Anda di halaman 1dari 13

Bioilmi Vol. 5 No.

2 Edisi Desember 2019 114

ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI


SEL DI SMA NEGERI PALEMBANG

Lidya Husnita1)a), b)Sri Wardhani, c)Sulton Nawawi


1)
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jl. Jenderal Ahmad Yani 13 Ulu Palembang
a)
lidyahusnitabio@gmail.com, b)s_wardhaniump.@yahoo.co.id, c)sulton.bio@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the level of critical thinking skills of students on cell material in
Palembang State High School. This type of research is quantitative descriptive research, the
research population of all Palembang High Schools, the research samples are SMA Negeri 4
Palembang, SMA Negeri 8 Palembang, SMA Negeri 9 Palembang and SMA Negeri 19
Palembang. Data collection techniques were taken by purposive sampling, choosing based on
the location of the region and district. Research instruments include interview sheets,
questionnaires, observations, documentation and multiple choice tests (Multiple Choice Test)
totaling 20 critical thinking questions on cell material. Data collection techniques included
questionnaire sheets, interview sheets, observation sheets and multiple choice questions totaling
20 critical thinking questions. Data analysis uses validity, reliability, difficulty and
differentiation test. From the average results of observations of students overall critical thinking
namely SMA Negeri 4 Palembang by 33.45%, SMA Negeri 8 Palembang by 31.91%, SMA
Negeri 9 Palembang by 30.38% and SMA Negeri 19 Palembang by 32.67% . From the results
of the study obtained an average value of critical thinking skills test scores namely SMA Negeri
4 Palembang at 25.95%, SMA Negeri 8 Palembang at 42.55%, SMA Negeri 9 Palembang at
34.20% and SMA Negeri 19 Palembang at 27 , 55%. From the four Palembang State High
Schools, an overall average of 32.56% was categorized as still low because this was the level of
students' critical thinking skills lacking in the learning process provided by the teacher.

Keywords: critical thinking skiils, analysis, cells.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
sel di SMA Negeri Palembang. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif kuantitatif, populasi
penelitian semua SMA Negeri Palembang, sampel penelitian yaitu SMA Negeri 4 Palembang,
SMA Negeri 8 Palembang, SMA Negeri 9 Palembang dan SMA Negeri 19 Palembang. Teknik
pengambilan data diambil secara purposive sampling, memilih berdasarkan letak wilayah dan
kecamatan. Instrumen penelitian meliputi lembar wawancara, kuesioner, observasi, dokumentasi
dan tes pilihan ganda (Multiple Choice Test) berjumlah 20 soal berpikir kritis pada materi sel.
Teknik pengumpulan data meliputi lembar kuesioner, lembar wawancara, lembar observasi dan
soal pilihan ganda berjumlah 20 soal berpikir kritis. Analisis data menggunakan uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Dari hasil rata-rata observasi siswa
keseluruhan berpikir kritis yaitu SMA Negeri 4 Palembang sebesar 33,45%, SMA Negeri 8
Palembang sebesar 31,91%, SMA Negeri 9 Palembang sebesar 30,38% dan SMA Negeri 19
Palembang sebesar 32,67%. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil nilai tes keterampilan
berpikir kritis yaitu SMA Negeri 4 Palembang sebesar 25,95%, SMA Negeri 8 Palembang
sebesar 42,55%, SMA Negeri 9 Palembang sebesar 34,20% dan SMA Negeri 19 Palembang
sebesar 27,55%. Dari keempat SMA Negeri Palembang diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar
32,56% dikategorikan masih tergolong rendah hal ini disebabkan bahwa tingkat keterampilan
berpikir kritis siswa masih kurang dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh
guru
Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, amalisis, sel.
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 115

PENDAHULUAN Tujuan berpikir kritis adalah untuk


menciptakan suatu semangat berpikir kritis
Pendidikan merupakan sebuah yang mendorong siswa mempertanyakan apa
sistem sebagai aktivitas pendidikan yang mereka dengar dan untuk mengkaji
terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pikiran mereka sendiri untuk memastikan
pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau
alat pendidikan dan lingkungan pendidikan. keliru (Nurhadi dan Senduk , 2009: 86). Hal
Fungsi pendidikan sebagai menyediakan penting tentang berpikir kritis menurut Ennis
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas (2011), yaitu berpikir kritis difokuskan ke
pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara dalam pengertian tentang sesuatu yang
struktural maupun secara institusional dilakukan dengan penuh kesadaran dan
(Arifin, 2006). mengarah pada sebuah tujuan.
Pendidikan di abad ke 21 dapat Berdasarkan penelitian terlebih
membawa kita pada perubahan paradigma dahulu yang dilakukan oleh Hasibun dan
yang dramatis, dari masyarakat industri ke Surya (2016) bahwa tingkat berpikir kritis
masyarakat ilmu atau masyarakat belajar. siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan
Keterampilan abad 21 menekankan pada Provinsi Sumatera Utara masih kategorikan
pembelajaran abad 21 harus mengajarkan 4 sangat rendah, terutama pada indikator 1, 2,
kompetensi yaitu communication, 3 dan 4. Dan rendah pada indikator ke 5, hal
collaboration, critical thinking dan ini mungkin disebabkan Karena keterbatasan
creativity. Untuk menghadapi pembelajaran waktu dan kurang terbiasannya siswa
abad 21 setiap orang harus memiliki berpikir kritis dan memiliki kebiasaan
keterampilan berpikir kritis, pengetahuan berpikir kritis.
dan kemampuan literasi digital, literasi Berdasarkan penelitian yang
informasi, literasi media dan menguasai dilakukan oleh Falahudin dkk, (2016) di
teknologi informasi dan komunikasi. SMP Negeri 2 Tanjung Lago, Kabupaten
Salah satu kemampuan abad 21 yang Banyuasin bahwa tingkat kemampuan
harus dikuasai yaitu critical thinking skiil. berpikir kritis peserta didik yang ada
Keterampilan berpikir kritis mencakup disekolah tersebut masih rendah, hal ini
kemampuan mengakses, menganalisis, disebabkan oleh peserta didik tidak berlatih
mensintesiss informasi yang dapat menganalisis permasalahan dan informasi
dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai yang ada, sehingga dampaknya sedikit sekali
(Redecker dkk, 2011). Berpikir kritis kreativitas yang dapat dibangun oleh peserta
merupakan salah satu keterampilan berpikir didik disekolah tersebut.
kritis tingkat tinggi atau Higher Order Penelitian Nawawi & Wijayanti
Thinking Skiils/HOTS, selain berpikir kritis (2018) Soal UAS ganjil yang digunakan
kreatif (creative thinking), pemecah masalah pada 8 SMA berbasis Islam di wilayah
(problem solving) dan berpikir refleksi Seberang Ulu Palembang masih belum
(reflective thinking). memaksimalkan aspek keterampilan berpikir
Menurut Facione (2015) kritis yaitu interpretasi sebesar 7,02%;
keterampilan berpikir kritis terdiri dari enam analisis sebesar 1,89%; evaluasi 0%;
indikator beroikir kritis meliputi interpretasi inferensi 5,52%; penjelasan sebesar 11,37%;
(interpretation), analisis (analysis), inferensi dan pengaturan diri sebesar 1,75%.
(inference), evaluasi (evaluation), eksplanasi Hasil observasi studi awal dari
(eksplanation), pengaturan diri (self- keempat SMA Negeri Palembang dengan
regulation). Menurut Somakim (2011:43) pengisian lembar kuesioner bahwa telah
kemampuan berpikir kritis sangat penting menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahu
bagi siswa mampu bersikap rasional dan 2013 sampai 2016. Guru sudah menilai
memilih altefnatif pilihan yang terbaik bagi keterampilan siswa dalam proses
dirinya. Banyak faktor yang menyebabkan pembelajaran biologi diukur dengan
perbedaan tersebut salah satunya adalah tipe keterampilan proses sains, keterampilan
kepribadian siswa tersebut. menganalisis dan keterampilan berpikir
kritis. Berdasarkan wawancara yang
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 116

dilakukan dengan guru biologi SMA di kelas Instrumen Penelitian menggunakan lembar
XI bahwa guru sudah menerapkan kuesioner, lembar wawancara, lembar
keterampilan berpikir kritis kepada siswa. observasi, soal pilihan ganda dan
Cara mengukur keterampilan siswa dengan dokumentasi. Pengumpulan data terdiri dari
melihat siswa melakukan diskusi, yaitu prosedur pengumpulan data dan teknik
praktikum, unjuk kerja dan membuat media pengumpulan data. Teknik analisis yang
yang dilakukan siswa. digunakan adalah teknik analisis kuantitatif.
Hasil belajar siswa rendah Analisis kuantitatif terdiri dari uji validitas,
disebabkan karena kurangnya minat uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan uji
membaca dan kurang menarik dan daya pembeda.
tergantung kepada kemampuan siswa
masing-masing. Mengukur keterampilan HASIL
siswa diukur dengan memberikan soal
pilihan ganda dan sering diberikan Deskripsi Data Hasil Penelitian
pertanyaan tentang materi sel. Kemampuan Melakukan uji coba terlebih dahulu
siswa dalam menyelesaikan soal di SMA Negeri 12 Palembang berakreditas
keterampilan berpiki kritis dan keterampilan A dengan memberikan soal pilihan ganda
proses sains tergantung dengan kemampuan berpikir kritis yang berjumlah 36 soal
siswa masing-masing. Guru menggunakan (mewakili masing-masing indikator berpikir
model pembelajaran Discovery Learning, kritis) yang sudah melalui tahapan validasi
Problem Bases Learning. ahli butir soal. Menggunakan dua kelas XII
Bahan ajar yang digunakan dalam IPA 2 dan XII IPA 4 sebagai uji coba soal
proses pembelajaran mengunakan LKS, yang telah mempelajari materi sel.
Handout, Internet dan Buku Paket. Media Hasil uji coba validasi soal
pembelajaran yang digunakan dalam proses keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran laptop, Power Point, charta materi sel di SMA Negeri 12 Palembang.
dan internet. Pada materi sel yang terdapat soal berjumlah 36 di hitung dengan
di SMA kelas XI semester ganjil siswa menggunakan program Microsoft Excel
dituntut untuk mengembangkan berpikir 2007. Dapat diperoleh 26 soal valid terdiri
kritis. Permasalahan terkait materi sel ini dari indikator yaitu : soal interpretasi
sulit untuk memahami bentuk-bentuk berjumlah 5 soal, soal analisis berjumlah 4
organel sel contohnya pada organel sel soal, soal evaluasi berjumlah 4 soal, soal
hewan mitokondria dan sel juga tidak dapat inferensi 3 soal, soal eksplanasi 5 soal, soal
dilihat oleh mata dan hanya bisa dillihat pengaturan diri berjumlah 5 soal. Hasil uji
dengan menggunakan alat mikroskop. coba reliabilitas soal keterampilan berpikir
kritis 0,634 dengan jumlah soal 36 soal di
METODELOGI PENELITIAN kategorikan tinggi. Perhitungan reliabilitas
menggunakan Alpha cronbach pada program
Penelitian ini merupakan penelitian Microsoft Excel 2007.
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk Hasil uji coba daya beda 36 soal
mendeskriptifkan memberikan gambar dapat diperoleh soal dikategorikan soal baik
penguasaan keterampilan berpikir kritis berjumlah 9 soal, soal dikategorikan cukup
peserta didik kelas XI pada materi sel di 16 soal, soal dikategorikan jelek 7 soal, soal
SMA Negeri Palembang. Populasi penelitian dikategorikan tidak baik 4 soal.
ini terdiri 22 SMA Negeri Palembang
berdasarkan wilayah kecamatan dan A. Hasil Keterampilan Berpikir Kritis
akreditasi sekolah. Teknik Pengambilan Siswa pada Materi Sel di SMA Negeri
sampel penelitian adalah purposive Palembang
sampling, sehingga diperoleh sampel Pada saat melakukan kegiatan penelitian,
penelitian terdiri dari SMA Negeri 4 peneliti memberikan soalberpikir kritis
Palembang, SMA Negeri 8 Palembang, kepada siswa berjumlah 20 soal mewakili
SMA Ngegri 9 Palembang dan SMA Negeri setiap indikator berpikir kritis.
19 Palembang.
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 117

Tabel 6. Hasil Tes Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa


Nama Sekolah NKBK (%) Kategori
SMA Negeri 4 Palembang 25,95 Sangat rendah
SMA Negeri 8 Palembang 42,55 Sangat rendah
SMA Negeri 9 Palembang 34,20 Sangat rendah
SMA Negeri 19 Palembang 27,55 Sangat rendah
Rata-rata NKBK 32,56 Sangat rendah
(Sumber: Perhiutngan Microsoft Excel 2007)

Nilai Keterampilan Berpikir Kritis

45,00%
42,55%
40,00%

35,00% 34,20% 32,56%


30,00%
25,95% 27,55%
25,00%

20,00%

15,00%

10,00%

5,00%

0,00%
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri 19 Rata-rata nilai
Palembang Palembang Palembang Palembang keterampilan berpikir
kritis siswa

Gambar 1. Hasil Perhitungan Soal Keterampilan Berpikir Kritis

Tabel 7. Hasil Tes Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sel di
SMA Negeri Palembang Per-Indikator
Nama Sekolah Interpreta Analisis Evaluasi Inferensi Eksplana Pengaturan
si (%) (%) (%) (%) si (%) Diri (%)
SMA Negeri 4 62,67 1,111 28,89 8,333 28,89 25,83
Palembang
SMA Negeri 8 75 32,41 43,52 33,33 34,26 36,81
Palembang
SMA Negeri 9 69,41 11,76 38,24 27,94 34,31 23,53
Palembang
SMA Negeri 19 67,43 0,952 55,24 28,57 0,952 12,14
Palembang
Rata-rata Per- 68,62 11,55 41,47 24,54 24,60 24,50
Indikator SMA
Negeri Palembang
(Sumber: Perhitungan Microsoft Excel 2007)
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 118

80
70 Interpretasi
60
50 Analisis
40 Evaluasi
30
Inferensi
20
10 Eksplanasi
0 Pengaturan Diri
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri Rata KBK Per-
Palembang Palembang Palembang 19 Palembang Indikator
Gambar 2. Hasil Perhitungan Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sel
Per-Indikator

Tabel 8. Hasil Rata-rata Perhitungan Observasi Belajar Siswa Materi Sel di SMA
Negeri Palembang
No. Nama Sekolah Rata-rata Hasil Observasi Siswa Keseluruhan
(%)
1. SMA Negeri 4 Palembang 33,48%
2. SMA Negeri 8 Palembang 31,91%
3. SMA Negeri 9 Palembang 30,38%
4. SMA Negeri 19 Palembang 32,67%

Rata-rata Hasil Observasi Siswa Keseluruhan


33,48% 32,67%
34,00% 31,91% SMA Negeri 4
32,00% 30,38% Palembang
30,00% SMA Negeri 8
28,00% Palembang
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri SMA Negeri 9
Palembang Palembang Palembang 19 Palembang Palembang

Gambar 2. Hasil Perhitungan Rata-rata Hasil Observasi Siswa Keseluruhan

Tabel 9. Hasil Perhitungan Observasi Guru pada Proses Keterlaksanaan


Pembelajaran
N Nama Sekolah Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata –rata
o. pertemua pertemua pertemua pertemuan
nI n II n III I, II, III
1. SMA Negeri 4 Palembang 71 82 - 76,5
2. SMA Negeri 8 Palembang 79 79 79 79
3. SMA Negeri 9 Palembang 96 96 - 96
4. SMA Negeri 19 Palembang 96 96 - 96
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 119

120
96 96 SMA Negeri 4
100 Palembang
76,5 79
80 SMA Negeri 8
Palembang
60
SMA Negeri 9
40 Palembang
20
SMA Negeri 19
0 Palembang
SMA Negeri 4 SMA Negeri 8 SMA Negeri 9 SMA Negeri 19
Palembang Palembang Palembang Palembang

Gambar 3. Hasil Perhitungan Rata-rata Pertemuan Guru Pada Proses Pembelajaran


siswa ikut terlibat cukup aktif tetapi hanya
PEMBAHASAN ada bebrapa saja yang tidak aktif.
Tingkat keterampilan berpikir kritis
Berdasarkan tabel 5. hasil soal di SMA Negeri 19 Palembang diperoleh
keterampilan berpikir kritis siswa yang persentase 27,55% dikategorikan sangat
dilakukan pada 4 SMA Negeri Palembang rendah. hal ini terjadi ketika guru
dapat diperoleh tingkat keterampilan memberikan materi sel, siswa cukup aktif
berpikir kritis siswa pada materi sel kelas ketika guru memberikan pertanyaan
XI. Tingkat keterampilan berpikir kritis menjelaskan dan mengelompokkan. Tetapi,
dapat diperoleh di SMA Negeri 4 hanya ada beberapa tidak memperhatikan
Palembang dengan persentase 25,95% guru.
dikategorikan sangat rendah. Pada proses Secara umum empat SMA Negeri
pembelajaran di SMA Negeri 4 Palembang Palembang yaitu, SMA Negeri 4 Palembang,
guru mengajarkan kepada siswa untuk SMA Negeri 8 Palembang, SMA Negeri 9
berpartisipasi pada materi sel. pada saat guru Palembang, SMA Negeri 19 Palembang
menjelaskan materi siswa masih ada yang dikategorikan sangat rendah. Hal ini dilihat
tidak memperhatikan, tidak fokus terhadap dari kemampuan siswa menjawab soal
materi yang diberikan. Ketika guru bertanya keterampilan berpikir kritis. Nilai
kepada siswa yang tidak memperhatikan keterampilan berpikir kritis dari empat SMA
siswa tidak dapat menjawab pertanyaan Negeri Palembang sangat rendah karena
yang diberikan oleh guru. masih ada siswa yang berbicara satu sama
Tingkat keterampilan berpikir kritis lain pada saat proses pembelajaran
di SMA Negeri 8 Palembang diperoleh berlangsung. Siswa masih bersifat tidak
persentase 42,55% dikategorikan sangat memperdulikan guru menjelaskan materi
rendah. Dalam proses pembelajaran guru pada saat proses pembelajaran. Siswa tidak
mengajarkan kepada siswa terkait materi sel mendengarkan penjelasan dari guru, pada
siswa ikut berpartisispasi. Hal ini dilihat saat guru bertanya siswa tidak dapat
ketika guru memberikan pertanyaan menjawab pertanyaan tersebut. Hanya ada
terhadap materi sel siswa cukup aktif, tetapi beberapa siswa yang aktif di dalam proses
ada ada beberapa siswa yang masih sibuk pembelajaran berlangsung. Siswa masih
dengan siswa yang lain. kurang pemahaman terhadap materi sel
Tingkat keterampilan berpikir kritis terutama pada gambar.
di SMA Negeri 9 Palembang diperoleh Dalam hal ini nilai keterampilan berpikir
persentase 34,20% dikategorikan sangat kritis siswa sangat rendah terdapat dua
rendah. Hal ini dalam proses pembelajaran faktor yang mempengaruhi hasil belajar
guru memberikan materi terkait materi sel, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 120

dalam diri siswa itu sendiri antara lain Keterampilan berpikir kritis dapat
perilaku belajar dan motivasi siswa.. ditingkatkan dengan melaksanakan
Motivasi merupakan suatu daya yang timbul pembelajaran yang berpusat pada siswa
dari dalam diri siswa untuk memberikan (student centered learning).
kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan Pandangan mengenai cara mengajar
tercapai, sehingga seseorang mau dan ingin guru tentunya berbeda-beda antarasiswa
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka ia yang satu dengan siswa yang lain. Hal ini
akan berusaha untuk meniadakan atau wajar, karena penilain siswa tentang seorang
mengelakan persaan tidak suka itu. Namun guru berbeda-beda, ada yang memberikan
pada kenyataanya banyak siswa yang belum respon positif dan ada yang memberikan
memiliki motivasi dalam belajar (Karismah, respon negatif. Apabila guru mampu
2015). mendayakan metode atau cara mengajar
Anak yang kurang terampil dalam yang lebih akan menjamin swadaya dan
berpikir kritis cenderung kurang maksimal swakarya peserta didik. Metode adalah cara
dalam memperoleh pemahaman akan suatu yang digunakan untuk
kejadian secara mendalam. Menurut Johnson mengimplementasikan dalam kegiatan nyata
(2009: 185) tujuan dari berpikir kritis adalah agar tujuan yang disusun tercapai secara
untuk mencapai pemahaman yang optimal. Metode atau cara mengajar adalah
mendalam dalam mengungkapkan makna di cara yang digunakan guru, yang dalam
balik suatu kejadian. Dengan hal ini, menjalankan fungsinya merupakan alat
keterampilan berpikir kritis diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
dapat membangun pemahaman siswa dalam Berdasarkan tabel 6. hasil soal keterampilan
memaknai suatu kejadian. Kurangnya berpikir kritis siswa materi sel di SMA
keterampilan dalam berpikir kritis akan Negeri Palembang Per-Indiktor. Untuk
berdampak pada rendahnya kesadaran indikator berpikir kritis interpretasi
terhadap cara pandang dan pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk
terhadap suatu kejadian. memahami dan menyatakan arti atau
Keterampilan berpikir kritis siswa maksud dari pengalaman yang bervariasi
yang masih tergolong kurang situasi, data, peristiwa, keputusan, konvensi,
mengindikasikan bahwa perlu diadakan kepercayaa aturan, prosedur atau kriteria
evaluasi terhadap proses kegiatan (Susilowati, dkk., 2017). Dapat diperoleh
pembelajaran yang digunakan didalam kelas, data bahwa indikator interpretasi yang
karena pada dasarnya keterampilan berpikir tertinggi terdapat pada SMA Negeri 4
kritis siswa dapat dilatih dan diasah dalam Palembang sebesar 62,67%, hal ini
proses pembelajaran. Menurut Hassubah disebabkan ketika guru memberikan
(2004) menyatakan bahwa terdapat beberapa pertanyaan kepada siswa, siswa hanya diam
cara untuk meningkatkan kemampuan tetapi ada beberapa siswa yang menjelaskan
berpikir kritis diantaranya adalah : membaca pertanyaan dari guru terkait bagian-bagian
dengan kritis, meningkatkan daya analisis organel sel, membran transport aktif. Hal ini
suatu permasalahan dalam suatu diskusi dan kurangnya kemauan siswa dalam mengikuti
mencari solusi terbaik serta menganalisis pelajaran terkait materi sel. Dapat diperoleh
dampak terburuk dari permasalahan tersebut, data bahwa indikator interpretasi yang
mengembangkan kemampuan mengamati tertinggi terdapat pada SMA Negeri 8
atau observasi selanjutnya menyebutkan Palembang sebesar 75%, hal ini disebabkan
kelebihan dan kekurangannya, pro-kontra ketika pada saat proses pembelajaran guru
dari pemasalahan yang diamati diharapkan memberikan pertanyaan kepada siswa terkait
akan menggali kemampuan kritis siswa, untuk mengelompokan bagian-bagian
meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan organel sel, komponen kimia sel dan
bertanya dan refleksi, pengajuan pertanyaan membran transport aktif. Guru memberikan
bermutu yaitu pertanyaan yang tidak secara kesempatan kepada siswa untuk menjawab
langsung memiliki jawaban benar atau salah pertanyaan. Terlihat bahwa ketika guru
atau tidak hanya satu jawaban benar memberikan pertanyaan kepada siswa,
sehingga menuntut siswa untuk giat berpikir. semua siswa merespon pertanyaan dan
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 121

menjelaskan pertanyaan guru tetapi ada juga mendengar penjelasan dari guru. Tetapi ada
beberapa tidak merespon. Hasil observasi juga yang tidak mendengarkan penjelasan
indikator interpretasi siswa dapat guru. SMA Negeri 19 Palembang indikator
mengelompokkan dan menjelaskan terkait analisis sebesar 0,952%, hal ini sebabkan
materi tetapi ada juga siswa tidak bisa ketika pada saat proses pembelajaran siswa
menjawab an menjelaskan materi tersebut. kurang memahami materi sel pada bagian
Pada SMA Negeri 9 Palembang sub materi transport aktif terkait gambar.
memiliki interpretasi sebesar 69,41%, pada Hasil observasi bahwa indikator analisis
saat proses pembelajaran guru memberikan siswa kurang memahami dalam mengenali
pertanyaan kepada siswa, kemudian guru pendapat dan alasan terkait materi.
menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas Untuk indikator berpikir kritis
untuk menjelaskan bagian-bagian dari evaluasi menggunakan strategi yang tepat
organel sel dan membran transport aktif, dalam menyelesaikan soal, lengkap, dan
tetapi ada juga beberapa siswa hanya diam benar dalam melakukan perhitungan
menyimak jawaban dari siswa lain. (Purwati, dkk., 2015). SMA Negeri 4
Untuk SMA Negeri 19 Palembang Palembang sebesar 28,89%, hal ini karena
indikator interpretasi sebesar 67,43%, pada pada materi sel transport aktif siswa kurang
proses pembelajaran guru memberikan memahami menguasai materi, sehingga
pertanyaan kepada siswa untuk menjelaskan ketika guru memberikan pertanyaan atau
atau mengelompokan bagian-bagian organel soal hanya sebagian kecil yang menjawab
sel dan membran transport aktif. Siswa dengan benar. Hasil observsi bahwa
merespon pertanyaan yang diberikan guru indikator evaluasi siswa berpartisipasi dalam
dan mencari jawaban.Siswa cukup menilai peryataan terhadap siswa lain. tetapi
berpartisipasi menjawab pertanyaan guru, ada beberapa siswa tidak ikut serta hal ini
tetapi ada juga sebagian dari siswa hanya juga terjadi pada SMA Negeri 8 Palembang
diam. sebesar 43,52%, hal ini karena pada saat
Untuk indikator berpikir kritis guru memberikan soal kepada siswa terkait
analisis merupakan kemampuan dapat materi sel, siswa cukup berpartisipasi dalam
mengidentifikasi dan menyimpulkan menjawab soal dengan benar menjawab
hubungan antar pernyataan, pertanyaan, soal tersebut, tetapi ada sebagian dari siswa
konsep, deskripsi, atau bentuk lainnya menjawab salah. Hasi observasi bahwa
(Fithriyah, dkk., 2016). Pada SMA Negeri 4 indikator evaluasi siswa kurang dalam
Palembang memiliki analisis 1,111%, menilai pernyataan tetapi ada beberapa
karena ketika guru mengajar siswa hanya siswa bisa menilai pernyataan terkait materi
diam, guru memberikan pertanyaan kepada tersebut. Pada SMA Negeri 9 Palembang
siswa terkait sub materi transport aktif. Ada sebesar 38,24% hal dikarenakan pada saat
siswa yang bisa mendeskrifsikan dan guru menjelaskan materi sel guru
menjawab pertanyaan dari guru, tetapi ada memberikan soal, kemudian guru mengecek
juga beberapa siswa tidak mendengarkan kembali jawaban siswa ada yang sudah
penjelasan dari guru. Hasil observasi bahwa benar menjawab tetapi ada juga yang
pada indikator analisis siswa mengenali menjawab salah. Hasil observasi bahwa
pendapat dan alasan terhadap materi sel indikator evaluasi siswa kurang dalam
tersebut. menilai pernyataan terkait materi. SMA
SMA Negeri 8 Palembang memiliki Negeri 19 Palembang memiliki nilai
analisis tertinngi sebesar 32,41%. Hal ini evaluasi tertinggi sebesar 55,24% pada
terlihat pada saat proses pembelajaran materi sel siswa cukup berpartisipasi
berlangsung guru memberikan pertanyaan menjawab soal yang diberikan, ketika
terkait struktur dan fungsi bagian-bagian sel. diberikan pertanyaan ada beberapa siswa
Siswa dapat mengidentifikasi dan menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil
menyimpulkan hubungan antar pernyataan observasi bahwa indikator evaluasi siswa
bagian-bagian sel dan fungsi. SMA Negeri 9 berpartisipsi dalam menilai pernyataan siswa
Palembang sebesar 11,76%, ketika guru yang lain.
menjelaskan sub materi transpor aktif siswa
Biolmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 122

Untuk indikator berpikir kritis memberikan alasan secara logis berdasarkan


inferensi SMA Negeri 4 Palembang hasil. Hasil obeservasi bahwa indikator
8,333%, hal ini terjadi karena materi sel eksplanasi siswa berpartisipasi dalam
kebanyakan dari siswa ketika diberikan menyajikan pendapat yang diberikan oleh
pertanyaan oleh guru, kemudian untuk siswa, tetapi ada beberapa siswa yang
menarik kesimpulan hanya sebagian kecil kurang menyajikan pendapat. SMA Negeri 9
yang bisa menarik kesimpulan. Hasil Palembang memiliki eksplanasi sebesar
observasi bahwa indikator inferensi siswa 34,26% hal ini karena pada materi sel ketika
masih kurang menjawab hipotesis dan guru memberikan pertanyaan materi
menarik kesimpulan yang dikemuka oleh tersebut, siswa cukup aktif dalam
siswa lain. SMA Negeri 8 Palembang memberikan alasan terhadap pertanyaan
memiliki inferensi sebesar 33,33% hal ini yang diberikan guru. Hasil obsevasi bahwa
karena pada materi sel siswa kurang tepat indikator eksplanasi siswa masih kurang
untuk menarik kesimpulan dengan benar dalam menyajikan pendapat terkait materi
.Hasil observasi bahwa indikator inferensi hanya ada beberapa siswa yang menyajikan
siswa berpartipasi alam menjawab hipotesis pendapat. SMA Negeri 19 Palembang yang
yang diberikan oleh guru dan menarik memiliki eksplanasi sebesar 0,952% hal ini
kesimpulan terkait materi. SMA Negeri 9 karenakan pada materi sel transport aktif
Palembang mempunyai sebesar 27,94% hal siswa masih kebanyakan tidak dapat
ini karena pada saat guru menjelaskan memberikan alasan terhadap pertanyaan dari
materi sel, guru memberikan pertanyaan, guru. Hasil observasi bahwa indikator
kemudian ada beberapa siswa merespon eksplanasi siswa berpartisipasi dalam
pertanyaan lalu menjawabnya. Hasil menyajikan pendapat yang diberikan oleh
observasi bahwa indikator inferensi siswa siswa lain.
berpartisipasi dalam menjawab hipotesis dan Untuk indikator pengaturan diri kemampuan
menarik kesimpulan yang dikemukan oleh untuk memonitoring aktivitas kognitif
siswa lain. SMA Negeri 19 Palembang seseorang, unsur-unsur yang digunakan
memiliki nilai inferensi sebesar 28,57%, dalam aktivitas menyelesaikan
karena pada materi sel siswa haya ada permasalahan, khususnya dalam
beberapa siswa yang dapat menarik menerapkan kemampuan dalam menganalisi
kesimpulan pada materi sel, dan cukup dan mengevaluasi (Fithriyah,dkk., 2016).
berpartisipasi untuk menarik Pada SMA Negeri 4 Palembang yang
kesimpulan.Hasil observasi bahwa indikator memiliki nilai perngaturan diri sebesar
inferensi siswa berpartisipasi dalam 25,83% hal ini menunjukan bahwa ketika
menjawab hipotesis yang diberikan oleh guru memberikan permasalahan terkait
guru. materi sel, siswa hanya sedikit ikut dalam
Untuk indikator berpikir kritis eksplanasi partisipasi menjawab permasalahan
menyatakan hasil Membenarkan prosedur tersebut. Hasil observasi bahwa indikator
Memaparkan argumen Mengokteksi diri pengatura diri siswa berpartisipasi sadar
(Nur, 2013). SMA Negeri 4 Palembang yang memantau kognitif siswa lain, tetapi ada
memiliki eksplanasi sebesar 28,89% hal ini beberapa siswa yang acu tak acu. Pada SMA
menunjukan bahwa pada materi sel siswa Negeri 8 Palembang sebesar 36,81% hal ini
sulit dalam memberikan alasan ketita saat menunjukan bahwa ketika guru memberikan
diberikan pertanyaan oleh guru. Hanya ada permasalahan pertanyaan terkait materi sel
beberapa siswa yang aktif di dalam kelas transport aktif. Siswa berpartisispasi unutk
terkait materi sel. Hasil observasi bahwa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
indikator eksplanasi siswa berpartisipati Ada siswa yang menjawab pertanyaan
dalam menyajikan pendapat-pendapat dari kurang benar guru melemparkan kepada
sumber lain yang memperkuat terkait materi. siswa lain untuk memperbaiki jawab dari
SMA Negeri 8 Palembang yang memiliki siswa lain. Hasil observasi bahwa indikator
eksplanasi sebesar 34,31% hal ini karena pegaturan diri siswa berpartisipasi dalam
pada materi sel siswa pada bagian sub memantau kognitif siswa lain, tetapi ada
materi transport aktif siswa cukup aktif beberapa siswa yang lain masih tidak peduli.
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 123

SMA Negeri 9 Palembang memiliki Hal ini sejalan dengan pendapat


pengaturan diri sebesar 23,53% hal ini Johnson (2009: 189) yaitu dengan berpikir
terjadi karena pada materi sel guru kritis, dapat membantu dalam memahami
memberikan permasalahan kepada siswa, bagaimana memandang diri sendiri,
tetapi siswa yang terlibat dalam bagaimana memandang dunia, dan
memecahkan permasalahan kuran bagaimana berhubungan dengan orang lain.
berpartisipasi dalam hal tersebut..Hasil Dengan berpikir kritis membantu
observasi bahwa indikator pengaturan diri menganalisis pemikiran sendiri untuk
siswa berpartisipasi tetapi ada juga beberapa memastikan bahwa mereka telah
siswa yang hanya diam dan tidak peduli. menentukan dan menarik kesimpulan cerdas.
SMA Negeri 19 Palembang sebesar 12,14% Menurut Kemendikbud (2013: 207) salah
hal ini menunjukan kurangnya siswa dalam satu ciri dari proses pembelajaran disebut
memecahkan permasalahn yang diberikan ilmiah adalah apabila pembelajaran tersebut
guru terkait materi transport aktif. Guru mendorong dan menginspirasi peserta didik
memberikan kesempatan kepada siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
untuk mencari jawaban dari permasalahan dalam mengidentifikasi, memahami,
pertanyaan yang diberikan. Tetapi, siswa memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
yang terlibat dalam memecahkan substansi atau materi pembelajaran.
permasalahan terhadap materi sel sedikit. Proses belajar mengajar merupakan
Berdasarkan analisis perindikator suatu proses yang mengandung serangkaian
berpikir kritis pada keempat SMA Negeri perbuatan guru dan siswa atas dasar
Palembang memiliki berpikir kritis yang hubungan timbal balik yang berlangsung
berbeda-beda setiap sekolah. Menuru Lee dalam situasi edukatif untuk mencapai
(2009) mengemukakan bahwa tujuan utama tujuan tertentu (Uzer, 1995:4). Kegiatan
belajar adalah mengajarkan peserta didik belajar mengajar mengajar yang guru
untuk berpikir. Keterampilan berpikir, laksanakan berupa kegiatan pendahuluan
khususnya berpikir tingkat tinggi (termasuk adalah kegiatan awal dalam suatu pertemuan
di dalamnya keterampilan berpikir kritis pembelajaran yang ditujukan untuk
siswa) adalah sangat penting dalam membangkitkan motivasi dan memfokuskan
pembelajaran. Menurut Fisher (2008) perhatian peserta didik untuk berpartisipasi
berpikir kritis adalah metode berpikir aktif dalam proses pembelajaran (Rusman
mengenal hal, substansi atau masalah apa 2007:7). Pada kegiatan pendahuluan guru
saja dimana pebelajar meningkatkan kualitas dapat melakukan apersepsi, memberikan
pemikirannya dengan mengenai secara motivasi kepada siswa dan menyampaikan
terampil struktur-struktur yang melekat tujuan yang akan dicapai. Kegiatan inti
dalam pemikiran dan menerapkan standar- merupakan proses pembelajaran untuk
standar intelektual padanya. Berpikir kritis mencapai kompetensi dasar. Kegiatan
siswa merupakan salah satu keterampilan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
berpikir tingkat tinggi. inspiratif, menyenangkan, menantang,
Kurangnya keterampilan berpikir memotivasi peserta didik untuk
kritis siswa dapat mempengaruhi berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
perkembangan potensi intelektual anak. yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
Menurut Johnson (2009: 184) apabila anak- kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
anak diberi kesempatan untuk menggunakan perkembangan fisik, serta psikologis peserta
pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi didik (Rusman 2007:11).
di setiap tingkat kelas, pada akhirnya mereka Pengajaran perilaku mencerminkan
akan terbiasa membedakan antara kebenaran keyakinan dan nilai-nilai guru dalam
dan kebohongan, penampilan dan kenyataan, mentranser ilmu pengetahuan (Heimlich dan
fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Norland, 2002). Perilaku peserta didik
Dengan hal ini diharapkan selanjutnya, anak memberikan wawasan ke dalam cara
dapat membangun argumen dengan memandang peserta didik, berinteraksi, dan
menggunakan bukti yang dapat dipercaya merespon terhadap lingkungan di mana
dan logika yang masuk akal. pembelajaran terjadi (Ladd dan Ruby, 1999).
Bioilmi Vol 2. No. 2 Edisi Desember 2019 124

Dalam faktanya, banyak siswa dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang
mengalami kebingungan dalam menerima tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98).
pelajaran karena tidak mampu mencerna Berdasarkan analisa terhadap siswa
materi yang diberikan oleh guru. Ternyata, yang terlibat dalam proses pembelajaran
banyaknya kegagalan siswa mencerna berlangsung di dalam kelas. Pada SMA
informasi dari gurunya disebabkan oleh Negeri 4 Palembang terdiri dari 30 siswa
ketidaksesuaian gaya komunikasinya. yang terlibat dalam mengikuti proses
Sebaliknya, apabila gaya komunikasi guru pembelajaran terkait materi sel cenderung
sesuai dengan gaya belajar siswa, semua masih memiliki sifat acu tak acu pada saat
pelajaran akan terasa sangat mudah dan guru menjelaskan materi. Rasa ingin tau
menyenangkan. Guru juga senang karena siswa masih kurang terhadap materi
punya siswa yang semuanya cerdas dan tersebut, sehingga pada saat guru bertanya
berpotensi untuk sukses pada jenis tidak dapat mendapat pertanyaan. Dalam
kecerdasan yang dimilikinya. upaya peningkatan keaktifan siswa guru
Tiga macam gaya komunikasi antara dapat berperan dengan merekayasa sistem
lain: non assertive ditandai dengan pembelajaran secara sistematis, sehingga
kecenderungan untuk menyembunyikan atau merangsang keaktifan peserta didik dalam
berdiam diri apabila terdapat suatu masalah. proses pembelajaran. Menurut Uzer
Hal tersebut mendorong individu untuk (2009:26-27) cara untuk memperbaiki
memilih berdiam diri dari pada memicu keterlibatan siswa diantaranya yaitu
keramaian demi terciptanya perdamaian, abadikan waktu yang lebih banyak untuk
assertive merupakan sebuah gaya yang kegiatan belajar mengajar, tingkatkan
ditandai dengan menyatakan opini secara partisipasi siswa secara efektif dalam
langsung atau terbuka agar tujuan orang kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah
tersebut terpenuhi, agresive adalah gaya pengajaran yang jelas dan tepat sesuai
komunikasi yang ditandai dengan usaha dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.
individu untuk selalu hadir atau Selain memperbaiki keterliban siswa
mendekatkan diri disetiap kesempatan juga dijelaskan cara meningkatkan
(Urea, 2013). keterlibatan siswa atau keaktifan siswa
Pada SMA Negeri 8 Palembang dalam belajar. Cara meningkatkan
terdiri dari 36 siswa yang terlibat dalam keterlibatan atau keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari 36 siswa belajar adalah mengenali dan membantu
memiliki rasa ingin tahu yang berbeda-beda anak-anak yang kurang terlibat dan
terhadap materi sel. Pada saat terlibat dalam menyelidiki penyebabnya dan usaha apa
proses pembelajaran siswa cukup yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
berpartisipasi dalam pembelajaran misal keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran
pada saat guru memberikan pertanyaan dengan kebutuhan-kebutuhan individual
siswa mampu menjawab. Tetapi, ada juga siswa. Hal ini sangat penting untuk
siswa yang hanya diam saja dan bebrbicara meningkatkan usaha dan keinginan siswa
satu sama yang lain tidak mendengar untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan
penjelasan dari guru maupun siswa. hal ini belajar. keaktifan dipengaruhi oleh berbagai
menunjukan bahwa pada saat proses macam faktor yaitu membuat pembelajaran
pembelajaran siswa masih kurang. menjadi menarik atau memberikan motivasi
Keaktifan belajar siswa merupakan kepada siswa dan keaktifan juga dapat
salah satu unsur dasar yang penting bagi ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan
keberhasilan proses pembelajaran. Dalam keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan
Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti siswa yang kurang terlibat dalam proses
giat dalam bekerja atau berusaha. Kegiatan pembelajaran.
bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa Melibatkan siswa secara aktif dalam
dalam proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran sangat penting, karena dalam
materi pelajaran yang disampaikan oleh pembelajaran banyak kegiatan pemecahan
guru. Keaktifan adalah kegiatan yang masalah yang menuntut kreativitas siswa
bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat aktif. Siswa sebagai subyek didik adalah
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 125

yang merencanakan dan yang melaksanakan DAFTAR PUSTAKA


belajar. Untuk menarik keterlibatan siswa
dalam pembelajaran guru harus membangun Arifin, H.M. (2006). Filsafat Pendidikan
hubungan baik yaitu dengan menjalinan rasa Islam.Jakarta: Bumi Aksara.
simpati dan saling pengertian. Membina Arikunto, Suharsimi. (2013).Prosedur
hubungan baik bisa mempermudah Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
pengelolaan kelas dan memperpanjang Jakarta: PT Rineka Cipta.
waktu. Akbar. (2013). Instrumen Perangkat
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja.
KESIMPUAN DAN SARAN Falahuddin, I., Indah, W., & Ayu, P. (2016).
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri
Kesimpulan Tebimbing tehadap Kemampuan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Berpikir Kritis Siswa pada
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat Pembelajaran Materi Pengelolaan
keterampilan berpikir kritis siswa dalam Lingkungan di SMP Negei 2 Tnggo
menyelesaikan soal berpikir kritis. Rata-rata Lago, Kabupaten Banyuasin. Jurnal
observasi siswa seluruhan berpikir kritis Bioilmi, 2 (2), 92-101.
yaitu : SMA Negeri 4 Palembang sebesar Fithriyah dkk.(2016), “Analisis kemampuan
33,45%, SMA Negeri 8 Palembang sebesar berpikir kritis siswakelas IX-D SMPN
31,91%, SMA Negeri 9 Palembang sebesar 17 Malang”.Prosiding Konferensi
30,38% dan SMA Negeri 19 Palembang Nasional Penelitian Matematika dan
sebesar 32,67%. Rata-rata observasi guru Pembelajarannya. Universitas
seluruhan berpikir kritis yaitu : SMA Negeri Muhammadiyah Surakarta.
4 Palembang sebesar 76,5, SMA Negeri 8 Fisher, Alex. (2008). Berpikirkritis: Sebuah
Palembang sebesar 79, SMA Negeri 9 Pengantar.Jakarta: Erlangga
Palembang sebesar 96 dan SMA Negeri 19 Heimlich, J.E., Norland, E. (2002). Teaching
Palembang sebesar 96. Rata-rata nilai tes style: Where are we now? New
keterampilan berpikir kritis sekota Directions for Adult and Continuing
palembang yaitu 32,56% masih rendah. Hal Education (93), 17-25. Retrieved
ini disebabkan adanya faktor internal dan January 23, 2004 from ProQuest
faktor eksternal, perilaku belajar siswa Database.
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar Johnson, Elaine B. (2009). Contextual
siswa terhadap proses pembelajaran. Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar
Saran Mengasyikkan dan Bermakna.
Berdasarkan hasil penelitian, Penerjemah: Ibnu Setiawan. Bandung:
pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, Mizan Learning Center (MLC).
maka peneliti memberikan saran sebagai Karismah, N.S.A dan Sutama. (2015).
berikut : Kontribusi Perilaku Siswa, Fasilitas
Peneliti memberikan saran kepada SMA Belajar, Dan Motivasi Terhadap
yang menjadi objek penelitian bahwa siswa Hasil Belajar Matematika Di Pondok
harus ditingkatkan lagi untuk berpikir kritis. Pesantrean DarulIhsan
Terutama pada soal yang kemampuan Muhammadiyah Sragen Tahun Ajaran
berpikir kritis diharap guru sebagai pengajar 2014/2015. Naskah Publikasi.
dapat membimbing siswanya untuk lebih Universitas Muhammadiyah
meningkatkan lagi keterampilan siswa Surakarta.
dalam berpikir kritis dalam saat proses Kemendikbud.(2013). Materi
pembelajaran. Perlu dilakukan penelitian Pelatihan Guru Implementasi
lebih lanjut mengenai cara meningkatkan Kurikulum 2013. Jakarta: Badan
keterampilan berpikir kritis kepada siswa. Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Bioilmi Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2019 126

Ladd, P and Ruby, Jr R. (2009). Learning style Susilowati, dkk.(2017). Analisis Keterampilan
and adjustment issues of international Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah
students, Journal of Education for Negeri di Kabupaten Magetan.
Business, 74, 363–367. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Lee, S.T. (2009). Examining the Relationship Sains (SNPS).
between Metacognition, Self- Usman, Uzer (1995). Menjadi Guru
Regulation, and Critical Thinking in Profesional. Bandung: PT Remaja
Online Socratic Seminars for High Rosdakarya.
School Social Studies Usman, Uzer (2009). Menjadi Guru
Student.Unpublished Dissertation: The Profesional. Bandung: PT Remaja
University of Texas at Austin. Rosdakarya.
Nana Sudjana.(2014). Penilaian Hasil Proses Urea, Roxana.(2013). The Impact of Teachers
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Communication Styles on Pupils Self-
Rosdakarya. Safety throughout the Learning Process.
Nawawi, S., & Wijayanti, T. (2018). Journal of Social and Behavioral
Pengembangan asesmen biologi berbasis Sciences
keterampilan berpikir kritis terintegrasi
nilai Islam. Jurnal Inovasi Pendidikan
IPA, 4(2), 136-
148.doi:https://doi.org/10.21831/jipi.v4i
2.21265
Nurhadi & Senduk, A.G. (2009).
Pembelajaran Kontekstual. 2009.
Surabaya: PT JePe Press Media Utama.
Purwati, R. (2015). Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Persamaan
Kuadrat Pada Pembelajaran Model
Creative Promblem
Solving.Kadikma.Vol. 7, No. 1, hal.84-
93.
Riyani,R., Maizora,S., &Hanifah. (2017). Uji
Validitas Pengembangan Tes Untuk
Mengukur Kemampuan Pemahaman
Relasional Pada Materi Persamaan
Kuadrat Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal
Pendidikan Matematika Sekolah
(JP2MS). Vol. 1, No. 1.
Rusman.(2010). Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Sahriani, L., Arsyad, M., &
Ma’ruf.(2015). Peningkatan Hasil
Belajar Fisika Melalui Model
Pembelajaran Tandur Berbasis Inkuiri
Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Bungoro. Jurnal Pendidikan
Fisika, 4 (1), 112-126.
Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi
Belajar. Yogyakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Somakim.(2011). Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah
Menengah Pertama Dengan
Penggunaan Pendidikan Ma-tematika
Realistik. Forum FMIPA.Vol. 14 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai