Anda di halaman 1dari 2

Hanya tersedia dalam versi bahasa Indonesia

KEBIJAKAN DIVIDEN:

Seluruh saham PT Avia Avian Tbk. (“Perseroan”) memiliki hak yang sama dan sederajat termasuk dalam
hal dividen, sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU
Perseroan”). Tunduk pada batasan dan pertimbangan yang dijelaskan dalam bagian ini, termasuk
diharuskannya Perseroan untuk memiliki laba ditahan yang positif, kebijakan Perseroan adalah membayar
dividen kepada pemegang saham sebesar setidaknya 50,0% dari laba bersih. Dividen Perseroan akan
tergantung pada arus kas dan rencana investasi Perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, dan
persyaratan lainnya. Sesuai dengan kinerja keuangan dan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke
waktu, Perseroan juga dapat meninjau kembali dan mengubah kebijakan dividen Perseroan sesuai dengan
hukum dan peraturan yang berlaku. Perseroan telah membagikan dividen sejak tahun 2017.

Berdasarkan hukum Indonesia, pembayaran dividen final setiap tahun harus disetujui oleh para pemegang
saham pada rapat umum pemegang saham tahunan atas rekomendasi Direksi Perseroan, yang pada
gilirannya akan bergantung pada pendapatan, hasil operasional dan keuangan, kondisi likuiditas, rencana
belanja modal, peluang akuisisi, prospek bisnis masa depan, kepatuhan terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan.
Perseroan dapat mengumumkan dividen final (dalam Rupiah) di tahun di mana Perseroan memiliki laba
ditahan yang positif. Sebagian dari laba bersih Perseroan, seperti yang ditentukan oleh rapat umum
pemegang saham tahunan, setelah dikurangi pajak penghasilan badan usaha, harus dialokasikan ke dana
cadangan sampai jumlah dana cadangan tersebut mencapai setidaknya 20% dari jumlah modal yang
disetor penuh Perseroan meskipun tidak ada jangka waktu yang ditentukan untuk mencapai tingkat
pendanaan ini. Kecuali ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham tahunan, bagian dari laba
bersih yang tersisa (setelah dikurangi alokasi dana cadangan) dapat dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen final.

Anggaran dasar Perseroan mengizinkan pembagian dividen interim di atas sebelum akhir tahun buku
dengan ketentuan bahwa dividen interim tidak mengakibatkan aktiva bersih Perseroan menjadi kurang dari
jumlah modal ditempatkan dan disetor dan dana cadangan diperlukan seperti yang dijabarkan di atas.
Pembagian dividen interim tersebut dapat diumumkan oleh Direksi Perseroan setelah disetujui oleh Dewan
Komisaris. Namun, jika setelah akhir tahun buku yang bersangkutan Perseroan mengalami kerugian,
dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan bertanggung jawab secara tanggung renteng atas segala kerugian yang
diderita Perseroan karena tidak dikembalikannya dividen interim tersebut oleh para pemegang saham.
Perseroan tidak dapat menjamin Anda bahwa pendapatan, posisi keuangan, kinerja keuangan yang
diharapkan di masa depan, pengeluaran modal yang diharapkan di masa depan dan rencana investasi
lainnya akan memungkinkan Perseroan untuk membayar dividen dalam tingkat berapapun atau
seluruhnya.

Sepanjang keputusan untuk membayar dividen diambil, dividen akan diumumkan dan dibayarkan dalam
mata uang Rupiah (atau mata uang lainnya asal diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku). Pemegang saham Perseroan pada tanggal pencatatan yang berlaku akan berhak atas
jumlah penuh dividen yang disetujui, tunduk pada pemotongan pajak Indonesia yang dikenakan, jika ada.
Direksi dapat mengubah kebijakan dividennya setiap saat, dengan persetujuan dari rapat umum pemegang
saham.

Dividen yang diterima oleh pemegang saham tunduk pada:


• Pajak penghasilan final dengan tarif 10% untuk wajib pajak Indonesia. Jika dividen tersebut ditanamkan
kembali di Indonesia, dividen tersebut akan dianggap sebagai penghasilan tidak kena pajak (jenis
penanaman modal yang diperbolehkan dan jangka waktu penanaman modal diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 18 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah serta Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan);
• Tidak ada pajak atas dividen yang diterima oleh badan hukum Indonesia dan/atau bentuk usaha tetap
karena dianggap sebagai penghasilan tidak kena pajak;
• Pemotongan pajak dengan tarif 20% untuk wajib pajak luar negeri yang tidak memiliki Surat Keterangan
Domisili (“SKD”) atau pengesahan Surat Keterangan Domisili Pajak, yaitu Formulir Direktorat Jenderal
Pajak Indonesia (“Form DGT”) dari otoritas pajak setempat; dan
• Pemotongan pajak dengan tarif yang ditetapkan dalam perjanjian perpajakan untuk wajib pajak luar
negeri dengan SKD yang menggunakan Form DGT yang diterbitkan oleh Otoritas Pajak Indonesia yang
diakui oleh otoritas pajak setempat dan masih berlaku pada saat pembayaran dividen.

Anda mungkin juga menyukai