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pengertian Emosi
Emosi :
Berasal dari Bahasa latin : “Emovere” (Keluar) to stir up or agitate or excite
KBBI : perasaan dan pikiran
Luapan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat.
Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan,
kecintaan, kemarahan, dll)
Emosi dan regulasi emosi merupakan pusat keberfungsian manusia yang sehat (berkaitan
dengan keberfungsian kognitif, sosial, moral dan kesehatan mental).
Emosi berkaitan dengan pusat kapasitas individu dalam mencapai kebermaknaan hidup
Emosi memengaruhi bagaimana cara individu menghadapi persoalan (coping style) dan
kapasitas dirinya dalam menampilan suatu perilaku atau dalam membina hubungan sosial.
B. Macam-Macam Emosi
Menurut Paul Eckman, manusia itu punya 6 emosi dasar, yaitu:
- Sedih
- Takut
- Bahagia
- Jijik
- Terkejut
- Marah
C. Karakteristik Emosi Pada Remaja
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.
Sering disebut dengan periode “Storm & Stress” (Badai dan tekanan), yaitu suatu masa
dimana ketegangan emosional sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual memengaruhi perkembangan emosi
atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan yang baru dialami
Misalnya cinta, rindu, keinginan berkenalan lebih dekat dengan lawan jenis.
Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan
reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya
bersifat negatif dan temperamental (Mudah tersinggung / marah, mudah sedih/
murung). Pada usai remaja akhir, sudah lebih mampu mengendalikan emosianya.
Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang akan dicapai
oleh remaja. Namun demikian, proses pencapaiannya bukanlah hal yang mudah bagi
remaja Why ?
Proses pencapaian kematangan emosionalitas sangat dipengaruhi oleh sosio emosional
lingkungannya, terutama keluarga dan kelompok teman sebagaya.
Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif (kondisinya diwarnai oleh hubungan yang
harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung jawab),
makaremaja cenderung dapat mencapai keatangan emosionalnya.
Sebaliknya, apabila kurang dipersiapkan untuk memahami peran-perannya dan kurang
mendapatkan perhatian dan kasih saying dari orangtua atau pengakuan teman sebaya
mereka akan mengalamai kecemasan, perasaan tertekan atau ketidaknyaman
emosional.
Challenge:
Mood swing terutama di awal remaja
Kesulitan membuat label (menamai) dan membicarakan emosi yang tengah dialaminya
Kesulitan menginterpretasi emosi orang lain dan kecenderungan perilaku yang mengiringinya.
Menunjukkan perilaku menarik diri (Internalizing behaviour) atau perilaku ekspersi/acting out
(Exertalizing emotions)
Memiliki asumsi bahwa perasaan yang muncul adalah merepresentasikan keadaan yang
sebenarnya (belum bisa memahami emosi dibalik suatu perilaku)
Peluang:
Telah berkembang kesediaan dan kemauan untuk memahami beragam emosi.
Berkembang keinginan untuk memahami atau mengerti perasaan orang lain
Mampu merasakan emosi yang mendalam
Mampu untuk belajar memilah antara pikiran dan perilaku dengan perasaan/emosi
Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional yang mungkin dialami remaja, tidak sedikit
remaja yang mereaksinya secara defensif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan dirinya.
Bentuk-bentuk ketidaknyamanan emosional yang sering muncul pada masa remaja :
a. Kecemasan (anxiety) - insecure
b. Perasan tertekan (stress)
c. Frustrasi
d. Marah/Impulsifitas (anger)
Reaksi dapat tampil dalam tingkah laku:
a) Agresif melawan, keras kepala, bertengkar & senang mengganggu
Externalizing Behaviour
b) Melarikan diri dari kenyataan melamun, pendiam, senang menyendiri,
minum minum keras, penyalagunaan narkoba Internalizing Behaviour
Kualitas perkembangan emosi pada remaja akhir lebih terintegrasi dengan baik, seiring dengan
meningkatnya kapasitas kognitifnya.
Mengidentifikasi emosi yang dialami oleh orang lain (tengah dihadapo oleh orang lain)
Belajar bagaimana mendampingi orang lain melalui emosi (perosoalan)nya tanpa ikut
mengalami emosi (persoalan) orang lain tersebut
DEWASA AWAL
- Masa beranjak dewasa adalah waktu ketika kebanyakan individu aktif secara
seksual dan akan menikah.
- Orang dalam masa beranjak dewasa melakukan hubungan seks dengan lebih
banyak orang dibanding orang dewasa muda, tapi frekuensi mereka
berhubungan seks lebih jarang.
- Seks bebas lebih lazim ketika beranjak dewasa daripada dewasa muda.
Penyalahgunaan obat
- Tahap-tahap kognitif
Menurut Piaget = berpikir formal oprasional seperti usia remaja (11-15 tahun), yaitu cara berpikir
yang lebih logis, abstrak, dan idealistic, namun dari segi kuantitas jumlah pengetahuan orang
dewasa lebih besar dibandingkan remaja sehingga mereka berpikir lebih sistematis dan terampil.
Kreativitas
Puncak kreativitas diraih di masa dewasa, seringkali di usia empat puluhan, setelah itu menurun.
Meskipun demikian, terdapat variasi ekstensif individu untuk hasil kreatif tentang hidup seseorang.
Perkembangan Karier
-Di sisa masa dewasa awal, mereka berusaha memulai dan meniti kariernya. Mereka mencari kestabilan
karier awal I bidang tertentu , meningkatkan karier dan mempebaiki keadaan finansial.
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya individu memasuki peran kehidupan yang lebih
luas.
Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih
muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan
kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa
kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan individu melibatkan secara
khusus dalam karir, pernikahan dan hidup keluarga.
Erikson : perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ditandai dengan 3 gejala :
a. Keintiman (Intimacy),
Masa dewasa awal adalah masa transisi dalam kehidupan sosial, perubahan dari kehidupan
bersama keluarga/orangtua beralih pada kehidupan mandiri dan sosial yang lebih luas. Transisi
membutuhkan penyesuai diri dan penyesuaian sosial – beresiko munculnya kesepian.
Pada mahasiswa terjadi perubahan tempat tinggal juga, sehingga perlu penyesuaian diri dengan
budaya setempat. Transisi juga terjadi ketika mahasiswa telah selesai masa kuliah (masuk
periode mencari kerja/memasuki dunia kerja)
1. Ubah pola relasi sosial yang ada – perlu meluaskan relasi dengan membangunrelasi-
relasi mutualisme yang baru.
2. Ubah kebutuhan sosial dan dorongan relasi sosial – mencoba eksplorasi aktifitas-
aktifitas yang dapat dilakukan sendiri (mencari kesibukan dalam bentuk kegiatan yang
dapat dilakukan secaa mandiri / bukan aktifitas yg membutuhkan keterlibatan orang
lain) – lama kelamaan akan menjadi pribadi yang produktif. Berpeluang ‘menemukan’
komunitas yang sama
Praktikkan kecakapan dalam menolong atau membina hubungan baik, seperti bersikap
ramah dan menyenangjan, mau memahami orang lain, jujur dan dapat dipercaya, dapat
bekerja sama dan mau berbagi, mengembangkan keterampilan mendengar aktif, sikap
positif dan memberikan komentar yang positif kepada orang lain.
b. Membangun Kehidupan Pernikahan & Berkeluarga (Marriage – Parenting & Family Life)
Tema-tema yang sering menjadi topik dalam memahami kehidupan psikososial masa dewasa
awal yag berkaitan denga kehidupan perkawinan antara lain:
• Arti penting tahap ini adalah individu belajar menyiapkan diri untuk menjalani
kehidupannya secara lebih mandiri sebelum bersatu dengan orang lain untuk
membentuk keluarga sendiri.
• Hal Penting :
• Menerima segala macam keadaan yang harus dijalani dengan baik, yang muncul akibat
adanya transisi kehidupan (dibawah pengelolaan orangtua menuju hidup mandiri)
• Tahap ini merupakan tahap bersatunya dua individu yang berasal dari keluarga atau
latar belakang yang berbeda untuk membentuk suatu unit keluarga baru.
• Tahap ini membawa konsekuensi bagi individu bahwa individu harus mampu adaptif
degan perubahan-perubahan yang terjadi dan memiliki komitmen dengan hadirnya
system yang baru
• Pada tahap ini, individu berubah tingkatan generasinya, berubah menjadi orangtua
(pengasuh anak)
- Stres pengasuhan
• Ditandai dengan adanya anak remaja dalam keluar (memiliki anak remaja)
• Pada tahap ini, individu terjadi perubahan pola pengasuhan (sebelumnya mengasuh
anak-anak (bayi – anak sekolah).
• Orangtua diharapkan memiliki kemampuan mengelola emosi agar tetap tenagn dalam
menghadapi reaksi negative yang ditunjukkan anak remajanya.
• Anak yang telah dewasa memasuki kehidupan pribadinya dan membentuk keluarga
baru.
• Proses menua
• Memasuki masa pensiun
Krisis yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa dibedakan dalam dalan 2 kelompok :
Seiring perkembangan zaman, terjadi perubahan gaya hidup pada orang dewasa. Kehidupan
tersebut merupakan jalan yang dipilih oleh individu
Bentuk-bentuk kehidupan yang dijalani orang dewasa yang terkait dengan keluarga, antara lain :
- Single-career families
- Dual-career families
- Single parent families
- Pengasuhan anak oleh ibu
- Pengasuhan anak oleh ayah
- Pengasuhan anak secara bersama (join custody)
- Keluarga Tiri atau keluarga akibat pernikahan kedua dan seterusnya (remarriage)
- Keluarga besar dan kkerabatan
- Single adulthood
- Homoseksual parenting
Tahap perkembangan psikososial masa dewasa awal menurut Erik Erikson : Intimacy or Isolation.
Dalam menjalin relasi dengan pasangan dan kehidupan keluarga perlu dapat terbina intimitas.
Intimitas merupakan bentuk cinta yang lebih didasarkan pada perasaan emosionalitas tentang
kehangatan, kedekatan dan adanya kesediaan untuk berbagi dalam hubungan. Intimitas dapat
memengaruhi kepuasan hubungan dengan pasangan dan terciptanya kebahagiaan.
Namun, tidak semua individu dapat mengembangkan intimitas. Individu yang mengalami
kesulitan membina intimitas, akan mengalami isolasi dan berpotensi mengalami kesepian.
Menurut teori Perkembangan Psikososial Erikson, Intimitas dapat berkembang pada masa
dewasa jika pada masa sebelumnya indiviu memiliki pengalaman hidup yang positif dan telah
terbentuk identitas diri yang positif. Individu tersebut mampu mengembangkan pola kelekatan
yang aman (secure Attachment)
a. Intimate style
b. Preintimate style
c. Steriotiped style
d. Pesudo-intimate style
e. Isolated style
a. Secure attachment
b. Dissmissive aoidant
c. Anxious/preoccupied
d. Fearfull avoidant
Individu yang telah dewasa, harus mencapai kematangan dalam menjalin relasi : mampu
mengembangkan kelekatan yang mantap, dan dapat mengembangkan kemandirian (berani
meminkul tanggung jawab personal).
a. The self-focused level – perspektif seseorang terhadap orang lain atau tentang suatu
hubungan berfokus pada bagimana hubungan atau orang tersebut memengaruhi diri
seseorang
b. The role-focused – jika seseornga meulai dapat memahami orang lain sebagai individu
yang memiliki hak masing-masing. Proses ketangan menekankan penerimaan sosial.