Anda di halaman 1dari 7

1.

PERTEMUAN PERTAMA
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Pertemuan I
1. Mengidentifikasi hubungan internasional dalam menciptakan perdamaian dunia
2. Menjelaskan politik luar negeri Indonesia dalam menjalin hubungan internasional untuk
menciptakan perdamain dunia
3. Menjelaskan sarana hubungan internasional dalam menjalin hubungan internasional

A. Mengidentifikasi hubungan internasional dalam menciptakan perdamaian dunia

1. Pengertian Hubungan internasional


menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan politik Luar Negeri RI (RENSTRA) adalah hubungan
antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai
kepentingan nasional negaranyaPengertian Hubungan internasional yang termampu dalam
Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antarnegara atau antarindividu dari negara yang
berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun hankam. Konsep ini
berhubungan erat dengan subyek-subyek seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum
internasional dan politik internasional.

2. Pentingnya hubungan internasional


Adanya saling ketergantungan antar negara yang ada di dunia, terutama di bidang ekonomi,
sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi secara langsung sifat
hubungan di masa mendatang, walaupun saling ketergantungan antar negara sudah merupakan ciri
dan diakui oleh semua negara.
Dampak lebih luas yang diharapkan masing-masing bangsa dalam hubungan internasional adalah
saling kenal, saling membantu dan saling ketergantungan antar sesama negara. Ignas Kleden
menyatakan “…. Adalah kebudayaan yang mengubah suatu chaos menjadi kosmos, suatu
kekacauan menjadi keteraturan “. Issue keterbukaan secara internasional menjadi semakin
ramai dibicarakan terutama setelah Presiden Uni Sovyet, Mikhail Gobachev melakukan
serangkaian gebrakan politik tentang perestroika (restrukturisasi) dan glasnost (keterbukaan) dan
demokratisasi di negaranya. Dari issue keterbukaan inilah setiap pemimpin negara sadar betapa
penting dan perlunya hubungan internasional dalam era globalisasi disegala aspek kehidupan
dewasa ini kalau tidak mau ketinggalan. Makna dan arti penting dari hubungan internasional
antara lain saling kenal, saling membantu dan saling ketergantungan antar sesama negara, yang
akhirnya akan memperbesar rasa tanggung jawab bersama, untuk itu adanya saling pengertian
antar bangsa / negara sangatlah penting, menginternasionalkan rasa ketergantungan, rasa
menghormati sehingga tercipta kedamaian dan kejahteraan umat manusia di dunia
3.Dasar Hukum Kerjasama Internasional
Dasar pemikiran yang dijadikan pertimbangan kerja sama internasional bagi bangsa Indonesia,
sebagai berikut :
1) Pembukaan UUD 1945 alenia empat pada kalimat : ‘ ….. ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial …”
2) Piagam PBB pada pasal 1 menyatakan sebagai berikut :
a. PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha mencegah
timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan
b. PBB mengembangkan persahabatan atar bangsa atas dasar persamaan dan hak
menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia
c. PBB mengembangkan kerja sama internasional dalam rangka memecahkan persoalan-
persoalan ekonomi, sosial-budaya, kemanusiaan serta menghormati hak azasi manusia
tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa, dan agama
d. PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian pertikaian internasional
3) Perjanjian Internasional (Traktat atau Treaty) merupakan suatu persetujuan yang dibuat secara
formal oleh dua negara atau lebih mengenai penetapan atau ketentuan tentang hak dan
kewajiban masing-masing pihak yang terlibat perjanjian.
4) Perjanjian Internasional, secara khusus termampu dalam hukum laut internasional, dimana
Indonesia sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang di dalamnya
menyatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil
daris pangkal lurus yang ditarik dari titik terluar pulau-pulau terluar sebagai laut terluar.
Deklarasi ini diakui oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah
Indonesia dengan UU No. 17 Tahun 1985 tentang hukum laut

4.Azas-Azas Kerjasama Internasional.


Dalam hubungan internasional (hubungan antar bangsa) bagi Indonesia ada tiga azas yang harus
ditaati (ditepati) dan dihormati (Pacta Sunt Servada) dijadikan pedoman yaitu : azas teritorial,
azas kebangsaan dan azas kepentingan umum
a. Azas Teritorial, menurut azas ini berlaku kekuasaan negara atas wilayahnya. Artinya hukum
negara berlaku bagi semua orang dan semua barang yang berada di wilayahnya, baik warga
negara asli maupun warga negara asing. Begitu sebaliknya bila berada di negara lain akan
berlaku hukum di negara tersebut. Contoh tindak kriminal (kejahatan) seperti penyelundupan
barang terlarang
b. Azas Kebangsaan, menurut azas ini berdasarkan azas kebangsaan atau kewarganegaraan,
kekuasaan negara atas warga negaranya. Berdasarkan azas ini setiap warga negara dimanapun
berada tetap menmampu perlakuan hukum dari negaranya. Berdasarkan ketentuan ini berlaku
azas eksteritorialitet artinya hukum negara tetap berlaku bagi setiap warga negara walaupun
berada di negara lain. Contohnya. Pelaku korupsi walaupun sudah berada diluar negeri (lari
ke negara lain) tetap bisa tangkap dan diadili di negara asalnya
c. Azas Kepentingan Umum, berdasarkan azas ini negara tetap berhak melindungi dan
mengatur kepentingan dalam kehidupan warga negaranya. Jadi hukum tidak terikat pada
batas-batas suatu wilayah negara. Contohnya hukum internasional akibat dari perjanjian
internasional antar dua atau lebih negara. Seperti seorang atau beberapa orang warga
negaranya (TKI atau TKW) yang bermasalah di luar negeri mampu dibantu penyelesaiannya
oleh negara Indonesia.
5.Sarana-sarana hubungan internasional
a. Kerja Sama Bilateral merupakan hubungan kerja sama dua negara yang memiliki
kepentingan sama dalam bidang poleksosbudhankam. Dalam rangka mengadakan hubungan
kerja sama dua negara (bilateral) bagi negara Indonesia haruslah bersifat demokratis dan
terbuka, ini berarti bahwa bila negara kita mengadakan hubungan kerja sama dengan negara
lain terlebih dahulu harus menmampu persetujuan dari parlemen atau DPR, disamping itu
hubungan kerja sama dengan negara lain juga harus dipublikasikan melalui media massa.
Secara internasional hubungan suatu negara dengan negara lain telah diatur dalam Kovensi
Wina pada tahun 1961 tentang Diplomatik (hubungan bidang politik), dan Konvensi Wina
tahun 1963 tentang Konsuler (hubungan di luar bidang politik) sedangkan pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan Keppres No. 51 tahun 1961 tentang Perwakilan Diplomatik RI.
b.Kerja Sama Regional merupakan kerja sama antarnegara yang berada dalam satu kawasan,
seperti negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), di kawasan Eropa
( MEE) dan dikawasan Arab (Liga Arab)
c. Kerja sama multilateral merupakan suatu kerja sama yang dikuti oleh lebih dari dua negara
atau banyak negara. Sebenarnya kerja sama Regional juga merupakan kerja sama multilateral
karena anggotanya lebih dari dua negara. Kerja sama yang akan dibahas merupakan kerja
sama yang tidak dalam satu kawasan (Regional) tetapi yang keanggotaannya mencakup
banyak kawasan atau internasional, diantaranya OPEC, NATO, Negara-Negara Non Blok,
CGI, OKI, APEC dan PBB

B. Menjelaskan politik luar negeri Indonesia dalam menjalin hubungan


internasional untuk menciptakan perdamain dunia

1. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional


Hubungan yang dijalin oleh suatu negara dengan negara lain, tidak dapat dilepaskan dari tata
pergaulan antar negara. Jika dalam pergaulan manusia dalam kehidupan bertetangga dinamakan
tatakrama pergaulan, maka dalam pergaulan antar negara pun terdapat hal yang sama. Setiap negara
mempunyai kebijakan politiknya masing-masing.Kebijakan politik masing-masing negara dalam
pergaulan internasional dinamakan politik luar negeri.Berkaitan dengan hal tersebut, bentuk kerja
sama dan perjanjian internasional yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia merupakan perwujudan
dari politik luar negeri Indonesia. Selain itu, politik luar negeri juga memberikan corak atau warna
tersendiri bagi kerja sama dan perjanjian internasional yang dilakukan oleh suatu negara. Apa
sebenarnya politik luar negeri Bangsa Indonesia?
Untuk mengetahui corak politik luar negeri Indonesia, perhatikan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke empat, tentang tujuan negara, “...ikut serta
dalam perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial”.Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa politik luar negeri memiliki corak tertentu.
Pemikiran para pendiri negara (founding fathers) yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut didasari oleh kenyataan bahwa
sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia dihadapkan pada lingkungan pergaulan dunia yang
dilematis.
Pada awal pendirian negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada satu situasi dunia yang
dikuasai oleh dua kekuatan negara adidaya sebagai akibat dari Perang Dunia II. Dua kekuatan
tersebut adalah blok Barat di bawah kendali Amerika Serikat dengan mengusung ideologi liberal.
Kekuatan lainnya dikuasai oleh blok Timur  yang  dipimpin oleh Uni Soviet dengan mengusung
ideology komunis.
Kenyataan ini sangat berpengaruh pada Indonesia yang baru saja merdeka.Bangsa Indonesia
tengah berupaya keras mempertahankan kemerdekaanya dari rongrongan Belanda yang ingin
kembali menjajah Indonesia. Kondisi demikian mau tidak mau memaksa Bangsa Indonesia untuk
menentukan sikap, walaupun usianya masih sangat muda.Sikap Bangsa Indonesia tersebut tertuang
dalam rumusan politik luar negeri Indonesia.
Pemerintah Indonesia, yang pada waktu itu dipimpin oleh Ir. Soekarno sebagai Presiden dan
Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden, pada tanggal 2 September 1948 di hadapan Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat mengumumkan pendirian politik luar negeri Indonesia
yang antara lain berbunyi”...tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan
kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara pro-Rusia atau pro-Amerika?
Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita?”.
Politik Luar Negeri Indonesia dilaksanakan berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea II dan IV menegaskan bahwa Negara Indonesia sebagai
Negara yang merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya sendiri serta berhak mengatur
hubungan kerjasama dengan Negara lain. Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia terdapat dalam
UU No. 37 tahun 1999 Pasal 1 ayat (2) tentang hubungan luar negeri yang menjelaskan bahwa
Politik Luar Negeri Indonesia adalah “Kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil
dalam melakukan hubungan dengan Negara lain. Organisasi Internasional dan subyek hukum
Internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan
Nasional”.
2. Tujuan Politik Luar Negeri Republik Indonesia
Di dalam dokumen yang berhasil disusun oleh pemerintah yang dituangkan di dalam Rencana
Strategi Politik Luar negeri Republik Indonesia (1984-1989) antara lain dinyatakan bahwa politik
Luar negeri suatu negara hakekatnya merupakan salah satu sarana untuk mencapai kepentingan
nasional. Sedangkan di Indonesia, jika di cermati, rumusan pokok kepentingan nasional itu dapat
dicari dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945, yaitu bahwa bangsa Indonesia diamanatkan untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang menyelenggarakan empat fungsi sebagai
berikut:
Fungsi Hankam, dalam hal ini adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
a. Fungsi Ekonomi yaitu memajukan kesejahteraan UMUITI.
b. Fungsi Sosial dan Budaya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Fungsi Politik, yaitu pada rumusan kalimat ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Pada tanggal 1 November 1945 keluarlah
maklumat pemerintah yang ditandatangani Drs. Mohammad Hatta yang isinya sebagai
berikut:
d. Menyetujui Atlantic Charter yang mengakui hak menentukan nasib sendiri bagi setiap bangsa.
e. Menjunjung tinggi Piagam PBB dan akan menjadi anggota baru.
f. Berdasarkan UUD 1945 dan dua piagam internasional tersebut, kita menolak kembali nya
kolonialisme Belanda.
g. Belanda telah melanggar dua piagam internasional tersebut dan jika akan menggunakan
kekerasan senjata dalam usaha restorasi kolonialismenya, maka kita akan melawannya secara
mati-matian.
h. Bekerja sama dengan semua bangsa di dunia ini, khususnya dengan Australia, Filipina, dan
Amerika Serikat.
i. Istilah bebas aktif sebenarnya baru mulai dipergunakan oleh politisi dan negarawan Indonesia
semasa memuncaknya Perang Korea (1950–1953), dan pada masa cabinet Republik Indonesia
ke-12 di bawah Perdana Menteri Dr. Soekiman (27 April 1951–3 April 1952).
Tujuan politik Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Membentuk satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara
kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke.
b. Membentuk satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Membentuk satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di
dunia, terutama dengan negara Asia dan Afrika, atas dasar bekerjasama membentuk satu
tatanan dunia baru yang bersih dari imperialism dan kolonialisme menuju pada perdamaian
dunia yang sempurna. Imperialisme adalah system politik yang bertujuan menjajah negara
lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
Sarana Hubungan internasional Dalam Menjalin Hubungan internasional

1. Sarana Hubungan internasional Dalam Menjalin


Hubungan internasional
Menurut J. Frankel, sarana-sarana untuk menyelenggarakan hubungan internasional adalah sebagai
berikut.
Diplomasi
Dalam arti luas, diplomasi menunjuk pada seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu
negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara lain, sedangkan tugas-tugas yang mewakili suatu
negara di negara lain dan berkedudukan di perwakilan diplomatik disebut diplomat.Pada umumnya
diplomasi hanya melibatkan dua negara (bilateral). Namun, seiring dengan perkembangan zaman, masalah
antar negara semakin kompleks sehingga diplomasi kini diikuti oleh banyak negara (multilateral).Diplomasi
mencakup berbagai macam kegiatan, seperti yang diungkapkan oleh Sumarsono Mestoko berikut.
1. Menentukan tujuan menggunakan semua daya dan tenaga untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Menyesuaikan kepentingan dari bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan daya dan
tenaga yang ada padanya.
3. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan bangsa atau negara
lain.

Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis yang digunakan untuk memenggaruhi pikiran, emosi, dan tindakan suatu
kelompok demi kepentingan masyarakat umum.Keseluruhan propaganda bersifat verbal, tetapi beda dari
diplomasi mengenai dua hal yaitu sebagai berikut.
a. Propaganda lebih ditujukan kepada rakyat negara lain daripaa pemerintahannya.
b. Prpaganda untuk kepentingan diri sendiri, benar-benar perjuangan untuk kepentingan nasional dari negara
yang membuat propaganda. Tak ada usaha untuk mencari kompromi antara epentingan-kepentingan
negara yang bersaing, tujuannya benar-benar untuk keuntungan negara yang melakukan propaganda itu.
c. Untuk melakukan propaganda, dipakailah alat propaganda. Awla mulanya menggunakan radio gelombang
jarak pendek. Namun, sekarang telah berkembang pada alat-alat yang lebih canggih , misalnya internet.
Informasi apapun dari berbagai tempat bisa diakses melalui internet.Masyarakat biasanya akan
memberikan respon pada sebuah slogan yang mengandung kata-kata berharga dan positif , misalnya
perdamaian, toleransi, dan hak-hak asasi manusia. Seringnya propaganda dilakukan serta dalam jangka
waktu yang panjangakan memperbesar pengaruh propaganda tersebut.
Ekonomi
Sarana ekonomi memegang peranan yang cukup penting sebagai sarana hubungan internasional. Seperti yang
kita ketahui bahwa ekonomi merupakan satu hal yang tidak bisa dikesampingkan dalam kehidupan manusia.
Perkembangan sarana ekonomi menuju internasionalisasi sangat pesat. Sarana ekonomi selalu digunakan
dalam berbagai suasana damai maupun perang.Bagi setiap negara, sarana ekonomi merupakan hal yang sangat
vital. Sebagai contoh, bagi negara yang kekurangan bahan-bahan mentah, mereka mengatasinya melalui
perdagangan internasional. Melalui perdagangan itulah negara-negara tersebut saling mendapatkan
keuntungan satu sama lain yang bisa membantu perekonomian negaranya. .

Kekuatan Militer dan Perang


Dalam penggunaan sarana militer, tidak bisa sebebas sarana-sarana yang lain karena dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan internasional. Kepemilikan sarana militer yang kuat dan tangguh akan berpengaruh terhadap
hubungan dengan negara lain. Semakin tangguh kekuatan militer suatu negara , akan semakin menambah
kepercayaan dirinya di dunia internasional.Selain itu, kekuatan militer juga berfungsi sebagai alat pertahanan
terhadap serangan/tekanan-tekanan yang mungkin saja mengancam sebuah negara. Untuk dapat diketaahui
oleh negara lain, kekuatan militer ini harus diperlihatkan melalui berbagai cara, antara lain melalui
demonstrasi Angkatan Laut, formasi pasukan yang diperhatikan saat parade hari-hari nasional, atau
penempatan pasukan di perbatasan. Cara-cara tersebut dilakukan dengan tujuan agar dijadikan bahan
pertimbangan bagi negara-negara lain jika berniat melakukan suatu serangan. Meskipun terkesan unjuk
kekuatan, cara ini dirasa lebih mudah dan efektif daripada menggunakannya dalam perang.

Anda mungkin juga menyukai