Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Model

Menurut Trianto “Model merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta

dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaks (pola urutannya), dan sifat

lingkungan belajarnya” (Trianto, 2009:124).

Sedangkan menurut Rusman bahwa “Model diartikan sebagai pola dari sesuatu yang

akan dibuat atau dihasilkan. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Model dapat dipahami sebagai suatu

tipe atau desain, suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses

suatu visualisasi yang tidak dapat langsung diamati, suatu desain yang disederhanakan dari

suatu sistem kerja, dan penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan sifat bentuk

aslinya” (Rusman, 2010:132).

Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang

dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam

penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi prosedur agar

tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli pendidikan mengungkapkan

berbagai pendapatnya mengenai pengertian model pembelajaran.

Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran identik

dengan istilah strategi. Model pembelajaran dan strategi merupakan satu yang tidak dapat

dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling mempengaruhi. Istilah strategi itu

sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efesien. Selain itu strategi dalam pembelajaran dapat didefenisikan sebagai suatu perangkat

materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama, terpadu untuk

menciptakan prestasi belajar yang diinginkan guru pada peserta didik. Agar tujuan

pendidikan yang telah disusun dapat secara optimal tercapai, maka perlu suatu motode yang

diterapkan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Model-model

pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan.

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi

peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan

keadaan atau kondisi peserta didik, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada

agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan dan menunjang

keberhasilan belajar peserta didik.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan penbelajaran yang akan digunakan,

termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dan kegiatan pembelajaran,

lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Hal ini berarti bahwa model belajar

merupakan model guru yang dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan atau

memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.

Menurut winarno surakhmad “Model adalah cara yang didalam fungsinya merupakan

alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru maupun bagi peserta didik.

Makin baik model yang dipakai makin efektif pula pencapaian tujuan” (winarno surakhmad,

2009:3). Sedangkan fungsi model pembelajaran menurut trianto adalah: “sebagai pedoman

bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran” (trianto,

2007:2)

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalam proses


pembelajaran terjadi interaksi edukatif antara tenaga pendidik dan peserta didik, ketika tenaga

pendidik menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik di kelas. Bahan pelajaran yang

tenaga pendidik berikan itu akan kurang memberi dorongan kepada peserta didik bila

penyampaiannya menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat. Disinilah kehadiran

model pembelajaran menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian motode atau

model pembelajaran justru akan mempersulit bagi tenaga pendidik dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Karena itu metode atau model pembelajaran adalah suatu cara yang memiliki

strategi dalam kegiatan pembelajaran.

Rusman mengatakan bahwa: ‘‘pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara

tenaga pendidik dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap

muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media” (Rusman,

2010:144). Sedangkan menurut Syaiful Sagala: “Pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik” (Syaiful Sagala, 2008:23).

Jadi model pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian

rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar yang harus dirancang

dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh guru. Istilah model pembelajaran atau proses

model pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana

didalamnya ada interaksi guru dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan, yaitu

terjadinya perubahan peserta didik dan tingkah laku peserta didik.

3. Pengertian NHT (Numbered Head Together)

Menurut Spencer Kagan “Numbered Head Together adalah salah satu tehnik dari
model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang tepat. Selain itu, model NHT ini juga mendorong peserta didik untuk

meningkatkan semangat kerja sama mereka ” (Spencer Kagan, 2016:107).

Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang

setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada

pemisahan antar peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain dalam satu kelompok

untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.

Menurut Spencer Kagan adapun Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran

dengan model NHT yaitu:

1) Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok

mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya dengan baik.

d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang dipanggil keluar dari

kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerjasama mereka.

e. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor yang lain.

f. Kesimpulan.

A. Kelebihan Model Pembelajaran NHT (numbered head together)

a) Setiap peserta didik menjadi siap.

b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

c) Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai.
d) Terjadi interaksi secara intens antar peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

e) Tidak ada peserta didik yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang

membatasi.

B. Kekurangan Model Pembelajaran NHT (numbered head together)

a) Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah peserta didik banyak karena

membutuhkan waktu yang lama.

b) Tidak semua anggota kelompok di panggil oleh guru karena kemungkinan waktu

yang terbatas.

4. Pengertian Jigsaw

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel. Model

pembelajaran jigsaw merupakan salah satu variasi model collaborative learning yaitu proses

belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap,

pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling

meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Arends mengatakan bahwa: “model pembelajaran jigsaw adalah model pembelajaran

dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara

heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas

ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut

kepada anggota kelompok yang lain” (Arends, 2006:2).

Pada model pembelajaran jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli

Kelompok asal yaitu kelompok induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan

kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan

gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok peserta didik yang terdiri dari

anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami
topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk

kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Menurut zaini mengatakan bahwa: “model pembelajaran jigsaw adalah strategi yang

menarik untuk digunkan jika materi yang akan di pelajari dapat dibagi menjadi beberapa

bagian dari materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampean” (Zaini, 2008).

Menurut Sugiyanto adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

pembelajaran dengan model Jigsaw yaitu:

a. Peserta didik dikelompokkan kedalam 4-5 anggota tim

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bahan atau

mareri mareka

e. Setelah selesai diskusi tim ahli setiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang bahan atau materi

yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-

sungguh.

f. Tiap tim ahli menyampaikan hasil diskusi

g. Guru memberi evaluasi

A. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

a) Memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan

daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.

b) Hubungan antara guru dengan peserta didik berjalan secara seimbang dan
memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan

harmonis.

c) Memotivasi guru agar bekerja lebih aktif dan kreatif

d) Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok,

dan individual.

B. Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

a) Jika guru tidak mengingatkan agar peserta didik selalu menggunakan keterampilan-

keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkan kelompok

akan macet dalam pelaksanaan diskusi.

b) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.

c) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi

dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan

kegaduhan.

5. Pengertian Prestasi Belajar

1) Pengertian Prestasi

Istilah prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha atau prestasi adalah hasil yang dicapai.

Menurut Nana Sudjana :“prestasi adalah suatu akibat dari proses belajar dengan

menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana baik tes

tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan” (Nana Sudjana, 2010:276). Menurut Sumadi

Suryabrata : “prestasi dapat pula disefenisikan sebagai berikut “prestasi merupakan

perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan / prestasi belajar

peserta didik selama masa tertentu. Jadi prestasi adalah hasil usaha peserta didik masa
tertentu melakukan kegiatan” (Sumadi Suryabrata, 2004:20).

Menurut Muhibin Syah: “prestasi adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam

mencapai tujuan dalam sebuah program” (Muhibin Syah, 2010:141). Prestasi merupakan

kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan

pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai peserta didik

dalam proses pembelajaran.

2) Pengertian Belajar

Dalam keseluran proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung

bagaimana proses belajar. Perkembangan dan pendidikan merupakan gejala yang berkaitan

dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh peserta didik secara individu. Perkembangan

dialami oleh individu, sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan

interaksi tersebut, pendidikan atau guru bertindak mendidik peserta didik menjadi mandiri.

Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, peserta didik harus belajar.

Belajar merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam hidup dan

arahnya. Untuk mencapai hidup dan mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dan tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang senantiasa

berubah. Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang

menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri yang dilakukan secara formal,

informal dan non formal.

Belajar merupakan perilaku yang kompleks dimana kondisi internal belajar dan

kondisi eksternal belajar bersifat interaktif. Oleh karena itu guru selayaknya mengatur cara

pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendakinya.
Misalnya guru mendinamiskan belajar berkenaan dengan kesiapan peserta didik menghadapi

bahan belajar, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, mengoptimalkan media dan

sumber belajar dan memaksimalkan peran sebagai pembelajar. Sejalan dengan pendapat

tersebut muhibin mengatakan bahwa “belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan

yang melibatkan proses kognitif.”

Dengan demikian bagaimana terjadinya proses belajar akan menentukan hasil belajar

seseorang. Dari kutipan diatas dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan seperti perubahan pengetahuan, pengalaman,

sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta aspek-aspek lainnya.

Secara keseluruhan hasil pengalamannya sendiri berdasarkan interaksi dengan lingkungannya

sehingga tercapai belajar yang diharapkan. Perilaku belajar ditandai dengan adanya

perubahan ciri-ciri perubahan tersebut antara lain sebagai berikut: (1) belajar menyebabkan

perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus-menerus, yang berpengaruh

pada proses belajar selanjutnya, (2) belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat

individual, (3) belajar merupakan kegiatan ysng bertujuan yaitu arah yang ingin dicapai

melalui proses belajar, (4) belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan

keseluruhan tingkah laku secara integral, (5) belajar belangsung dari yang paling sederhana

sampai kompleks.

3) Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, ditujukan dengan

nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.” Istilah prestasi dalam kamus umum

didefenisikan sebagai hasil yang telah dicapai.


Sardiman AM menjelaskan bahwa: ”prestasi belajar adalah kemampuan

psikomotorik, kemampuan dinamis efektif, penguasaan pengetahuan, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru” (Sardiman AM, 2006:48). Sumardi

Suryabrata menjelaskan bahwa: ”prestasi belajar adalah sebagai nilai yang merupakan bentuk

perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar

peserta didik selama waktu tertentu.”

Dari defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa : prestasi belajar adalah hasil

belajar yang dicapai seseorang peserta didik terhadap sesuatu yang telah dipelajari, hasil yang

dicapainya mungkin berupa ilmu pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan sesuai

dengan kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi yang dicapai oleh peserta didik dalam belajar merupakan sumber informasi

untuk mengambil keputusan. Jadi untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik dan

memuaskan tergantung pada peserta didik itu sendiri. Jika peserta didik menginginkan

prestasi belajar yang baik maka harus belajar diikuti dengan sikap ketekunan, perubahan

keuletan serta keinginan untuk belajar. Akan tetapi perlu diingat bahwa prestasi belajar yang

diperoleh peserta didik tidak semuanya sama, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik

adalah masyarakat heterogen, selain itu tidak terlepas dari model pembelajaran yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran.

Prestasi belajar yang telah dicapai peserta didik untuk selanjutnya diwujudkan

kedalam suatu nilai tertentu sehingga akan diketahui kedudukan peserta didik didalam

kelasnya. Karena nilai yang diberikan mencerminkan kemampuan peserta didik itu sendiri

maka peneliti ini sering disebut prestasi belajar. Proses yang sistematis misalnya seseorang

dikatakan sudah belajar berhitung apabila sebelumnya ia tidak mengetahui cara menghitung
suatu jumlah. Setelah ia belajar maka ia dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan yang terdapat dalam diri seseorang dapat dilihat melalui suatu penilai dan

evaluasi. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar adanya perubahan yang terdapat

dalam diri setiap individu. Hasil daripada pengukuran maupun penilaian yang dilakukan

terhadap kegiatan belajar itu adalah merupakan hasil prestasi belajar.

Slameto mengatakan bahwa :”Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah sebagai berikut: ” (Slameto, 2010:54).

a. Faktor Internal

1) Faktor jasmaniah (fisiologi), baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang

termasuk faktor ini adalah kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas

:intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.

3) Faktor kelelahan, baik jasmani maupun rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan

lemah tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan

kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan untuk

menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor keluarga, diantaranya adalah :cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua.

2) Faktor sekolah, diantaranya adalah :metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik yang lain, disiplin sekolah,

waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar.

3) Faktor masyarakat, terdiri atas : kegiatan peserta didik dalam masyarakat, teman
bergaul dan lain sebagainya.

6. Pengertian ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos dan nomos.

Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti tata aturan. Dengan demikian secara sederhana

ekonomi dalam pengertian secara bahasa berarti tata aturan rumah tangga. Ekonomi menurut

kamus besar bahasa Indonesia berarti segala hal yang bersangkutan dengan penghasilan,

pembagian dan pemakaian barang-barang dan kekayaan (keuangan). Ekonomi berkenan

dengan setiap tindakan atau proses yang harus dilaksanakan untuk menciptakan barang-

barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia. Secara

lebih spesifik istilah ini dipakai untuk menyebutkan efesiensi relative proses produksi,

pengorganisasian administrative, atau penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia.

Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial yang mempelajari hubungan

antar manusia. Defenisi ekonomi menurut Paul A. Samuelson adalah “studi mengenai

individu-individu dan masyarakat dalam membuat pilihan dengan menggunakan sumber-

sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk menghasilkan berbagai jenis barang danjasa dan

mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi.”

7. Materi Permintaan dan Penawaran

1) Pengertian Permintaan

Sri Sudarmi dan Waluyo menjelaskan bahwa :Permintaan adalah jumlah barang atau

jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat, harga, waktu, dan tempat tertentu. Permintaan

akan barang dan jasa antara masing-masing orang tidaklah sama, karena masing-masing

memiliki kemampuan yang berbeda-beda.”

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan meliputi :


1. Harga barang

Jika harga makin tinggi, maka permintaan akan makin rendah. Sebaliknya jika harga

barang rendah, maka permintaan akan barang tersebut makin tinggi.

2. Pendapatan masyarakat

Tingkat pendapatan atau penghasilan masyarakat sangat menentukan tinggi rendahnya

permintaan akan barang dan jasa. Makin tinggi pendapatan seseorang, maka makin besar

daya beli yang ia miliki, akibatnya permintaan akan barang dan jasa pun meningkat.

Sebaliknya, orang yang berpenghasilan rendah daya belinya pun rendah, akibatnya

permintaan terhadap barang dan jasa menurun.

3. Selera masyarakat

Tinggi rendahnya selera masyarakat terhadap suatu barang akan berpengaruh terhadap

permintaan barang tersebut. Jika selera masyarakat meningkat, maka permintaan pun

meningkat pula. Demikian sebaliknya, selera masyarakat sering disebut sebagai mode.

4. Kualitas barang

Pada umumnya orang menghendaki barang yang berkualitas baik, maka makin tinggi

kualitas suatu barang, maka keinginan (permintaan) orang untuk dapatmemiliki

barang tersebut makin besar. Bahkan sering terjadi bahwa masalah mampu tidaknya

seseorang menjangkau/membeli barang yang berkualitas tidaklah diperhatikan.

5. Harga barang lain yang berkaitan

Adakalanya barang tertentu memerlukan barang lain sebagai pelengkap dan sebagai

pengganti (substitusi). Misalnya sebagai bahan bakar, arang lebih murah daripada minyak

tanah, maka orang akan beralih dari minyak tanah ke arang, sehingga permintaan akan

minyak tanah menurun, dan sebaliknya permintaan akan arang meningkat.


6. Waktu

Pada waktu-waktu tertentu, permintaan terhadap suatu barang mengalami peningkatan

dibandingkan dengan hari-hari biasa. Misalnya setiap menjelang hari raya permintaan

terhadap sembako meningkat. Demikian pula setiap menjelang tahun ajaran baru permintaan

terhadap pakaian seragam serta alat tulis meningkat.

7. Jumlah penduduk

Makin besar angka pertambahan jumlah penduduk, maka permintaan terhadap suatu

barang dan jasa akan meningkat pula. Misalnya keluarga yang semula hanya terdiri dari

suami istri kemudian memiliki anak, maka kebutuhan akan bahan pangan pun mengalami

peningkatan.

8. Kejadian yang akan datang

Adanya pengetahuan terhadap sesuatu hal yang akan terjadi pada waktu akan datang

akan berpengaruh terhadap permintaan suatu barang. Misalnya, pada saat pemerintah

mengumumkan akan terjadi kenaikan harga BBM, maka sebelum hari penetapan kenaikan

tersebut masyarakat berbondong-bondong membeli BBM hingga terjadi antrian yang sangat

panjang.

b. Hukum Permintaan

Hukum permintaan menerangkan sifat hubungan permintaan barang dan jasa dengan

harganya. Hukum permintaan adalah :Jika makin rendah harga suatu barang, maka makin

banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya jika makin tinggi harga barang,

maka jumlah barang yang diminta makin berkurang.” Jadi, hubungan antara harga

barang dengan permintaan berbanding terbalik. Hal ini dapat kita amati dalam kehidupan

sehari-hari, bahwa makin tinggi harga suatu barang, maka makin sedikit permintaan terhadap

barang tersebut. Sebaliknya makin turun harga suatu barang, maka permintaan pun akan
meningkat.

c. Macam-macam Permintaan

Berdasarkan jumlah konsumen, permintaan dibedakan menjadi:

1. Permintaan individual, adalah permintaan terhadap sejumlah barang dipasar pada

waktu dan harga tertentu. Permintaan individual menggambarkan banyak sedikitnya

barang dalam waktu tertentu yang dibutuhkan seseorang. Kebutuhan setiap orang

yang tidak sama mengakibatkan permintaan individual terhadap suatu barang tidaklah

sama. Misalnya, Ardi setiap hari memerlukan 2 liter premium, sedangkan Lukman

memerlukan 5 liter premium.

2. Permintaan pasar, adalah permintaan terhadap suatu barang di pasar pada waktu dan

harga tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen. Permintaan pasar

menunjukkan banyak sedikitnya orang yang memerlukan barang yang sama dalam

waktu yang sama. Misalnya perhitungan banyaknya premium yang terjual disuatu

SPBU setiap harinya menunjukkan permintaan pasar terhadap premium.

Berdasarkan daya beli konsumen, permintaan dibedakan menjadi :

1. Permintaan efektif, adalah permintaan yang disertai daya beli dan sudah dilaksanakan.

Dalam hal ini menunjukkan kemampuan seseorang/masyarakat untuk membeli

barang/jasa secara langsung melakukan transaksi. Pemintaan efektif ini dapat

diketahui dari tinggi rendahnya hasil penjualan barang/jasa.

2. Permintaan potensial, adalah permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli

tetapi belum terjadi transaksi. Dalam hal ini permintaan potensial menunjukkan hasrat

atau keinginan seseorang/masyarakat yang memiliki kemampuan untuk membeli

suatu barang. Misalnya orang-orang kaya yang menghadiri penawaran suatu produk

baru, mereka memiliki kemampuan sekaligus untuk memiliki barang yang


ditawarkan, tetapi belum melakukan transaksi pembelian.

3. Permintaan absolute, adalah permintaan yang tidak didukung dengan kemampuan

membeli.Keadaan ini menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat, tetapi keinginan

untuk memiliki suatu barang sangatlah besar. Situasi yang demikian ini merupakan

peluang besar bagi pengusaha yang menawarkan penjualan barang dengan sistem

kredit/angsuran.

2) Pengertian Penawaran

Penawaran Jika kita sedang berjalan-jalan dipasar, banyak pedagang yang

menawarkan barang dagangannya kepada kita. Berbagai cara mereka lakukan untuk

menarik konsumen agar barang yang ditawarkan mengundang pembeli. Sri Sudarmi dan

Waluyo Menjelaskan bahwa :”penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat

harga, waktu, dan tempat tertentu.”

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran meliputi :

1. Biaya produksi

Semua biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk pengadaan barang dan jasa

disebut biaya produksi. Besar kecilnya biaya produksi berpengaruh terhadap banyak

sedikitnya barang dan jasa yang ditawarkan. Pada umumnya, produsen akan mengurangi

kegiatan produksi yang menelan biaya besar, sehingga barang yang dihasilkan pun

terbatas. Akibatnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan berkurang. Sebaliknya, jika biaya

produksinya rendah, produsen akan menghasilkan barang dalam jumlah besar, sehingga

penawaran pun bertambah. Misalnya untuk memproduksi sebuah mobil mewah memerlukan

biaya yang besar, maka barang yang dihasilkan terbatas, sehingga penawaran barang mewah

tidak sebanyak penawaran barang lainnya.

2. Proses produksi
merupakan bentuk penerapan teknologi. Kegiatan produksi yang hanya mengandalkan

tenaga manusia (teknologi sederhana) menghasilkan barang yang jumlahnya terbatas,

sedangkan kegiatan produksi yang menggunakan tenaga mesin atau menerapkan teknologi

tinggi mampu menhasilkan barang dalam jumlah besar. Banyaknya hasil produksi

mengakibatkan bertambahnya penawaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin

tinggi teknologi yang dipergunakan dalam proses produksi, maka makin banyak pula

penawaran barang/jasa.

3. Harga barang lain

Ketika minyak tanah dan gas harganya melambung bahkan langka di pasaran, banyak

ibu rumah tangga yang beralih menggunakan arang sebagai bahan bakar alternatif. Akibatnya

penawaran arang pun meningkat. Arang merupakan bahan pengganti (substitusi) bagi

minyak tanah ataupun gas.

4. Tujuan perusahaan

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Misalnya jenis perusahaan

milik Negara yang bertujuan bukan sekedar mencari keuntungan, melainkan demi melayani

kepentingan orang banyak. Maka meskipun perusahaan Negara mengalami kerugian,

tetap tidak akan mengurangi penawaran. Sebaliknya, perusahaan swasta memiliki

tujuan pokok mencari keuntungan sebesar-besarnya, jika perusahaan tersebut merugi, maka

penawaran swasta pun akan berkurang, bahkan kemungkinan tidak lagi memberikan

penawaran karena mengalami gulung tikar.

b. Hukum Penawaran

Jika kita mengadakan pengamatan tentang keadaan barang dan harga di pasar, maka

akan kita temukan bahwa barang-barang yang harganya murah mudah ditemukan dimana-

mana, sedangkan barang-barang yang mahal hanya terbatas jumlahnya. Hal ini sesuai dengan
hukum penawaran, dimana hukum penawaran menerangkan adanya hubungan antara

penawaran barang dan jasa dengan harganya. Hukum penawaran menyatakan bahwa:”jika

harga barang yang ditawarkan naik, maka jumlah barang yang ditawarkan pun akan

bertambah, dan sebaliknya, jika harga barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan

pun akan berkurang.”

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

No Peneliti Sumber Judul Hasil


1 Novi Yolanda Jurnal Perbandingan Adanya perbandingan
Pramudiyanti Bioterdidik: menggunakan antara model pembelajaran
Rini Rita T. Wahana model jigsaw dan jigsaw dan NHT dimana
Marpaung Ekspresi Ilmiah NHT terhadap hasil kelas jigsaw mengalami
belajar peningkatan lebih tinggi
dibanding kelas NHT
2 Nanik Universitas Penggunaan model Terjadinya peningkatan
Wijayanti Negeri pembelajaran hasil belajar disebabkan
Ika Semarang numbered head adanya variasi
Kusumawati together pembelajaran yang
Titik dilakukan. Dalam
Kushandayani pembelajaran peserta didik
akan aktif berfikir dan
berupaya mencari
jawaban yang sesuai untuk
setiap permasalahan yang
muncul.

C. Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono bahwa “Kerangka berfikir adalah model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah yang penting” (Sugiyono, 2009:65).

Berdasarkan uraian kerangka deskriptif diatas bahwa sangat berperan aktif dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar. Tingkat pengetahuan dan kemampuan guru dalam

menentukan model pembelajaran yang akan digunakan merupakan pengaruh yang sangat

penting dalam keberhasilan peserta didik dalam menyerap/menguasai pelajaran di kelas X

SMK NEGERI 4 PADAGSIDIMPUA.

Model pembelajaran NHT (numbered head together) adalah suatu model

pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas

kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antar peserta didik yang satu dengan peserta

didik yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan

yang lainnya. Melalui model pembelajaran ini peserta didik diharapkan saling bekerja sama

dan memberikan ide atau pendapat agar penggunaan model NHT pada saat pembelajaran

berlangsung berjalan dengan baik.

Sedangkan model pembelajaran Jigsaw adalah proses belajar kelompok dimana setiap

anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan

keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman

seluruh anggota.

Dengan adanya kedua model pembelajaran tersebut guru diharapkan mampu

menentukan model pembelajaran yang cocok untuk digunakan, sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik. Model pembelajaran NHT (numbered head together) dan model

Jigsaw masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Sehubungan dengan itu adapun kerangka berfikir penulis dalam melakukan penelitian

ini adalah :”Perbandingan model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan model

pembelajaran Jigsaw terhadap prestasi belajar bidang studi pekeraan dasar teknik otomotif
(pdto) peserta didik di kelas X SMK NEGERI 4 PADANGSIDIMPUAN.

Sejalan dengan kerangka berfikir penulis membuat skema gambar kerangka berfikir

dibawah ini:

Model pembelajaran
NHT (numbered head
together)

Prestasi belajar
( Variabel X1 )

Model pembelajaran
jigsaw ( Variabel Y )

( Variabel X2 )

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Pengujian hipotesis sangat perlu untuk tujuan penelitian, sehingga data-data yang

dikumpulkan tidak lari dari permasalahan yang dikemukakan Suharsimi Arikunto

menyatakan bahwa :” Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan”

(Suharsimi Arikunto, 2006:22). Selanjutnya Sugiyono menyatakan bahwa: ”Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat” (Sugiyono, 2008:96).

Berdasarkan pendapat diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa hipotesis adalah

dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah yang sudah diuji kebenarannya
dari suatu penelitian yang dilaksanakan serta memenuhi persyaratan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

”Ada perbandingan model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan model

Jigsaw terhadap prestasi belajar bidang studi pekeraan dasar teknik otomotif (pdto) di kelas X

SMK NEGERI 4 PADANGDISIMPUAN tahun pelajaran 2018-2019.

Anda mungkin juga menyukai