Email: Rusmawatyrusdin19@gmail.com
ABSTRAK
Halaman|268
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020
meningkatkan sumber daya manusia Kabupaten Sigi (Munaf, Suseno, Janu, &
dalam rangka untuk meningkatkan Badar, 2008). Kabupaten Sigi memilih
harkat dan martabat lapisan masyarakat bekerja sama dengan Lembaga
bawah sehingga memiliki kemandirian Pengembangan Teknologi Tepat Guna
dan mampu mengembangkan potensi Masyarakat Lokal Indonesia ( LPTTG
yang dimiliki (Noor, 2011). Malindo ) karena lembaga
Program pelatihan Teknologi pengembangan masyarakat yang sudah
Tepat Guna (TTG) ini sangat penting memiliki pengalaman memberikan
dilakukan pada masyarakat, sebab sejumlah pelatihan sehingga cocok
dengan adanya program tersebut maka diterapkan kepada masyarakat
akan memberikan perubahan terhadap Kabupaten Sigi dari segi mata
kemandirian di kalangan masyarakat pencaharian masyarakatnya . Saat ini
untuk memiliki modal usaha dan alumni PT Malindo tersebar di 15
mengembangkannya sebagai wujud kecamatan yang berjumlah sebanyak
pelaku utama dalam kegiatan usaha 1.251 orang.
ekonomi produktif. Salah satu bentuk Dampak pelatihan ini memberikan
kemitraan yang dilakukan antara kemampuan kepada masyarakat yang
pemerintah dan masyarakat dalam membutuhkan berbagai keterampilan
menunjang pelaksanaan pembangunan sebagai bekal untuk bekerja atau
adalah adanya upaya dari seluruh lapisan berwirausaha. Setelah pelatihan
masyarakat untuk dapat meningkatkan masyarakat Kabupaten Sigi mampu
kesejahteraan secara bersama-sama berwirausaha dan mengimplementasikan
dengan mendapat pembinaan dan apa yang telah didapatkan pada saat
petunjuk dari pihak pemerintah kegiatan pelatihan tersebut. Kegiatan
disamping untuk kerja sama yang yang diselenggarakan ini merupakan
lainnya. Salah satu kerja sama yang bagian dari Visi Misi pemerintah
dibangun adalah dengan kerja sama Kabupaten Sigi yakni terwujudnya
antara masyarakat yang tepat adalah Kabupaten Sigi Maju, dan mandiri
melalui pelatihan teknologi tepat guna berbasis ekonomi kerakyatan (“Visi
(TTG. Dimana tujuannya yaitu untuk Misi,” t.t.). Hakikatnya bertujuan untuk
melatih keterampilan masyarakatnya meningkatkan kemakmuran masyarakat
(Widjajanti, 2011). di Kabupaten Sigi dan pertumbuhan
Pemerintah Kabupaten Sigi ekonomi agar stabil dan dalam keadaan
mengadakan kerja sama dengan LPTTG naik terus, target utama yang menjadi
Malindo dalam Pengembangan Pelatihan landasan munculnya program-program
agro industri kelompok Usaha Mikro nasional adalah pengentasan kemiskinan
Kecil Menengah (UMKM) Warga pengangguran.
Halaman|269
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020
Halaman|270
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020
Halaman|271
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020
Halaman|272
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020
baik berupa dana maupun pengadaan masyarakat memulai lagi dari awal
pelatihan. Bantuaan yang diberikan oleh sistem pemasarannya.
pemerintah maupun pihak lain yang
membantu dapat digunakan dalam KESIMPULAN
kegiatan peningkatan kemampuan Studi ini menyimpulkan bahwa
masyarakat Kabupaten Sigi. Dengan tahap pemberdayaan pada kemitraan ini
fasilitas-fasilitas tersebut dapat terkait pengembangan (Enabling) belum
memperlancar pelaksanaan kegiatan berjalan secara optimal. Meskipun
pemberdayaan masyarakat di Kabupaten pemberdayaan yang dilakukan pada
Sigi. kemitraan ini telah memberikan peluang
Faktor penghambat pemberdayaan kerja dengan penghasilan yang layak
masyarakat melalui program UMKM dari pada sebelumnya, namun umumnya
Agro Industri Pangan Keringyang kegiatan UMKM peserta pemberdayaan
pertama adalah kesiapan sumber daya tidak operasional.
manusia yang belum optimal dalam Pada tahap pemberdayaan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki. peningkatan kapasitas (Empowering)
Dalam hal ini menjadi faktor pemberdayaan ini telah berjalan secara
penghambat pelaksanaan program optimal dikarenakan setiap peserta
karena tanpa adanya keberanian untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan
berkembang masyarakat tidak akan wawasan untuk peningkatan kapasitas
mampu berhasil dalam meningkatkan terutama pengolahan produk pertanian
perekonomian hidupnya. tertentu (Industri pangan kering).
Faktor penghambat yang kedua Pemberdayaan dengan tahap
adalah pemahaman masyarakat yang kemandirian belum berjalan secara
masih rendah. Pemahaman masyarakat optimal karena adanya hambatan lain di
desa tidak dapat berkembang jika luar mekanisme kemitraan. Peningkatan
masyarakat itu sendiri tidak memiliki keterampilan dan kemandirian
kemauan atau keberanian untuk masyarakat, mampu meningkatkan
mengembangkannya. Kurangnya rasa perekonomian hidup masyarakat dan
keingintahuan masyarakat untuk berhasil terciptanya kesejahteraan masyarakat
dan berkembang dapat menjadi Kabupaten Sigi. Tetapi ada juga
hambatan dalam pelaksanaan program masyarakat atau peserta pelatihan yang
pemberdayaan masyarakat. tidak bisa mandiri karena tidak memiliki
Faktor penghambat ketiga adalah modal
hambatan di bidang pemasaran, apalagi
pasca bencana pemerintah dan
Halaman|273
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020
DAFTAR PUSTAKA
Chambers, R. (2002). Livelihoods
Saugi, W., & Sumarno, S. (2015).
Poverty and livelihoods: Whose
Pemberdayaan perempuan
reality counts ?
melalui pelatihan pengolahan
bahan pangan lokal. Jurnal
Friedmann, J. (1992). Empowerment: Pendidikan dan Pemberdayaan
The politics of alternative Masyarakat, 2(2), 226.
development. https://doi.org/10.21831/jppm.v2i
Cambridge, MA: Blackwell. 2.6361
Litvack, J., Ahmad, J., & Bird, R. Sulistiyani, A. T. (2004). Kemitraan dan
(1998). Rethinking model-model pemberdayaan.
Decentralization in Developing Yogyakarta: Gava Media.
Countries.
https://doi.org/10.1596/0-8213-
Teja, M. (2015). Pembangunan Untuk
4350-5
Kesejahteraan Masyarakat Di
Kawasan Pesisir. 6(1), 14.
Mardikanto, T. (2012). Pemberdayaan
masyarakat dalam perspektif
Visi Misi. (t.t.). Diambil 25 Desember
kebijakan publik (Cetakan
2019, dari
kesatu). Bandung: Alfabeta.
http://jdih.sigikab.go.id/halaman/
detail/visi-misi
Munaf, D. R., Suseno, T., Janu, R. I., &
Badar, A. M. (2008). Peran
Widjajanti, K. (2011). Model
teknologi tepat guna. 5.
Pemberdayaan Masyarakat.
Jurnal Ekonomi Pembangunan:
Noor, M. (2011). Pemberdayaan Kajian Masalah Ekonomi dan
Masyarakat. CIVIS, 1(2/Juli). Pembangunan, 12(1), 15.
Diambil dari https://doi.org/10.23917/jep.v12i
http://journal.upgris.ac.id/index.p 1.202
hp/civis/article/view/591
Halaman|274