Macam-macam Desinfektan :
a. Klorin
Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambatenzim-
enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat . Kelebihan dari disinfektan ini adalah
mudah digunakan, dan jenis mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga
cukup luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari disinfektan
berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah (suasana asam),
meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan
ini. Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik tertentu.
b. Iodin
Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil. Dua
tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu
senyawa iodine yang sering digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil,
memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, tetapi
tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah terdispersi Kelemahan iodofor diantaranya
aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih dan mahal. Iodofor tidak dapat
digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 °C.
c. Alkohol
Alkohol disinfektan yang banyak dipakai untuk peralatan medis, contohnya termometer oral.
Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropil alcohol dengan konsentrasi 60-90%, tidak
bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan dapat merusak bahan yang terbuat dari
karet atau plastik.
d. Amonium Kuartener
Amonium kuartener merupakan garam ammonium dengan substitusi gugus alkil pada beberapa
atau keseluruhan atom H dari ion NH4+nya[2]. Umumnya yang digunakan adalahen:cetyl
trimetil ammonium bromide (CTAB) atau lauril dimetil benzyl klorida. Amonium kuartener
dapat digunakan untuk mematikan bakteri gram positif, tetapi kurang efektif terhadap bakteri
gram negatif, kecuali bila ditambahkan dengan sekuenstran (pengikat ion logam). Senyawa ini
mudah berpenetrasi, sehingga cocok diaplikasikan pada permukaan berpori, sifatnya stabil,
tidak korosif, memiliki umur simpan panjang, mudah terdispersi, dan menghilangkan bau tidak
sedap. Kelemahan dari senyawa ini adalah aktivitas disinfeksi lambat, mahal, dan
menghasilkan residu.
e. Formaldehida
Formaldehida atau dikenal juga sebagai formalin, dengan konsentasi efektif sekitar 8%[4].
Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun
tidak korosif terhadap metal, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan.
Senyawa ini memiliki daya inaktivasi mikroba dengan spektrum luas. Formaldehida juga dapat
terinaktivasi oleh senyawa organik
f. Kalium permanganat
Kalium permanganat merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk disinfeksi air.
Penggunaan senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air.
Meskipun begitu, senyawa ini cukup efektif terhadap bakteri Vibrio cholerae.
g. Fenol
Fenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam air,
umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat diperoleh melalui distilasi produk
minyak bumi tertentu. Fenol bersifat toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat
menyebabkan iritasi, Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding
sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi
dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut.
Tambahan desinfekatan yang sekarang banyak digunakan adalah Ozone. Ozon (O3)
merupakan gas tri atomik, sebuah allotropi oksigen yang dapat ter- bentuk akibat rekombinasi
diantara atom-atom oksigen. Ozone merupakan desinfektan yang sangat reaktif dalam
menginaktifasi mikroorganisme, biasanya digunakan sebagai desinfektan pada air minum.
Penggunaan desinfektan yang berlebih dapat mengakibatkan pengeluaran budget pada industri
yang sangat besar. Selain masalah budget juga masalah dalam hasil samping yang di berikan
oleh deinfektan. Contoh klorin ketika digunakan sebagai desinfektan klorin akan membentuk
DBP’s (Desinfektan By Products) yang bersifat karsinogenik.
Untuk mengetahui kemampuan dari desinfektan dilakukan beberapa uji, diantaranya adalah :
dibandingkan dengan fenol. Uji ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas suatu produk
(desinfektan) dengan fenol baku dalam kondisi uji yang sama. Penentuan koefisien fenol adalah
Uji pembawa merupakan metode yang telah lama digunakan. Pembawa yang digunakan pada
uji ini adalah sutera yang dikontaminasi dengan inokulum mikroorganisme uji. Setelah
dikeringkan, pembawa dimasukkan ke dalam larutan desinfektan dengan waktu kontak tertentu,
menunjukkan kekuatan desinfektan uji (Borneff, et al., 1981; Jiang, et al., 2010).
c.Uji suspensi
Uji suspensi merupakan metode pengujian desinfektan yang paling sederhana. Metode ini dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji suspensi secara kualitatif dilakukan dengan
al., 2010).
d. Uji kapasitas
Uji kapasitas adalah metode yang dilakukan untuk mengukur kemampuan desinfektan
bertahap. Kapasitas desinfektan ditentukan berdasarkan jumlah bakteri yang masih mampu
e. Uji praktek
Uji praktek dilakukan dengan mengukur hubungan waktu dan konsentrasi desinfektan terhadap
mikroorganisme yang terdapat pada peralatan rumah tangga. Metode ini bertujuan untuk
Setelah melakukan pengujian kemampuan desinfektan, maka desinfektan siap di alirkan
kepada sampel. Namun perlu di lakukan pengontrolan desinfektan yang digunakan untuk
permasalahan di pipa penghubung atau malah terlalu banyak desinfektan yang digunakan
Monitoring kadar desinfekatan tidak hanya di lakukan pada inlet desinfektan namun
juga pada proses outlet. Terlebih untuk AMDK desinfektan yang digunakan harus di
monitoring secara ketat mengingat sampel yang nanti di konsumsi oleh masyarakat. Proses
monitoring desinfektan tidak hanya di lakukan dalam skala laboratorium, namun juga di
lakukan dalam skala on-line, sehingga nilai desinfektan dapat di monitoring setiap saat dan
sesuai dengan kondisi desinfektan saat itu (tidak ada factor errorkarena sampling, atau
penyimpanan sampel).
Untuk monitoring secara laboratorium, dapat menggunakan spektrofotometer Vis atau
dapat menggunakan battery untuk operasionalnya, sehingga memudahkan user untuk menguji
sampel di lokasi sampling. Spektrofotometer Hach merupakan “complete best package “ dalam
melakukan pengujian kadar deinfektan anda. Tidak hanya menyediakan instrument pengukiran,
namun cara kerja yang dilengkapi dengan gambar serta reagent telah tersedia, sehingga user
Sedangkan untuk monitoring kadar desinfekatan secara On-Line Hach menyediakan
O3 sensor. Ketiga alat ini mampu memonitoring kadar desinfektan anda secara terus menerus
tanpa ada pre treatment khusus, sehingga kadar desinfektan anda dapat termonitoring dengan
akurat.-OR-
HACH CL 17 Chlorine Free & Total
Teknik sampling-nya
Cara Kerja
Pemeriksaan Kadar Ammonium
Sebanyak 22 sampel air kolam renang diperiksa kadar ammoniumnya menggunakan
metode Nessler secara kolorimetri sebelum dilakukan penambahan kaporit dengan
konsentrasi yang berbeda. Pada 25 ml sampel ditambahkan 1,5 ml larutan Garam Signet
dan 0,5 ml Nessler kemudian dikocok. Jika larutan sampel berwarna kuning coklat
muda berarti Ammonium positif. Bandingkan dengan Blanko yang dititrasi dengan
larutan Standar Ammonium klorida (NH4Cl) 0,1 mg/L NH4⁺.
Konsentrasi NH₄⁺ (mg/L) = 1000 x Standar NH₄Cl x ml 25 titran
http://www.saka.co.id/news-detail/monitoring-desinfektan
https://id.wikipedia.org/wiki/Disinfektan
file:///C:/Users/USER/Downloads/106-536-1-PB.pdf