Jurnal Biolmi
Jurnal Biolmi
ABSTRACT
This study aims to determine the level of critical thinking skills of students on cell material in
Palembang State High School. This type of research is quantitative descriptive research, the
research population of all Palembang High Schools, the research samples are SMA Negeri 4
Palembang, SMA Negeri 8 Palembang, SMA Negeri 9 Palembang and SMA Negeri 19
Palembang. Data collection techniques were taken by purposive sampling, choosing based on
the location of the region and district. Research instruments include interview sheets,
questionnaires, observations, documentation and multiple choice tests (Multiple Choice Test)
totaling 20 critical thinking questions on cell material. Data collection techniques included
questionnaire sheets, interview sheets, observation sheets and multiple choice questions totaling
20 critical thinking questions. Data analysis uses validity, reliability, difficulty and
differentiation test. From the average results of observations of students overall critical thinking
namely SMA Negeri 4 Palembang by 33.45%, SMA Negeri 8 Palembang by 31.91%, SMA
Negeri 9 Palembang by 30.38% and SMA Negeri 19 Palembang by 32.67% . From the results
of the study obtained an average value of critical thinking skills test scores namely SMA Negeri
4 Palembang at 25.95%, SMA Negeri 8 Palembang at 42.55%, SMA Negeri 9 Palembang at
34.20% and SMA Negeri 19 Palembang at 27 , 55%. From the four Palembang State High
Schools, an overall average of 32.56% was categorized as still low because this was the level of
students' critical thinking skills lacking in the learning process provided by the teacher.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
sel di SMA Negeri Palembang. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif kuantitatif, populasi
penelitian semua SMA Negeri Palembang, sampel penelitian yaitu SMA Negeri 4 Palembang,
SMA Negeri 8 Palembang, SMA Negeri 9 Palembang dan SMA Negeri 19 Palembang. Teknik
pengambilan data diambil secara purposive sampling, memilih berdasarkan letak wilayah dan
kecamatan. Instrumen penelitian meliputi lembar wawancara, kuesioner, observasi, dokumentasi
dan tes pilihan ganda (Multiple Choice Test) berjumlah 20 soal berpikir kritis pada materi sel.
Teknik pengumpulan data meliputi lembar kuesioner, lembar wawancara, lembar observasi dan
soal pilihan ganda berjumlah 20 soal berpikir kritis. Analisis data menggunakan uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Dari hasil rata-rata observasi siswa
keseluruhan berpikir kritis yaitu SMA Negeri 4 Palembang sebesar 33,45%, SMA Negeri 8
Palembang sebesar 31,91%, SMA Negeri 9 Palembang sebesar 30,38% dan SMA Negeri 19
Palembang sebesar 32,67%. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil nilai tes keterampilan
berpikir kritis yaitu SMA Negeri 4 Palembang sebesar 25,95%, SMA Negeri 8 Palembang
sebesar 42,55%, SMA Negeri 9 Palembang sebesar 34,20% dan SMA Negeri 19 Palembang
sebesar 27,55%. Dari keempat SMA Negeri Palembang diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar
32,56% dikategorikan masih tergolong rendah hal ini disebabkan bahwa tingkat keterampilan
berpikir kritis siswa masih kurang dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh
guru
Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, amalisis, sel.
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 115
dilakukan dengan guru biologi SMA di kelas Instrumen Penelitian menggunakan lembar
XI bahwa guru sudah menerapkan kuesioner, lembar wawancara, lembar
keterampilan berpikir kritis kepada siswa. observasi, soal pilihan ganda dan
Cara mengukur keterampilan siswa dengan dokumentasi. Pengumpulan data terdiri dari
melihat siswa melakukan diskusi, yaitu prosedur pengumpulan data dan teknik
praktikum, unjuk kerja dan membuat media pengumpulan data. Teknik analisis yang
yang dilakukan siswa. digunakan adalah teknik analisis kuantitatif.
Hasil belajar siswa rendah Analisis kuantitatif terdiri dari uji validitas,
disebabkan karena kurangnya minat uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan uji
membaca dan kurang menarik dan daya pembeda.
tergantung kepada kemampuan siswa
masing-masing. Mengukur keterampilan HASIL
siswa diukur dengan memberikan soal
pilihan ganda dan sering diberikan Deskripsi Data Hasil Penelitian
pertanyaan tentang materi sel. Kemampuan Melakukan uji coba terlebih dahulu
siswa dalam menyelesaikan soal di SMA Negeri 12 Palembang berakreditas
keterampilan berpiki kritis dan keterampilan A dengan memberikan soal pilihan ganda
proses sains tergantung dengan kemampuan berpikir kritis yang berjumlah 36 soal
siswa masing-masing. Guru menggunakan (mewakili masing-masing indikator berpikir
model pembelajaran Discovery Learning, kritis) yang sudah melalui tahapan validasi
Problem Bases Learning. ahli butir soal. Menggunakan dua kelas XII
Bahan ajar yang digunakan dalam IPA 2 dan XII IPA 4 sebagai uji coba soal
proses pembelajaran mengunakan LKS, yang telah mempelajari materi sel.
Handout, Internet dan Buku Paket. Media Hasil uji coba validasi soal
pembelajaran yang digunakan dalam proses keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran laptop, Power Point, charta materi sel di SMA Negeri 12 Palembang.
dan internet. Pada materi sel yang terdapat soal berjumlah 36 di hitung dengan
di SMA kelas XI semester ganjil siswa menggunakan program Microsoft Excel
dituntut untuk mengembangkan berpikir 2007. Dapat diperoleh 26 soal valid terdiri
kritis. Permasalahan terkait materi sel ini dari indikator yaitu : soal interpretasi
sulit untuk memahami bentuk-bentuk berjumlah 5 soal, soal analisis berjumlah 4
organel sel contohnya pada organel sel soal, soal evaluasi berjumlah 4 soal, soal
hewan mitokondria dan sel juga tidak dapat inferensi 3 soal, soal eksplanasi 5 soal, soal
dilihat oleh mata dan hanya bisa dillihat pengaturan diri berjumlah 5 soal. Hasil uji
dengan menggunakan alat mikroskop. coba reliabilitas soal keterampilan berpikir
kritis 0,634 dengan jumlah soal 36 soal di
METODELOGI PENELITIAN kategorikan tinggi. Perhitungan reliabilitas
menggunakan Alpha cronbach pada program
Penelitian ini merupakan penelitian Microsoft Excel 2007.
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk Hasil uji coba daya beda 36 soal
mendeskriptifkan memberikan gambar dapat diperoleh soal dikategorikan soal baik
penguasaan keterampilan berpikir kritis berjumlah 9 soal, soal dikategorikan cukup
peserta didik kelas XI pada materi sel di 16 soal, soal dikategorikan jelek 7 soal, soal
SMA Negeri Palembang. Populasi penelitian dikategorikan tidak baik 4 soal.
ini terdiri 22 SMA Negeri Palembang
berdasarkan wilayah kecamatan dan A. Hasil Keterampilan Berpikir Kritis
akreditasi sekolah. Teknik Pengambilan Siswa pada Materi Sel di SMA Negeri
sampel penelitian adalah purposive Palembang
sampling, sehingga diperoleh sampel Pada saat melakukan kegiatan penelitian,
penelitian terdiri dari SMA Negeri 4 peneliti memberikan soalberpikir kritis
Palembang, SMA Negeri 8 Palembang, kepada siswa berjumlah 20 soal mewakili
SMA Ngegri 9 Palembang dan SMA Negeri setiap indikator berpikir kritis.
19 Palembang.
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 117
45,00%
42,55%
40,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri 19 Rata-rata nilai
Palembang Palembang Palembang Palembang keterampilan berpikir
kritis siswa
Tabel 7. Hasil Tes Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sel di
SMA Negeri Palembang Per-Indikator
Nama Sekolah Interpreta Analisis Evaluasi Inferensi Eksplana Pengaturan
si (%) (%) (%) (%) si (%) Diri (%)
SMA Negeri 4 62,67 1,111 28,89 8,333 28,89 25,83
Palembang
SMA Negeri 8 75 32,41 43,52 33,33 34,26 36,81
Palembang
SMA Negeri 9 69,41 11,76 38,24 27,94 34,31 23,53
Palembang
SMA Negeri 19 67,43 0,952 55,24 28,57 0,952 12,14
Palembang
Rata-rata Per- 68,62 11,55 41,47 24,54 24,60 24,50
Indikator SMA
Negeri Palembang
(Sumber: Perhitungan Microsoft Excel 2007)
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 118
80
70 Interpretasi
60
50 Analisis
40 Evaluasi
30
Inferensi
20
10 Eksplanasi
0 Pengaturan Diri
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri Rata KBK Per-
Palembang Palembang Palembang 19 Palembang Indikator
Gambar 2. Hasil Perhitungan Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sel
Per-Indikator
Tabel 8. Hasil Rata-rata Perhitungan Observasi Belajar Siswa Materi Sel di SMA
Negeri Palembang
No. Nama Sekolah Rata-rata Hasil Observasi Siswa Keseluruhan
(%)
1. SMA Negeri 4 Palembang 33,48%
2. SMA Negeri 8 Palembang 31,91%
3. SMA Negeri 9 Palembang 30,38%
4. SMA Negeri 19 Palembang 32,67%
120
96 96 SMA Negeri 4
100 Palembang
76,5 79
80 SMA Negeri 8
Palembang
60
SMA Negeri 9
40 Palembang
20
SMA Negeri 19
0 Palembang
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri 19
Palembang Palembang Palembang Palembang
dalam diri siswa itu sendiri antara lain Keterampilan berpikir kritis dapat
perilaku belajar dan motivasi siswa.. ditingkatkan dengan melaksanakan
Motivasi merupakan suatu daya yang timbul pembelajaran yang berpusat pada siswa
dari dalam diri siswa untuk memberikan (student centered learning).
kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan Pandangan mengenai cara mengajar
tercapai, sehingga seseorang mau dan ingin guru tentunya berbeda-beda antarasiswa
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka ia yang satu dengan siswa yang lain. Hal ini
akan berusaha untuk meniadakan atau wajar, karena penilain siswa tentang seorang
mengelakan persaan tidak suka itu. Namun guru berbeda-beda, ada yang memberikan
pada kenyataanya banyak siswa yang belum respon positif dan ada yang memberikan
memiliki motivasi dalam belajar (Karismah, respon negatif. Apabila guru mampu
2015). mendayakan metode atau cara mengajar
Anak yang kurang terampil dalam yang lebih akan menjamin swadaya dan
berpikir kritis cenderung kurang maksimal swakarya peserta didik. Metode adalah cara
dalam memperoleh pemahaman akan suatu yang digunakan untuk
kejadian secara mendalam. Menurut Johnson mengimplementasikan dalam kegiatan nyata
(2009: 185) tujuan dari berpikir kritis adalah agar tujuan yang disusun tercapai secara
untuk mencapai pemahaman yang optimal. Metode atau cara mengajar adalah
mendalam dalam mengungkapkan makna di cara yang digunakan guru, yang dalam
balik suatu kejadian. Dengan hal ini, menjalankan fungsinya merupakan alat
keterampilan berpikir kritis diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
dapat membangun pemahaman siswa dalam Berdasarkan tabel 6. hasil soal keterampilan
memaknai suatu kejadian. Kurangnya berpikir kritis siswa materi sel di SMA
keterampilan dalam berpikir kritis akan Negeri Palembang Per-Indiktor. Untuk
berdampak pada rendahnya kesadaran indikator berpikir kritis interpretasi
terhadap cara pandang dan pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk
terhadap suatu kejadian. memahami dan menyatakan arti atau
Keterampilan berpikir kritis siswa maksud dari pengalaman yang bervariasi
yang masih tergolong kurang situasi, data, peristiwa, keputusan, konvensi,
mengindikasikan bahwa perlu diadakan kepercayaa aturan, prosedur atau kriteria
evaluasi terhadap proses kegiatan (Susilowati, dkk., 2017). Dapat diperoleh
pembelajaran yang digunakan didalam kelas, data bahwa indikator interpretasi yang
karena pada dasarnya keterampilan berpikir tertinggi terdapat pada SMA Negeri 4
kritis siswa dapat dilatih dan diasah dalam Palembang sebesar 62,67%, hal ini
proses pembelajaran. Menurut Hassubah disebabkan ketika guru memberikan
(2004) menyatakan bahwa terdapat beberapa pertanyaan kepada siswa, siswa hanya diam
cara untuk meningkatkan kemampuan tetapi ada beberapa siswa yang menjelaskan
berpikir kritis diantaranya adalah : membaca pertanyaan dari guru terkait bagian-bagian
dengan kritis, meningkatkan daya analisis organel sel, membran transport aktif. Hal ini
suatu permasalahan dalam suatu diskusi dan kurangnya kemauan siswa dalam mengikuti
mencari solusi terbaik serta menganalisis pelajaran terkait materi sel. Dapat diperoleh
dampak terburuk dari permasalahan tersebut, data bahwa indikator interpretasi yang
mengembangkan kemampuan mengamati tertinggi terdapat pada SMA Negeri 8
atau observasi selanjutnya menyebutkan Palembang sebesar 75%, hal ini disebabkan
kelebihan dan kekurangannya, pro-kontra ketika pada saat proses pembelajaran guru
dari pemasalahan yang diamati diharapkan memberikan pertanyaan kepada siswa terkait
akan menggali kemampuan kritis siswa, untuk mengelompokan bagian-bagian
meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan organel sel, komponen kimia sel dan
bertanya dan refleksi, pengajuan pertanyaan membran transport aktif. Guru memberikan
bermutu yaitu pertanyaan yang tidak secara kesempatan kepada siswa untuk menjawab
langsung memiliki jawaban benar atau salah pertanyaan. Terlihat bahwa ketika guru
atau tidak hanya satu jawaban benar memberikan pertanyaan kepada siswa,
sehingga menuntut siswa untuk giat berpikir. semua siswa merespon pertanyaan dan
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 121
menjelaskan pertanyaan guru tetapi ada juga mendengar penjelasan dari guru. Tetapi ada
beberapa tidak merespon. Hasil observasi juga yang tidak mendengarkan penjelasan
indikator interpretasi siswa dapat guru. SMA Negeri 19 Palembang indikator
mengelompokkan dan menjelaskan terkait analisis sebesar 0,952%, hal ini sebabkan
materi tetapi ada juga siswa tidak bisa ketika pada saat proses pembelajaran siswa
menjawab an menjelaskan materi tersebut. kurang memahami materi sel pada bagian
Pada SMA Negeri 9 Palembang sub materi transport aktif terkait gambar.
memiliki interpretasi sebesar 69,41%, pada Hasil observasi bahwa indikator analisis
saat proses pembelajaran guru memberikan siswa kurang memahami dalam mengenali
pertanyaan kepada siswa, kemudian guru pendapat dan alasan terkait materi.
menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas Untuk indikator berpikir kritis
untuk menjelaskan bagian-bagian dari evaluasi menggunakan strategi yang tepat
organel sel dan membran transport aktif, dalam menyelesaikan soal, lengkap, dan
tetapi ada juga beberapa siswa hanya diam benar dalam melakukan perhitungan
menyimak jawaban dari siswa lain. (Purwati, dkk., 2015). SMA Negeri 4
Untuk SMA Negeri 19 Palembang Palembang sebesar 28,89%, hal ini karena
indikator interpretasi sebesar 67,43%, pada pada materi sel transport aktif siswa kurang
proses pembelajaran guru memberikan memahami menguasai materi, sehingga
pertanyaan kepada siswa untuk menjelaskan ketika guru memberikan pertanyaan atau
atau mengelompokan bagian-bagian organel soal hanya sebagian kecil yang menjawab
sel dan membran transport aktif. Siswa dengan benar. Hasil observsi bahwa
merespon pertanyaan yang diberikan guru indikator evaluasi siswa berpartisipasi dalam
dan mencari jawaban.Siswa cukup menilai peryataan terhadap siswa lain. tetapi
berpartisipasi menjawab pertanyaan guru, ada beberapa siswa tidak ikut serta hal ini
tetapi ada juga sebagian dari siswa hanya juga terjadi pada SMA Negeri 8 Palembang
diam. sebesar 43,52%, hal ini karena pada saat
Untuk indikator berpikir kritis guru memberikan soal kepada siswa terkait
analisis merupakan kemampuan dapat materi sel, siswa cukup berpartisipasi dalam
mengidentifikasi dan menyimpulkan menjawab soal dengan benar menjawab
hubungan antar pernyataan, pertanyaan, soal tersebut, tetapi ada sebagian dari siswa
konsep, deskripsi, atau bentuk lainnya menjawab salah. Hasi observasi bahwa
(Fithriyah, dkk., 2016). Pada SMA Negeri 4 indikator evaluasi siswa kurang dalam
Palembang memiliki analisis 1,111%, menilai pernyataan tetapi ada beberapa
karena ketika guru mengajar siswa hanya siswa bisa menilai pernyataan terkait materi
diam, guru memberikan pertanyaan kepada tersebut. Pada SMA Negeri 9 Palembang
siswa terkait sub materi transport aktif. Ada sebesar 38,24% hal dikarenakan pada saat
siswa yang bisa mendeskrifsikan dan guru menjelaskan materi sel guru
menjawab pertanyaan dari guru, tetapi ada memberikan soal, kemudian guru mengecek
juga beberapa siswa tidak mendengarkan kembali jawaban siswa ada yang sudah
penjelasan dari guru. Hasil observasi bahwa benar menjawab tetapi ada juga yang
pada indikator analisis siswa mengenali menjawab salah. Hasil observasi bahwa
pendapat dan alasan terhadap materi sel indikator evaluasi siswa kurang dalam
tersebut. menilai pernyataan terkait materi. SMA
SMA Negeri 8 Palembang memiliki Negeri 19 Palembang memiliki nilai
analisis tertinngi sebesar 32,41%. Hal ini evaluasi tertinggi sebesar 55,24% pada
terlihat pada saat proses pembelajaran materi sel siswa cukup berpartisipasi
berlangsung guru memberikan pertanyaan menjawab soal yang diberikan, ketika
terkait struktur dan fungsi bagian-bagian sel. diberikan pertanyaan ada beberapa siswa
Siswa dapat mengidentifikasi dan menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil
menyimpulkan hubungan antar pernyataan observasi bahwa indikator evaluasi siswa
bagian-bagian sel dan fungsi. SMA Negeri 9 berpartisipsi dalam menilai pernyataan siswa
Palembang sebesar 11,76%, ketika guru yang lain.
menjelaskan sub materi transpor aktif siswa
Biolmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 122
Dalam faktanya, banyak siswa dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang
mengalami kebingungan dalam menerima tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98).
pelajaran karena tidak mampu mencerna Berdasarkan analisa terhadap siswa
materi yang diberikan oleh guru. Ternyata, yang terlibat dalam proses pembelajaran
banyaknya kegagalan siswa mencerna berlangsung di dalam kelas. Pada SMA
informasi dari gurunya disebabkan oleh Negeri 4 Palembang terdiri dari 30 siswa
ketidaksesuaian gaya komunikasinya. yang terlibat dalam mengikuti proses
Sebaliknya, apabila gaya komunikasi guru pembelajaran terkait materi sel cenderung
sesuai dengan gaya belajar siswa, semua masih memiliki sifat acu tak acu pada saat
pelajaran akan terasa sangat mudah dan guru menjelaskan materi. Rasa ingin tau
menyenangkan. Guru juga senang karena siswa masih kurang terhadap materi
punya siswa yang semuanya cerdas dan tersebut, sehingga pada saat guru bertanya
berpotensi untuk sukses pada jenis tidak dapat mendapat pertanyaan. Dalam
kecerdasan yang dimilikinya. upaya peningkatan keaktifan siswa guru
Tiga macam gaya komunikasi antara dapat berperan dengan merekayasa sistem
lain: non assertive ditandai dengan pembelajaran secara sistematis, sehingga
kecenderungan untuk menyembunyikan atau merangsang keaktifan peserta didik dalam
berdiam diri apabila terdapat suatu masalah. proses pembelajaran. Menurut Uzer
Hal tersebut mendorong individu untuk (2009:26-27) cara untuk memperbaiki
memilih berdiam diri dari pada memicu keterlibatan siswa diantaranya yaitu
keramaian demi terciptanya perdamaian, abadikan waktu yang lebih banyak untuk
assertive merupakan sebuah gaya yang kegiatan belajar mengajar, tingkatkan
ditandai dengan menyatakan opini secara partisipasi siswa secara efektif dalam
langsung atau terbuka agar tujuan orang kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah
tersebut terpenuhi, agresive adalah gaya pengajaran yang jelas dan tepat sesuai
komunikasi yang ditandai dengan usaha dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
individu untuk selalu hadir atau Selain memperbaiki keterliban siswa
mendekatkan diri disetiap kesempatan juga dijelaskan cara meningkatkan
(Urea, 2013). keterlibatan siswa atau keaktifan siswa
Pada SMA Negeri 8 Palembang dalam belajar. Cara meningkatkan
terdiri dari 36 siswa yang terlibat dalam keterlibatan atau keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari 36 siswa belajar adalah mengenali dan membantu
memiliki rasa ingin tahu yang berbeda-beda anak-anak yang kurang terlibat dan
terhadap materi sel. Pada saat terlibat dalam menyelidiki penyebabnya dan usaha apa
proses pembelajaran siswa cukup yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
berpartisipasi dalam pembelajaran misal keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran
pada saat guru memberikan pertanyaan dengan kebutuhan-kebutuhan individual
siswa mampu menjawab. Tetapi, ada juga siswa. Hal ini sangat penting untuk
siswa yang hanya diam saja dan bebrbicara meningkatkan usaha dan keinginan siswa
satu sama yang lain tidak mendengar untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan
penjelasan dari guru maupun siswa. hal ini belajar. keaktifan dipengaruhi oleh berbagai
menunjukan bahwa pada saat proses macam faktor yaitu membuat pembelajaran
pembelajaran siswa masih kurang. menjadi menarik atau memberikan motivasi
Keaktifan belajar siswa merupakan kepada siswa dan keaktifan juga dapat
salah satu unsur dasar yang penting bagi ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan
keberhasilan proses pembelajaran. Dalam keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan
Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti siswa yang kurang terlibat dalam proses
giat dalam bekerja atau berusaha. Kegiatan pembelajaran.
bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa Melibatkan siswa secara aktif dalam
dalam proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran sangat penting, karena dalam
materi pelajaran yang disampaikan oleh pembelajaran banyak kegiatan pemecahan
guru. Keaktifan adalah kegiatan yang masalah yang menuntut kreativitas siswa
bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat aktif. Siswa sebagai subyek didik adalah
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 125
Ladd, P and Ruby, Jr R. (2009). Learning style Susilowati, dkk.(2017). Analisis Keterampilan
and adjustment issues of international Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah
students, Journal of Education for Negeri di Kabupaten Magetan.
Business, 74, 363–367. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Lee, S.T. (2009). Examining the Relationship Sains (SNPS).
between Metacognition, Self- Usman, Uzer (1995). Menjadi Guru
Regulation, and Critical Thinking in Profesional. Bandung: PT Remaja
Online Socratic Seminars for High Rosdakarya.
School Social Studies Usman, Uzer (2009). Menjadi Guru
Student.Unpublished Dissertation: The Profesional. Bandung: PT Remaja
University of Texas at Austin. Rosdakarya.
Nana Sudjana.(2014). Penilaian Hasil Proses Urea, Roxana.(2013). The Impact of Teachers
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Communication Styles on Pupils Self-
Rosdakarya. Safety throughout the Learning Process.
Nawawi, S., & Wijayanti, T. (2018). Journal of Social and Behavioral
Pengembangan asesmen biologi berbasis Sciences
keterampilan berpikir kritis terintegrasi
nilai Islam. Jurnal Inovasi Pendidikan
IPA, 4(2), 136-
148.doi:https://doi.org/10.21831/jipi.v4i
2.21265
Nurhadi & Senduk, A.G. (2009).
Pembelajaran Kontekstual. 2009.
Surabaya: PT JePe Press Media Utama.
Purwati, R. (2015). Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Persamaan
Kuadrat Pada Pembelajaran Model
Creative Promblem
Solving.Kadikma.Vol. 7, No. 1, hal.84-
93.
Riyani,R., Maizora,S., &Hanifah. (2017). Uji
Validitas Pengembangan Tes Untuk
Mengukur Kemampuan Pemahaman
Relasional Pada Materi Persamaan
Kuadrat Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal
Pendidikan Matematika Sekolah
(JP2MS). Vol. 1, No. 1.
Rusman.(2010). Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Sahriani, L., Arsyad, M., &
Ma’ruf.(2015). Peningkatan Hasil
Belajar Fisika Melalui Model
Pembelajaran Tandur Berbasis Inkuiri
Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Bungoro. Jurnal Pendidikan
Fisika, 4 (1), 112-126.
Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi
Belajar. Yogyakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Somakim.(2011). Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah
Menengah Pertama Dengan
Penggunaan Pendidikan Ma-tematika
Realistik. Forum FMIPA.Vol. 14 No. 1.