Menurut PSAK 16 aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif, serta diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dalam
Kieso (2011:512) aset tetap memiliki karakteristik berikut ini:
1. Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk dijual.
Hanya aset yang digunakan dalam operasi normal bisnis diklasifikasikan sebagai aset
tetap
2. Aset memiliki masa umur manfaat yang panjang dan biasanya disusutkan.
Aset tetap memiliki umur manfaat lebih dari satu periode. Perusahaan
mengalokasikan biaya investasi dari aset ini untuk periode yang akan datang melalui
pembebanan depresiasi secara periodik.
3. Aset memiliki substansi fisik.
Aset tetap merupakan aset berwujud yang ditandai dengan keberadaan atau substansi
fisik. Hal inilah yang membedakan aset tetap dengan aset tidak berwujud seperti
paten atau goodwill. Tidak seperti bahan baku, aset tetap tidak secara fisik menjadi
bagian untuk produk yang akan dijual kembali.
C. Dasar Pengukuran
Menurut PSAK 16 paragraf 15,suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk
diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Lebih lanjut lagi
dijelaskan dalam PSAK 16 paragraf 10,biaya perolehan tersebut termasuk biaya awal
untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang
timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
D. Model Biaya
Menurut PSAK 16 paragraf 30, model biaya suatu aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Akuntansi untuk Penyusutan
PSAK 16 mensyaratkan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya
perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset dan yang masa
manfaat dan/atau pola penggunaannya berbeda disusutkan secara terpisah (paragraf 43).
Sebagai contoh, sebuah bangunan dengan masa manfaat 50 tahun dan eskalator di
dalamnya dengan masa manfaat 10 tahun disusutkan secara terpisah. Menurut PSAK 16
penyusutan aset yang dapat disusutkan dimulai pada saat aset tersebut siap untuk
digunakan dan bahwa penyusutan tersebut dihentikan hanya pada saat aset itu
diklasifikasikan sebagai ‘dimiliki untuk dijual’ berdasarkan PSAK 58 (PSAK 16 paragraf
55). Dengan demukian, penyusutan tidak dihentikan apabila suatu aset tidak sedang
digunakan atau tidak lagi digunakan, kecuali jika aset itu telah sepenuhnya disusutkan.
Namun, apabila metode penyusutan yang digunakan adalah usage method (seperti unit of
production method) maka beban penyusutan menjadi nol bila tidak ada produksi.
Penyusutan didefinisikan dalam PSAK 16 sebagai ‘ alokasi sistematis jumlah yang
dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaatnya’ (paragraf 6). Dengan
demikian, dalam menentukan beban penyusutan, tiga faktor yang harus dipertimbangkan
adalah :
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas
menerapkan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut
menjelaskan bagaimana entitas me-review jumlah tercatat asetnya, bagaimana
menentukan jumlah terpulihkan dari aset dan kapan mengakui atau membalik rugi
penurunan nilai.
Pada dasarnya, PSAK 48 mensyaratkan bahwa kapan pun terdapat indikasi
penurunan nilai, maka jumlah terpulihkan (yang didefinisikan sebagai jumlah terbesar
dari nilai realisasi neto dan nilai pakai) dari aset itu harus diestimasi, dan jika jumlah
terpulihkan lebih rendah dari jumlah tercatat, maka nilai aset itu harus diturunkan
menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai harus segera dibebankan ke
penghasilan, kecuali jika membalik revaluasi positif sebelumnya (yang harus dibebankan
ke akun cadangan revaluasi).
PSAK 48 juga menyatakan bahwa jika pada periode setelahnya, kondisi dan
peristiwa yang sebelumnya menyebabkan penghapusan jumlah tercatat suatu pos atau
kelompok aset tetap tidak lagi ada dan jika ada bukti meyakinkan bahwa kondisi dan
peristiwa baru tidak akan berubah di masa depan, maka segala kenaikan jumlah yang
dapat dipulihkan yang timbul harus dicatat kembali. Jumlah yang dicatat kembali harus
dikurangi oleh jumlah yang seharusnya diakui sebagai penyusutan jika penghapusan tidak
terjadi.
Penghentian Aset
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
1) Pada saat dilepaskan
2) Pada saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
B. Model Revaluasi
Dalam model revaluasi, suatu aset tetap dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai
wajarnya pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. PSAK 16 menyatakan bahwa jika
revaluasi digunakan, aset itu harus dinilai pada nilai wajarnya (paragraf 31).
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
1) disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto
aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara
memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.
2) dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah
eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode
ini sering digunakan untuk bangunan.
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi
penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat.
C. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
1. dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
2. metode penyusutan yang digunakan;
3. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
5. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
a. penambahan;
b. aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan dan pelepasan lainnya;
c. akuisisi melalui kombinasi bisnis;
d. peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan
40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam
pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset;
e. rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
f. rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
g. penyusutan;
h. selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari
mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk
penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari
entitas pelapor; dan
i. perubahan lain.
INVESTASI
IKHTISAR PERBEDAAN
IKHTISAR PERBEDAAN Perbedaan Dengan PSAK 13 (2011) : Property Investasi Dengan PSAK 13
(Penyesuaian 2014) : Properti Investasi Yang Mengadopsi IAS 40 Per Efektif 1 Januari 2014
Perihal PSAK 13(2011) PSAK 13 (Penyesuaian 2014)
Definisi Nilai wajar adalah jumlah suatu Nilai wajar adalah harga yang
pihak yang berkeinginan dan suatu aset atau harga yang akan
wajar
Pengukuran saat pengakuan Panduan atas penentuan nilai Panduan pengukuran atas nilai
wajar dari hak atas property wajar hak property untuk model
nilai wajar secara andal entitas dapat menentukan nilai nilai wajar menjadi pengukuran
estimasi andal nilai wajar tidak nilai wajar andal tidak tersedia
tersedia
DEFINISI Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
a. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yangdikeluarkan atau nilai wajar dari imbalan
lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat pembangunan aset ketika pengakuan
c. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran
d. Properti Investasi adalah: properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau keduaduanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif;
a. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual
b. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan.
(Apabila entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang digunakan
sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari, maka tanah
tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki dalam rangka kenaikan nilai.)
c. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa
pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
d. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain
melalui satu atau lebih sewa operasi 5. Properti dalam proses pembangunan atau
1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha-sehari-hari atau sedang
dalam proses pembangunan atau pengembang untuk dijual ,Persediaan Properti (lihat·
PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk
dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan investasi yang dibeli meliputi harga
pembelian, dan setiap pengeluaran yang dapat didistribusikan secara langsung. Contoh : biaya
a. Biaya perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa property kekondisi yang
b. Kerugian operasional yang terjadi sebelum property investasi mencapai tingkat hunian yang
direncanakan
c. Jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang terjadi selama
masa pembangunan atau pengembangan property Biaya perolehan awal hak atas properti yang
dikuasai dengan cara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat
Mensyaratkan seluruh entitas untuk mengukur nilai wajar properti investasi, baik untuk tujuan
a. Memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh property investasi yang
menjadi agunan liabilitas yang membayar imbal hasil dikaitkan secara langsung dengan nilai
b. Memilih apakah model nilai wajar atu model biaya untuk seluruh properti investasi lain tanpa
memperhatikan pilihan.
Model Nilai Wajar
a. Setelah pengakuan awaal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar mengukur
b. Jika hak atas properti yang dimiliki oleh lessee dalam sewa operasi diklasifikasi sebagai
c. Keuntungan atau kerugian yang timbuldari perubahan nilai wajar properti investasi diakui
Dalam menentukan jumlah tercatat property investasi dalam model nilai wajar entitas tidak
melakukan penghitungan ganda atas asset yang diakui sebagai asset terpisah.
PENGALIHAN
a. Pengalihan ke atau dari, property investasi dilakukan jika terdapat perubahan penggunaan
1. Dimulainya penggunaan oleh pemilik, dialihkan dari property investasi menjadi property
2. Dimulainya pengembangan untuk dijual, dialihkan dari property investasi menjadi persediaan
3. Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dialihkan dari property yang digunakan sendiri menjadi
property investasi
4. Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, dialihkan dari persediaan menjadi properti
investasi b. Untuk pengalihan dari persediaan ke property investasi yang akan dicatat nilai
wajar, perbedaan antara nilai wajar property pada tanggal tersebut dan jumlah tercatatnya
a. Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat
dilepaskan atau Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan.
b. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan
dari selisih antara Hasil neto dari pelepasan dan jumlah tercatat aset,dan diakui dalam laporan
c. Penurunan nilai Penurunan nilai atau rugi, pembayaran kompensasi, pembelian adalah
2. penghentian atau pelepasan properti investasi diakui sebagai pelepasan menurut PSAK ini
3. kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai, hilang atau diserah diakui dalam laporan
4. biaya dari aset yang direnovasi, dibeli atau dibangun sebagai penggantian ditentukan sesuai
PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan
a. apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya;
b. Jika menerapkan nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti yang
c. apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan kriteria yang digunakan untuk membedakan
properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki
g. beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan rental
h. beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode
tersebut; dan
i. perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas penjualan
properti investasi
j. keberadaan dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran