Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

OVERDOSIS

Disusun Oleh:

Nama : Nurul Khoirunnisa

NIM : C2017093

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS 'AISYIYAH SURAKARTA

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami keracunan akibat
obat. OD sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak dengan
rentang waktu terlalu singkat, biasanya digunakan secara bersamaan antara putaw,
pil, heroin digunakan bersama alkohol. Atau menelan obat tidur seperti golongan
barbiturat (luminal) atau obat penenang (valium, xanax, mogadon/BK).
2. Etiologi
Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis atau berlebihan dosis.
3. Klasifikasi

4. Patofisiologi
IFO bekerja dengan cara menghambat (inaktivasi) enzim asetikolinesterase
tubuh (KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis
arakhnoid(AKH) dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersifat inaktif.Bila
konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya
akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala
gejala ransangan Akh yang berlebihan,yang akan menimbulkan efek muscarinik,
nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP )
Pada keracunan IFO,ikatan Ikatan IFO – KhE bersifat menetap
(ireversibel),sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara
(reversible).Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :
1. Muskarini,terutama pada saluran pencernaan,kelenjar ludah dan
keringat,pupil,bronkus dan jantung.
2. Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak mata
dan otot pernafasan.
3. SSP, menimbulkan nyeri kepala,perubahan emosi,kejang- kejang(Konvulsi)
sampai koma.
5. Kondisi kegawatan

a. Ambruk tak sadarkan diri


b. Berhenti bernapas

Jika tidak bisa mendapatkan respon dari seseorang yang tidak sadar, jangan
menganggap mereka sedang tidur. Tidak semua overdosis terjadi dengan cepat
dan kadang dapat memakan waktu berjam-jam sampai ia kehilangan nyawanya.
Tindakan yang diambil secepat mungkin di waktu-waktu kritis bisa
menyelamatkan nyawa.

Jika korban sadar, kadang pasien mungkin terlihat paranoid, bingung, gusar,
dan gelisah. Minta keluarga atau teman untuk menenangkan dirinya.
Pertimbangkan untuk menghubungi polisi jika keselamatan pasien atau orang di
sekitarnya terancam.

6. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorik.
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting
untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun
sekian % dari harga normal ). Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 % Sedang : 20 - 40
% Berat : < 20 % Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 %
setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara
disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75
%N
2. Patologi Anatomi ( PA )
Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak
khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan
organ-oragan lainnya
7. Penatalaksanaan medis
Airway : Bebask an jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontanatau
pernapasan tidak adekuat.
Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.

8. Penatalaksanaan keperawatan
1. Identifikasi penyebab keracunan
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya
usahamencari penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha- usaha
penyelamatan penderita yang harus segera dilakukan.
2. Eliminasi racun. Racun yang ditelan, dilakukan dengan cara:
a. Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1
jam pertama sesudah menelanbahan beracun, bila sudah lebih dari 1
jam tidak perlu dilakukan rangsangmuntah kecuali bila bahan
beracun tersebut mempunyai efek yang menghambatmotilitas
(memperpanjang pengosongan) lambung.
b. Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan
bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat
pengosonganl ambung
c. Pemberian Norit ( activated charcoal )Jangan diberikan bersama obat muntah,
pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis.
3. Pemberan antidotum kalau mungkin  Pengobatan SupportifPemberian
cairan dan elektrolitPerhatikan nutrisi penderitaPengobatan simtomatik
(kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolitdsb.)
4. Asuhan keperawatan
A.    Pengkajian

Pengkajian difokusakan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas


dan sirkulasi yang mengancam jiwa,adanya gangguan asam basa,keadaan status
jantung,status kesadran.

Riwayat kesadaran : riwayat keracunan,bahan racun yang


digunakan,berapa lama diketahui setelah keracunan,ada masalah lain sebagi
pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.

Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu


melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder.
Tahapan kegiatan meliputi :

         A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai
control servikal.
         B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar
oksigenasi adekwat.
         C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.
         D: Disability, mengecek status neurologis
         E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita, tapi cegah hipotermia.
Survei primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang
mengancam nyawa pasien. Survei primer dilakukan secara sekuensial sesuai
dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam
tempo waktu yang singkat (kurang dari 10 detik). Apabila teridentifikasi henti
nafas dan henti jantung maka resusitasi harus segera dilakukan.
Apabila menemukan pasien dalam keadaan tidak sadar maka pertama kali
amankan lingkungan pasien atau bila memungkinkan pindahkan pasien ke tempat
yang aman. Selanjutnya posisikan pasien ke dalam posisi netral (terlentang) untuk
memudahkan pertolongan.
Penilaian airway dan breathing dapat dilakukan dengan satu gerakan
dalam waktu yang singkat dengan metode LLF (look, listen dan feel).

Anda mungkin juga menyukai