Anda di halaman 1dari 20

MODEL PEMBELAJARAN ASSURE DAN ADDIE

Tugas Mata Kuliah : Pengembangan Media dan Bahan Belajar PAI


Dosen Pengampu : Bapak Hadi Muhtarom, M.Pd.

Kelas 3 PAI C

Kelompok 10
Ahmad Muzzaki 20101838
Ismi Yuniatun 20101981

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU ALQURAN (IIQ) AN NUR YOGYAKARTA
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita nanti syafaatnya hingga akhir nanti.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah


wawasan bagi kita semua. Tidak lupa kami haturkan ucapan terima kasih kepada
Bapak Hadi Muhtarom, M.Pd selaku dosen dan pembimbing mata kuliah
Pengembangan Media dan Bahan Belajar PAI yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam
penyusunan makalah ini.

Yogyakarta, 28 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 1
D. Sistematika penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran ASSURE ...................................................................... 3
B. Model Pembelajaran ADDIE ........................................................................ 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Belajar bukan hanya satu kegiatan untuk memperoleh informasi tetapi juga
harus memahami sesuatu melalui pemaknaan terhadap sesuatu yang telah
diperolehnya atau dipelajarinya selama di sekolah, dengan memahami keterkaitan
antara pelajaran di sekolah dengan masalah yang ada dilingkungannya atau yang
ada dimasyarakat serta menerapkan seluruh pengetahuannya yang telah diperoleh
di sekolah dalam kehidupan nyata akan lebih mendorong peserta didik berpikir
kritis.
Proses belajar- mengajar sangat membutuhkan model pembelajaran agar
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Adapun model pembelajaran merupakan
sebuah prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar, atau biasa dikenal dengan pendekatan, strategi, atau metode
pembelajaran.
Karena banyaknya model pembelajaran oleh karena itu seorang guru
hedaknya dapat memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk
peserta didiknya. Berdasarkan latarbelakang masalah yang ada dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai model pembelajaran ASSURE dan ADDIE
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran ASSURE?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ADDIE?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui model pembelajaran ASSURE
2. Mengetahui model pembelajaran ADDIE

1
D. Sistematika penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga BAB, yang terdiri dari:
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan makalah.
BAB II : Pembahasan
BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran ASSURE


1. Pengertian Model Pembelajaran ASSURE
ASSURE adalah kepanjangan dari A yang berarti Analyze learners, S
berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategi,
technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and
maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and
revise.1
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980, dan terus
dikembangkan oleh Smaldino hingga digunakan sekarang. ASSURE model
adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk
bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih
metode dan bahan, serta evaluasi.
Model ASSURE ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam
membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan
disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.
ASSURE juga suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan
belajar mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
Pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa
tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan
bermakan bagi peserta didik.

1
Smaldino (dkk), Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.86.

3
2. Tahapan Model Pembelajaran ASSURE

Adapun tahapan pembelajaran menggunakan model ASSURE adalah sebagai


berikut:
a. Analyze Learner (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui
kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan
tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis
pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi
1) General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang
konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya
dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan
tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang
tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
2) Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis Kemampuan Awal
Pembelajar)
Menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah
subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat
mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi
siswa. Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran

4
agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh
peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
3) Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan
mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di
dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan
terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki
peserta didik, yaitu:
a) Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat
seperti membaca
b) Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih
bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan
dengan serius
c) Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih
mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan
sendiri.2
b. State Standards And Objectives (Menentukan Standard dan
Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan
tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat
memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari
pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media
yang tepat.
1) Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam
Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan
pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan
dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam
pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya

2
Smaldino (dkk), Teknologi Pembelajaran …, hal. 110.

5
peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan
keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan
dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang
dijelaskan yaitu :
a) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
b) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan
panduan kegiatan belajar siswa
c) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain
sistem pembelajaran
d) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol
dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.3
2) Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.
Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam
menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar
berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi
dijabarkan sebagai berikut:
a) A = Audience
Pembelajar atau peserta didik dengan segala
karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar
belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
b) B = Behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran.
Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam

3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem pembelajaran, (Jakarta : Kencana,
2008), hal.12.

6
penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata
kerja yang terukur dan dapat diamati.
c) C = Conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi
pembelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan
metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar
ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar
mengajar berlangsung.
d) D = Degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai
dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan
proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti
tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan
persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian
kompetensi.
Ada empat kategori pembelajaran yaitu domain kognitif yang
artinya belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang
dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal atau informasi visual
atau sebagai ketrampilan intelektual, domain afektif,
pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai, motor domain
skill atau domain ketrampilan motorik pembelajaran melibatkan
atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik, domain
interpersonal belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
3) Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan
atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak
memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar
pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery

7
learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan
kemampuan yang dimiliki tiap individu.
c. Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih,
Strategi, Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif
adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan
media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan
bahan ajar.
1) Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar
dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya
belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan
metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk
digunakan antara lain:
a) Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir
metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan
masalah.
b) Belajar Proyek (Project-Based Learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan
pembelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan.
Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan
sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
c) Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pembelajar mampu
berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman
sekelasnya.4

4
Afandi (dkk).Perencanaan Pembelajaran. (Bandung : Alfabeta.Amanah, 2011), hal.80.

8
2) Memilih Teknologi dan Media yang Sesuai dengan Bahan Ajar
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan
sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam
buku karya Sanjaya menyatakan bahwa media adalah alat untuk
perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.5
Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach,
media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain
yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media
itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan
digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai
contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat
proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia
komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV). Setiap
media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari
pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk
media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada
cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman
siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai. Memilih format media
dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau
topik. Adapun peran media dapat digunakan untuk memilih materi
yang tersedia, mengubah materi yang ada, dan untuk merancang
materi baru

5
Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.204.

9
d. Utilize Technology, Media and Materials (Menggunakan
Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya
mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu: mengecek bahan
masih layak pakai atau tidak, mempersiapkan bahan, mempersiapkan
lingkungan belajar, mempersiapkan pembelajar, menyediakan
pengalaman belajar terpusat pada pengajar atau pembelajar.
e. Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi
Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa
terhadap materi dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era
teknologi sekarang dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi daripada
sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan
dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental
aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman
para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai
tujuan mereka dalam belajar.
f. Evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat
berdasarkan dua tahapan yaitu:
1) Penilaian Hasil Belajar Siswa
a) Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
b) Penilaian Hasil Belajar Portofolio
c) Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2) Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3) Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.

10
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain :
1) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi
siswa.
2) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui
bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah
ditentukan.
3) Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan
program kurikulum.
4) Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara
individual dalam mengambil keputusan.
5) Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya
dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
6) Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang
tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan .6
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ASSURE
a. Kelebihan Model Pembelajaran ASSURE
1) Lebih banyak komponennya sehingga lebih jelas dan
lengkap.
2) Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan
evaluasi dan review
3) Mengutamakan partisipasi pembelajar atau peserta didik.
S e r t a penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifitasan
peserta didik.
4) Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi
dan mengelola kegiatankelas.
5) Pada poin select methods Media and Materials serta
Utilize Media and Materials membuat guru atau pendidik
aktif untuk menemukan dan memanfaatkan, bahan danmedia
yang tepat dan memanfaatkan secara optimal media yang telah ada.

6
Smaldino (dkk), Teknologi Pembelajaran …, hal.97.

11
6) Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru
b. Kekurangan Model Pembelajaran ASSURE
1) Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
2) Walaupun komponen relatif banyak, namun tidak semua
komponen desain pembelajarantermasuk di dalamnya.

B. Model Pembelajaran ADDIE


1. Pengertian Model Pembelajaran ADDIE
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar
ini adalah ADDIE Model yang merupakan salah satu model desain
pembelajaran sistematik. ADDIE juga disebut model desain pembelajaran yang
lebih sifatnya lebih generik.7 Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and
Carry pada tahun 1996 untuk merancang sistem pembelajaran. Tingkat desain
materi pembelajaran dan pengembangan, sistematika sebagai aspek prosedural
pendekatan sistem telah diwujudkan dalam banyak praktik metodologi untuk
desain dan pengembangan teks, materi audiovisual, dan materi pembelajaran
berbasis komputer. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa
model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis
desain pembelajaran.8
Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang
sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan
sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pembelajar.
Sehingga model ini lebih rasional dan lebih lengkap daripada model 4D, model
ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk
seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan
ajar.

7
Benny A Pribady, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian
Rakyat, 2009), hal. 128-132.
8
Made Tegeh (dkk), “Pengembangan Buku Ajar Model Penelitian
Pengembangan Dengan Model Addie”, Undiksha: Jurusan Teknologi Pendidikan,
2015, hal. 209.

12
2. Tahapan Model Pembelajaran ADDIE

Model ini terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2)
perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation), dan (5) evaluasi (evaluation).9 Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
a. Analisis (Analyze)
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah
berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi
kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan
atas kebutuhan. Pada tahap ini membagi fase menjadi tiga segmen yaitu:
analisis pembelajar, analisis pembelajaran termasuk maksud dan tujuan
pembelajaran, dan analisis media pengiriman online.
b. Perancangan (Design)
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blue print).
Tahapan yang perlu dilaksanakan pada proses rancangan yaitu: pertama

9
Bintari Kartika Sari, “Desain Pembelajaran Model Addie dan
Implementasinya Dengan Teknik Jigsaw “, UNS: Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 2017, Hal. 95.

13
merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable,
applicable, dan realistic). Kemudian menentukan strategi pembelajaran
yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal
ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih
dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula
sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan,
lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu
tertuang dalam sautu dokumen bernama blue print yang jelas dan rinci.
Data yang diperoleh untuk pembelajaran berupa silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP selanjutnya
dikembangkan sebagai panduan untuk menyusun bahan ajar yang akan
dimuat dalam produk pengembangan.
c. Pengembangan (Development)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi
menjadi kenyataan.
d. Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system
pembelajaran yang dikembangkan. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan di-instal atau disetting sedemikian rupa sesuai dengan peran
atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Tahap implementasi pada
penelitian ini, dilaksanakan dengan mengujicobakan media secara langsung.
e. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi ini dilaksanakan bertujuan untuk kebutuhan revisi.
Berdasarkan hasil review para ahli dan uji coba lapangan yang sudah
dilakukan pada tahap implementasi selanjutnya dilakukan dua tahap analisis
data yaitu analisis.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ADDIE
a. Kelebihan Model Pembelajaran ADDIE
Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya
yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5
komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang

14
artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam
pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak
atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena
kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan
model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan
sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.
b. Kekurangan Model Pembelajaran ADDIE
Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan
waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan
mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan
membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan anlisis kebutuhan.
Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya
proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua
komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi
tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.10

10
Benny A Pribady, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian
Rakyat, 2009), hal. 125.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas maka dapat kita simpulkan bahwa
pendidik harus bisa menjadikan bagaimana pembelajaran tersebut dapat
membentuk peserta didik yang memiliki sikap, kecerdasan dan keterampilan
sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai itu semua ada beberapa hal
yang bisa digunakan guru dalam proses pembelajarannya yaitu seperti guru harus
bisa menggunakan media, metode, strategi, teknik atau pun model pembelajaran
yang dapat mendukung proses pembelajaran. Diantaranya adalah model
pembelajaran ASSURE dan ADDIE.
Model Pembelajaran ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan
yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi,
menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Pembelajaran ini
dirancang untuk difokuskan agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan
efisien khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan
tenologi. Sedagkan model ADDIE merupakan singkatan dari analysis, design,
development or production, implementation or delivery and evaluations. Model
ini lebih rasional dan lebih lengkap daripada model 4D, model ini dapat
digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.
Adapun masing-masing model pembelajaran terdapat kelebihan dan
kekurangan tersendiri termasuk pada model ASSURE dan ADDIE sesuai pada
pembahasan diatas.
B. Saran
Pentingnya bagi seorag pendidik menguasai model pembelajaran supaya
dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif serta materi
pelajaran dapat mudah diterima oleh peserta didik diantaranya dengan model
ASSURE dan ADDIE.

16
DAFTAR PUSTAKA
Afandi (dkk). 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.Amanah.
Pribady, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Sanjaya. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sari, Bintari Kartika. Desain Pembelajaran Model Addie dan Implementasinya
Dengan Teknik Jigsaw. UNS: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 2017.
Smaldino (dkk). 2011. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tegeh, Made (dkk). Pengembangan Buku Ajar Model Penelitian Pengembangan
Dengan Model Addie. Undiksha: Jurusan Teknologi Pendidikan. 2015.

17

Anda mungkin juga menyukai