Bahan Bacaan 4
Bahan Bacaan 4
Tanggal :
Nama responden :
Jenis Kelamin :
Tempat : Unit Hemodialisa /kanker/bedah/DM/Critical ill
Riwayat Medis
Deskripsi Jawaban Skor SGA
A B C
1. Berat Badan/Perubahan BB
BB kering 6 bulan yang lalu …………. kg
BB kering saat ini …………. Kg
Kehilangan BB selama HD 1. ( ) tidak ada, BB normal A
2. ( ) tidak ada, tapi BB di bawah normal B
3. ( ) ada perubahan, tapi BB belum normal B
4. ( ) turun C
Persentase kehilangan 1. ( ) < 5% A
BB sebelum–BB sesudah x 100% 2. ( ) 5 – 10% B
BB sebelum 3. ( ) > 10% C
2. Asupan Makanan
Ada perubahan ? 1. ( ) ya
2. ( ) tidak
4. Kapasitas Fungsional
Ada perubahan fungsi tubuh ? 1. ( ) ya
2. ( ) tidak
Pemeriksaan Fisik
1. Kehilangan lemak subkutan (trisep, 1. ( ) tidak ada A
bisep) 2. ( ) beberapa tempat B
3. ( ) semua tempat C
2. Kehilangan massa otot (pelipis, 1. ( ) tidak ada A
tulang selangka, scapula/tulang 2. ( ) beberapa tempat B
belikat, tulang rusuk/iga, betis, lutut 3. ( ) semua tempat C
Kelihatan Malnutrisi
Kesimpulan .................................................................................
Pedoman ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah penilaian risiko malnutrisi / tidak berisiko
malnutrisi. Dalam penilaian ini terdapat 7 kriteria yang terdiri dari :
Kehilangan nafsu makan
Tampak Malnutrisi
Masing – masing kriteria ini dinilai dengan cara memberi tanda (√ ) untuk jawaban “Ya”. Penilaian
terhadap responden adalah sebagai berikut:
1. Berisiko malnutrisi jika terdapat minimal 3 kriteria.
Untuk menyamakan persepsi maka masing – masing kriteria tersebut dibuat definisi operasional
sebagai berikut :
1. Kehilangan nafsu Hilangnya selera makan lebih dari 2 x 24 jam (dua hari) sebelum dilakukan
makan > 48 jam skrining.
5. Umur ≥ 65 thn saat Jumlah rata-rata konsumsi makanan dalam keadaan sakit dibandingkan
masuk RS dengan kebiasaan makan sehari-hari sebelum dirawat di rumah sakit
kurang dari 50% (1/2 porsi dari biasanya).
6. Makanan yang Diet yang diperoleh dari rumah sakit dimodifikasi dengan mendapatkan
dikonsumsi<50% makanan tambahan berupa makanan parenteral (seperti: dextrose,
maltose, aminofen, intralipid, dll) atau enteral (makanan komersil seperti:
peptisol, entrasol, dll
7. Modifikasi diet
Berat Badan
Status Gizi Saat Masuk RS
BB biasanya (6 blnyg lalu) BB sebelum dirawat inap, sebelum sakit.
BB Sekarang BB yang diukur dalam waktu 24 jam pertama responden masuk ruang
rawat inap.
Perubahan BB Jika diketahui : diperoleh data BB awal dirawat inap dibandingkan BB biasanya
sebelum dirawat inap.
Skor A : Tidak ada perubahan dan BB normal/lebih.
Skor B : Tidak ada perubahan, tapi BB dibawah normal atau ada perubahan tapi
BB tidak normal.
Skor C : Terjadi perubahan berupa penurunan BB.
Jika tidak diketahui : Data diperoleh dengan perkiraan pasien atau keluarganya
antara BB biasanya (sebelum sakit) dengan BB awal masuk RS.
Jika tidak diketahui : Data diperoleh melalui perkiraan pasien atau keluarganya:
Skor A : Bila dirasakan tidak ada perubahan BB.
Skor B : Bila dirasakan ada sedikit penurunan BB.
Skor C : Bila badan semakin kurus dengan jelas.
Asupan Makanan
Perubahan dan jumlah Terlebih dulu ditanyakan apakah ada perubahan asupan makanan.
asupan makanan
Apabila ada perubahan, ditanyakan apakah perubahan tersebut meningkat
atau menurun.
Gejala Gastrointestinal
Anoreksia Terlebih dulu ditanyakan apakah responden mengalami anoreksia atau tidak.
Responden ditanyakan anoreksia apabila tidak ada keinginan/selera untuk
mengkonsumsi makanan.
Kemudian ditanyakan frekuensi yang sesuai, yaitu tidak pernah, tiap hari, 2-3
x/minggu dan 1-2 x/minggu.
Selanjutnya ditanyakan lamanya anoreksia yang dialami, yaitu kurang dari 2
minggu atau lebih sama dengan 2 minggu.
Mual Terlebih dulu ditanyakan apakah responden mengalami mual atau tidak.
Kemudian ditanyakan frekuensi yang sesuai, yaitu tidak pernah, tiap hari, 2-3
x/minggu dan 1-2 x/minggu.
Selanjutnya ditanyakan lamanya mual yang dialami, yaitu kurang dari 2 minggu
atau lebih sama dengan 2 minggu.
Muntah Terlebih dulu ditanyakan apakah responden mengalami muntah atau tidak.
Kemudian ditanyakan frekuensi yang sesuai, yaitu tidak pernah, tiap hari, 2-3
x/minggu dan 1-2 x/minggu.
Selanjutnya ditanyakan lamanya muntah yang dialami, yaitu kurang dari 2 minggu
atau lebih sama dengan 2 minggu.
Diare Terlebih dulu ditanyakan apakah responden mengalami diare atau tidak.
Responden dinyatakan diare apabila mengalami BAB yang tidak normal dalam
frekuensi dan kekentalannya.
Kemudian ditanyakan frekuensi yang sesuai, yaitu tidak pernah, tiap hari, 2-3
x/minggu dan 1-2 x/minggu.
Selanjutnya ditanyakan lamanya diare yang dialami, yaitu kurang dari 2 minggu
atau lebih sama dengan 2 minggu.
Keseluruhan Skor A : Satu atau beberapa gejala, sebentar-sebentar.
gejala
Skor B : Lebih dari satu atau beberapa gejala, dalam waktu < 2 minggu.
gastrointestinal
Skor C : Lebih dari satu atau seluruh gejala, secara teratur/berkali-kali setiap hari dalam
waktu ≥ 2 minggu.
Status Fungsional
Perubahan fungsi Terlebih dulu ditanyakan ada/tidaknya perubahan fungsi tubuh, berupa penurunan
tubuh kekuatan/stamina yang berhubungan dengan malnutrisi. Misalnya sulit bangun dari
kursi karena penurunan massa otot di kaki.
Arah perubahan Apabila ada perubahan, maka dicatat perubahan tersebut meningkat atau
(meningkat/ menurun
menurun)
Deskripsi keadaan Skor A : Aktifitas normal, tidak ada kelainan, kekuatan/stamina sama seperti
fungsi tubuh sebelum sakit.
Skor B : Aktifitas ringan, mengalami penurunan kekuatan/stamina ringan sampai
sedang.
Skor C : Tanpa aktifitas atau di tempat tidur, penurunan kekuatan/stamina pada
tahap buruk.
Kondisi Penyakit
Diagnosis Utama Jenis penyakit responden yang dinyatakan oleh dokter, paling lama selama
dirawat inap dan diperoleh dari rekam medis.
Diagnosis Lainnya Dicatat pula apabila ada jenis penyakit lainnya yang diderita responden,
diperoleh dari rekam medis.
Secara umum apakah Gangguan yang dimaksud adalah stres yang menyebabkan keluaran energi
ada gangguan stress (energy expenditure) meningkat. Jumlah kenaikan kebutuhan energi ini
metabolik disebut faktor stress, dengan pengkategorian: tanpa stress, stress ringan-
sedang, dan stress berat.
Kategori gangguan Skor A : Tanpa stress
Skor B : Stress ringan sampai sedang, meliputi: infeksi, trauma tulang,
kenaikan suhu 1C, penyakit jantung, hipertensi, anemia, hepatitis akut.
Skor C : Stres berat, misalnya penyakit keganasan, gagal ginjal, trauma
multipel, gagal hati.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kehilangan lemak Skor A : Tidak ada kehilangan lemak subkutan.
subkutan Skor B : Terdapat hanya dibeberapa tempat (trisep, bisep).
Skor C : Terdapat di semua tempat (bisep, trisep, dada, dan perut)
Kehilanagan massa otot Skor A : Tidak ada kehilangan massa otot.
Skor B : Terdapat hanya pada beberapa tempat.
Skor C : Terdapat pada semua tempat (otot bahu, lengan, dada dan
tungkai.)
Edema Responden dinyatakan edema apabila terdapat sejumlah besar cairan
secara abnormal dalam ruang jaringan interselular tubuh, biasanya
berhubungan dengan serum protein rendah dan penurunan massa otot.
Skor A : Sedikit atau tanpa edema.
Skor B : Edema ringan sampai sedang.
Skor C : Edema berat atau anasarka.
Asites Responden dinyatakan asites apabila terdapat sejumlah besar cairan secara
abnormal dalam abdomen/perut, biasanya berhubungan dengan serum
protein rendah dan penurunan massa otot.
Skor A : Sedikit atau tanpa asites.
Skor B : Asites ringan sampai sedang.
Skor C : Asites berat atau penurunan protein terus menerus.
PENILAIAN STATUS GIZI PASIEN DENGAN NUTRITIONAL RISK
INDEX (NRI)
Pengkajian status gizi pada pasien bedah merupakan hal yang penting
sebab berkaitan dengan prediksi outcome atau komplikasi post-operasi.
Pengkajian status gizi pasien bedah sebaiknya mulai dilakukan pada saat pasien
masuk RS untuk mengetahui perlunya pemberian dukungan nutrisi preoperatif
jika terdapat malnutrisi.
Banyak indikasi dan sistem penilaian yang dibuat untuk memprediksikan
risiko gizi pasien, tapi tidak terdapat suatu sistem penilaian sebagai standar.
Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan atau > 10% dalam 6 bulan, serum albumin <
3,2 g/dl, dan total limfosit < 3x109/L dapat menandai peningkatan risiko
komplikasi post-operasi (Sungurtekin, 2004).
Referensi:
Hülya Sungurtekin, MD, U ur Sungurtekin, MD, Canan Balci, MD, Mehmet Zencir, MD and Ergün
Erdem, MD. The Influence of Nutritional Status on Complications after Major Intraabdominal
Surgery. Journal of the American College of Nutrition, Vol. 23, No. 3, 227-232 (2004).