Anda di halaman 1dari 7

Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)


Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH


DI KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Rusmawaty Bte. Rusdin 1, Winda 2

Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, Indonesia 1 ,2

Email: Rusmawatyrusdin19@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini tentang program pemberdayaan yang dilakukan melalui kemitraan


pemerintah Kabupaten Sigi dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Masyarakat Lokal Indonesia ( LPTTG Malindo ). Studi ini menggunakan Pendekatan
kualitatif untuk melihat program pemberdayaan pada kemitraan yang dilakukan
pemda sigi dan swasta. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan, observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan menggunakan teknik purposif,
yang berjumlah 6 (Enam) orang dan dipilih berdasarkan pada karakter dan
kesesuaian dengan data yang diperlukan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi
ini bahwa Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kemitraan Pemerintah
Kabupaten Sigi Dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Guna Masyarakat
Lokal Indonesia belum optimal untuk pencapaian peningkatan kapasitas peserta.
Program kerja kemitraan tersebut memerlukan kerja sama yang baik dalam rangka
pengembangan lebih jauh untuk mencapai tujuan dari kemitraan yang dilaksanakan.
Kompetensi yang diberikan dalam program tersebut telah mampu memberikan
kemandirian kepada peserta meskipun terdapat hambatan lain terkait permodalan.

Kata Kunci: Kemitraan, Pengembangan, Pemberdayaan, Kemandirian

PENDAHULUAN mengembangkan potensi masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah setempat. Kedua, empowering yaitu
konsep pembangunan ekonomi yang berupaya memperkuat potensi yang
merangkum nilai-nilai masyarakat untuk dimiliki masyarakat untuk
membangun paradigma baru dalam pemberdayaan. Ketiga, protecting yaitu
pembangunan yang bersifat people- yaitu memberikan perlindungan kepada
centered, participatory (Chambers, masyarakat (Friedmann, 1992).
2002). Dalam kerangka ini upaya untuk Penelitian yang dilakukan oleh Noor
memberdayakan masyarakat bahwa memberdayakan masyarakat
empowering dapat dikaji dari 3 (tiga) adalah sesungguhnya upaya
aspek : Pertama, enabling yaitu

Halaman|268
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

meningkatkan sumber daya manusia Kabupaten Sigi (Munaf, Suseno, Janu, &
dalam rangka untuk meningkatkan Badar, 2008). Kabupaten Sigi memilih
harkat dan martabat lapisan masyarakat bekerja sama dengan Lembaga
bawah sehingga memiliki kemandirian Pengembangan Teknologi Tepat Guna
dan mampu mengembangkan potensi Masyarakat Lokal Indonesia ( LPTTG
yang dimiliki (Noor, 2011). Malindo ) karena lembaga
Program pelatihan Teknologi pengembangan masyarakat yang sudah
Tepat Guna (TTG) ini sangat penting memiliki pengalaman memberikan
dilakukan pada masyarakat, sebab sejumlah pelatihan sehingga cocok
dengan adanya program tersebut maka diterapkan kepada masyarakat
akan memberikan perubahan terhadap Kabupaten Sigi dari segi mata
kemandirian di kalangan masyarakat pencaharian masyarakatnya . Saat ini
untuk memiliki modal usaha dan alumni PT Malindo tersebar di 15
mengembangkannya sebagai wujud kecamatan yang berjumlah sebanyak
pelaku utama dalam kegiatan usaha 1.251 orang.
ekonomi produktif. Salah satu bentuk Dampak pelatihan ini memberikan
kemitraan yang dilakukan antara kemampuan kepada masyarakat yang
pemerintah dan masyarakat dalam membutuhkan berbagai keterampilan
menunjang pelaksanaan pembangunan sebagai bekal untuk bekerja atau
adalah adanya upaya dari seluruh lapisan berwirausaha. Setelah pelatihan
masyarakat untuk dapat meningkatkan masyarakat Kabupaten Sigi mampu
kesejahteraan secara bersama-sama berwirausaha dan mengimplementasikan
dengan mendapat pembinaan dan apa yang telah didapatkan pada saat
petunjuk dari pihak pemerintah kegiatan pelatihan tersebut. Kegiatan
disamping untuk kerja sama yang yang diselenggarakan ini merupakan
lainnya. Salah satu kerja sama yang bagian dari Visi Misi pemerintah
dibangun adalah dengan kerja sama Kabupaten Sigi yakni terwujudnya
antara masyarakat yang tepat adalah Kabupaten Sigi Maju, dan mandiri
melalui pelatihan teknologi tepat guna berbasis ekonomi kerakyatan (“Visi
(TTG. Dimana tujuannya yaitu untuk Misi,” t.t.). Hakikatnya bertujuan untuk
melatih keterampilan masyarakatnya meningkatkan kemakmuran masyarakat
(Widjajanti, 2011). di Kabupaten Sigi dan pertumbuhan
Pemerintah Kabupaten Sigi ekonomi agar stabil dan dalam keadaan
mengadakan kerja sama dengan LPTTG naik terus, target utama yang menjadi
Malindo dalam Pengembangan Pelatihan landasan munculnya program-program
agro industri kelompok Usaha Mikro nasional adalah pengentasan kemiskinan
Kecil Menengah (UMKM) Warga pengangguran.

Halaman|269
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

Pelatihan peserta program ini dapat masyarakat melalui kemitraan


dimaknai sebagai upaya pemberian pemerintah Kabupaten Sigi dengan
kemampuan kepada warga masyarakat Lembaga Pengembangan Teknologi
yang membutuhkan sebagai Tepat Guna Masyarakat Lokal
keterampilan sebagai bekal untuk Indonesia.
bekerja atau berwirausaha dan dapat Berkenaan dengan pengertian
menciptakan lapangan kerja di daerah pemberdayaan masyarakat, adalah
Kabupaten Sigi sehingga mampu bahwa pemberdayaan meliputi tiga hal,
meningkatkan daya saing sumber daya yaitu pengembangan (enabling),
manusia daerah yang ada di Kabupaten memperkuat potensi atau daya
Sigi. (empowering), dan terciptanya
Pasca pelaksanaan kegiatan masih kemandirian (Sulistiyani, 2004).
terdapat peserta kegiatan yang belum Kemitraan adalah suatu kerja
menerapkan hasil pelatihan yang sama atau perkongsian yang dibangun
diberikan melalui mekanisme kerja sama antara individu-individu atau kelompok-
tersebut dan terbatasnya peserta yang kelompok dalam rangka mencapai suatu
dapat bertahan untuk mengikuti kegiatan tujuan (Sulistiyani, 2004).
pelatihan sebagaimana tujuan dari
program tersebut. Hal ini disebabkan METODE PENELITIAN
karena peserta kegiatan tersebut belum Studi ini menggunakan pendekatan
siap dan belum berani kualitatif untuk melihat program
mengimplementasikan hasil pelatihan pemberdayaan pada kemitraan yang
yang diberikan oleh LPTTG Malindo. dilakukan pemerintah kabupaten Sigi
Berbagai pengkajian tentang dan swasta. Data yang digunakan adalah
pemberdayaan masyarakat belum ada data primer dan data sekunder. Teknik
yang mengkaji kemitraan pemerintah pengumpulan data dengan studi pustaka,
dan swasta sehingga peneliti tertarik studi lapangan, observasi, wawancara
untuk mengambil judul tersebut. dan dokumentasi. Penentuan informan
Fenomena permasalahan tersebut menggunakan teknik purposif, yang
menarik peneliti untuk mengkaji berjumlah 6 (Enam) orang dan dipilih
bagaimana proses Penyelenggaraan berdasarkan pada karakter dan
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kerja kesesuaian dengan data yang diperlukan.
sama Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi
Dengan LPTTG Malindo. Sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
rumusan masalah permasalahan dalam Pemberdayaan masyarakat melalui
penelitian bagaimana proses pelatihan UMKM industri pangan
penyelenggaraan program pemberdayaan kering yang dilaksanakan di Lembaga

Halaman|270
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

Pengembangan Teknologi Tepat Guna memberikan lapangan pekerjaan bagi


Masyarakat Lokal Indonesia ( LPTTG masyarakat sebagai warga belajar.
Malindo ), merupakan kegiatan yang Manfaat yang diperoleh, dengan adanya
dilaksanakan untuk tujuan peningkatan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini
kesejahteraan masyarakat dalam antara lain yaitu peningkatan
meningkatkan perekonomian anggota kesejahteraan dan penghasilan dilihat
atau masyarakat Kabupaten Sigi (Teja, dari tercukupinya sandang, pangan dan
2015). Kegiatan ini berupa pemberian kebutuhan sekolah serta kebutuhan
keterampilan kepada masyarakat yang kesehatan.
menjadi warga belajar yang dapat Selain itu masyarakat mampu
digunakan untuk bekal bekerja mandiri mengembangkan keterampilan yang
dalam bidang wirausaha pembuatan kue diperoleh dengan membuat berbagai
berbahan dasar hasil Pangan . macam produk yang memanfaatkan
Bank Dunia mengartikan sumberdaya alam wilayah Kabupaten
pemberdayaan yaitu usaha yang Sigi seperti bahan pangan yang diolah
dilakukan dalam rangka memberikan menjadi tortila dan keripik dengan
mengembangkan kemampuan untuk varian rasa. Produk-produk tersebut
menyatakan ide dan gagasan serta kemudian dapat dijual oleh masyarakat
memilih suatu konsep, metode, produk dari keterampilan pemasaran yang telah
dan tindakan (Mardikanto, 2012). diperoleh masyarakat setelah mengikuti
Dengan kata lain, pemberdayaan pelatihan. Masyarakat juga mampu
masyarakat merupakan proses berpartisipasi dalam pengembangan
meningkatkan kemampuan dan sikap wilayah kabupaten Sigi dengan adanya
kemandirian masyarakat (Widjajanti, produk tersebut Kabupaten Sigi bisa
2011).” dikenal secara luas.
Pelatihan ini sangat berperan dalam Pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat (Saugi & pemberdayaan melalui pelatihan
Sumarno, 2015), dengan adanya UMKM Agro Industri Pangan kering
kegiatan tersebut masyarakat bisa memfokuskan pada pendidikan dalam
berdaya dan bisa memiliki kemampuan bentuk pelatihan. Hal tersebut dapat
untuk mengolah alam sekitarnya terlihat dari pelaksanaan program
menjadi hal yang berguna. Peran dari pemberdayaan melalui pelatihan
pelaksanaan pelatihan tersebut bisa tersebut yang banyak mengandung hal
dilihat dari manfaat yang dirasakan oleh positif terhadap penguatan daya
masyarakat. Peran pelatihan sangat Masyarakat ( Empowering ) . LPTTG
penting dan berpengaruh di dalam Malindo dan Pemerintah Kabupaten Sigi
masyarakat, pelatihan tersebut dapat sangat memperhatikan pengembangan

Halaman|271
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

daya masyarakat baik dari segi materi melalui pengembangan berbasis


maupun fasilitas dari pemerintah agar ekowisata memiliki dampak positif dari
masyarakat dapat mengembangkan daya segi sosial, ekonomi, dan pendidikan.
dari hasil pelatihan tersebut. Pelatihan Tetapi ada juga peserta pelatihan yang
ini akan diajarkan bagaimana cara tidak bisa mandiri karena keterbatasan
mengolah bahan pangan yang benar modal.
sehingga dapat menghasilkan produk Faktor pendorong pertama yaitu
yang baik dikonsumsi. masyarakat Kabupaten Sigi memiliki
Peningkatan keterampilan dan keinginan dan semangat yang kuat untuk
kemandirian masyarakat dapat dilihat kemajuan. Walaupun masih terdapat
dari terbentuknya kelompok UMKM sejumlah masyarakat yang sulit diajak
Agro Industri Pangan kering di untuk kerja sama dalam
Kabupaten sigi yang telah mengikuti mengembangkan potensi sumber daya
berbagai macam pelatihan sehingga ekonomi individu. Hal ini terbukti
memperoleh dan meningkatkan dengan banyaknya masyarakat yang
keterampilan serta meningkatkan berantusias dalam mengikuti kegiatan
penghasilan. Dengan pelatihan-pelatihan pelatihan yang dilaksanakan. Selain itu,
yang telah diikuti, masyarakat mampu masyarakat juga memiliki semangat
mengembangkan keterampilan yang untuk mencapai keberhasilan, bersedia
diperoleh untuk bekal hidupnya. terlibat langsung dalam pelaksanaan
Hasil yang didapat dari adanya kegiatan dan bekerja sama dengan
pemberdayaan masyarakat melalui anggota lain.
pelatihan UMKM Agro Industri Pangan Faktor pendukung yang kedua yaitu
Kering yaitu masyarakat menjadi lebih memiliki sumber daya alam untuk
mandiri, berkembang, dan mampu dikembangkan dalam pelaksanaan
meningkatkan perekonomian hidupnya kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
serta terciptanya kesejahteraan terdapat di wilayah kabupaten Sigi .
masyarakat Kabupaten Sigi. Selain itu, Dengan sumber daya alam yang
masyarakat mampu mengembangkan melimpah masyarakat akan dengan
keterampilan yang diperoleh dengan mudah dalam mengaplikasikan
membuat berbagai macam produk yang kemampuannya. Masyarakat dapat
memanfaatkan sumber daya alam memanfaatkan sumber daya alam yang
wilayah Kabupaten Sigi. Tujuan yang ada dengan bijaksana.
diharapkan dari pemberdayaan adalah Faktor pendorong yang ketiga
masyarakat mendapatkan keterampilan yaitu dorongan dari pemerintah yang
sehingga memiliki kemandirian telah menyediakan fasilitas-fasilitas dan
ekonomi. Pemberdayaan masyarakat pihak sponsor yang memberikan bantuan

Halaman|272
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

baik berupa dana maupun pengadaan masyarakat memulai lagi dari awal
pelatihan. Bantuaan yang diberikan oleh sistem pemasarannya.
pemerintah maupun pihak lain yang
membantu dapat digunakan dalam KESIMPULAN
kegiatan peningkatan kemampuan Studi ini menyimpulkan bahwa
masyarakat Kabupaten Sigi. Dengan tahap pemberdayaan pada kemitraan ini
fasilitas-fasilitas tersebut dapat terkait pengembangan (Enabling) belum
memperlancar pelaksanaan kegiatan berjalan secara optimal. Meskipun
pemberdayaan masyarakat di Kabupaten pemberdayaan yang dilakukan pada
Sigi. kemitraan ini telah memberikan peluang
Faktor penghambat pemberdayaan kerja dengan penghasilan yang layak
masyarakat melalui program UMKM dari pada sebelumnya, namun umumnya
Agro Industri Pangan Keringyang kegiatan UMKM peserta pemberdayaan
pertama adalah kesiapan sumber daya tidak operasional.
manusia yang belum optimal dalam Pada tahap pemberdayaan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki. peningkatan kapasitas (Empowering)
Dalam hal ini menjadi faktor pemberdayaan ini telah berjalan secara
penghambat pelaksanaan program optimal dikarenakan setiap peserta
karena tanpa adanya keberanian untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan
berkembang masyarakat tidak akan wawasan untuk peningkatan kapasitas
mampu berhasil dalam meningkatkan terutama pengolahan produk pertanian
perekonomian hidupnya. tertentu (Industri pangan kering).
Faktor penghambat yang kedua Pemberdayaan dengan tahap
adalah pemahaman masyarakat yang kemandirian belum berjalan secara
masih rendah. Pemahaman masyarakat optimal karena adanya hambatan lain di
desa tidak dapat berkembang jika luar mekanisme kemitraan. Peningkatan
masyarakat itu sendiri tidak memiliki keterampilan dan kemandirian
kemauan atau keberanian untuk masyarakat, mampu meningkatkan
mengembangkannya. Kurangnya rasa perekonomian hidup masyarakat dan
keingintahuan masyarakat untuk berhasil terciptanya kesejahteraan masyarakat
dan berkembang dapat menjadi Kabupaten Sigi. Tetapi ada juga
hambatan dalam pelaksanaan program masyarakat atau peserta pelatihan yang
pemberdayaan masyarakat. tidak bisa mandiri karena tidak memiliki
Faktor penghambat ketiga adalah modal
hambatan di bidang pemasaran, apalagi
pasca bencana pemerintah dan

Halaman|273
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

DAFTAR PUSTAKA
Chambers, R. (2002). Livelihoods
Saugi, W., & Sumarno, S. (2015).
Poverty and livelihoods: Whose
Pemberdayaan perempuan
reality counts ?
melalui pelatihan pengolahan
bahan pangan lokal. Jurnal
Friedmann, J. (1992). Empowerment: Pendidikan dan Pemberdayaan
The politics of alternative Masyarakat, 2(2), 226.
development. https://doi.org/10.21831/jppm.v2i
Cambridge, MA: Blackwell. 2.6361

Litvack, J., Ahmad, J., & Bird, R. Sulistiyani, A. T. (2004). Kemitraan dan
(1998). Rethinking model-model pemberdayaan.
Decentralization in Developing Yogyakarta: Gava Media.
Countries.
https://doi.org/10.1596/0-8213-
Teja, M. (2015). Pembangunan Untuk
4350-5
Kesejahteraan Masyarakat Di
Kawasan Pesisir. 6(1), 14.
Mardikanto, T. (2012). Pemberdayaan
masyarakat dalam perspektif
Visi Misi. (t.t.). Diambil 25 Desember
kebijakan publik (Cetakan
2019, dari
kesatu). Bandung: Alfabeta.
http://jdih.sigikab.go.id/halaman/
detail/visi-misi
Munaf, D. R., Suseno, T., Janu, R. I., &
Badar, A. M. (2008). Peran
Widjajanti, K. (2011). Model
teknologi tepat guna. 5.
Pemberdayaan Masyarakat.
Jurnal Ekonomi Pembangunan:
Noor, M. (2011). Pemberdayaan Kajian Masalah Ekonomi dan
Masyarakat. CIVIS, 1(2/Juli). Pembangunan, 12(1), 15.
Diambil dari https://doi.org/10.23917/jep.v12i
http://journal.upgris.ac.id/index.p 1.202
hp/civis/article/view/591

Halaman|274

Anda mungkin juga menyukai