Anda di halaman 1dari 12

Kisah Pilu Jayu

Ada kisah di Jakarta, tempat baru Jayu Amarta tinggal.


Di sanalah awal mulai penderitaannya memuncak, dari masalah
keluarga hingga masalah perundungan yang ditimpa Jayu Amarta,
siswi baru yang baru saja pindah dari desa ciptaharja,
Bandung. Jayu dikenal cantik tapi bau oleh teman-teman
sekelasnya. Padahal sebenarnya tidak, tapi geng pembully di
kelasnya menyebarkan gosip tersebut.

Jayu berjalan masuk menelusuri sekolah untuk mencari ruang


guru. Di jalan semua orang melihatnya, banyak tatapan yang
menunjukkan bahwa mereka terpesona pada Jayu. Jayu menunduk
malu dan takut. Setelah urusannya selesai di ruang guru, Jayu
langsung menuju kelasnya, kelas 11 IIS 4. Pandangan satu kelas
tertuju penuh pada Jayu dan membuat Jayu tidak suka.

Bu Guru : Anak-anak, kalian kedatangan temen baru dari


Bandung, kamu bisa perkenalkan diri, ya Nak.

Tok tok tok

Dilan : Maaf, Bu.

Siswa/i : Huuuuuu!

Jayu : Selamat pagi teman-teman, kenalin nama saya Jayu


Amarta.

Bisikan mulai terdengar dimana-mana, Jayu mulai merasa makin


tidak enak, apalagi dia disuruh duduk di sebelah laki-laki
yang penampilannya urakan dan terkesan nakal, anak tersebut
bernama Yahya.

Yahya : Gue Yahya, lo bisa panggil gue yah, hiya, atau sayang.
(Yahya mengedipkan matanya di akhir kalimat)

Bulu kuduk Jayu merinding, dia hanya tersenyum pada


Yahya. Tak lama dari itu, seorang guru sejarah masuk, beliau
biasa dipanggil Pak Udin ganteng. Pak udin mulai menjelaskan
mengenai materi sejarah pada siswa siswi kelas itu.

Pak Udin : Selamat pagi anak-anak. Seperti yang sudah bapak


bilang kemarin, hari ini kita kan mengolah materi tentang
kerajaan hindu budha yang ada di Indonesia. Sebelumnya, ada
yang tau gak ada berapa kerajaan hindu dan budha yang ada di
indonesia? Jika ada tunjuk tangan.

Wati : Gue pak, eh maksudnya saya pak. (Wati terlihat


menghitung jarinya). Banyak pak, ada banyak sekali sampai saya
pun lupa.
Semua teman-temannya tertawa begitu mendengar Wati menjawab
pertanyaan Pak Udin dengan begitu entengnya.

Pak Udin : Aduh, Wati … Wati. Seharusnya kalian itu tau,


karena materi seperti ini di sekolah dasar pun sudah ada.
Sebelum kita mencerna lebih dalam untuk KD kali ini, bapak nau
tau dulu sejauh apa pemahaman kalian tentang hal ini, Bla bla
bla.

Tak berselang lama, 2 jam kemudian bel istirahat berbunyi.


Para siswa-siswi di kelas IIS 4 berhamburan ke kantin, tinggal
5 orang siswi yang berada di kelas itu. 4 gerombolan siswi
menghampiri Jayu dan menarik kursi duduk di dekat Jayu. Jayu
merasa sangat tertekan dan malu.

Marya : Oh, jadi ini pusat perhatiannya, gak cantik-cantik


amat sih dan bau, iwww gak banget deh. (Marya menggulung-
gulung sedikit rambut Jayu yang tergerai)

Sista : Hahaha, modal muka doang, badan baunya kek kerbau,


dasar anak kampung.

Sarya dan Lalita ikut tertawa dan membuat Jayu semakin tidak
nyaman, Jayu menunduk takut dan mulai beranjak dari sana.
Tapi, tangannya ditahan oleh Sista.

Sista : Eh, mau kemana cantik, kok sombong banget, gak liat
apa kita lagi ngomong di sini sama lo?!

Jayu : A-aku ma-mau ke kantin.

Sarrya : Oh, mau ke kantin, ya. Yuk bareng kita aja.


Sarrya memberi kode kepada ketiga temannya untuk menjahili
Jayu

Jayu mulai merasa terancam dan ketakutan, saat keempat


siswi tadi membawanya ke sisi sepi dari sekolah itu, ya roftop
sekolah, tempat paling sepi sekaligus tempat ternyaman untuk
bolos. Jayu menunduk dan mengeluarkan air matanya.

Jayu : Jangan ganggu aku, tolong! (Jayu berkata lemah)

Marya : Lemah amat, belum aja diapa-apain. Kan tadi lo songong


banget gamau ngomong sama kita.
Lalita : Gue kembali Jayu, dulu lo yang ngancurin gue,
sekarang gantian, gue yang bakal hancurin hidup lo.

Jayu sangat terkejut melihat keberadaan Lalita yang


merupakan temannya waktu di desa dulu. Dulu Lalita dan dirinya
memang ada masalah karena kesalahpahaman. Sehingga, Lalita
pindah dari sana.

Jayu : Lita?

Lalita : Kenapa, kaget hah? Takut lo?

Jayu menunduk ketakutan dan mulai menangis pelan, tubuhnya


gemetaran karena diperlakukan seperti ini lagi.

Keempat siswi tadi mulai menjambak rambut Jayu keras,dan


menamparnya. tangisan jayu mulai menjadi-jadi. Tak hanya itu,
keempat siswi tadi juga mencubit, menendang, menampar pipi
mulus Jayu. Terakhir, para siswa-siswi itu menyiram tubuh Jayu
dengan air.

Kemudian, keempat siswi itu pergi dari sana tanpa


bersalahnya. Jayu mulai menangis sejadi-jadinya ketika dia
ditinggalkan sendirian.

Jayu : Kenapa takdir baik tidak bisa melindungiku, kenapa


takdir baik tidak pernah datang kepadaku. Apa aku pantas
menerima ini? Sudah berjalan sekitar 2 bulan setelah dia
bersekolah di sana, penderitaan tak pernah lepas memeluknya.
Perundungan selalu dia terima sampai akhirnya dia menjadi
lebih pendiam lagi.

Jayu memasuki kelasnya, hinaan mulai terdengar lagi seperti


hari-hari kemarin.

"Jayu bau, Jayu bodoh, Jayu baunya kayak kerbau"


Itulah hinaan yang terlontar dari mulut siswa-siswi. Tak
lama, bel istirahat berbunyi, pelajaran kembali dimulai.

Pak Udin : Anak-Anak,bapak ada urusan mendadak, jadi sambil


menunggu jam pulang, kalian kerjakan dulu tugas yang bapak
berikan tadi, mengerti?

Siswa/i : Mengerti, Pak.

Jayu menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya, dia masih


menangis di sana. Namun, tiba-tiba seseorang duduk di
sampingnya.

Dilan : Hai, aku Dilan.

Jayu tak mengubris ucapan Dilan. Jayu masih saja diam tak
bergeming.

Dilan : Jayu, tadi aku liat kamu dibully, kamu gapapa kan?

Jayu tiba-tiba menghadap Dilan.

Jayu : Plis jangan kasih tau ke siapa-siapa.

Dilan : Iya, tap–

Sebelum menyelesaikan ucapannya, Sista dan Sarya datang dengan


membawa kain panjang, lalu menutupi kepala mereka berdua.

Sista : Cie, ada yang pacaran, nih. CBL-CBL, cocok banget loh!

Sarya : Ihh, cucok deh sama-sama culun dan bau, hahahaha.

Kemudian kedua teman mereka lainnya juga ikut tertawa. Siswa-


siswi di kelas pun juga ikut menertawakan.

Di sela pembullyan itu, tiba-tiba Yahya datang dengan 2 teman


se gangnya.

Yahya tiba-tiba menarik kerah baju Dilan dengan paksa, lalu


memukul Dilan.

Yahya : Wah apa-apaan nih, berani banget lo gangguin cewe gue.


Lo mau nyari masalah sama gue?
Dilan terjatuh dan babak belur. Sebelum Yahya benar-benar
memukuli Dilan lagi, bel pulang pun akhirnya berbunyi. Semua
siswa-siswi di kelas itu pulang tanpa terkecuali.

Keesokan harinya

Jayu berjalan dengan sangat cepat sambil menunduk, karena


wajahnya babak belur habis dipukul oleh ayah tirinya. Karena
semalam Jayu menolak membelikan bir untuk ayahnya. Jayu tiba-
tiba menabrak dua orang yang ada di depannya. Wajahnya melihat
ke arah yang ditabrak. Siswa dan siswi yang ditabrak Jayu
kaget karena melihat wajah Jayu begitu babak belur.

Farasya : Muka kamu kok lebam? Kamu habis ngapain?


Ammar : Iya nih, kamu anak kelas mama?

Jayu langsung lari meninggalkan mereka. Kedua siswa tersebut


kehilangan jejak Jayu. Di sisi lain, Jayu dengan cepat masuk
ke dalam kelas. Jayu duduk dan menekup wajahnya. Di kelas,
baru Jayu yang datang.

Tak berselang rama, Sista dan rombongan datang. Sista langsung


mengajak ketiga temannya ke meja Jayu.

Sarya : Tok!(menepak meja) Pagi-pagi udah tidur aja lu.

Jayu reflek dan langsung bangun.

Sista : Lah? Kok hari ini lu makai make up sih?

Marya : widih-widih, bagus amat tuh make up, model baru ya.

Jayu : Awsshhh(merintih kesakitan sebab lebam diwajahnya


dipencet oleh Marya)

Lalita : Gimana kalo kita bantuin lo make up yang bener, mau


gak?

Jayu pun menggeleng kuat.

Sarya : Tuh kan dia mau. Sit, ambil peralatan make up lo, gue
mau pinjem.
Mereka berempat pun memakaikan lipstik milik sista dengan
sembarang, begitu juga blush on dan eye shadow dengan
sembarang. Keadaan Jayu sekarang menggambarkan seperti orang
gila.

Wati : Hallo guys, kita bakal liatin keadaan kelas gw yang


terkenal paling hits sedunia.

Sarya : Woi, Ti. Sini lo, sini videoin kita lagi make up in
nih gembel.

Wati pun mengarahkan kamera hp nya yang sedang live di


instagram.

Wati : Jadi, nih anak berempat cosplay jadi MUA ya guys, tapo
gatau nih make up model apa, kok si Jayu malah mirip nenek
lampir.

Semua yang nonton di instagram pun komen. Tapi tiba-tiba ada


yang komen "kamu kelas mana?"

Wati : Kita kelas 11 IIS 4, masa sih loh pade gatau nih kelas
paling terkenal di kalangan guru-guru hahaha.

Sekitar 10 menit live instagram, pintu kelas mereka diketuk.

Tok, tok, tok

Ternyata mereka berdua adalah Farasya dan Ammar yang terkenal


sebagai agen anti perundungan.

Ammar : Keterlaluan, apa yang kalian lakuin sama anak ini.


Kenapa kalian tega sekali?

Sista : Kira cuman mau bantuin dia cara make up yang bener,
tadi wajahnys pake make up gajelas, yaudah deh kita benerin

Keempat pembully itu tertawa hebat, ralat semua yang ada di


kelas itu tertawa.

Farasya : Temen-temen, perbuatsn kalian ini gak baik, loh.


Gimana kalo ke depannya kalian yang diginiin, kalian gamau kan
kena karma?
Sarya dan lalita menutup mulutnya.

Lalita : Aaaa takutnya, maafin kita ya Jayu. Kita sengaja kok,


biar kamu tambah jelek.

Sarya : Ups.

Bel masuk kelas pun berbunyi, karena hal tersebut, Ammar dan
Farasya masuk ke kelas mereka.

Ammar : Kalo kita liat kalian bully dia lagi, kami gak segan-
segan laporin kalian ke guru, ya!

Keempat pembully tersebut hanya acuh tak acuh. Mereka pikir,


itu hanya ancaman yang tidak berkelanjutan. Toh, Jayu juga
sudah mereka ancam supaya tidak mengadu ke guru.

Marya : Awas aja lo ngadu, gembel.

Karena merasa wajahnya sangat-sangat kotor, Jayu pun pergi ke


toilet.

Tak lama, guru bahasa Indonesia masuk kelas, beliau bernama Bu


Memen.

Bu Memen : Selamat pagi, anak-anakku. Berjumpa lagi ya dengan


Ibu, semoga hari-hari kalian menyenangkan.

Siswa/i : Iya, Bu.

Bu Memen : Ibu tidak akam meng—

Ucapan Bu memen terpotong karena Jayu masuk kelas.

Jayu : Maaf, ya Bu. Saya habis ke toilet.

Bu Memen : Kamu siswi kelas ini? Kok ibu ga pernah liat kamu,
pasti kamu murid baru, ya?

Jayu mengangguk dan kembali ke tempatnya.

Bu Memen : Baiklah anak-anak, Ibu tidak akam mengajar lama,


karena hari ini jam pulang kalian dipercepat, karena kebetulan
hari ini ada rapat guru.
Teriakan kehahagiaan terdengar dimana-mana.

Bu Memen : Ibu akan memberikan kalian tugas saja. Kerjakan


soal di buku paket halaman 203, bagian A dan B, ya.

Siswa/i : Baik, Bu.

Akhirnya jam pulang, mereka semua pun pulang bersama teman


mereka masing-masing, kecuali Jayu yang sering sendiri. Tapi,
di jalan dia dijegat oleh Lalita dan kawan-kawan.

Lalita : Pulang bareng, yuk!


Jayu ketakutan dan langsung lari. Tapi, bukannya menyelesaikan
masalah, Jayu malah semakin dikejar oleh keempat pembully itu.

Dapat. Sista menarik rambut panjang Jayu yang tergerai dan


membuat Jayu meringis kesakitan.

Sista : Kalo lo gamau balik bareng kita, lo seharusnya bilang,


bukan langsung pegi gitu aja bodoh.

Lalita : Udah dibaikan malah ngelunjak lo.

Akhirnya mereka berempat membawa Jayu ke tempat sepi dan


membully Jayu lagi.

Lalita : Gatau kenapa, setiap kali liat lo kaya gini, gue


semakin semangat buat ke sekolah, Jayu.

Setelah selesai membully mereka berempat pun pulang dan


meninggalkan Jayu sendirian.

Jayu berjalan gontai dan menangis, dia sudah tidak tahan lagi
rasanya. Jayu berteriak sekencang mungkin.

Jayu : Aaaaaaaa! Aku benci kalian!

Jayu akhirnya berlari dari sana. Tangisnya masih saja


terdengar. Ternyata dari kejauhan ada Dilan menyaksikan semua
hal itu lagi.

Dilan : Aku ga bakal biarin kamu disiksa lagi, Jayu. Aku bakal
segera laporin mereka.
Dua minggu kemudian

Jayu masuk kelas seperti biasa, bedanya kali ini si keempat


pembully itu tumben tidak menghujatnya pagi-pagi begini. Jayu
pun langsung duduk di kursinya.

Tiba-tiba, Aldo dan Dimas yang merupakan teman sekelas Jayu


iseng melempar mainan hewan reptil ke dirinya, Jayu mulai
berteriak histeris karena ketakutan. Dia benci hewan reptil.

Dimas : Jayu, tangkap!

Jayu : Aaaaaaaa!

Jayu menangis lagi, hampir tiap hari ke sekolah dia selalu


menangis dan tertekan.

Siswa-siswi yang berada di kelas itu hanya tertawa


bahagia melihat penderitaan Jayu, hingga suatu ketika, Jayu
merasa sangat lelah akan semua ini. Jayu pun pergi keluar dan
masih menangis, tapi tangannys ditarik oleh Farasya dan Ammar
pergi ke BK.

Pak Danu : Jayu, bapak denger-denger kamu sering di bully ya


oleh anak2 kelas kamu? Apa itu bener, nak?

Jayu menunduk takut.

Farasya : Udah gapapa Jayu, ceritakan saja. Ini juga demi


kebaikan kamu.

Jayu : Tapi aku takut mereka bakal celakain aku lagi.

Pak Danu : Bapak janji, setelah kamu ceritakan semuanya, bapak


tidak akan memberikan cela lagi untuk mereka membully kamu.

Jayu : Sebenarnya, i-iya Pak, ada beberapa anak di kelas saya


yang sering membully saya, malahan hampir semua. Pada waktu
itu saya diejek, saya dipukul, rambut saya dijambak, dan ada
pada waktu itu mereka membuat wajah saya dipenuhi dengan make
up yang tidak teratur. Dan ditambah lagi.. eeh,

Pak Danu : Tidak apa, ceritakan saja Jayu.


Jayu mulai meneteskan air matanya.

Jayu : Ayah sa-saya sering berbuat kekerasan terhadap saya.


Bahkan hingga wajah saya babak belur, ayah tiri saya masih
saja memukul saya.

Ketiga orang itu kaget bukan main. Ternyata, semiris ini hidup
Jayu. Ternyata, Jayu yang dilihat diam-diam saja selama ini
tenyata menyimpan banyak luka.

Pak Danu : Baiklah Jayu, terima kasih atas penjelasan kamu,


bapak juga tidak menduga sebenarnya. Bapak janji, bapak akan
memberi mereka hukuman yang setimpal.

Pak Danu : Untuk Ammar dan Farasya, bapak sangat berterima


kasih kepada kalian. Bapak akan memberikan kalian penghargaan
untuk ini.

Jayu : Terima kasih, ya Pak, Mar, dan Sya. Aku bersyukur


banget dipertemukan kepada orang-oran seperti kalian.

Farasya dan Ammar : Sama-sama, Pak. Sebenarnya bukan kita yang


memvideokan bukti itu, tetapi Dilan–teman sekelas Jayu.

Mereka bertiga pun keluar dari sana. Kemudian Ammar dan


Farasya ke kelas Jayu, sekalian mengantarkan Jayu dan
memanggil keempat pembully handal itu.

Ammar : Sista, Sarya, Lalita, dan Marya, kalian dipanggil ke


ruang BK sekarang.

Mereka berempat menatap sengit Jayu.

Sista : Dasar pengadu!

Mereka berempat pun menuju ruang BK. Tidak berselang lama


mereka sampai di sana dan ditunggu oleh Pak Danu dengan tangan
terlipat.

Pak Danu : Sista, Marya, Lalita, dan Sarya. Kalian ambil dan
baca surat itu. Lalu, serahkan ke orang tua kalian.
Mereka berempat pun langsung mengambil surat tersebut dengan
hati yang berdegup sangat kencang.

Sista : Pak, ma-maksudnya kita dikeluarin dari sekolah ini?

Pak Danu : Ya, tepat sekali, Sista. Dan sebelum kalian


meninggalkan sekolah ini, bapak ingin kalian minta maaf dulu
kepada Jayu dan Dilan.

Marya : Apaan, Pak. Emang apa salah kami?

Pak Danu : masih tidak tau salah kalian apa? Coba kalian liat
video ini.

Mereka semua sungguh tidak percaya, di video itu ada adegan


mereka membully jayu habis-habisan waktu di tempat sepi waktu
itu.

Pak Danu : Kalian itu sangat salah. Apa kalian tidak tau kalau
perbuatan kalian selama ini telah membuat Jayu sangst
tersiska? Apa kurang jelas yang diberitahukan oleh kepala
sekolahw waktu itu bahwa jenis perundungan apapun di sekolah
ini tidak akan pernah diterima.

Lalita : Maafin kita, Pak. Saya ga salah, Pak. Ini semua salah
Sista yang selalu membully jayu.

Sista : Enak aja lo, ini semua kan terjadi gara-gara lo punya
dendam sama Jayu.

Pak Danu : Sudah, cukup! Kemasi barang kalian dan segera out
dari sekolah ini. Bapak tidak ingin lagi melihat tindakan
menjijikan dari kalian, mengeri?

Mereka berempat : Baiklah, Pak.

Mereka berempat pun menahan tangis karena sangat menyesal.


Mereka berempat pun menuju Jayu dan Dilan untuk meminta maaf.
Mereka juga tidak menyangka bahwa perbuatan mereka selama ini
akan berakibat fatal begini.

Kesimpulan : Sesuatu yang menyakitkan di masa lalu memanglah


sangat susah dilupakan. Memang sebagian orang akan membaa
dendam jika rasa sakitnya tidak terbalaskan. Namun, sikap yang
seperti itu tidak akan membuat seseorang itu maju, melainkan
mereka akan jauh lebih tersiksa. Begitupun perundungan, segala
jenis perundungan di dunia ini tidak akan pernah diterima
dengan baik di dunia ini. Karena perundungan akan menyebabkan
korbannya menjadi sangat terluka dan mungkin juga akan
kehilangan nyawanya. Maka dari itu, sebaiknya kita seharusnya
menjadi seseorang yang menolak tindak perundungan itu dengan
tegas. Kita harus menolak tindak kekerasan yang telah mendarah
daging ini. Katakan tidak pada perundungan! Dan katakan
Indonesia bebas perundungan!

Anda mungkin juga menyukai