Anda di halaman 1dari 23

PENGERTIAN REMAJA

“Remaja"  bahasa latin  adolescere

Arti: to grow atau to grow maturity

Masa puber -- ?

Papalia dan Olds (2001):

• masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

• umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun.

Hurlock (1990):

• masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun)

• masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun)

• pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih
mendekati masa dewasa.

REMAJA

• Masa transisi

• sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa
dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990)

• Bagian masa anak  proses pertumbuhan biologis

• Bagian masa dewasa  proses kematangan semua organ tubuh & kematangan kognitif yang
ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990).

PERKEMBANGAN REMAJA

• Perkembangan Fisik

• Perkembangan Kognitif

• Perkembangan Sosioemosional

CIRI-CIRI MASA REMAJA

1. Masa remaja sebagai periode yang penting

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

3. Masa remaja sebagai periode perubahan

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

5. Masa mencari masa identitas


6. Masa remaja  usia yg menimbulkan ketakutan

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

8. Masa remaja sebagai ambang masa menjelang dewasa

MASA REMAJA SEBAGAI PERIODE YANG PENTING

• Periode penting karena akibat fisik dan akibat psikologis.

• Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental

Perlunya penyesuaian mental dan

pembentukan sikap, nilai dan minat baru

• Pengambilan keputusan remaja

• Misalnya, siswa perempuan kelas sembilan  pandai matematika

Namun memilih mempertahankan relasi dengan teman-teman sebaya yang positif, merasa terancam
bila ia menonjol di bidang matematika

• Remaja yang narkoba  gagal mempertimbangkan semua

informasi yang relevan

 situasi-situasi yang menekan

 tidak adanya pilihan

MASA REMAJA SEBAGAI PERIODE PERALIHAN

Periode peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya tanpa terputus dengan perubahan
yang terjadi sebelurnnya

Status Remaja

Remaja tidak dapat lagi dikatakan seorang anak tetapi bukan juga orang dewasa

MASA REMAJA SEBAGAI PERIODE PERUBAHAN

• Perubahan yang universal:

1. Meningginya emosi

2. Perubahan tubuh

3. Perubahan minat dan peran

4. Perubahan pola perilaku dan nilai


5. Remaja bersikap ambivalen terhadap suatu perubahan. Mereka sering menuntut hak haknya.
Tetapi terkadang mereka mereka juga sering takut untuk bertanggung jawab -- proses
individuasi

MASA REMAJA SEBAGAI USIA BERMASALAH

• Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi.

• Dua alasan:

• Pertama: ketika masa kanak-kanak, masalah yang ada sering kali diselesaikan oleh orang
lain

 Ketika beranjak remaja, mereka belum terbiasa menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka
sendiri

• Kedua, remaja merasa dirinya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan
orang lain

MASA MENCARI IDENTITAS

• Identitas  penjelasan siapa dirinya, dan apa peranannya dalam masyarakat

• Remaja mengangkat diri sendiri sebagai individu dengan menggunakan simbol status yang
berbentuk barang-barang yang mudah terlihat

MASA REMAJA SEBAGAI USIA YANG MENIMBULKAN KETAKUTAN

• Banyak orang dewasa yang merasa khawatir bahkan ketakutan saat seorang anak sedang
melewati masa remajanya.

• Orang dewasa seringkali merasa bahwa remaja masih anak-anak dan tidak bisa bertanggung
jawab dan menjaga, dirinya sendiri. Dan anggapan seperti itu dapat membuat peralihan remaja
ke masa dewasa menjadi sulit.

MASA REMAJA SEBAGAI MASA YANG TIDAK REALISTIK

• Cita-citanya tidak realistik

• Jika cita-cita tidak terrealisasikan  sakit hati

• Menjelang akhir masa remaja mereka akan merasa kebebasannya hilang untuk selamanya

• Remaja merasa, jika sudah dewasa mereka akan punya tanggung jawab yang lebih besar dan itu
membuat mereka merasa tidak bebas lagi dan tidak siap menuju masa dewasa.

MASA REMAJA SEBAGAI AMBANG MASA MENJELANG DEWASA

• Belum siap meninggalkan masa remajanya dan beralih ke masa dewasa

• Banyak melakukan tindakan-tindakan yang negatif

• Merokok, minumanminuman keras, dan melakukan "free sex".


• Mereka menganggap dengan melakukan hal tersebut mereka sudah mendapat citranya.

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Havighurst (1991):

• memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan
sebaya, baik laki-laki maupun perempuan

• memperoleh peranan sosial

• menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif

• memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

• mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri

• memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan

• mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga

• membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup

Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001)

 Tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan
krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya.

 Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat
menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di
masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).

 Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya
menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap,
nilai, serta minat yang dimilikinya.

PUBERTAS

• Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
fungsi seksual.

• Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat.

• Perempuan  menstruasi pertama (menarche)

• Laki-laki  mimpi basah

• Pubertas dini pada remaja  bahan kimia mempunyai efek yang mirip dengan hormon estrogen

Ciri-ciri:

• suara yang mulai berubah

• tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu


• payudara membesar untuk seorang gadis

• Anak perempuan  muncul pada usia 10 tahun ke atas

• Anak laki-laki  pada usia 11 tahun ke atas

• Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan
seks.

• Pubertas terjadi dari kerja hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem
kelenjar penghasil hormon tubuh)

• Tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi berfungsi dan tubuh
kita mengalami perubahan.

• Perempuan: estrogen dan progesteron di indung telur

• Laki-laki: testosteron di testis

• Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh kita
sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.

PERKEMBANGAN FISIK

• Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan
keterampilan motorik.

• Pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksi.

• Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak.

Perubahan Eksternal

• Tinggi, anak perempuan rata-rata mencapai tinggi yang matang antara usia tujuhbelas dan
delapan belas tahun, dan anak laki-laki setahun sesudahnya

• Berat, perubahan berat badan umumnya bersamaan dengan perubahan tinggi badan.
Umumnya tinggi badan akan menyebar ke seluruh tubuh

• Proporsi tubuh, lambat laun anggota tubuh akan mengalami perbandingan tubuh yang baik

• Organ seks, akan mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya
belum matang sampai beberapa tahun kemudian

• Ciri-ciri seks sekunder, akan berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa
remaja

Perubahan Internal

• Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus
bertambah panjang dan bertambah besar.
• Sistem peredaran darah, jantung tumbuh pesat selama masa remaja, dan pada usia 17 atau 18
tahun, beratnya mencapai 12 kali berat pada waktu lahir.

• Sistem pernapasan, anak perempuan mempunyai kapasitas paru-paru yang hampir matang pada
usia 17 tahun, dan pada anak laki-laki akan terjadi beberapa tahun kemudian

Efek perubahan fisik

Remaja  menggunakan kekuatan yang baru diperoleh untuk mengatasi setiap kecanggungan
yang timbul kemudian.

• Anak laki-laki umumnya menunjukkan peningkatan kekuatan terbesar setelah usia 14 tahun

• Anak perempuan menunjukkan kemajuan sampai usia ini dan kemudian ketinggalan, karena
perubahan ini lebih daripada kurangnya kemampuan. Anak perempuan umumnya mencapai
kekuatan maksimum kira kira ada 17 tahun, sedangkan anak laki-laki belum mencapai kekuatan
maksimum sebelum berusia 21 atau 22 tahun.

Keprihatin akan perubahan fisik

• Sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya.

• Ketidakpuasan  salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya
harga diri selama masa remaja.

ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS YANG MENYERTAI PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIK

• Mengembangkan citra diri individual dengan menggambarkan tubuh ideal mereka  bercermin
berjam-jam

• Meningkat kualitas dan kompetensi diri pada masa pubertas  pentingnya memanfaatkan
waktu luang dengan produktif dan menggali kompetensi akademis dan non-akademis

• Anak laki-laki yang lebih cepat matang (early maturing) memahami diri mereka dengan lebih
positif dan lebih berhasil menjalin relasi dengan teman sebaya daripada rekan-rekan mereka
yang terlambat matang (late maturing).

• Peneliti  menemukan bahwa kematangan yang lebih awal pada anak-anak perempuan 
rentan

• Masalah: merokok, minum alkohol, depresi, memiliki gangguan makan; menuntut kemandirian
lebih awal dari orangtua dan memiliki teman-teman yang lebih tua; dan tubuh mereka
mengundang respon dari anak laki-laki yang mengarah pada berkencan lebih dini dan
pengalaman seksual lebih awal.

• Anak perempuan yang lebih cepat matang:

• memiliki prestasi akademis dan pekerjaan yang lebih rendah pada masa dewasa
Dibandingkan pada anak perempuan yang lebih lambat matang.

PERKEMBANGAN KOGNITIF
• Piaget: operasional formal

• Operasional formal: lebih abstrak 

• Hipotesis

• dalil-dalil

• penalaran yang benar-benar abstrak

• Remaja semakin berpikir tentang pemikiran itu sendiri  perlu pendampingan karena
berpotensi mengandung bahaya

• IDEALIS

• Remaja : ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain

• membandingkan diri mereka sendiri & orang lain  standar-standar ideal  memengaruhi
perkembangan psikososial (kohesifitas kelompok)

• Berpikir lebih logis (Kuhn, 1991)

• Mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-
masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis

•  Penalaran deduktif hipotesis

CIRI-CIRI KOGNITIF

REMAJA AWAL REMAJA AKHIR


(11-13 th s/d 14-15 th) (14-16 th s/d 18-20 th)
Proses berfikir sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan

mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai

formal (asosiasi, diferensiasi, kemampuan membuat generalisasi

komparasi, kausalitas) yang bersifat yang lebih bersifat konklusif dan

abstrak, meskipun relatif terbatas. komprehensif.


Kecakapan dasar intelektual menjalani laju Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan
perkembangan yang terpesat. mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia
50-60) menjadi deklinasi.
Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai Kecenderungan bakat tertentu
menujukkan kecenderungan-kecenderungan
yang lebih jelas. mencapai titik puncak dan

kemantapannya.

PERSONAL FABLE
• Personal fabel: keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus
yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta
sebenarnya.

• Papalia dan Olds (2001):

Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum
alam.

• Belief egosentric ini mendorong perilaku merusak diri (self-destructive) oleh remaja yang
berpikir bahwa diri mereka secara magic terlindung dari bahaya.

IMAGINARY AUDIENCE

• Keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya
sendiri.

• Perilaku mengundang perhatian, umum terjadi pada masa remaja, mencerminkan egosentrisme
dan keinginan untuk tampil di atas pentas, diperhatikan, dan terlihat.

Contoh: remaja perempuan yang menganggap bahwa semua mata terpaku kepada corak
kulitnya karena ada cacat kecil sekali pada wajahnya

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN SOSIOEMOSIOAL

• Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan
menyatakan emosi secara unik

• Perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain

• Perkembangan kepribadian  pencarian identitas diri, proses menjadi seorang yang unik
dengan peran yang penting dalam hidup

• Perkembangan sosial  lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua,
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok
teman sebaya (Conger, 1991).

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN SOSIOEMOSIONAL: MENGENAL PERAN TEMAN SEBAYA

• Remaja lebih banyak di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok

Pengaruh teman teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih
besar daripada pengaruh keluarga

• Misal: sebagian remaja mengetahui bahwa apabila mereka memakai model yang sama dengan
pakaian anggota kelompok yang popular, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh
kelompok menjadi lebih besar  konformitas

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN SOSIOEMOSIONAL: MENGENAL PERAN KELUARGA


 Otonomi dan Attachment  Faktor penting yang dapat memengaruhi kualitas pada masa
dewasa

 Konflik Orang Tua-Remaja

 Kematangan Remaja dan Orang Tua

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI (PSIKOSOSIAL) PADA MASA REMAJA

DOMAIN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI (PSIKOSOSIAL)

1. EMOSI
2. SOSIAL
3. MORAL
4. KEAGAMAAN
5. KEPRIBADIAN

A. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pengertian Emosi
Emosi :
 Berasal dari Bahasa latin : “Emovere” (Keluar) to stir up or agitate or excite
 KBBI : perasaan dan pikiran
 Luapan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat.
 Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan,
kecintaan, kemarahan, dll)

Why is Emotion important ?

 Emosi dan regulasi emosi merupakan pusat keberfungsian manusia yang sehat (berkaitan
dengan keberfungsian kognitif, sosial, moral dan kesehatan mental).

 Emosi berkaitan dengan pusat kapasitas individu dalam mencapai kebermaknaan hidup

 Emosi memengaruhi bagaimana cara individu menghadapi persoalan (coping style) dan
kapasitas dirinya dalam menampilan suatu perilaku atau dalam membina hubungan sosial.

B. Macam-Macam Emosi
Menurut Paul Eckman, manusia itu punya 6 emosi dasar, yaitu:
- Sedih
- Takut
- Bahagia
- Jijik
- Terkejut
- Marah
C. Karakteristik Emosi Pada Remaja
 Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.
 Sering disebut dengan periode “Storm & Stress” (Badai dan tekanan), yaitu suatu masa
dimana ketegangan emosional sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
 Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual memengaruhi perkembangan emosi
atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan yang baru dialami
 Misalnya cinta, rindu, keinginan berkenalan lebih dekat dengan lawan jenis.
 Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan
reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya
bersifat negatif dan temperamental (Mudah tersinggung / marah, mudah sedih/
murung). Pada usai remaja akhir, sudah lebih mampu mengendalikan emosianya.
 Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang akan dicapai
oleh remaja. Namun demikian, proses pencapaiannya bukanlah hal yang mudah bagi
remaja  Why ?
 Proses pencapaian kematangan emosionalitas sangat dipengaruhi oleh sosio emosional
lingkungannya, terutama keluarga dan kelompok teman sebagaya.
 Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif (kondisinya diwarnai oleh hubungan yang
harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung jawab),
makaremaja cenderung dapat mencapai keatangan emosionalnya.
 Sebaliknya, apabila kurang dipersiapkan untuk memahami peran-perannya dan kurang
mendapatkan perhatian dan kasih saying dari orangtua atau pengakuan teman sebaya
mereka akan mengalamai kecemasan, perasaan tertekan atau ketidaknyaman
emosional.
Challenge:
 Mood swing  terutama di awal remaja
 Kesulitan membuat label (menamai) dan membicarakan emosi yang tengah dialaminya
 Kesulitan menginterpretasi emosi orang lain dan kecenderungan perilaku yang mengiringinya.
 Menunjukkan perilaku menarik diri (Internalizing behaviour) atau perilaku ekspersi/acting out
(Exertalizing emotions)
 Memiliki asumsi bahwa perasaan yang muncul adalah merepresentasikan keadaan yang
sebenarnya (belum bisa memahami emosi dibalik suatu perilaku)
Peluang:
 Telah berkembang kesediaan dan kemauan untuk memahami beragam emosi.
 Berkembang keinginan untuk memahami atau mengerti perasaan orang lain
 Mampu merasakan emosi yang mendalam
 Mampu untuk belajar memilah antara pikiran dan perilaku dengan perasaan/emosi

 Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional yang mungkin dialami remaja, tidak sedikit
remaja yang mereaksinya secara defensif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan dirinya.
 Bentuk-bentuk ketidaknyamanan emosional yang sering muncul pada masa remaja :
a. Kecemasan (anxiety) - insecure
b. Perasan tertekan (stress)
c. Frustrasi
d. Marah/Impulsifitas (anger)
 Reaksi dapat tampil dalam tingkah laku:
a) Agresif  melawan, keras kepala, bertengkar & senang mengganggu 
Externalizing Behaviour
b) Melarikan diri dari kenyataan  melamun, pendiam, senang menyendiri,
minum minum keras, penyalagunaan narkoba  Internalizing Behaviour
Kualitas perkembangan emosi pada remaja akhir lebih terintegrasi dengan baik, seiring dengan
meningkatnya kapasitas kognitifnya.

D. Urgensi Kematangan Emosi Pada Remaja


 Kematangan Emosi :
Kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa
(Goleman).
 Kematangan Emosi :
suatu kondisi mencapai perkembangan pada diri individu dimana individu mampu mengarahkan
dan mengendalikan emosi yang kuat agar dapat diterima oleh diri sendiri dan orang lain.
(Murray)
 Kematangan emosi :
adalah suatu keadaan, kondisi atau reaksi perasaan yang stabil pada tingkat kedewasaan dan
perkembangan diri, dimana individu mampu mengarahkan dan mengendalikan emosi, serta
mampu mengambil suatu keputusan atau bertingkah laku berdasarkan suatu pertimbangan
yang dapat diterima oleh diri sendiri dan orang lain.
Goleman :
5 Indikator yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Mengenali emosi diri
b. Mengelola emosi
c. Memotivasi diri
d. Mengenali emosi orang lain
e. Membina hubungan dengan orang lain

remaja akan mempelajari tentang dirinya dan tentang orang lain

 Mempelajari & Memahami dirinya :

 Belajar mengidentifikasi emosi yang dialaminya sendiri

 Belajar menerima emosi yang ada

 Mengenali pola-pola umum tentang emosi, pikiran dan perilaku dirinya

 Belajar memisahkan emosi dirinya dengan emosi orang lain

 Mengelola emosi dan belajar mengeksperikan emosi dengan tepat

 Mempelajari & Memahami Orang lain :

 Mengidentifikasi emosi yang dialami oleh orang lain (tengah dihadapo oleh orang lain)

 Menerima emosi orang lain


 Belajar memilah emosi dirinya dan emosi orang lain

 Mempraktikkan compassion (menerima , menghargai dan menyukai dirinya)

 Belajar bagaimana mendampingi orang lain melalui emosi (perosoalan)nya tanpa ikut
mengalami emosi (persoalan) orang lain tersebut 

DEWASA AWAL

A. Pengantar: Memahami Masa Dewasa


1. Batasan usia dewasa
Dewasa = Adulthood
Berasal dari kata lampau, Adultus yang berarti telah tumbuh menjadi sempurna. Oleh
karenanya orang dewasa adalah individu yang dianggap telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan menerima kedudukan dalam masyarakat.
2. Karakteristik Individu Dewasa
Lima ciri orang beranjak dewasa (Jeffrey Arnett, 2006):
a) Eksplorasi identitas: Relasi romantis dan pekerjaan
b) Ketidakstabilan: Tempat tinggal, relasi romantis, pekerjaan, dan pendidikan
c) Self-focused: Kurang terlibat dalam kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen
terhadap orang lain, memiliki otonomi besar dalam mengatur kehidupannya sendiri.
d) Felling in-between: Tidak menganggap remaja atau sepenuhnya dewasa.
e) Usia dengan berbagai kemungkinan, individu memiliki peluang untuk mengubah kehidupan
mereka.
B. Masa Dewasa Awal
1. Batasan Usia Dewasa Awal
Hurlock (1990)  dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.
Pada masa ini ditandainya perkembangan fisik yang optimal (fungsi fisik mencapai titik optimal).
Pada aspek psikososial, masih banyak individu yang melakukan eksperimen dan eksplorasi atas
peran-peran sosialnya, seperti eksperimen dan eksplorasi pada bidang pekerjaan/karir dan
kehidupan keluarga (melajang / menikah).
Erikson  tahap dewasa awal yaitu abtara usia 20 sampai 30 tahun. Pada tahap ini individu
mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat. Aspek psikososial yang
berkembang pada tahap ini adalah membangun hubungan intim dalam relasi sosial (lawan jenis
/ pasangan). Resiko yang dihadapi pada tahap ini adalah ketidak mampuan menjalin relasi yang
intim (mengalami isolasi).
2. Karakteristik Dewasa Awal
a. Kriteria dewasa awal
- Ada dua kriteria yang untuk merujuk pada status dewasa, yakni kemandirian ekonomi
dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya sendiri.
- Di negara maju, seseorang dikatakan dewasa jika memiliki pekerjaan menetap dan
penuh.
- Di negara berkembang, pernikahan seringkali dijadikan pertanda kedewasaan
seseorang.
b. Transisi pendidikan menengah ke perguruan tinggi
- Menyebabkan perubahan dan stress. Mahasiswa mengalami kembali fenomena top-
dog = sebagai kelompok siswa yang paling tua dan berkuasa menjadi kelompok
mahasiswa yang paling muda dan lemah.
- Terjadi pergerakan kea rah struktur yang lebih besar dan impersonal; interaksi dengan
teman dari latar belakang geografis dan etnis yang lebih beragam dan peningkatan
fokus terhadap pencapaian beserta asesmennya.
- Mahasiswa merasa lebih dewasa, punya banyak waktu bergaul dengan teman,
memiliki kesempatan lebih besar untuk mengeksplorasi nilai dan gaya hidup,
menikmati kebebasan, dan lebih tertantang secara intelektual oleh tugas akademik.
c. Karakteristik dewasa awal
- Usia reproduktif
- Usia memantapkan letak kedudukan -- peran sosial
- Usia Perubahan Nilai-nilai
- Usia Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup yang baru
- Usia Ketegangan emosi & Banyak Masalah
- Usia Keterasingan sosial
- Usia Komitmen
- Usia Produktif
- Usia Kreatif

• Havighurst  Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal :

• Mendapatkan suatu pekerjaan

• Memilih seorang teman hidup (pasangan hidup)

• Belajar hidup Bersama dengan suami/istri dalam membentuk keluarga

• Mengelola rumah tangga

• Mengasuh dan membesarkan anak-anak

• Menerima tanggung jawab sebgai warga negara

• Bergabung dalam suatu kelompok sosial

3. Perkembangan fisik masa dewasa awal


 Fungsi fisik mencapai titik optimal  kebugaran, kesehatan tubuh dan seksualitas.
 Mencapai puncak kekuatan energi dan daya tahan tubuh serta fungsi sensorik-motorik.
 Kesehatan fisik yang optimal. Peluang untuk menerapkan gaya hidup sehat
 Perilaku seksual yang optimal (penyaluran dorongan biologis yang dapat diterima
secara sosial)
 Pada akhir masa dewasa awal ditemui beberapa penurunan fungsi fisik :
- Menopause
- Penyakit-peyakit fisik

Pengetahuan tentang perkembangan dan kesehatan fisik

Perkembangan performa fisik:


- Terjadi puncak performa fisik antara usia 19 hingga 26 tahun, namun pada akhir
dewasa awal mulai nampak penurunan performa fisik.
Kesehatan:
- Angka kematian individu ketika beranjak dewasa dua kali lipat lebih besar dari remaja,
dan sebagian besarnya adalah laki-laki.
- Tahu cara mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan, namun tidak
menerapkannya terhadap diri sendiri.
- Sebagian besar kebiasaan yang merugikan kesehatan terbentuk pada masa remaja
semakin melekat pada masa beranjak dewasa.
- Gaya hidup terkait dengan kesehatan yang pada gilirannya akan mempengaruhi
kepuasan hidup.

Pengetahuan tentang perkembangan dan kesehatan seksual:

Aktivitas seksual ketika beranjak dewasa

- Masa beranjak dewasa adalah waktu ketika kebanyakan individu aktif secara
seksual dan akan menikah.
- Orang dalam masa beranjak dewasa melakukan hubungan seks dengan lebih
banyak orang dibanding orang dewasa muda, tapi frekuensi mereka
berhubungan seks lebih jarang.
- Seks bebas lebih lazim ketika beranjak dewasa daripada dewasa muda.

Orientasi seksual dan perilaku

- Preferensi seksual individu kemungkinan besar adalah hasil dari kombinasi


faktor genetis, hormonal, kognitif, dan lingkungan.
4. Resiko-resiko yang berkaitan dengan faktor fisik masa dewasa awal
Pola makan dan berat tubuh
- Obesitas adalah maalah kesehatan yang serius dan banyak melanda individu.
- Berkaitan dengan meningkatnya risiko terserang penyakit hipertensi, diabetes, dan
penyakit kardiovaskuler, serta berhubungan dengan kesehantal mental.
- Faktor yang mempengaruhi obesitas yaitu hereditas (genetik), leptin (protein yang
menimbulkan rasa kenyang), set point (jumlah lemak dalam tubuh), dan faktor
lingkungan.
- Kebanyakan diet tidak bertahan hingga jangka panjang. Bagi yang berhasil sampai
jangka panjang itu karena mereka juga melakukan olahraga.

Penyalahgunaan obat

- Mabuk-mabukan dapat menyebabkan mahasiswa bolos kuliah, bermasalah dengan


polisi, dan melakukan hubungan seks tanpa pelindung.
- Perilaku mabuk-mabukan mencapai puncaknya pada usia sekitar 21 sampai 22 tahun
kemudian menurun pada rentang usia dua puluhan.

Infeksi yang ditularkan secara seksual


- Infeksi yang ditularkan secara seksual atau disebut dengan sexually transmitted
infections (STIs).
- Terjadi lewat kontak seksual baik melalui seks hubungan intim, genital oral maupu seks
anal genital.
- STIs muncul karena:
1) Infeksi bakteri : gonorrhea, syphilis, dan shylamydia
2) Infeksi virus: herpes genital, kulit genital, dan AIDS.

PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA DEWASA AWAL

- Tahap-tahap kognitif
Menurut Piaget = berpikir formal oprasional seperti usia remaja (11-15 tahun), yaitu cara berpikir
yang lebih logis, abstrak, dan idealistic, namun dari segi kuantitas jumlah pengetahuan orang
dewasa lebih besar dibandingkan remaja sehingga mereka berpikir lebih sistematis dan terampil.

Fase-fase Kognitif Masa Dewasa

(K. Warner Schale, 1977)

1) Tahap mencari prestasi (achieving stage)


- Terjadi pada masa dewasa awal
- Berkaitan dengan perencanaan di masa depan (karir dan perolehan pengetahuan)
2) Tahap tanggung jawab
- Dimulai sejak masa dewasa awal
- Terjadi ketika keluarga sudah terbentuk, pemenuhan kebutuhan pasangan dan turunan
3) Tahap eksekutif
- Terjadi pada masa dewasa madya
- Individu bertanggung jawab terhadap sistem di lingkungannya terutama yang bermakna bagi
dirinya

Kreativitas

Puncak kreativitas diraih di masa dewasa, seringkali di usia empat puluhan, setelah itu menurun.
Meskipun demikian, terdapat variasi ekstensif individu untuk hasil kreatif tentang hidup seseorang.

Perkembangan Karier

-Di sisa masa dewasa awal, mereka berusaha memulai dan meniti kariernya. Mereka mencari kestabilan
karier awal I bidang tertentu , meningkatkan karier dan mempebaiki keadaan finansial.

Gambaran mengenai pekerjaan


- Orang dewasa perlu mengeksplorasi tipe pekerjaan yag disukai dan kemungkinan untuk sukses,
serta memahami pertumbuhan pekerjaan dan tuntutan pendidikannya.
- Perkembangan karier adalah aspek penting di masa dewasa awal dan bekerja menjadi aspek sentral
dalam hidup kebanyakan orang dewasa.

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL


 Berkaitan dengan perkembangan (kematangan) kepribadian dan kompetensi sosial – Social Life
 Ultimate Life.

 Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya  individu memasuki peran kehidupan yang lebih
luas.

 Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih
muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan
kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa
kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan  individu melibatkan secara
khusus dalam karir, pernikahan dan hidup keluarga.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA MASA DEWASA

 Tema-tema yang menjadi karakteristik khas Perkembangan Sosioemosi (psikososial) Masa


Dewasa Awal :

 Erikson : perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ditandai dengan 3 gejala :

a. Keintiman (Intimacy),

b. Generatif / Penerusan generasi (Generativity) &

c. Integritas Kepribaian (kematangan Pribadi)

 Karakteristik Perkembangan pada Masa Dewasa Awal :

a. Membina Hubungan Percintaan : Attraction, Love & Close Relationship

- Kehidupan percintaan adalah aspek psikososial yang paling mendominasi tema-


tema kehidupan masa dewasa awal, sehingga aspek ini merupakan hal yang penting
bagi individu dewasa awal. Aspek ini berkaitan dengan tugas perkembangan pada
masa dewasa awal. Keberhasilan seseorang dalam aspek ini dapat memengaruhui
kepuasan dan kebahagiaan individu.
- Dalam proses menjalaninya, memerlukan banyak kecakapan sosial. Oleh karenanya,
setiap orang yang berada di masa dewasa awal perlu memahami keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi tugas perkembangannya.
Keberhasilan memenuhi tugas perkembangan tersebut akan membuat individu
lebih berhasil menapaki masa-masa perkembangan selanjutnya.
- Kualitas ehidupan percintaan melibatkan pemahaman tentang atraksi
(ketertarikan), cinta dan hubungan pribadi yang dekat.
- kehidupan percintaan sangat mewarnai kehidupan orang dewasa awal. Dalam
proses ini, orang mulai memiliki minat untuk menjalin relasi dekat dengan orang-
orang tertentu. Namun, ada juga individu yang gagal menjalani proses percintaan,
sehingga mengalami kesepian (Loneliness).
- Pada masa dewasa awal, kehidupan percintaan tercipta dalam rangka mencari
pasangan yang tepat, yang selanjutnya mengarah pada pembinaan kehidupan
perkawinan dan berkeluarga. Dalam proses ini, individu memimih seseorang yang
dinilai tepat untuk menjadi pendamping hidup dan membina keluarga. Seringkali
proses pemilihan ini juga problematic.
- Tahap pertama proses menemukan teman hidup adalah dimulai dengan adanya
keteratarikan (Attractiveness). Ketertarikan memiliki arti yang penting bagi orang
dewasa awal, baik pada laki-laki dan perempuan. Tidak heran banyak upaya-upaya
yang dilakukan agar seseorang dapat merasa dirinya menarik. Misalnya perempuan
dewasa menggunakan make up atau operasi plastic, menjalani program diet, dll.
Pada laki-laki mulai mengenal parfum, lebih memperhatikan penampilan
dibandingkan saat masa remaja, mengikuti program pembentukan otot, dll.
- Pertanyaan mendasar seputar ketertarikan adalah bagaimanakah seseorang dapat
tertarik dengan seseorang ?
a) Menurut Santrock (1997), kedekatan fisik tidak menjamin akan terbina suatu
hubungan yang dekat. Untuk membangun suatu hubungan yang dekat
membutuhkan familiaritas (kesamaan tentang sesuatu). Misalnya belajar di
sekolah yang sama, menjalani aktifitas yang sama, memiliki minat/hobi yang
sama, dll.
b) Familiaritas dibutuhkan bagi terciptanya suatu hubungan yang dekat. Hal
tersebut dapat terjadi karena orang akan mengembangkan suatu hubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.
c) Orang akan tertarik mengembangkan suatu hubungan dengan orang yang
memiliki kesamaan dengan dirinya. Orang akan senang berinteraksi dengan
orang yang memiliki kesamaan, selanjutnya interaksi yang terjalin tersebut
memberikan makna positif (kepuasan satu dengan lainnya). Kepuasan tersebut
muncul karena karena sikap dan perbuatan seseorang mendapat validasi dari
orang lain.
d) Kepuasan yang muncul sebagai akibat adanya kesamaan antar individu akan
memunculkan penilaian bahwa hubungan yang terjalin adalah hubungan yang
saling memberikan manfaat (mutualisme), sehingga orang akan merasakan
puas bila melakukan aktifitas Bersama. Aktifitas yang memuaskan
membutuhkan partner yang sama-sama memiliki minat yang sama.
e) Konflik atau hubungan yang tidak dekat dapat muncul karena seseorang tidak
memiliki pasangan yang memiliki kesamaan.

KEHIDUPAN PERCINTAAN: LONELINESS PADA MASA DEWASA AWAL

 Masa dewasa awal adalah masa transisi dalam kehidupan sosial, perubahan dari kehidupan
bersama keluarga/orangtua beralih pada kehidupan mandiri dan sosial yang lebih luas. Transisi
membutuhkan penyesuai diri dan penyesuaian sosial – beresiko munculnya kesepian.

 Pada mahasiswa terjadi perubahan tempat tinggal juga, sehingga perlu penyesuaian diri dengan
budaya setempat. Transisi juga terjadi ketika mahasiswa telah selesai masa kuliah (masuk
periode mencari kerja/memasuki dunia kerja)

 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesepian :

1. Ubah pola relasi sosial yang ada – perlu meluaskan relasi dengan membangunrelasi-
relasi mutualisme yang baru.
2. Ubah kebutuhan sosial dan dorongan relasi sosial – mencoba eksplorasi aktifitas-
aktifitas yang dapat dilakukan sendiri (mencari kesibukan dalam bentuk kegiatan yang
dapat dilakukan secaa mandiri / bukan aktifitas yg membutuhkan keterlibatan orang
lain) – lama kelamaan akan menjadi pribadi yang produktif. Berpeluang ‘menemukan’
komunitas yang sama

KEHIDUPAN PERCINTAAN: MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MEMBANGUN RELASI YANG ADATIF

a) Membina hubungan dengan satu atau beberapa teman baik

 Praktikkan kecakapan dalam menolong atau membina hubungan baik, seperti bersikap
ramah dan menyenangjan, mau memahami orang lain, jujur dan dapat dipercaya, dapat
bekerja sama dan mau berbagi, mengembangkan keterampilan mendengar aktif, sikap
positif dan memberikan komentar yang positif kepada orang lain.

b) Kembangkan relasi yang saling memuaskan dengan teman atau pasangan

 Mengembangkan positif love relationship : membina hubungan tanpa pamrih,


mengembakan didentitas diri yang positif, bersedia berbagi suka duka kehidupan yang
dijalani bersama, jujur dan terbuka dengan pasangan.

c) Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik

 Mengembakan keteralpilan mendengar aktif dan empatik, tidkamemotong pembicaraan


orang lain, menghilangkan hal-hal yang dapat mengganggu proses komunikasi.

 Mengurangi mengkritik pasangan, kurangi mengontrol teman/pasangan, tidak


memerintah didepan orang lain, dan tidak merendahkan (mengatakan hal-hal yang
dapat merendahkan orang lain.

b. Membangun Kehidupan Pernikahan & Berkeluarga (Marriage – Parenting & Family Life)

 Membina kehidupan pernikahan dan berkeluara merpan karakteristik perkembangan pa s


dewasa awal. Sayangnya, untuk menjalani kehidupan perkawinan dan keluarga tidak semua
orang dewasa menjalaninya dengan mulus, bahkan banyak yang berakhir dengan kegagalan.
(perceraian).

 Tema-tema yang sering menjadi topik dalam memahami kehidupan psikososial masa dewasa
awal yag berkaitan denga kehidupan perkawinan antara lain:

a. Bagaimana memilih pasangan yang tepat ?

b. Bagaimana menciptakan perkawinan yang harmonis dan Bahagia?

c. Bagaimana menghadapi perceraian ?

 Tema pernikahan yang muncul diabad 21 :

- Apakah harus menikah?


- Dengan siapa menikah ? -- Pernikahan sejenis atau lawan jenis?
- Mendesain kehidupan pasca perceraian dan menikah Kembali (remarriage)
• Tahap 1 : leaving home & becaming single adult

• Tahap ini merupakan tahap “Peluncuran”, yaitu peluncuran individu memasuki


kehidupannya sendiri menjadi orang dewasa dan keluar dari campur tangan orangtua
(keluarga asal). Meskipun individu memiliki kehidupannya sendiri, tidak berarti terputus
ikatan nya dengan keluarga.

• Arti penting tahap ini adalah individu belajar menyiapkan diri untuk menjalani
kehidupannya secara lebih mandiri sebelum bersatu dengan orang lain untuk
membentuk keluarga sendiri.

• Perkembangan yang terjadi pada tahap ini :

- Individu mampu membedakan kehidupan dirinya dengan keluarga asalnya.

- Mampu memiliki hubungan yang intim dengan seseorang

- Menyiapkan diri memasuki dunia pekerjaan dan mandiri dalam keuangan

• Hal Penting :

• Menerima segala macam keadaan yang harus dijalani dengan baik, yang muncul akibat
adanya transisi kehidupan (dibawah pengelolaan orangtua menuju hidup mandiri)

• Menerima tanggungjawab mandiri secara keuangan.

• Tahap 2 : The joining of family through Marriage : The New Couple

• Tahap ini merupakan tahap bersatunya dua individu yang berasal dari keluarga atau
latar belakang yang berbeda untuk membentuk suatu unit keluarga baru.

• Pernikahan merupakan penggabungan antara 2 keluarga yang membentuk suatu


keluarga baru (system keluarga ketiga)  harus bisa dipahami oleh semua pihak dan
membuthkan penyesuaian-penyesuaian.

• Tahap ini membawa konsekuensi bagi individu bahwa individu harus mampu adaptif
degan perubahan-perubahan yang terjadi dan memiliki komitmen dengan hadirnya
system yang baru

- Dampak pernikahan adalah terbentuknya system keluarga baru  individu


harus adaptif dengan terbentuknya system baru.

- Meluasnya relasi keluarga, yaitu melibatkan keluarga besar dari pasangan 


individu harus dapat menerima keluarga besar pasangan dan beradaptasi
dengan karakteristik keluarga tersebut.

- Bersedia menjalankan berbagai macam peran-peran baru.

• Muncul beberapa persoalan yang muncul pada keluarga abad 21:

- Perubahan peran pada perempuan

- Penyesuaian akibat penikahan yang berbeda latar belakang budaya


- Pernikahan jarak jauh karena suatu sebab yang sulit dihindari

• Tahap 3 : Becoming Parents and Family with Chilrden

• Ditandai dengan kehadiran anak pertama.

• Pada tahap ini, individu berubah tingkatan generasinya, berubah menjadi orangtua
(pengasuh anak)

• Konsekuensi bagi indidivu :

- Berkomitmen menjalani peran sebagai orang tua dengan meluangkan waktu


untuk pengasuhan anak

- Memahami tugas dan tanggung jawab sebagai orangtua yang baik

- Memahami proses perkembangan anaj.

• Persoalan yang sering muncul :

- Stres pengasuhan

- Konflik suami-sitri akibat pembagian tanggung jawab

- Kurang memiliki kompetensi orangtua

• Tahap 4 : The Family with Adolescents

• Ditandai dengan adanya anak remaja dalam keluar (memiliki anak remaja)

• Pada tahap ini, individu terjadi perubahan pola pengasuhan (sebelumnya mengasuh
anak-anak (bayi – anak sekolah).

• Pengasuhan anak remaja memiliki tantangan tersendiri karena berkaitan dengan


karaktersitik anak remaja (meningkatnya otonomi, perilaku membangkang, dll)

• Orangtua diharapkan memiliki kemampuan mengelola emosi agar tetap tenagn dalam
menghadapi reaksi negative yang ditunjukkan anak remajanya.

• Tahap 5 : The Family at Midlife (Launching Children)

• Ditandai dengan adanya anak yang telah berusai dewasa.

• Anak yang telah dewasa memasuki kehidupan pribadinya dan membentuk keluarga
baru.

• Konsekuensi bagi individu :

- Dapat membina generasi berikutnya dengan baik

- Mampu beradaptasi dengan kehidupan dan perubahan-perubahan yang terjadi


pada dirinya :

• Proses menua
• Memasuki masa pensiun

• Menerima kehadiran generasi baru (Cucu) -- grandparenting

• Tahap 6 : The Family at Later life

• Merupakan masa puncak tahapan keluarga

• Melanjutkan apa yang terjadi di tahap sebelumnya

a. Keragaman Gaya Hidup Orang Dewasa (The diversity of Adult Lifestyle)

 Krisis yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa dibedakan dalam dalan 2 kelompok :

a. Kehidupan melajang (Single Adults)

b. Perceraian (Divorce Adults)

 Seiring perkembangan zaman, terjadi perubahan gaya hidup pada orang dewasa. Kehidupan
tersebut merupakan jalan yang dipilih oleh individu

 Bentuk-bentuk kehidupan yang dijalani orang dewasa yang terkait dengan keluarga, antara lain :

- Single-career families
- Dual-career families
- Single parent families
- Pengasuhan anak oleh ibu
- Pengasuhan anak oleh ayah
- Pengasuhan anak secara bersama (join custody)
- Keluarga Tiri atau keluarga akibat pernikahan kedua dan seterusnya (remarriage)
- Keluarga besar dan kkerabatan
- Single adulthood
- Homoseksual parenting

a. Mengembangkan Keintiman, Kemandirian & Karakteristik Individu dan peran


berdasarkan Gender

 Tahap perkembangan psikososial masa dewasa awal menurut Erik Erikson : Intimacy or Isolation.

 Dalam menjalin relasi dengan pasangan dan kehidupan keluarga perlu dapat terbina intimitas.
Intimitas merupakan bentuk cinta yang lebih didasarkan pada perasaan emosionalitas tentang
kehangatan, kedekatan dan adanya kesediaan untuk berbagi dalam hubungan. Intimitas dapat
memengaruhi kepuasan hubungan dengan pasangan dan terciptanya kebahagiaan.

 Namun, tidak semua individu dapat mengembangkan intimitas. Individu yang mengalami
kesulitan membina intimitas, akan mengalami isolasi dan berpotensi mengalami kesepian.
 Menurut teori Perkembangan Psikososial Erikson, Intimitas dapat berkembang pada masa
dewasa jika pada masa sebelumnya indiviu memiliki pengalaman hidup yang positif dan telah
terbentuk identitas diri yang positif. Individu tersebut mampu mengembangkan pola kelekatan
yang aman (secure Attachment)

 Berdasarkan kemampuan seseorang menjalin intimitas dibedakan menjadi 5 gaya intimitas


(interaksi intim) :

a. Intimate style

b. Preintimate style

c. Steriotiped style

d. Pesudo-intimate style

e. Isolated style

 4 bentuk gaya kelekatan individu (Bolby & Ainsworth, 2007)

a. Secure attachment

b. Dissmissive aoidant

c. Anxious/preoccupied

d. Fearfull avoidant

 Individu yang telah dewasa, harus mencapai kematangan dalam menjalin relasi : mampu
mengembangkan kelekatan yang mantap, dan dapat mengembangkan kemandirian (berani
meminkul tanggung jawab personal).

 Kematangan relasi dapat dicapai melalui 3 tahap :

a. The self-focused level – perspektif seseorang terhadap orang lain atau tentang suatu
hubungan berfokus pada bagimana hubungan atau orang tersebut memengaruhi diri
seseorang

b. The role-focused – jika seseornga meulai dapat memahami orang lain sebagai individu
yang memiliki hak masing-masing. Proses ketangan menekankan penerimaan sosial.

c. The individuate-connected level – merupakan tingkat kematangan relasi tertinggi; jika


seseorang menjalin relasi dengan orang lain dengan adanya proses memahami orang
lain, pertimbangan-pertimbangan yang dibua melibatkan orang lain dengan segala
kebutuhan-kebutuhannya. Perhatian dan kasih saying yang dikembangkan mengandung
dukungan emosional dan perhatian terhadap orang lain.

d. Keberlangsungan Perkembangan Individu : Continuity & Discontinuity from childhood to


Adulthood

Anda mungkin juga menyukai