Anda di halaman 1dari 8

NIM : 1231800018

NAMA : Widiya Arham Harahap


MATA KULIAH : Seminar Masalah Perencanaan
DOSEN : Ir. Anthony Panusunan Nasution, MURP.
Ir. Ira Indrayati, MCP
Menginventarisi Permasalahan Per-Aspek Penataan Ruang

MENGINVENTARISI PERMASALAHAN PER ASPEK PENATAAN


RUANG DI KABUPATEN CIANJUR

A. PENDAHULUAN
Masalah-masalah kebijakan adalah kebutuhan, nilai-nilai, atau kesempatan-
kesempatannyang tidak terealisasi tetap dapat dicapai melalui tindakam publik.
Informasi mengenai sifat, cakupan, dan kepelikan atau keruwetan suatu masalah
dihasilkan dengan menerapkan prosedur analisis-kebijakan dalam memahami
masalah. Perumusan masalah merupakan sistem petunjuk pokok atau mekanisme
pendorong yang mempengaruhi keberhasilan semua fase analisis kebijakan
dewasa ini. Memahami masalah kebijakan adalah sangat penting, karena para
analisis kebijakan kelihatannya lebih sering gagal karena mereka memecahkan
masalah yang salah, karena memperoleh solusi yang salah terhadap masalah yang
tepat. Analisis kebijakan sering diterangkan sebagai suatu metodologi pemecahan
masalah. Meskipun untuk sebagian besar hal ini benar dan para analisis berhasil
memecahkan masalah-masalah publik. Metode-metode pada satu tingkat tidak
cukup dan tidak efektif pada tingkat berikutnya, karena pertanyaan-pertanyaannya
berbeda pada kedua tingkat tersebut. Pengakuan terhadap ketergantungan,
subjektifitas, sifat buatan dan kedinamisan masalah-masalah kebijakan membuat
kita berhati-hati terhadap kemungkinan-kemungkinan konsekuensi yang tidak
terduga ketika dibuat berdasarkan pada pemecahan atau solusi yang tepat tetapi
terhadap masalah yang salah.
Kabupaten Cianjur sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat,
memerlukan suatu kebijakan pengaturan ruang sebagai pengarah perkembangan
wilayah di masa mendatang. Kabupaten Cianjur memiliki banyak potensi,
khususnya sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata, namun keberadaan
potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Sehingga diharapkan
dapat memanfaatkan ruang secara optimal, responsif terhadap perkembangan dan
tetap menjaga keseimbangan dengan lingkungan.
Proses pertumbuhan dan perkembnagan suatu daerah dipengauhi oleh faktor-
faktor yang berasal dari dalam (internal factors) ataupun dari luar (external
factors). Dimana kedua faktor ini saling terkait satu sama lain dan membentuk
suatu sistem yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi
perkembangan suatu wilayah. Dalam kondisi ideal, pengaruh dari faktor-faktor
internal dan eksternal secara positif dapat bergerak menuju kecenderungan ke arah
yang lebih baik. Namun dalam kenyataannya yang terjadi justru seringkali
mengarah pada penurunan efisiensi dam efektivitas struktur ruang dan pola ruang
dalam mendukung kegiatan hidup masyarakatnya. Hal ini akan berdampak
terhadap penurunan keserasian struktur dan bentuk tata lingkungan wilayah, serta
penurunan kualitas lingkungan.
B. PEMBAHASAN
Kabupaten Cianjur secara umum dapat dikatakan mengalami perkembangan yang
cukup pesat, berbagai program pembangunan dan kebijakan yang diambil juga
menyesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan pembangunan, sehingga secara
keseluruhan rencana tata ruang yang ada dan telah disusun sebelumnya
memerlukan beberapa penyesuaian serta setiap wilayah harus memiliki kawasan
strategis. Meskipun masalah penyusunan rencana tata ruang dan peninjauan
kembali rencana tata ruang telah didukung oleh adanya pedoman, tetapi tidak
berarti bahwa permasalahan di daerah dapat diatasi seluruhnya.
1. Permasalahan
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di Kabupaten Cianjur dipengaruhi oleh
kondisi internal dan eksternal wilayah, dimana kondisi ini saling mempengarui
dalam upaya meningkatkan akselerasi pertumbuhan wilayah Kabupaten Cianjur.
Berikut ini terdapat beberapa permasalahan atau persoalan yang terjadi di
Kabupaten Cianjur.
a. Aspek Fisik
Kondisi geografis Kabupaten Cianjur berbentuk memanjang dari utara ke selatan,
dan bagian selatan yang relatif labil dan rentan terhadap terjadinya bencana.
Kabupaten Cianjur memiliki karakteristik wilayah bergunung-gunung memiliki
potensi sumber daya alam yang besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Kekayaan potensi pertambangan terutama bahan galian golongan C (pasir dan
batuan) belum dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu terdapat potensi
kehutanan dan perkebunan yang belum dikelola dengan lebih baik. Namun dalam
pemanfaatan sumberdaya alam juga dihadapkan pada kendala kerawanan bencana
pada hampir seluruh bagian wilayahnya. Sehingga dalam pemanfaatan dan
pengelolaannya diperlukan perencanaan yang sesuai dengan karakteristik lokal
yang bersifat spesifik.
Kawasan lindung di Kabupaten Cianjur belum mencapai 30%, sehingga
diperlukan upaya khusus untuk mewujudkan alokasi sebesar 59,6%. Pada sisi
lainnya adanya desakan pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya semakin
besar. Dimana alih fungsi lahan semakin besar sehingga dibutuhkan kearifan
bersama untuk mewujudkan tata ruang yang ideal dan memberikan manfaat
sebesar-besarnya untuk penduduk.
b. Aspek Kependudukan
Permasalahan yang ada terkait kependudukan yaitu ditandai dengan angka
pengangguran yang tinggi, angka buta aksara, angka drop out penduduk usia
pendidikan dasar (SD) yang tinggi dan masih tingginya angka kelurga kurang
sejahtera. Kondisi sumber daya manusia dari sisi tingkat pendidikan di Kabupaten
Cianjur relatif masih kurang. Rata-rata penduduk dengan tingkat pendidikan rata-
rata SD masih mendominasi yaitu sebesar 612.794 jiwa (61,35%). Sedangkan
untuk jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA masing-
masing sebesar 136.056 jiwa (13,62%) dan 100.595 jiwa (10,07%). Sementara
tingkat pendidikan penduduk tertinggi (Diploma dan Sarjana) hanya sebanyak
26.306 jiwa (2,63%). Sisanya adalah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah
dan penduduk yang tidak/belum tamat SD dengan presentase sekitar 12,32%.
c. Aspek Sarana dan Prasarana
Tidak opitmalnya pelayanan sarana dan prasarana pemenuhan kebutuhan
masyarakat, hal ini dapat dilihat dari pelayanan prasarana air bersih yang
merupakan kebutuhan yang pokok, masih jauh dari standar pelayanan yang
ditargetkan pada cakupan nasional sebesar 60%. Selain itu untuk prasarana
jaringan listrik, dimana tingkat pelayanannya baru mencapai 54% dari seluruh
wilayah Kabupaten Cianjur. Prasarana dasar wilayah yang juga masih kurang
optimal adalah jaringan jalan, sarana perhubungan dan prasarana pendukung
permukiman lainnya. Wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar telah
terhubungkan oleh jaringan jalan, namun kondisi tanah yang labil mengakibatkan
kondisi jalan sebagian menjadi buruk. Keterbatasan prasarana jalan tersebut
mengakibatkan proses aliran hasil produksi tidak berjalan baik sehingga
mempengaruhi akselerasi peningkatan ekonomi setempat, terutama untuk
wilayah-wilayah di bagian tengah dan selatan. Sebaran sarana dan prasarana sosial
ekonomi masih relatif terbatas, terutama di bagian tengah dan selatan sehingga
kurang mampu memenuhi jangkauan pelayanan penduduk di wilayah tersebut.
d. Aspek Permukiman
Sebaran kawasan permukiman sebagian besar berada pada kawasan rawan
bencana, sehingga diperlukan pengelolaan dan perlakuan khusus agar kawasan
tersebut tetap ramah untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
2. Pengoptimalan Permasalahan
Konsep pengembangan tata ruang merupakan kerangka umum pengaturan
elemen-elemen dasar spasial dan pengaturan keterkaitan antar elemen tersebut.
Penyusunan konsep tata ruang itu sendiri didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan terhadap isu, potensi, masalah atau persoalan dan prospek
pengembangan wilayah. Perumusan konsep pengembangan wilayah Kabupaten
Cianjur, dilakukan dengan tetap memperharikan beberapa permasalahan atau
persoalan sentra pembangunan wilayah. Berikut adalah beberapa konsep dalam
pengoptimalan permasalahan yang ada di Kabupaten Cianjur.
a. Konsep Tata Ruang Wilayah
Konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Cianjur terdiri dari:
1) Pemantapan aksesibilitas wilayah dengan kawasan luarnya (eksternal), dengan
pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer dan terminal-terminal
antarwilayah.
2) Pemantapan aksesibilitas intra wilayah (internal) dengan pemantapan jaringan
jalan lokal primer maupun pembangunan jalan lokal primer baru.
3) Pemantapan pusat pertumbuhan wilayah (Perkotaan Cianjur) dengan
pengembangan fungsi pelayanan sosial ekonomi (central function) skala
wilayah kabupaten.
4) Pemantapan pusat-pusat pertumbuhan.
b. Konsep Pemantapan Kawasan Lindung
Untuk menjamin kelestarian lingkungan dan keseimbangan pemanfaatan sumber
daya alam di Kabupaten Cianjur sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), maka perlu dimantapkan bagian-bagian
wilayah yang akan atau tetap memiliki fungsi lindung. Strategi pengembangan
diarahkan pada:
1) Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masing-masing.
2) Pendelineasian kawasan lindung akan mengikuti kriteria kawasan lindung
yang diterapkan bagi Kabupaten Cianjur (Keppres No. 32 Tahun 1990) dan
hasil analisis tumpang tindih (overlay).
3) Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan
fungsi lindung yang telah ditetapkan dalam mengupayakan tercapainya
kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan
kebutuhan pembangunan.
c. Konsep Pengembangan Kawasan Budidaya
Setelah pemantapan kawasan lindung, dengan memperhatikan keterkaitan potensi
dan daya dukung wilayah, perlu adanya arahan pengembangan bagi kegiatan
budidaya baik produksi maupun permukiman. Dalam hal ini pengembangan
kawasan budidaya akan diarahkan pada:
1) Pemanfaatan ruang untuk kegiatan-kegiatan budidaya baik produksi maupun
permukiman secara optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung
lingkungan.
2) Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya diarahkan agar tidak
terjadi konflik antar kegiatan/sektor. Dalam kaitannya dengan permasalahan
tumpang tindih antar beberapa kegiatan budidaya atau rencana sektoral, atau
kawasan budidaya yang berdekatan dengan kawasan lindung.
d. Konsep Pengembangan Pusat-Pusat Pelayanan
Strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan dapat dibedakan menjadi pusat-
pusat pelayanan yang mempunyai lingkup antar kabupaten dan pusat-pusat
pelayanan lingkup intra kabupaten. Mengacu pada karakteristik Kabupaten
Cianjur, maka strategi pengembangannya adalah:
1) Pemantapan pusat pertumbuhan utama (Cianjur, Cipanas, Sukanagara dan
Sindangbarang).
2) Pemantapan pusat pertumbuhan sekunder untuk menciptakan sistem pusat-
pusat pertumbuhan yang hirarkis.
3) Pembagian wilayah pelayanan yang proporsional untuk setiap pusat-pusat
pelayanan (central-places).
e. Konsep Pengembangan Prasarana Wilayah
Berdasarkan kondisi wilayah, potensi dan kepentingan wilayah dan untuk
mendukung sistem kegiatan (activity system), maka dikembangkan sistem
prasarana wilayah. Sistem prasarana wilayah yang dikembangkan adalah
prasarana transportasi (jaringan jalan dan pelabuhan) dan prasarana wilayah
lainnya untuk mendukung kegiatan ekonomi dan permukiman. Strategi
pengembangan bagi masing-masing sistem prasarana tersebut adalah:
1) Pengembangan prasarana jalan, energi, telekomunikasi dan pengairan
dilakukan untuk mendukung sistem kegiatan (activity system).
2) Pengembangan prasarana sosial-ekonomi dilakukan untuk
memantapkan/membentuk sistem pusat-pusat permukiman (sistem kota-kota).
f. Konsep Pengembangan Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan strategis akan didasarkan pada kondisi wilayah, potensi
dan kepentingan wilayah dalam mendukung sistem perkembangan wilayah
kabupaten dimasa mendatang. Kawasan strategis yang akan dikembangkan
merupakan kawasan-kawasan potensial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
baik pada kawasannya, kawasan disekitarnya bahkan mendukung perkembangan
wilayah kabupaten. Dengan dukungan sistem kegiatan (activity system), dukungan
kebijakan (perda) serta dukungan prasarana dan sarana pendukungnya,
perkembangan kawasan strategis ini diharapkan mampu mempercepat
pembangunan wilayah kabupaten (accelarate growth) yang pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Cianjur.
C. PENUTUP
Berdasarkan permasalahan yang ada mengakibatkan ketimpangan pembangunan
antar wilayah. Dimana permasalahn ini merupakan permasalahan klasik yang
terjadi hampir pada setiap wilayah di Indonesia. Permasalahan ini menjadi
pelengkap permasalahan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Cianjur.
Kawasan perkotaan Cianjur menjadi pusat aktivitas pembangunan (development
core) bagi wilayah Kabupaten Cianjur, hal ini ditandai dengan memusatnya sarana
prasarana pelayanan umum atau sosial dan memusatnya aktivitas ekonomi serta
aktivitas lainnya di wilayah utara. Jika dilihat berdasarkan kondisi geografis
Kabupaten Cianjur yang berbentuk memanjang dari utara ke selatan, secara
psikologis menciptakan ketimpangan pembangunan antar bagian wilayah utara
dan selatan. Hal ini juga diakibatkan oleh kondisi geografis Kabupaten Cianjur
bagian selatan yang relatif lebih labil dan rentan terhadap terjadinya bencana
alam.
Mengamati kondisi internal dan eksternal wilayah Kabupaten Cianjur,
diperkirakan kedepan Kabupaten Cianjur memiliki prospek perkembangan yang
sangat baik. Secara internal, eksistensi Kabupaten Cianjur dalam menghasilkan
produksi sektor-sektor perekonomian masih mampu melayani wilayah yang lebih
luas selain wilayahnya sendiri. Kedepannya dengan memanfaatkan jaringan
infrastruktur yang akan dibangun lebih baik, dimana hubungan antara pusat-pusat
kegiatan akan dibentuk secara lebih terintegrasi dan saling melengkapi diharapkan
akan lebih meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan barang produksi yang
berbasis pada potensi lokal. Diharapkan kesenjangan pembangunan antar wilayah
yang menjadi persoalan utama di Kabupaten Cianjur mampu diminimalisir.
Kondisi ini ditunjang oleh rencana Provinsi Jawa Barat yang akan memacu
pertumbuhan Jabar Selatan, tentunya akan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan Kabupaten Cianjur khususnya wilayah Cianjur bagian
selatan.

Anda mungkin juga menyukai